Kisah ini berawal ketika istriku hamil dan menjelang kehamilannya kami merencanakan memiliki seorang pembantu rumah tangga yg dapat membantu pekerjaan rumah dan sekaligus bertugas menjaga anak kami nantinya jika sudah lahir. Kebetulan dirumah kami di Poris, kami hanya tinggal berdua saja yaitu aku dan istriku. Jika kelak kami berdua bekerja, siapa yg akan menjaga anak kami? Atas dasar pertimbangan itulah akhirnya kami memutuskan untuk mengambil seorang pembantu.
Singkat cerita,atas rekomendasi dari seorang teman kantor akhirnya kami mengambil seorang pembantu di sebuah yayasan didaerah Sunter Jakarta Utara.
Malam harinya setelah kami pulang kerja, aku dan istriku mengendarai mobil menuju daerah sunter. Sebelumnya tadi siang kami sudah menghubungi pihak yayasan penyalur pembantu dan mereka mengatakan ada seorang pembantu dari daerah Lampung. Setibanya di kantor yayasan tersebut, kami dipertemukan dgn seorang gadis yg berumur kira-kira 17 Thn. Gadis itu kelihatan lugu dan hitam manis. dan dialah yg akan menjadi pembantu di rumah kami. Setelah semua urusan administrasi selesai maka kamipun membawa pembantu tersebut yg bernama Mirna menuju kerumah kami.
Mirna ternyata seorang anak yg sopan dan rajin bekerja. Terus terang kesan pertamaku ketika bertemu dia di yayasan penyalur tenaga kerja sebelumnya itu kurang begitu menyukainya. didalam pandangan mataku, si Mirna kelihatan kurus dan dekil. pasti kerjaannya jorok pikirku, tetapi karena kami sangat membutuhkan seorang pembantu dan pada saat itu usia kandungan istriku telah menginjak usia 8 bulan maka terpaksa aku menerimanya. Setelah beberapa hari bekerja di rumah kami , dia ternyata anak yg rajin dan sopan, maka perlahan-lahan aku mulai bisa menerimanya dan menyukainya (suka dalam arti positif ) dan menganggap dia sebagai bagian dari keluarga kami. Apalagi setelah putera pertama aku lahir dan dia begitu telaten mengurus dan merawat putera kami dgn penuh kasih sayaang yg tidak dibuat-buat, aku dan istriku semakin suka dan menyayanginya.
Singkat cerita setelah masa cuti melahirkan selesai dan istriku harus kembali bekerja dikantor dan kami percayakan perawatan anak kami kepada Mirna. Dari penuturan para tetangga baik tetangga depan rumah maupun tetangga kanan kiri rumah kami, kami mendapat cerita bahwa pembantu kami anaknya sangat baik dan sangat menyaygi puteraku. mereka sering melihat bagaimana Mirna membujuk dan menimang anakku dgn penuh kesabaran ketika anakku sedang rewel dan menangis tatkala kami berdua sedang berada di kantor. Hal itu tentu saja membuat aku dan istriku gembira sekali dan semakin sayaang kepada Mirna pembantu kami tersebut. dan hal itu membuat saya dan istri sepakat menaikan gaji dia setiap 6 bulan sekali. bahkan saking sayaangnya kepada Mirna, istriku menghadiahkan sebuah handphone merk nokia berkamera VGA, alasan istriku supaya Mirna bisa berkomunikasi dgn keluarganya dikampung dan bisa betah bekerja di rumah kami. Aku tidak keberatan.
Setelah Mirna tinggal bersama kami lebih dari 8 bulan, secara perlahan-lahan aku melihat banyak perubahan terhadap fisiknya. Mirna yg dulunya dekil dan kusam kulitnya serta kurus badannya sekarang mulai kelihatan terawat kulitnya dan badannya lebih berisi sehingga aku baru menyadari bahwa sebenarnya Mirna pembantuku tersebut cukup manis. Tapi saat itu didalam pikiranku hanya terbesit sebuah rasa kagum dan senang saja dan tidak ada rasa lain sama sekali. Sampai suatu hari ketika aku harus kembali kerumah mengambil file-ku yg ketinggalan dirumah dan istriku masih berada dikantor. Saat aku tiba di rumah siang itu, aku melihat rumah dalam keadaan sepi. Aku memanggil-manggil nama pembantuku tetapi tidak ada jawaban. Akhirnya aku membuka gembok pagar menggunakan kunci cadangan yg selalu kubawa dan masuk kehalaman serta mencoba mengintip kedalam jendela kaca kamar kami yg berwarna hitam. Kebetulan kamar kami mnghadap kehalaman depan. Di situ aku lihat si Mirna sedang mengendong anakku yg tertidur pulas. Mungkin karena pembantuku takut membangunkan anakku jika dia menjawab sahutanku maka dia lebih memilih diam saja. Untuk hal itu aku bisa memakluminya dan semakin kagum kepadanya. Pada saat tadi aku menempelkan kepalaku ke kaca jendela hitam dan mengintip kedalam kamar, aku sempat berdebar-debar. Aku melihat pembantuku yg sedang menggendong anakku itu hanya memakai singlet. Mungkin karena cuaca panas dan dirumah tidak ada orang dewasa maka dia berani hanya memakai singlet. darah saya sempat berdesir, apalagi ketika dia keluar dari kamar dan membukakan pintu untukku sambil menggendong anakku yg tertidur pulas, aku jadi salah tingkah dan tidak berani melihat tubuhnya. padahal sebenarnya aku ingin sekali melihatnya. Mirna mungkin tidak sadar kalau dia saat itu hanya memakai sebuah baju singlet. Selama ini dia selalu berpakaian T-shirt dan rok panjang yg sopan. Setelah aku mengambil file yg tertinggal,aku segera menuju ke kantor kembali sambil tidak lupa berpesan agar menjaga anakku sebaik-baiknya.
Tanpa aku sadari,sejak kejadian baju singlet tersebut aku jadi sering melamuni pembantuku dan diam-diam sering memperhatikan Mirna pembantuku tersebut. Semakin hari aku melihat bahwa Mirna semakin menarik. Aku tidak tahu apakah aku sudah gila atau tidak. Kebaikannya,kesopan-santunannya,rasa hormatnya kepada aku dan istriku serta rasa sayaangnya yg begitu besar terhadap anakku membuat aku jatuh hati padanya. Hari demi hari berlalu, minggu berganti bulan dan tidak terasa Mirna telah berkerja di rumahku selama 3 tahun. selama itu pula aku memendam perasaan suka dan sayaangku padanya. perasaan ini begitu menyiksa diriku. aku hanya bisa memendamnya sendiri. Aku sadar bahwa aku seorang majikan dan Mirna hanyalah seorang pembantu. tetapi kadang hatiku juga berkata apa bedanya aku dan Mirna, hanya pekerjaan dan status sosial kami saja yg berbeda. Dia tetap manusia dan sama derajatnya dgnku dimata Tuhan. Mungkin para pembaca tidak percaya bahwa aku telah jatuh cinta kepada Mirna pembantuku itu. Selama 3 tahun bekerja di rumahku, tidak pernah satu kalipun dia bersikap kurang sopan atau membantah kami. Hal itu mebuat aku makin suka kepadanya dan sampai jatuh hati kepadanya. hatiku makin tersiksa karena memendam perasaan ini terhadap dia.
Suatu hari ketika aku sakit (mungkin karena kecapekan bekerja ) dan harus beristirahat dirumah. dan Pagi itu istriku telah berangkat bekerja dgn mengendarai mobil sendiri. Dirumah hanya tinggal aku, Mirna dan Anakku. Aku yg sedang kurang enak badan berbaring di ranjang di dalam kamarku sedangkan anakku sedang bermain dikamarku juga ditemani oleh Mirna. Jam menunjukkan pukul 10.18 dan mungkin karena sudah kecapekan bermain akhirnya anakkupun tertidur dikasur disamping ranjangku. Sudah menjadi kebiasaan Mirna jika anakku sedang tidur dia selalu berada disamping anakku sampai anakku nanti bangun. Ketika itu aku melirik kearah Mirna dan kulihat dia duduk sambil memandangi anakku yg sedang tertidur pulas. Mungkin inilah saat yg tepat batinku. Aku sudah tidak perduli harga diriku sebagai seorang majikan. Aku benar-benar gila dibuat oleh pembantuku itu..gila karena telah jatuh hati padanya. Aku benar-benar sudah tidak tahan menahan perasaan ini lebih lama lagi. Aku benar-benar tersiksa. Perlahan setengah berbisik kupanggil dia : ” Mirna…! ” Mirna menoleh ” Iya Pak …Ada apa Pak ” sahutnya pelan. ” Duduk disini sebentar ” kataku sambil menepuk pinggir ranjang agar dia duduk di pinggir ranjang disebelahku. Mirna kelihatan agak ragu-ragu tetapi saya mencoba mengulangi lagi perkataanku dan akhirnya diapun duduk di pinggir ranjang dgn sedikit bingung. Saat itu dadaku berdetak kencang sekali. perasaanku saat itu bercampur aduk antara rasa takut dan malu. Tapi akhirnya kuberanikan diri ” Mirna…kamu kerja disini sudah cukup lama ya…betah ngak? ” tanyaku berbasa basi dgn suara bergetar ” betah Pak ” jawabnya singkat seperti biasa. ” Kamu sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. Aku dan Ibu sayaang sekali sama kamu ” sahutku lagi ” Iya Pak Mirna tahu Pak…terima kasih Pak atas kebaikan bapak dan Ibu kepada aku selama ini” saat itu dadaku semakin berdegub kencang dan kutarik nafasku untuk menenangkan diri ” sejak kamu di sini rumah ini makin ceria lho..dan makin berwarna.” kataku sambil tertawa kecil, kulihat Mirna hanya tersenyum ” ngak pernah kubaygkan sebelumnya bahwa kami begitu beruntung mendapatkan pengasuh anak sebaik kamu” tambahku. Aku sengaja tidak menyebutnya dgn sebutan pembantu, tetapi memakai istilah pengasuh anak agar kedengaran lebih halus.
