Hari ini saya menunggu Ayu di depan kantornya, sebab dia bekerja di perusahaan yang berbeda denganku. Di cafe itu saya dapat melihat kalau Ayu keluar dari kantornya. Dari balik kaca saya melihatnya setelah setengah jam saya menunggu, kulihat Ayu bergegas masuk kedalam cafe tersebut. Dia tersenyum padsaya dan berkata
” Lama nunggunya …maaf ya…” Kata Ayu padaku.
Akupun menjawab ” Kok telat katanya pulang agak siangan ..” Dia memegang tanganku dan berkata
” Tadi ada rapat kilat sayang…” Kamipun langsung menyantap makanan yang kami pesan, begitu manis dan baik Ayu ini.
Saya mengangkat telpon dari Sabrina si mantan, dan dia ingin bertemu denganku sebab dia ada di kota ini. Dengan mengendarai mobilku, sepulang dari rumah Ayu saya bilang kalau saya ada keperluan, dan tak lama di rumahnya. Dengan senyum yang biasa menghiasi wajahnya Ayu mengantarku sampai di depan rumahnya. Padahal waktu itu saya terus ke tempat janjian dengan Sabrina, mantanku.
Seperti yang telah di tentukan kami bertemu di sebuah cafe, ketika saya sampai saya telah dapat melihat Sabrina si mantan duduk sendirian di cafe itu. Langsung saja saya mengahmpiri dan berkata
” Telah lama nunggunya… ” Diapun menjawab singkat
” Baru saja… ” Katanya sambil menunduk, mungkin dia tak berani memandang wajahku.
Di sana saya melihat wajah Sabrina si mantan yang semakin kurus saja.
Di saat saya keluar terlihat Sabrina si mantan melihat ke arahku.
” Maaf..Felix..saya telah membuatmu kecewa..” Katanya dengan muka sedihnya
” Tenanglah Rina..saya benar-benar melupakan hal itu kok…” Tapi dengan tiba-tiba Sabrina si mantan memeluk tubuhku, dengan eratnya dia dekap tubuhku.
Saat itu juga saya membalas pelukannya dan tangankupun membelai rambutnya seperti kami masih pacaran dulu.
Dengan begitu lihainya sebab telah biasa saya dengannya melakukan hal ini, Sabrina membuka bajuku tapi masih dengan bibir di kulum.
Saat itulah saya telah tak lagi memakai baju. Dengan pelan tapi pasti Sabrina si mantan merosot di depanku, hingga dia berada pas di depan kontolku yang masih lemas. Dan dengan lahapnya dia masukkan kontolku kedalam mulutnya, dia kulum dan di lumatnya kontolku. Bahkan ketika kontol itu telah menggeliat membesar dan semakin tegang, Sabrina langsung bermain dengan tangannya.
cerita sex perselingkuhan mantan, cerita dewasa selingkuh mantan pacar, cerita mesum selingkuhan mantan, cerita ngentot selingkuh mantan kekasih, cerita manta yang selingkuh, cerita seks mantan sange, cerita porn mantan selingkuh, cerita ngentot memek mantan, cerita dewasa terbaru, cerita mesum hot mantan pacar
Dengan lembut dia kocok kontolku dengan menggunakan tangannya, sesekali dia kulum lagi dan dia hisap sampai mulutnya menyedot keras kontol itu hingga saya mendesah panjang
”ouuggghhhh… ooouugghh… ooouugghhh… aaaagghh…aaagghh…
E..nak…Rina..terus…Rina….ooouuuggghh… ” Mata saya telah terpejam menikmati permainan mulut Sabrina, bahkan saya tak dapat menahan keseimbangan kakiku.
Di saat itulah saya terjatuh dan duduk di kursi panjang ruang tamu itu. Sabrina si mantan membuka bajunya sambil terus menatapku dengan penuh nafsu. Ketika bajunya telah terbuka kembali dia melumat kontolku dalam mulutnya
” Su..dah …Rina…saya telah..tidak..ta..han..lagi..ooouugghh…aaagghhh….aaagghh…. ” saya tarik tubuh bugil Sabrina hingga dia menindihku.
Sebab telah biasa kami melakukan hubungan dewasa selama ini, diapun dengan lihainya menggoyang tubuhku dari atas . Bagai penunggang kuda Sabrina menghentak-hentakan kontolnya padaku.
” Oouugghh…aaggh..aaghhh…aaaggghhh…aaagghh…aaagghh..ya..ya..ya…” Begitu terus Sabrina mendesah, bahkan sesekali dia memutar pantatnya di atas kontolku.
Di saat seperti itu saya telah tak dapat menahannya.
” Aaaauuugghhh…..oouugghh…aaagghh…aku..nggak..ku..at..Rina…oouugghh… ” Kemudian saya balik tubuh Sabrina yang berada di atasku.
Dengan sekuat tenaga saya tancapkan kontolku dan menggoyangnya dengan penuh semangat
” Aaaauuuwww…Mas…Rina…am..su..dah…aaaagghhh… ” Dia merengkuh tubuhku dengan eratnya.
Akupun mencapai klimaks seperti yang baru saja Sabrina si mantan alami, dengan menekan kontolku lebih dalam dan Aaaaagghhhh semua tumpah dalam vagina Sabrina. Diapun memejamkan mata sambil terus mendekap tubuhku.
Kemudian saya terkulai dan lunglai di sampingnya. Dengan penuh mesra Sabrina memeluk tubuhku, malam itu dia menginap di rumahku, bahkan kami sering melakukannya.
Walau hal itu tak bisa saya hindari, tapi sungguh saya takut kalau sampai Ayu mengetahui perbuatanku. Dan hingga saat ini dia belum mengetahuinya, sebab saya simpan rapat tentang hal ini.