”Ah..Bapak terlalu memuji Mirna” jawabnya ” oh ya, Lebaran tahun ini kamu pulang kampung ngak ? ” tanyaku lagi “Ngak tahu juga sih pak…herannya Mirna kok ngak merasa kangen sama kampung lho Pak” Mirna menukas ” Emangnya kamu ngak kangen sama Ibu kamu ? ” Aku tahu dia adalah seorang yatim dan tinggal ibunya sebagai satu – satunya orang tuanya dikampung. “Kangen ngak kangen lah Pak” jawabnya sambil tertawa. Aku memandanginya…ketika tertawa, begitu manis kelihatannya. “Tapi kamu balik lagi khan?, jangan sampai ngak balik ya Ti..” tanyaku dgn raut wajah cemas. ” Iya pak, Mirna pasti balik kok…Mirna sudah sangat betah kerja disini. Kalau pulang kampung mau ngapain…paling disuruh Ibuku supaya cepat kawin, aku ndak mau Pak” . Ah…ini kesempatanku batinku…”Kenapa ngak mau? … oke Bapak mau nanya, kamu jawab dgn jujur ya…kamu sudah punya pacar belum dikampung? ” cepat-cepat Mirna menjawab “Belum pak..belum..belum pernah pacaran” sambungnya lagi ” Dulu aku sempat dijodohkan dgn tetangga sebelah tapi aku ngak mau…aku masih kecil belum ingin kawin cepat – cepat” jawabnya ” Memangnya kalau kamu pilih cowok yg seperti apa? boleh ngak bapak tahu?” tanyaku. Kulihat pembantuku itu tertunduk malu dan wajahnya sedikit memerah. “Ah…yg penting baik saja dan sayaang sama aku dan keluarga..” jawabnya . Dadaku semakin berdebar kencang . suaraku makin bergetar ” Ka.. kalau yg se.. seperti Bapak ? ” tanyaku sambil mengodanya..”Ah ..bapak ini ada-ada aja” lalu Mirna terdiam..lama kami hanya membisu, aku makin gugup “Mirna..a..a..ada yg mau bapak katakan” …aku terdiam sejenak, begitu juga Mirna “Bapak ngak tahu ini pantas atau tidak, tetapi kalau tidak bapak sampaikan, bapak merasa tersiksa…kamu jangan marah setelah mendengar ini… bapak mohon ya” Aku makin gugup dan gelisah. Kulihat Mirna memandangku dgn raut wajah kebingungan..belum sempat dia bicara aku langsung berkata lagi ” Mirna…Bap bapak jatuh ci…cinta sama k..k..ka..mu Mirna..maafkan ba..ba..pak ya” Aku menjadi semakin gugup, apalagi kulihat Mirna terkejut dgn ucapanku barusan. Kutarik nafasku dalam-dalam untuk menenangkan diri ” belakangan ini perasaan cinta bapak kepada kamu semakin besar, bapak ngak tahu kapan perasaan ini datang. ” Aku sudah mulai bisa menguasai diri dan bersikap lebih tenang. ” Ah..Bapak hanya bercanda saja kan” sahutnya gelisah. ” Tidak, Mirna…demi Tuhan Mirna, Aku benar – benar jatuh cinta sama kamu. Kalau perasaan ini ngak bapak katakan sekarang kepada kamu, bapak semakin tersiksa dari hari ke hari ” kulihat Mirna pembantuku terdiam. Kuberanikan diri meraih jemari tangannya. Dia berusaha menarik secara halus tetapi aku semakin menggenggam lebih erat ” Mirna…aku sudah ngak perduli lagi bahwa aku adalah majikanmu, aku tersiksa sekali memendam perasaan ini ” .. ” Tapi Bapak kan sudah punya Ibu ..Bapak sudah punya istri ” ..jawabnya lirih ” Bapak memang sadar itu, tetapi perasaan ini datang begitu saja tanpa bapak ingini..kamu tahu sewaktu pertama Bapak ketemu kamu di yayasan sedikitpun tidak ada rasa suka Bapak kepadamu saat itu ” Mirna memandangku , aku makin berani ” Setelah mengenalmu, melihat kamu adalah anak yg baik dan sopan tanpa bapak sadari, bapak jatuh hati kepadamu Mirna…maafkan Bapak ya ” . . . ” Mirna, Bapak harap kamu bisa merahasiakan perasaan Bapak ini.jangan cerita ke ibu (istriku) ya..kamu mau kan ? anggap ini adalah rahasia kita berdua…bahkan kamu juga jangan cerita kepada Ibumu di kampung ya ” tanyaku dgn cemas…” Aku Takut sama Ibu, Pak !” jawabnya. ” Kalau ada Ibu kita harus bisa menjaga sikap dan kamu jangan bersikap kaku sama bapak..nanti ibu bisa curiga. Bapak benar-benar sayaang sama kamu dan Bapak akan menjagamu dgn baik” lalu kucoba memeluk dirinya , kulihat dia masih ragu-ragu tetapi setelah kuyakinkan bahwa aku benar-benar sayaang sama dia dan akan menjaga dia dgn baik akhirnya diapun pasrah dalam pelukanku. Kami berpelukan cukup lama dan Mirna mulai bisa melepaskan ketegangan dirinya dan dia mulai bercerita mengenai keluarganya di kampung halaman. Saat itu hatiku sangat bahagia. Aku benar-benar merasa bahagia karena Mirna tidak marah dan tidak menjadi takut kepadaku dan terlebih lagi bahwa cintaku terhadapnya tidak bertepuk sebelah tangan. Aku benar-benar sudah tidak peduli dgn statusnya. Sejak saat itu kami menjalani pacaran secara diam- diam dan hanya sebatas pegangan tangan serta pelukan. Semua itu kami lakukan ketika aku dan Mirna berapa di dapur sedangkan istriku sedang mAndy atau ketika aku pulang kantor lebih awal sedangkan istriku harus kerja lembur sampai jam 7 malam.
Jika awalnya aku dan Mirna pembantuku hanya menjalani pacaran secara diam-diam dan hanya sebatas berpegangan tangan , & berpelukan saja. tapi namanya juga mabuk asmara suatu hari muncul keinginanku untuk menciumnya. Saat itu istriku sedang mAndy dan anakku sedang tidur dikamar ditemani Mirna Pembantuku. Aku tahu kalau istriku mAndy sambil berendam di bath tub biasanya agak lama mAndynya. tadi sebelum mAndy aku sempat melihat istriku mengisi baht tubnya dgn air kran. Itu tandanya istriku akan mAndy kurang lebih setengah jam lamanya. Diam-diam aku masuk ke kamarku dimana anakku tidur di temani oleh pembantuku. Kulihat pembantuku duduk di lantai sambil membelakangi pintu kamar. Dari belakang aku menghampirinya dan langsung kupeluk tubuhnya. Dia sedikit kaget dan mengingatkan ” Pak..jangan, nanti Ibu datang ” katanya pelan. ” Ngak apa – apa sayaang, Ibu kalau mAndy pakai bath tub biasanya kan lama…kamu kan tahu ! ” akhirnya Mirna tidak menolak pelukanku lagi. Perlahan-lahan dan dgn lembut ke pegang ke dua bahunya dan kutarik memutar kearahku sehingga kini duduknya berhadapan dgnku. Kupandang Pembantuku itu dgn perasaan sayaang , kuelus dgn lembut kedua pipinya dgn kedua telapak tanganku…dia hanya tersenyum, manis sekali. perlahan kuraih dagunya dan wajahku perlahan mendekat ingin mengecup bibirnya…tetapi Mirna keburu menggeleng kepala..”Jangan Pak ” Aku terdiam sesaat ” Mirna..kumohon izikan Bapak sekali ini saja menciummu…hanya sekali ini saja Bapak Mohon…” pintaku dgn pandangan mata memohon kepadanya. Mirna meragu sejenak dan diam. Kesempatan itu kugunakan untuk meneruskan aksiku. Perlahan kukecup bibirnya..dia hanya diam saja…kulumat bibirnya dari bibir atas dan bibir bawah semua kulumat dgn lembut dan penuh rasa sayaang. Kusadari kalau Mirna benar-benar tidak berpengalaman dalam hal berciuman. sebelum aku keluar kamar, tak lupa kukecup dgn mesra jidat pembantuku itu dan aku segera bergegas keluar kamar sebelum istriku selesai mAndy.
Mungkin ciuman dikamar itu merupakan awal dari hubungan kami yg semakin dalam dan intim..sejak ciuman pertama aku dan Mirna terjadi, ciuman kedua, ketiga dan seterusnya selalu kami lakukan kapanpun ada kesempatan yg baik. Aku seakan melupakan bahwa sewaktu aku meminta ciuman pertama, aku hanya memohon ciuman untuk satu kali saja. Ternyata izin mencium yg pertama kali itu merupakan langkah awal untuk aku dan Mirna melangkah ke ciuman kedua, ketiga dan seterusnya. kami terus berciuman secara diam – diam bila ada kesempatan dan aku semakin merasakan bahwa aku semakin mencintai pembantuku itu disamping aku juga sangat mencintai istriku dan tak ingin kehilangan satu diantara mereka berdua.
Pagi itu adalah hari senin, kebetulan hari itu aku mendapat tugas keluar kota ( semarang) dari kantorku dan menggunakan pesawat LionAir dgn jam penerbangan 11.15 ….Berhubung bandara sangat dekat dgn rumahku maka aku tidak terlalu terburu-buru menuju bandara. Ketika aku bangun sekitar jam 6.45 kulihat istriku sudah berangkat kekantor dan anakku masih tidur. Aku menghampiri pembantuku Mirna sambil menyapa ” Pagi..sayaang, udah sarapan ? “…”Sudah Pak” jawabnya sambil tersenyum. kupeluk pinggangnya dan kucium pipinya dgn penuh perasaan…entah mengapa tiba – tiba saat itu muncul hasrat aneh dalam diriku, aku ingin bercinta., gila ! seandainya aku bisa bercinta dgn Mirna pembantuku…ah ! buru-buru kutepiskan pikiran itu.
Aku segera mAndy agar pikiran dapat segar dan badan juga segar. Selesai mAndy aku melilit pinggangku dgn handuk dan aku masuk kekamarku untuk mengambil celana dalamku di lemari pakaian. Ternyata dilemari pakaianku tidak kutemukan celana dalamku. Aku bertanya kepada Mirna…”Ti…celana dalam Bapak kok ngak ada?”…Mirna berdiri dan mencoba mencari lagi didalam lemari pakaianku tetapi hasilnya sama. ” oh..mungkin masih di kerajang …semalam selesai ku seterika aku lupa menaruhnya di lemari bapak…bentar ya pak aku ambilin dikamarku dulu ya? ” aku hanya menggangguk. Ngak biasanya sampai celana dalamku dicuci semua sehingga tidak ada stok satupun dilemari…oh iya…aku lupa, karena mau pergi kesemarang maka semalam aku masukin semua celana dalamku yg ada di lemari pakaian kedalam koperku…pantesan…dasar aku pelupa. kayak udah tua dan pikun aja.
Akhirnya aku menyusul Mirna ke kamarnya untuk mengambil celana dalamku. Begitu aku sampai didepan pintu kamar Mirna aku langsung membuka pintunya. Kulihat Mirna sedang mencari cd-ku diantara tumpukan baju dan celana yg sudah diseterika. Kupeluk dia “Gimana.udah ketemu ?” tanyaku….”Ini pak ada satu” kuambil cd-ku dari tangannya dan kutaruh kembali cd tersebut di samping keranjang. Suasana rumah yg sepi ditambah kamar pembantuku yg hangat membuat sisi romantisku muncul dan ingin memeluk, mencium dan mencumbu dirinya. Kami berdiri sambil berciuman dan sesekali aku menyuruh Mirna menjulurkan lidahnya dan dgn lembut kukulum lidahnya. Tak terasa perasaanku yg bercampur dgn suasana rumah yg sepi tersebut membuat penisku berdiri dgn tegang dibalik handukku yg tanpa celana dalam. Perlahan aku menuntun Mirna ke tempat tidurnya…”Jangan Pak” desahnya dgn nada sedikit keraguan…” Ngak apa-apa sayaang, kita hanya berciuman sambil tiduran…posisi bertiduran lebih enak sayaang”..akhirnya dia pasrah setelah setengah kupaksa. Kami berciuman sangat lama dan nafsuku semakin memuncak dan penisku sudah sangat tegang ..tanganku yg semula mengelus rambut dan pipi Mirna berpindah ke bagian dada dan mencoba meremas dada Mirna. dgn cepat tangan Mirna menahan dan menarik kembali tanganku ke samping. Aku sedikit kecewa dan nafasku semakin memburu sehingga aku semakin berani. Aku lalu menciumi leher pembantuku sambil kujilati dgn lidahku dan kudengar suara desahan dari pembantuku yg membuat aku semakin agresif dan ciumanku semakin turun sampai di dadanya dan kembali tanganku mencoba untuk menyingkap baju yg dikenakan Mirna ” mmhh..ja..ja ngan Pak” Aku tak perduli karena nafsu dan cintaku bercampur menjadi satu..kupaksakan tanganku untuk menyingkap bajunya dan Mirna meronta terus dan terus. Aku mendengar suara rintihan yg terisak…ternyata dia meneteskan air mata tanpa berkata apa-apa. Mirna pembantuku menangis. aku sudah ngak perduli dan tetap berusaha menyingkap baju dan kutangnya sementara Mirna terus berusaha meronta dan menahan bajunya agar gagal saya singkap tapi apa daya tenaga seorang gadis yg berusia 20 tahun yg sangat kucintai itu..setelah meronta-ronta dan ngak sengaja kepalanya kebentur sedikit di ujung ranjang. Mirna akhirnya hanya bisa pasrah dan menangis…Aku dgn leluasa menyingkap bajunya dan kemudian mengangkat kutang bagian depannya tanpa melepas tali kutang di belakang punggungnya dan dgn rakus kulumat dan kusedot serta kujilati puting susunya yg masih sangat kecil. sambil ku emut susunya kulirik Mirna, pandangan matanya hanya menerawang ke langit-langit kamar dgn tatapan hampa berlinang air mata…aku jadi kasihan kepadanya. perlahan kuhentikan aksi agresifku lalu kududukan dia di ranjang dan kupeluk dia sambil kuelus rambutnya, kucium matanya…terasa asin karena air matanya masih berlinang. ” Ti…Mirna….kenapa kamu diam saja ” sahutku…dan Mirna tetap diam sampai akhirnya dia berkata ” Bapak Jahat ” katanya lirih…aku tersekat..aku merasa menyesal memperlakukannya seperti itu…Lalu kupeluk tubuh dia lagi erat-erat sambil kubelai rambutnya tanpa berkata berkata sepatah katapun. Hening… Aku benar- benar menyesal..maafkan Aku sayaang.
Seminggu kemudian aku pulang dari semarang…aku rindu sekali kepada anakku dan anehnya aku juga rindu sekali kepada pembantuku Mirna…sementara terhadap istriku,rasa rinduku tidak begitu menggebu. mungkin selama aku di semarang aku dan istriku setiap hari selalu melakukan kontak via telepon dan kadang – kadang dgn video call (3G) sehingga rasa rindu telah terobati sebelumnya. Setelah puas bermain dgn anakku dan makan indomie goreng buatan pembantuku, akupun langsung kekamar dan tidur…hari itu aku begitu capek.
Keesokan harinya karena masih capek aku berencana tidak kekantor…paginya ketika aku bangun aku melihat istriku sudah berpakaian rapi. “Ayo..Pa bangun ntar telat kekantor lho” kata istriku “Ma..kayaknya Papa hari ini ngak ngantor, masih capek…papa istirahat dirumah saja hari ini ya…ntar siang nanti papa telepon kekantor minta izin cuti sehari deh..” kataku beralasan. ngak masalah mangkir sehari batinku ” Ya udah ..kalau begitu Mama berangkat kekantor sendiri aja ya, papa istirahat biar segar ya” . Setelah istriku pergi, aku kembali melanjutan tidurku.
Tepat Jam 12.30 aku bangun, matahari sedang teriknya diluar sana. aku keluar kamar ingin mencari anakku tetapi yg kudapati adalah Mirna pembantuku sedang mencuci piring didapur. ” Ti…si Alex mana?” tanyaku ” Bapak sudah bangun ya…adek tadi dibawa ibu kerumah nyonya, katanya bapak capek perlu istirahat dan takut nanti adek gangguin tidur bapak, jadi adek dibawa ibu kerumah nyonya..katanya nanti sepulang dari kerja baru dijemput” sahut Pembantuku. Ternyata anakku dibawa oleh istriku kerumah orang tuanya yg tinggal tidak jauh dari kantor isteriku. Wah..jadi dirumah hanya ada aku dan Mirna saja…cihuuiiii .memikirkan hal itu, tiba-tiba dadaku berdebar kencang dan nafsu mulai merasuki pikiranku…apalagi selama 1 minggu tugas di semarang aku tidak pernah melakukan hubungan intim…hari ini aku harus bisa mendapatkan cinta kasih dari Mirna pembantuku seutuhnya, baik jiwa maupun raganya..aku harus bisa menyetubuhinya. begitu batinku.
Aku lalu bersiap mAndy, selesai mAndy aku langsung menuju ke dapur dgn hanya memakai handuk yg dililitkan di pinggang dan aku sengaja juga tidak pakai celana dalam. makanan telah disiapkan oleh pembantuku.Hari ini Mirna masak Ayam goreng kesukaanku. selesai makan aku segera menuju kekamar Mirna…ternyata Mirna sedang menonton televisi di kamarnya. Aku lalu masuk dan duduk di samping ranjangnya. Mirna yg semula berbaring segera ingin bangkit duduk. Aku langsung menahan supaya dia tidak duduk dan tetap tiduran. ” Kamu tiduran aja sayaang…kita nonton tv barengan ya” sahutku sambil juga merebahkan diriku disamping pembantuku. dadaku berdebar aneh, telapak tanganku terasa dingin. Sejak tadi sewaktu menuju kekamar Mirna sebenarnya penisku sudah mulai menegang, sekarang setelah aku berbaring di samping pembantuku, penisku semakin keras sehingga terlihat sangat menonjol. Saat itu aku sudah melupakan rasa malu…yg ada dipikiranku adalah bagaimana caranya supaya aku bisa melakukan persetubuhan dgn Mirna pembantuku itu.
Aku sudah tidak fokus ke acara TV. Meskipun mataku tertuju ke acara TV tetapi pikiranku tidak. Sesekali kutuntun tangan pembantuku dan kutaruh diatas dada telanjangku. Mirna hanya dia saja. Ketika aku mulai mencoba menciumnya dia juga hanya diam saja. Hal itu membuat aku semakin berani. Perlahan-lahan tanganku mulai menuju ke arah payudaranya, aku mulai meremas perlahan…tidak ada reaksi dari Mirna. Aku semakin berani, tanganku mulai kuselipin masuk melalui bawah bajunya sampai akhirnya tanganku berhasil menyentuh BH Mirna. aku mulai meremas payudara Mirna dan kudengar suara desahan keluar dari mulut Mirna. setelah hampir 3 menit aku meremas kedua payudara pembantuku secara bergantian akhirnya aku bangkit duduk dan aku juga menuntun agar Mirna juga ikut duduk disampingku. Tanpa berkata apa – apa sambil kupandangi wajahnya aku mencoba membuka baju t-shirt yg dipakai oleh Mirna…ternyata Mirna tidak menolak dan bahkan dia menaikkan kedua tangannya sehingga aku leluasa melepaskan t-shirtnya. Kupandangi tubuhnya dgn dada berdebar-debar kencang…perlahan tanganku menuju ke punggungnya..kuraih kaitan BH dibelakang punggungnya dan dgn mudah kutanggali kaitan BHnya tanpa ada protes sama sekali dari Mirna. kini didepan mataku…pembantuku telah setengah telanjang…aku benar – benar tidak percaya. Kenapa Mirna berubah menjadi begitu “Jinak”. Apa mungkin dia mulai merasakan betapa nikmat rasanya sewaktu puting susunya ku jilat dan ku sedot dgn rakusnya waktu itu dan dia menginginkan sensasi itu terulang kembali hari ini dimana saat ini hanya ada kami berdua saja dirumah ini? Aku juga tidak tahu dan juga ngak perduli. yg pasti aku senang sekali. Aku pandangi kedua buah dada pembantuku…dadaku semakin kencang berdegub…nafsuku semakin memburu dan tanpa sadar penisku telah keluar dari balik lipatan handukku. Aku melihat Mirna menjadi jengah dan segera membuang muka kesamping..kesempatan ini tidak ku sia-siakan, segera kurebahkan pembantuku, kutindih tubuhnya dgn tubuhku, dan bibirku segera kutempelkan kebibirnya lalu turun ke buah dada pembantuku secara bergantian…dgn penuh nafsu kujilati puting susu pembantuku…kulihat Mirna memejamkan kedua matanya seolah-olah dia juga merasakan kenikmatan. desahannya semakin menambah gairahku….rintihan halus Mirna semakin memacu semangatku dan hasratku . Lama aku mencumbui kedua payudara pembantuku…kadang aku naik dan menjilati lehernya..kadang aku melumat bibirnya, kadang aku menyuruh Mirna menjulurkan lidahnya sehingga aku dapat dgn puas menyedot lidahnya. Ketika ciumanku mendarat di pusar Mirna, aku semakin birahi…perlahan kedua tanganku memegang celana training yg dipakai Mirna bermaksud menelanjanginya…namun dgn cepat Mirna segera menahan dan menarik kembali celananya…tapi aku terus berusaha memaksa menarik celana panjangnya Mirna…”Pak..ahh..pak..jangan pak..” mendengar permintaan itu cepat kurubah taktikku. perlahan lahan kembali ciumanku kunaikan ke payudara Mirna pembantuku…kali ini kedua buah dada dan puting susu pembantuku kujilati lagi sambil kugigit pelan…terdengar dia mengerang. Memang itu yg kuharapkan. Aku sengaja ingin membuat dia terangsang hebat sehingga nantinya akan membuat dia lengah dan aku bisa leluasa melorotin celananya. Lama kukulum putingnya…sambil mengulum payudara pembantuku, kulirik dia…ternyata dia terangsang hebat sekali, mulutnya setengah terbuka…indah sekali. kedua matanya terpejam menahan nikmat. Diam-diam ku buka handuk yg melilit di pinggangku sehingga aku sekarang telah telanjang bulat. Pembantuku tidak tahu bahwa aku telah telanjang, dia masih memejamkan matanya. Perlahan-lahan sambil tetap menjilati puting susu pembantuku, kuputar tubuhku. kuturunan ciumanku ke pusar pembantuku dan secara tiba-tiba kukangkangi pembantuku. Kemaluanku menempel persis dimuka pembantuku. Kurasakan nikmatnya kemaluan dan biji kemaluanku tersentuh dgn bibir pembantuku..”eem..eeeeemm..” pembantuku gelagapan. Kesempatan ini tidak kusia – siakan. Segera tanganku beraksi membuka celananya, kurasakan Mirna berusaha menggerakan tanganya, tetapi karena tubuhku berada diatas tubuhnya sehingga dia kesulitan menggapai dan mempertahankan celananya . Aku menggosok-gosokkan kemaluanku kemuka dan ke bibir pembantuku sementara tanganku berusaha memelorotin celana panjangnya. Mirna mengangkat dan melipatkan kedua kakinya bermaksud menahan agar celananya tidak bisa kulepas tetapi justru gerakannya tersebut membuat aku semakin mudah melepaskan celana panjangnya berikut celana dalamnya yg berwarna kuning. Kini pembantuku telah telanjang bulat, nafsuku semakin tidak bisa kukendalikan begitu melihat pemandangan yg begitu menggairahkan didepan mataku. Mirna berusaha mengepitkan kedua pahanya kuat-kuat. Melihat hal itu aku berusaha membuka kedua kakinya agar mengangkang. Semakin ku paksa agar kedua pahanya terbuka Mirna semakin berusaha sekuat tenaga mengepit kedua pahanya sambil merintih lirih dan lemah . “Paaak…jangan..” Aku tidak perduli, dgn sekuat tenaga kugunakan kedua tanganku dibantu kedua lenganku untuk membuka paksa kedua paha pembantuku. sedikit demi sedikit ku rasakan kepitan di kedua paha pembantuku semakin melemah…hal ini tidak kusia-siakan, kubenamkan kepalaku diantara kedua pahanya dgn posisi tubuhku masih diatas tubuh pembantuku. Aku menguak lebar-lebar paha pembantuku…kutemukan lubang kemaluan pembantuku yg begitu mungil dan yg dihiasi bulu-bulu hitam pendek kurang dari 1 cm dan masih jarang-jarang. Nafasku makin terengah-rengah. Nafsuku sudah naik ke ubun kepalaku. Kudekati bibirku di lubang kemaluan pembantuku, hidungku mencium bau yg wangi dari vagina pembantuku. aku benar – benar mabuk dan tanpa merasa jijik dan malu kuciumi vagina pembantuku. kujilati terus kemaluan pembantuku sambil kumainkan lidahku dan kusedot-sedot cairan yg keluar dari lubang kemaluan pembantuku…terasa sedikit asin tapi nikmat luar biasa . tidak terdengar suara erangan dari pembantuku lagi..mungkin dia shock . terkejut menghadapi pengalaman pertama seumur hidupnya ini. cairan yg keluar dari lubang vagina pembantuku makin banyak, vaginanya semakin basah…dan ini membuat aku semakin bernafsu dan terus menjilati seluruh cairan tersebut…terasa sedikit rasa sepet – sepet asin di kerongkonganku…nikmat sekali. Perlahan aku memutar kembali tubuhku…kini mukaku telah berhadapan dgn muka pembantuku….dia membuka matanya perlahan memandangiku..pandangannya sayu. kukecup keningnya lembut…aku menjadi semakin melankolis…melihat wajah lembut pembantuku, hatiku semakin sayaang bercampur nafsu kepada dia…apalagi tubuh kami berdua bersentuhan tanpa dihalangi sehelai benangpun..perasaan ini semakin membangkitkan rasa cintaku pada pembantuku itu. Perlahan kulumat bibirnya …lama sekali. dgn kedua pahaku, ku tahan kedua paha Mirna supaya tetap mengangkang dan disaat kami berciuman itu dgn perlahan kutuntun penisku menuju ke lubang kemaluan pembantuku, ku gosok – gosokkan ujung kemaluanku di bibir vagina pembantuku…kudengar suara desahan tertahan dari mulut pembantuku yg masih berada dibibirku itu…semakin kugosok…vagina Mirna semakin basah….Tanpa berpikir panjang lagi kudorong pantatku perlahan sehingga ujung kepala penisku masuk sedikit kedalam vagina pembantuku Mirna…Mirna tersentak dan ciuman kamipun terlepas…dia merintih dan meringgis seperti menahan sakit… Aku ngak peduli…penisku semakin kudorong masuk ke vagina Mirna…” S s sa kit pak…!” Rintihnya..”Ta han ya s sayaang…nga sa kit kok ” aku berusaha menenangkan dirinya sambil berusaha memasukkan lebih dalam batang penisku kedalam vagina pembantuku tetapi begitu sulit karena lubang vaginanya kecil dan agak sempit…semakin kudorong penisku, kurasakan penisku semakin perih..aku juga melihat muka pembantuku semakin meringis seperti menahan rasa sakit dan kedua tangannya kadang mendorong kedua bahuku takkala aku mendorong penisku terlalu kuat …Setelah mencoba beberapa kali akhirnya bless…..penisku masuk terbenam semuanya kedalam lubang vagina pembantuku di iringi desahan panjang pembantuku…kugoyg – goygkan pantatku turun naik …”aah..ah..aaah…” Mirna merintih. Kulihat ada air mata di sudut matanya…” Mirna..oh ta ti…bapak cinta sa..ma k..ka..mu” aku meracau sambil terus memompa penisku didalam vagina pembantuku.. Sungguh nikmat vagina pembantuku, begitu sempit dan menjepit dgn erat penisku….Setelah hampir 5 menit aku menyetubuhi pembantuku…kurasakan suatu sensasi kenikmatan yg luar biasa . aku merasa sudah ngak kuat lagi dan pertahananku hampir jebol..aku terus memompa sedangkan kulihat Mirna menutup kedua matanya sambil meringis dan jari tangannya mencengkeram erat di punggungku.”Ta..ti..oh…ba..pak..nga..taha..n la..gi…ma..ma..u ke..lu..aarr” rintihku penuh dgn kenikmatan dan akhirnya jebol pertahananku crot crot crot crot ” Ta tiiiiiii…..aahhhhhh.” diiringi rintihan panjangku memanggil diri pembantuku itu. Aku mengeluarkan sperma didalam vagina pembantuku, nikmat sekali rasanya….tubuhku mejadi lemas..lalu kujatuhkan tubuhku ke tubuh pembantuku , kudekap erat-erat tubuh pembantuku, sementara penisku masih tertancap didalam vagina pembantuku. mungkin saat ini hanya aku yg orgasme, sedangkan pembantuku mungkin belum merasakan orgasme dikarenakan masih shock dan sakit . mungkin juga dia belum mengerti apa itu orgasme karena pengalaman ini adalah merupakan pengalaman yg pertama bagi dirinya. “sayaang…bapak cinta kamu ” Mirna tidak menjawab, dia hanya memelukku erat-erat dan hal tersebut sudah merupakan jawaban bagiku…hatiku benar-benar bahagia. Jam telah menunjukkan pukul 16.30 . Sebentar lagi mungkin istriku akan pulang. Cepat-cepat aku memakai handukku kembali dan keluar dari kamar Mirna . Hari ini keperawanan pembantuku telah diberikan kepada diriku…dan didalam hati aku berjanji tidak akan menyia-nyiakan dirinya.
Sejak peristiwa persetubuhan yg aku lakukan dgn pembantuku tersebut, aku makin ketagihan. kadang kala aku sengaja lupa membawa file/dokumen kantor sehingga harus pulang kerumah mengambil file tersebut dan kesempatan itu aku gunakan untuk bercumbu dgn pembantuku…tentunya sebelum aku sampai dirumah aku menelepon Mirna terlebih dahulu agar segera menidurkan alex anakku agar nanti kami bisa lebih leluasa bercinta. Biasanya kalau siang hari kami sebelum bersetubuh kami selalu mAndy bersama terlebih dahulu. Aku dan Mirna saling menggosokkan sabun ditubuh. Jika seluruh tubuh kami sudah tersabuni dan licin, dgn nakal kuremas kedua payudara pembantuku dan pembantuku menggenggam batang kemaluanku sambil dikocok perlahan. Kadang aku mencumbu dan melumat bibir pembantuku sambil kedua tanganku meremas pantatnya dan pembantuku mendekapku. Posisi yg paling kusuka adalah kami berdiri saling berhadapan di dalam kamar mAndy dibawa pancuran shower air hangat, lalu dgn lembut sambil berdiri dan setengah membungkuk Mirna menjilati dan mempermainkan puting susuku dgn lidahnya sambil tangan kanannya mengelus biji pelerku, sesekali dgn lembut mengocok batang kemaluanku yg sudah sangat ngaceng….sungguh nikmat rasanya. Kami juga pernah berendam bersama didalam bathtub, dan bersetubuh di dalam bathtub…tapi terus terang ngak nyaman bersetubuh di dalam bathtub yg sempit itu.
Ohya…untung saat pertama kali aku menyetubuhi pembantuku tidak terjadi hal yg tidak kuingini. terus terang aku sempat khawatir kalau sampai pembantuku bakal hamil…bukannya aku takut bertanggung jawab..bukan ! aku siap kok bertanggung jawab, cuman tidak ingin secepat itu mengungsikan pembantuku ke tempat lain. Dua hari setelah aku menyetubuhi pembantuku itu, aku melihat dia menjadi kurang fit dan jatuh sakit. Aku sempat kuatir dan berfikir yg tidak-tidak. ternyata setelah makan obat yg dijual bebas pembantuku menjadi lebih baik. Apalagi diam-diam pembantuku memberitahukan kepadaku bahwa dia sedang datang bulan 3 hari setelah persetubuhan kami. itu artinya ketika kami bersetubuh dan spermaku masuk ke rahimnya masih aman karena pembantuku tidak dalam masa subur.
Sekarang ini setiap kali aku bersetubuh dgn pebantuku, aku selalu menggunakan kondom, selesai pakai kondomnya kubawa keluar jauh dari rumah dan kubuang ke semak – semak.
Ada 1 pengalaman cintaku bersama pembantuku yg benar – benar tidak dapat kulupakan seumur hidupku, benar-benar indah, dan mengharukan…sampai mataku berkaca-kaca saat itu.
Ketika itu istriku mendapat tugas perjalanan dinas ke surabaya untuk melakukan audit di anak perusahaan tempatnya bekerja selama 2 hari. Hal itu berarti meninggalkan kami tinggal bertiga saja di rumah selama 2 hari : Aku, Anakku dan Pembantuku.
Sore hari itu aku begitu bersemangat dan ingin secepatnya pulang kerumah…tidak tahu kenapa hari itu aku begitu antusias dan senang. mungkin karena istriku sedang berada di luar kota. sehingga aku bisa bebas menumpahkan kasih sayaangku bersama Mirna pembantuku…membaygkan hal itu, dadaku semakin berdebar senang. Tak lupa aku mampir ke apotik untuk membeli kondom. Sengaja kupilih kondom tipe Dotted (yg ada bintik-bintik ) merk sutra fiesta, biar lebih terasa saat menyetubuhi Mirna nanti malam.
Tepat jam 18.20 aku tiba dirumah, Mirna membukakan pintu pagar bersama dgn alex anakku dalam gendongannya. Mirna tersenyum, manis sekali dalam pandangan mataku, sedangkan anakku tertawa senang sambil menunjuk diriku :” Papa..papa…” . Setelah parkir kendaraan, aku langsung mengambil Alex dari gendongan pembantuku sambil berpesan ” Ti…tolong siapin air di bathtub ya….hari ini Bapak ingin rendaman” ” Tumben Bapak mAndy pakai bathub” Mirna berkata sambil tertawa ” Idih..kamu ini…hayo cepat sana ” kataku pura-pura marah sambil tersenyum ” Iya Pak”.
Sambil menunggu air diisi di bathtub aku bermain bersama anakku di kamar, tidak lama kemudian Mirna masuk kekamar dan gantian menjaga anakku sementara aku menuju ke kamar mAndy buat menyegarkan diri. Didalam kamar mAndy fantasi sex ku mengembara, aku membaygkan nanti malam tentang pergumulanku dgn pembantuku, teknik percintaan apa yg akan kupakai, gaya bersetubuh apa yg asyik sampai blue film apa yg akan kuputar saat kami melakukan hubungan badan bersama. Rencananya malam ini aku akan mengajak Mirna melakukan hubungan intim di kamarku saat anakku sudah tertidur pulas….aku ingin malam ini Mirna pembantuku menjadi istri semalamku. Akan kuperlakkan dirinya dgn baik dan lembut layaknya seperti istri sahku.
Jam sudah menunjukkan pukul 21.30 dan alex anakku sudah tertidur diranjang kecilnya disamping ranjang besar Papa Mamanya. Sedangkan Mirna pembantuku sudah kembali ke kamarnya. Aku bangkit berdiri menuju rak TV dan mulai mencari dan mengacak-acak koleksi video pornoku. Akhirnya pilihanku jatuh pada film Tarsan X. Aku mulai memasukkan film itu ke dalam playernya. setelah itu kutekan tombol off . kubiarkan DVDnya berada didalam player tanpa kunyalakan. Tak lupa juga aku menyiapkan 2 buah kondom yg tadi kubeli di apotik dan kutaruh dibalik bantal agar gampang kuraih ketika nanti ingin dipakai. Perlahan aku keluar kamar menuju ke kamar pembantuku. Sesampai di kamar Mirna, kulihat pembantuku itu sedang menonton acara Film barat di Trans TV. Lalu aku duduk di pinggir ranjangnya. ” sayaang, malam ini kamu tidur di kamar Bapak saja ya ” tanyaku lembut sambil mengelus rambutnya. Mirna hanya mengangguk. Kuraih remote control yg tergeletak didekat tempat tidurnya lalu kumatikan TV. setelah itu kugandeng tangan Mirna keluar kamar sambil tak lupa mematikan lampu di kamarnya. Kami berjalan perlahan menuju kamarku tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hanya tanganku dan tangan Mirna yg saling melingkar di pinggang satu sama lainnya mengisyaratkan perasaan bahagia kami berdua.
Aku mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu tidur 3 watt. Keremangan dikamar menambah nuansa romantis dan semakin membangkitkan gelora hatiku, mungkin Mirna juga merasakan hal yg sama. Kami berdiri dan berciuman cukup lama di depan televisi kamarku yg telah kunyalakan. Untuk sementara film blue di layar LCD ukuran 40″ dikamarku tidak kami acuhkan. Kami saling berciuman, saling mencurahkan perasaan. Bibirku dan bibir Mirna saling melumat bergantian. ” Mirna…” ….”hmmm” …”Buka bajumu ya sayaang ? ” Mirna hanya mengangguk. Aku segera menurunkan resluiting belakang baju tidur Mirna, setelah itu melepaskan tali baju di kedua pundak Mirna. Baju tidur Mirna langsung jatuh kelantai. Sejenak aku memandang tubuhnya yg hanya terbalut oleh BH warna hitam dan celana dalam warna hitam juga. Dadaku semakin berdebar. Kepalaku kurasakan berdenyut. Sudah tidak sabar ingin ku peluk dan ku cumbu pembantuku dalam keadaan telanjang bersama. Segera kulepaskan kaos oblongku dan kuturunkan celana pendekku. Kini Aku dan Mirna berdiri saling berhadapan setengah telanjang. Kami kembali saling berciuman. Mirna meramkan matanya ketika bibir kami saling berpagutan dan kadang lidah kami saling beradu. Kulirik TV disebelah, adegannya lebih hot dimana sepasang bule sedang bersetubuh di tengah hutan dibawah sebuah pohon. Tidak terdengar suara dari TV karena sengaja kututup suara TVnya. ” ehm..ehm..” Mirna bersuara, segera kulepaskan pagutan dibibirnya ” Ada apa sayaang ? ” tanyaku ” Pak…Mirna…Mirna…” ada keraguan didalam suaranya ” Kenapa kamu sayaang, katakanlah…” aku mencoba meyakinkannya ” Ta..Mirna merasa telah jatuh cinta sama bapak ” Mirna tertunduk malu…kuraih kepalanya dan kudekap ke dadaku. Aku terharu…ternyata setelah hubungan gelap yg kami jalankan secara diam-diam dan ketulusan aku terhadap dia selama ini telah merubah perasaannya kepadaku. Biasanya setiap kali aku tanya apakah dia mencintaiku, Mirna selalu menjawab tidak tahu dan bingung. Mungkin seiring berjalannya waktu, benih-benih cinta itu mulai tumbuh di hati pembantuku itu. ” Makasih ya, sayaang . Bapak janji tidak akan mempermainkan kamu “. Mirna semakin mempererat pelukannya di tubuhku.
Kutuntun Mirna ke atas ranjangku, ranjang dimana saya biasa memadu kasih bersama istriku. Malam ini aku ingin Mirna juga menjadi istriku, meskipun seorang istri dalam hati dan sanubariku. Seorang Istri rahasia didalam hatiku.
Kubuka BH warna hitamnya dan ku lepas celana dalamnya. Setelah itu aku menanggalkan celana dalamku sendiri. Kini kami berdua telah bertelanjang bulat. Kami tidur-tiduran berdampingan. Pandangan mata kami tertuju ke TV…adegan panas di TV antara Tarsan dan Jane semakin membangkitkan nafsu birahiku. Kutuntun kepala Mirna di atas lenganku dan kumiringkan badanku. Mirna mengerti maksudku, dia segera menempelkan bibirnya di atas puting susuku yg sebelah kanan, jari jempol tangan kanannya mengelus-elus puting susu kiriku sedangkan tangan kirinya menyelinap ke bawah menggenggam dan mengocok secara perlahan kemaluanku. Aku sangat menikmati dan menyukai gaya ini…fantasi sex-ku melayg kemana-mana menambah nikmat. ” ahhh…oooh…ohhh..Mirna, enak…nikmat sekali …terus sayaang..terus….jangan berhenti sayaang….tekan lebih kuat lagi lidahmu ke puting susu bapak sayaang…nikmat..ohh..ohhh” “em..emm” jawab Mirna sambil terus menjilati puting susuku. Perlahan tangan kiriku bergerak menuju kemaluan Mirna, ku elus-elus dgn pelan dan lembut bibir vagina Mirna menggunakan jari tengah kiriku…perlahan ku dengar pembantuku mulai berdesis…tetapi bibirnya tetap menempel di susu ku dan lidahnya tetap menjilati putingku. Aku semakin intens mengelus vagina Mirna sambil kadang ku getarkan jari tengahku di bibir Vaginanya…kudengar Mirna mulai mengerang…” Aaahh…ssstt…hhmmm ” pantat Mirna mulai terangkat sedikit menahan birahi, kurasakan bibir vagina pembantuku mulai berair dan basah. Ciuman dan jilatan bibir Mirna di puting susu aku sudah tidak kurasakan lagi. Artinya Mirna sudah tidak tahan dan mulai terangsang. Perlahan tubuh bugilku mulai menindih tubuh bugil pembantuku. Aku mulai menciumi wajah sendu pembantuku, kucium keningnya lalu perlahan kukecup matanya yg sedang terpejam, ku cium hidungnya, bibir kami saling bertautan. ciumanku turun ke dagunya terus merambat ke leher pembantuku. ” aahh…ohhh” semakin mengerang pembantuku membuatku semakin bergairah…ciumanku mendarat di payudara Mirna. Seperti tadi Mirna menjilati payudaraku, sekarang gantian aku yg mencium, dan menjilati ke dua puting payudara Mirna…Mirna semakin mengerang “ooohh…Ba..pak..e..na.k, paaakk…ahhhhh…” kedua tangan Mirna meremas-remas rambutku dan tubuhnya meliuk-liuk perlahan menahan kenikmatan yg kuberikan.
Setelah puas menjilati dan meremas payudara Mirna, ciumanku berpindah ke perut dan pusar Mirna. Mirna menggelinjang geli bercampur nikmat…ketika ciumanku ku arahkan ke pangkal pahanya tiba -tiba Mirna menggeliat dan mengangkat pantatnya cukup tinggi…mungkin terangsang cukup hebat.
Didepan wajahku kini telah terpampang mahkota indah milik pembantuku yg di tumbuhi bulu-bulu kecil yg jarang-jarang seakan-akan bulu tersebut baru tumbuh sehabis dicukur. Sudah sering aku mejilati vagina pembantuku ini, tetapi suasana malam ini berbeda dgn saat-saat dimana kami sering bersenggama. Malam ini kami lebih bisa menikmati percintaan ini dan tidak perlu diburu waktu. Tidak seperti biasanya dimana kami melakukannya dgn cepat dan agak terburu-buru karena takut sewaktu-waktu istriku akan pulang dari kantor. Malam ini adalah malam milik Aku dan Mirna dan malam ini sampai besok pagi tidak ada yg akan menggangu kami.
Perlahan kuciumin bibir vagina pembantuku, aku menarik nafas dalam-dalam. merasakan wangi yg sangat kusukai yg keluar dari lendir vagina pembantuku Mirna. Kudekatkan lagi wajahku ke vagina Mirna sambil perlahan ke dua tanganku memegang kedua lutut Mirna dan kubuka lebar-lebar pahanya. Aku mulai menjulurkan lidahku dan mulai menjilati kemaluan pembantuku. Kedua tangan Mirna mendorong kepalaku seakan-akan menahan rasa nikmat yg didapat dari jilatan lidahku di vaginanya. Aku tidak perduli dan semakin dalam menjulurkan lidah didalam vagina Mirna. Mirna mengerang hebat..” aahhhh…Paaaaaakkkkk….! T..t..ta..ti ngak tahan l..l..la..gi…aaaaahhhhhhhh” Aku semakin ganas menjilati vagina pembantuku diselingi kadang dgn menyedot secara kuat lubang vaginanya…nga tahu sudah berapa banyak cairan vagina pembantuku yg telah terminum olehku…rasanya memang agak sedikit asin terasa di kerongkonganku tapi kurasakan nikmat luar biasa…5 menit telah berlalu, Mirna semakin terangsang, hal ini dapat kurasakan dari tubuhnya yg menggeliat-geliat dan pantatnya yg sering diangkat-angkat menahan ransangan hebat. melihat itu aku semakin senang dan semakin bergairah…kugaruk-garukan gigi bagian atasku ke bibir vagina Mirna dan kadang kugigit lembut klitoris Mirna yg membuatnya semakin menggila ” Paaaaaakk..ngakkk….t..ta..han….la..gi……aaaaaahhhhhhhhhhhhhhh Tat..ti….keluaaaaaaaaaaaaaaarrr………oooooohhhhhhhhhh……aaaaaaaahhhhhhhhhh….ba…paaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkk..!”
Akhirnya jebol juga pertahanan Mirna, Aku tahu tetapi aku tetap menjilati kemaluan pembantuku itu dgn penuh nafsu sampai akhirnya kudengar sebuah suara lembut memanggilku ” Pak…Mirna sudah keluar…jangan dijilati lagi ya pak…geli…” Aku menghentikan jilatanku dan beringsut menaikan tubuhku keatas sehingga kini wajah kami saling berhadapan. Tubuh kami tetap saling bersentuhan. “Kamu udah keluar ya sayaang….” Mirna mengangguk pelan, Aku tersenyum dan mencium keningnya. Mirna juga tersenyum dan merangkul leherku, mendekatkannya ke wajahya dan menciumi pipiku perlahan dan penuh kemesraan.
Aku membaringkan tubuhku di samping tubuh telanjang pembantuku Mirna, sambil memandang Mirna dan tersenyum aku berucap : ” Tapi Bapak masih gantung nih….masih belum keluar….gimana dong sayaang ” kataku pura-pura merajuk. Mirna tersenyum ” Mirna keluarin pakai tangan ya Pak? ” “Nga.. ah….Bapak maunya Mirna isep….ya ?” Mirna menggangguk sambil tersenyum dan segera bangkit. dgn gerakan seperti orang merangkak, Mirna membungkuk dan perlahan menggenggam batang kontolku…mulai memasukan kedalam mulutnya….Aku memejamkan mataku menikmati sensasi tersebut. Perlahan kedua tanganku memegang pantat Mirna dan menuntunnya agar mengangkangi wajahku ( istilah populernya posisi 69 ). Kesempatan ini kupergunakan untuk memandangi pantatnya…kecil pantat itu. kuelus – elus kedua pantatnya. halus sekali. sementara kurasakan nikmatnya kontolku di isap dan di kulum lembut oleh Mirna. Tak kuasa aku menahan akhirnya aku mulai menjilati lagi vagina Mirna yg mulai mengering. Mirna tidak protes, mungkin benar kata orang kalau wanita lebih cepat terangsang kembali setelah orgasme. Mungkin Mirna juga mengalami hal yg sama. Kami saling menjilati dgn posisi Mirna di atas tubuhku membentuk posisi angka 69, perlahan – lahan kurasakan Vagina Mirna mulai basah lagi dan sayup-sayup terdengar Mirna melengguh menahan nikmat. Isapan di kontolku mulai melemah dan akhirnya berhenti sama sekali. Mirna sudah menengadahkan kepalanya ke atas merasakan rangsangan yg hebat dari lubang vaginanya. Sementara bibirku masih tetap menjilati lubang vagina Mirna ” OOOhhh…AAhhhh…MMMhhhhh…..AAhh…..” Mirna semakin mendesah menahan birahinya. Perlahan kuselipkan tanganku ke balik bantal dan kukeluarkan sebuah kondom yg telah kulepaskan dari kantongnya. Sambil tetap menjilati Memek pembantuku, aku berusaha memasangkan kondom tersebut ke dalam batang kemaluanku. Ku lihat Mirna masih mendesah dan menengadahkan kepalanya menahan rasa nikmat.
Aku tidak ingin kehilangan momentum lagi, jangan sampai Mirna keburu mencapai orgasme. Perlahan kuhentikan jilatanku dan kutuntun pantat Mirna agar duduk di sampingku. setelah itu aku duduk dan membaringkan Mirna di sampingku. Aku mulai menaikkan tubuhku diatas tubuh Mirna. Kami kembali saling berciuman di bibir…lama.
Setelah puas berciuman, kukecup lagi kening Mirna..oh betapa sayaangnya hatiku padanya. Kupandangi wajah pembantuku…lama, kami saling berpandangan tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Kuelus rambut di atas keningnya sambil memandangi wajahnya penuh rasa sayaang.
Perlahan aku memperbaiki posisi tubuhku, aku mengangkat sedikit tubuhku dan bertumpu pada kedua lenganku. Ku genggam batang kemaluanku yg sudah mengeras dan tegang dan yg telah terbungkus oleh kondom berbintik-bintik. Lalu kuarahkan ke bibir kemaluan pembantuku…perlahan kugosok-gosokan penisku di bibir vagina Mirna…semakin kugosok semakin licin vagina Mirna. Kulihat Mirna sudah mulai memejamkan kedua matanya. Vaginanya semakin basah dan pada kesempatan itu sambil menggosokan ujung kepala penisku, kutekan perlahan penisku dan blesss….penisku amblas dan masuk semua kedalam vagina Mirna. Kulihat mulut Mirna menganga ketika batang kemaluanku menancap keseluruhan kedalam vaginanya. Aku mulai menaik turunkan pantatku dan memompa vagina Mirna dgn kontolku…Mirna meram dgn kening berkerut menahan rasa nikmat dan mulai memasukan jari telunjuknya di dalam mulutnya sambil kadang menjilatinya.
Kurapatkan tubuhku ketubuh Mirna ketika aku mulai mendengar Mirna mendesah dan merintih ” aahhh…ooohhh……ohhh……..” langsung kulumat bibirnya sementara kontolku masih tetap memompa vaginanya “Mmmmhh…mmmmhhhh” Aku merasakan pertahananku sudah mulai goyah..begitu juga Mirna….Aku semakin mempercepat goygan pantatku dan semakin cepat memompa vagina Mirna dan bibir kami tetap saling bertautan…akhirnya “EEmmmm…emmm..eeemmm” kami berdua mengejang dan mencapai klimaks sambil tetap berciuman…setelah air maniku muncrat dan aku menjadi lemas baru ku lepaskan ciuman di bibir Mirna ” Haaahhhh…” terdengar Mirna terengah-rengah. Lalu aku menjatuhkan tubuhku disamping Mirna. Tersenyum puas aku memandangi Mirna ; Pembantu sekaligus kekasih hatiku. kugenggam jemari tangannya lalu kurangkul tubuh tanpa busananya. Aku dan Mirna lalu tertidur saling berdekapan. Kubiarkan kondom yg telah terisi air maniku tetap berada di penisku. Sementara TV dan DVD playerku tetap menyala.
Tengah malam tepat dini hari jam 03.25 aku terbangun, aku merasakan sesuatu mengikat di penisku yg membuat aku tidak nyaman dan sedikit rasa sakit dipenisku. Ohh..ternyata kondomnya masih terpasang dan tergantung di penisku yg sudah mengecil. Kulihat Mirna tidur disampingku dgn nyenyaknya.
Aku segera bangkit berdiri ingin ke kamar mAndy membersihkan penisku, tak lu pa aku matikan DVD player terlebih dahulu, sementara TVnya sudah tidak menyala lagi. mungkin mati secara otomatis karena tidak ada siaran lagi.
Selesai dari kamar mAndy aku kembali ke kamar., kulihat Mirna masih tidur . Tiba-tiba hasrat bercintaku bangkit kembali melihat tubuh telanjang pembantuku itu. Aku lalu naik ke atas ranjang, kuelus rambut pembantuku, lalu kucium bahunya. Mirna menggeliat dan membuka kedua matanya….”Ba..pak sudah bangun…jam berapa sekarang? ” tanyanya dgn suara yg agak serak. “Hampir jam 4 pagi sayaang” jawabku, lalu aku kembali mencium bahunya…kubalikkan sedikit tubuhnya sehingga kini kedua payudara Mirna terlihat jelas…tanpa bicara lagi langsung aku kulum puting payudaranya. kujilati dan kusedot puting susu pembantuku. Mirna meletakkan tangannya di atas kepalaku dan mulai mengelusnya – ngelus rambutku. Aku mengerti, itu artinya Mirna mulai menikmati rangsangan dari payudaranya yg kusedot. Sambil terus menjilati puting payudara pembantuku, tanganku kuturunkan menuju ke lubang kenikmatan Mirna. Kugosok-gosokan jari tengahku ke bibir vagina pembantuku, mulai terdengar desahan tertahan dari mulut pembantuku itu. Aku semakin merasakan birahi takkala salah satu tangan Mirna mulai menuju ke puting susu aku dan jari jempolnya mengelus-elus perlahan putingku. Sedotanku di payudara semakin bernafsu dan kini jari tengahku telah masuk sebagian kedalam lubang kenikmatan pembantuku. Terdengar rintihan-rintihan kecil yg keluar dari mulut pembantuku, sementara itu penisku semakin tegang kurasakan. Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera memasukkan kontolku kedalam lubang kenikmatan pembantuku yg kurasakan semakin basah. Kali ini aku tidak ingin menggunakan kondom lagi. Aku ingin kontolku merasakan denyutan dan pijatan lembut didalam kemaluan pembantuku. Aku siap bertanggung jawab dan akan segera mengungsikan pembantuku ke tempat lain jika nantinya dia hamil. Begitu batinku didalam hati.
Perlahan kutancapi batang kemaluanku kedalam lubang kemaluan Mirna,Pembantuku. Kulihat Mirna memejamkan mata dgn mulut setengah terbuka. Sungguh indah wajah pembantuku itu dimataku ketika tubuhku dan tubuhnya menjadi satu, dimana penisku menancap penuh di dalam lubang vaginanya yg terus berdenyut. kurasakan pijatan di batang kemaluanku yg menambah rasa nikmat luar biasa, membuat aku tidak bergerak dan hanya diam saja tanpa melakukan aktifitas memompa. Setelah cukup lama merasakan sensasi pijatan tersebut, aku mulai menaik turunkan pantatku dan mulai melakukan aktifitas memompa….
Sambil memompa pembantuku, aku menyuruh Mirna mengelus puting susuku ” Sssayaang…pegang susu bbbapppak dong ” Jari tangan Mirna mulai mengelus putingku, aku merasakan kenikmatan yg tiada taranya melebihi kenikmatan ketika bersetubuh dgn istriku. Memang benar yg dikatakan orang-orang, sesuatu yg kita dapatkan secara susah dan sembunyi-sembunyi lebih nikmat rasanya. Banyak kasus seorang lelaki yg mendapatkan seorang istri yg cantik jelita tetapi masih berselingkuh dan menemukan kenikmatan didalam tubuh salah satu karyawannya yg hanya berwajah biasa-biasa saja. Tetapi ketika cinta yg terlarang dan sembunyi-sembunyi itu akhirnya di sahkan dan menjadi resmi (Tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi), maka kenikmatan dan sensasi luar biasa yg dirasakan sebelumnya tersebut juga akan menjadi hambar dan hilang dgn sendirinya. Aku berjanji dalam hati, akan selalu mendampingi Mirna dan tidak akan menyia-nyiakan dirinya sampai kapanpun mengingat kebaikan dan ketulusanya selama ini terhadap keluargaku, terutama terhadap diriku.
Aku sudah tidak kuat lagi, kurasakan pertahananku sudah mulai goyah…aku tahu dari tadi pembantuku sudah mencapai orgasme. Hal itu kutahu saat dia mencengkeram kuat kedua pundakku dan lalu cengkeramnya mengendur setelah itu. Pembantuku memang istimewa, disamping gaya bercintanya tidak terlalu ribut dan tidak reseh (tidak mengerang dan merintih dgn suara kencang), Dia juga penuh pengertian. Biasanya kalau wanita sudah keluar maka wanita akan merasa tidak nyaman bila masih disetubuhi terus. Tetapi Mirna dapat mengerti aku dan terus melayani aku sampai aku mencapai orgasme. Tiba-tiba ” OOoogghhh..TtMirnaiiii….” crooot..crooot…crooott….”Aaahhhhh….” akhirnya aku keluar juga, spermaku menyembur didalam lubang kenikmatan pembantuku. Ini adalah kali ke dua aku menyemburkan spermaku langsung kedalam rahim pembantuku tanpa memakai kondom. yg pertama adalah ketika pertama kali keperawanan pembantuku kurenggut dan ini adalah kali keduanya. Dan aku siap bertanggung jawab atas segala resikonya.
Tubuhku lemas, aku menjatuhkan tubuhku ke tubuh pembantuku. Penisku masih kubiarkan tertancap di vagina pembantuku. Kusandarkan kepalaku ke wajah pembantuku, aku menarik nafas dalam-dalam.
Perlahan kuangkat kepalaku sedikit, kini wajah kamu saling bertatapan, dekat sekali…kurang lebih 10 cm jaraknya Kutatap wajah pembantuku, ada rasa sayaang dan cinta didalam hatiku kala menatap wajahnya. Kurasakan penisku mulai mengecil didalam lubang kemaluan pembantuku. “Mirna…Maukah kamu menjadi istriku ?”….”Kita menikah diam-diam dikampungmu sayaang….Bapak sayaang sekali sama kamu” kataku pelan. Kulihat pandangan Mirna menerawang ke langit-langit kamar “Mirna tidak mau menyakiti hati Ibu….Mirna takut Pak” jawabnyanya pelan, hampir tidak kedengaran. Perlahan aku bangkit duduk, kulihat sebagian spermaku menetes keluar dari lubang kemaluan Mirna. Aku segera mengambil handuk dan mengelap bibir vagina pembantuku dan juga batang kemaluanku. Kuajak Mirna duduk bersandar di ujung tempat tidur, lalu kurangkul pundaknya agar merapat ketubuhku. “Tapi…Bapak merasa sejak hubungan kita ini berlangsung, hidup bapak terasa begitu indah, Bapak lebih bersemangat kalau ke kantor….bapak takut kehilangan dirimu…bapak takut sewaktu-waktu kamu akan meninggalkan keluarga ini…terutama…meninggalkan bapak ” kataku sedih. “Mirna akan selalu bekerja disin…” “Tidak mungkin” kataku memotong pembicaraannya. ” Kamu khan masih belum menikah, keluarga kamu tahunya kamu belum menikah dan suatu hari pasti dipaksa harus menikah..kamu pasti akan disuruh pulang Mirna…” kataku setengah putus asa. Mirna hanya diam saja ” Mirna..kumohon…kumohon kamu mau menjadi istriku…biarlah hanya kamu dan keluargamu yg tahu kalau aku akan memperistri kamu secara diam-diam tanpa sepengetahuan istriku” “kita menikah secara sederhana dikampung kamu lalu kamu ikut bapak ke jakarta lagi, nanti bapak akan belikan sebuah rumah didaerah perumahan dibogor agar kamu bisa tinggal disana…kamu boleh kok mengajak Ibu dan adikmu tinggal bersama disana” Tapi Mirna tetap diam saja. Kami berdua diam cukup lama, sementara jam kulihat sudah menunjukkan pukul 05.35
“Pak…maafkan Mirna ya…biarlah Mirna mencintai bapak didalam hati saja, Hanya Allah yg tahu betapa inginnya Mirna menjadi istri bapak…tapi Mirna tidak mau menghancurkan kebahagian rumah tangga Bapak dan Ibu yg sudah begitu baik terhadap Mirna…maafkan Mirna ya Pak..” Aku benar-benar terharu, kudekap semakin erat tubuh pembantuku…tak terasa air mata menetes dari kedua mataku…aku benar-benar merasa sedih….tak sanggup aku menghadapi kenyataan seandainya satu hari nanti Mirna akan pergi meninggalkanku. ” Jangan begitu sayaang….Bapak tidak bisa dan tidak mau kehilangan kamu, Jangan kamu siksa Bapak seperti ini” . Lama kami berdua terdiam, suasana sunyi menyelimuti kami, hanya tangan saya yg berbicara saat itu dgn mengelus pundak dan rambut pembantuku, sesekali kucium rambut diatas kepalanya.
“Pak…” Mirna mulai membuka suara, “Hmm…” Aku berguman ” Kasih Mirna waktu untuk memikirkan permintaan Bapak tadi ya…?” Aku kembali mencium kening pembantuku dan kamipun kembali tertidur saling berpelukan. Tepat sekitar jam 7.45 kami terbangun. buru-buru aku bersiap-siap untuk menuju kekantor. Hari itu aku terlambat masuk kantor.
Hubungan rahasia antara aku dan pembantuku berjalan mulus-mulus saja. Didepan istriku tidak terlihat adanya hubungan istimewa antara aku dan pembantuku karena kami selalu bersikap wajar layaknya seorang majikan dan pembantu sehingga istriku tidak pernah curiga apalagi berpikir yg macam-macam. Hal itu sangat melegahkan diriku. Seminggu setelah istriku pulang dari surabaya tiba-tiba Mirna pembantuku meminta izin pulang kampung, katanya Ibunya sakit dikampung dan dia ingin menjenguknya. Aku kaget bukan main mendengar hal tersebut tetapi karena disitu ada istriku maka aku hanya diam saja dan membiarkan istriku saja yg bicara. Apakah karena permintaanku beberapa hari yg lalu yg membuat Mirna berkeinginan untuk pulang kampung dan tidak kembali lagi ? begitu batinku didalam hati. Ternyata tidak…Mirna katanya hanya ingin pulang menjenguk ibunya selama seminggu dan setelah itu akan kembali lagi bekerja dirumah kami. Plong rasanya hati ini mendengar hal tersebut.
Tetapi manusia hanya bisa merencanakan dan berandai-andai, Ternyata hal yg kutakutkan benar-benar terjadi. Mirna tidak lagi kembali. Setelah lebih dari 10 hari tidak ada kabar dari Mirna, kami mencoba menghubunginya ke ponsel tetapi tidak diangkat. Kadang aku dan istriku menggunakan nomor ponsel teman untuk menghubunginya, tetap tidak diangkat. Mungkin Mirna tidak mau kembali lagi, padahal baju-bajunya masih banyak di dalam lemari pakaiannya, bahkan gaji bulan terakhir belum sempat diambilnya.
Istriku cukup kecewa, anakku alex sering memanggil dan bertanya “Kak Mirna mana?” dan yg paling merasakan kehilangan adalah aku…diriku…