Namaku Ratna, ketika dulu aku masih sekolah, aku sangat mengidamkan salah satu guru namanya pak Boby dia guru matematika. Orangnya ganteng, badannya tinggi kekar.
Suatu hari waktu jam istirahat aku berjalan menuju ke kantin mau beli minum. Tiba-tiba Pak Boby keluar dari kantor dan menabrakku,
“Maaf Na, bapak gak sengaja” katanya.
“Iya Pak, gakpapa lagian aku tadi juga jalan gak lihat-lihat kog pak” ucapku.
“Sebagai permintaan maafku aku traktir kamu di kantin deh, setuju?” tawarnya.
Tanpa ragu aku mengiyakan ajakannya. Di otakku langsung terlintas untuk menggodanya. Aku berpura-pura memperbaiki tali sepatuku, kebetulan rok seragamku pendek, jadi terlihatlah pahaku. Kulihat pak Boby tersenyum kecil saat dia memandangi pahaku Di kantin kami ngobrol aja sampai bel masuk berbunyi. Waktu aku mau kembali ke kelas, dia menyempatkan berbisik padaku,
“Hy, paha kamu mulus banget”. Aku cuma menjawab dengan senyuman.
“Kapan-kapan main ke rumahku ya” tambahnya. Wah to the point banget nih guru, pasti dia maunya tak hanya ngobrol nihkataku dalam hati.
Sabtu sore aku berkunjung ke rumahnya. Ketika aku sampai di rumahnya kayaknya dia baru mandi. Berkali-kali aku pencet bel di pintu pagernya. Akhirnya dia keluar dan bukaain pintu.
“Maaf baru selesai mandi, sudah lama kamu di luar? Oya ayo masuk” ucapnya. Aku pun lantas berjalan masuk ke rumahnya mengikuti Pak Boby dari belakang.
“Hihihi, maaf rumahnya berantakan” katanya.
“Gakpapa pak…rumahnya kog sepi pak?” tanyaku.
“Aku memang tinggal sendiri di rumah kontrakan ini” jawabnya.
“La terus keluarga bapak tinggal dimana?” tanyaku penasaran.
“Aku sudah pisahan sama istriku Na…anakku semata wayang ikut ibunya di kota lain” jawabnya menjelaskan.
Lalu kami berdua ngobrol panjang lebar soal pelajaran di sekolahan. Gak terasa waktu berjalan menjelang magrib.
“Kamu laper gak Na?” tanyanya.
“Lumayan pak hehehee…” jawabku meringis.
“Kalau gitu kamu tunggu disini sebentar ya, aku mau keluar cari makan” ucapnya.
“Iya pak, maaf ya pak malah jadi ngrepotin” kataku basa-basi.
“Gakpapa santai aja” jawabnya.
Sewaktu Pak Boby beli makan, aku melihat-lihat kondisi rumah kontrakannya sampai ke belakang. Kulihat pintu kamarnya terbuka dan aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Pak Boby banyak mengkoleksi buku matematika di meja kamarnya. Ada juga beberapa majalah dewasa di atas kasurnya lalu aku buka-buka majalah itu. Ternyata isi majalah itu gambar-gambar cewek dan cowok bugil lagi ngentot. Aku tidak mengira ternyata pak Boby juga suka koleksi seperti itu. Tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara di belakangku,
“Ngapain kamu masuk ke kamarku Na..ayo kita makan dulu keburu dingin makanannya” katanya yang mengejutkanku.
Aku sangat kaget tapi kelihatannya pak Boby gak marah, lalu majalah kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagap-gagap sambil grogi, malu, deg-degkan,
“Maa..aa..aaf ya pak atas kelancanganku masuk ke kamar bapak tanpa ijin dulu”
“Udah gakpapa, udah sekarang kita makan dulu” jawabnya santai. Lalu kami berdua makan bersama, dan aku mencoba untuk memecahkan keheningan,
“Koleksi majalahnya banyak sekali pak”
“Iya, buat iseng-iseng aja kalau lagi gak bisa tidur” jawab pak Boby.
“Tapi majalahnya kog gambarnya gituan pak?” tanyaku.
“Itu yang ngasih temen aku dari Batam, ya udah habiskan dulu makanmu nanti kita lihat lagi di kamar” ucapnya.
Setelah makanan kami habis lalu aku diajaknya masuk kamarnya untuk melihat koleksi majalah milik pak Boby. Kuambil majalah dewasa tadi yang berada di atas tempat tidurnya.
“Kamu suka juga ya Na melihat gambar kayak gitu?” tanya pak Boby.
Jujur saja aku jadi terangsang melihat gambar orang ngentot di majalah itu. Dan tanpa menunggu aku menjawab pertanyaannya pak Boby langsung memeluk tubuhku. Dengan sedikit nafsu dia menciumi pipiku dan bibirnya.
Aku yang saat itu mengenakan celana ketat dari kain yang cukup tipis berwarna putih sehingga bentuk bokongku yang bulat padat begitu kentara, dan bahkan saking ketatnya CDku sampai kelihatan sekali berbentuk segitiga. Atasannya aku mengenakan baju kaos putih ketat dan polos sehingga bentuk toketku yang membulat terlihat jelas, kaosku yang cukup tipis membuat BHku yang berwarna putih terpampang jelas sekali. Pak Boby lalu mendekatkan mukanya ke wajahku, dengan cepat dia mengecup bibirku dengan lembut. Hidung kami bersentuhan lembut, aku diam aja, mataku terpejam. Dia mengulum bibir bawahku, disedot sedikit. Lima detik kemudian, dia melepaskan kecupan bibirnya dari bibirku. Tangannya bergerak semakin berani, yang tadinya hanya meremas jari tanganku kini mulai meraba ke atas menelusuri dari pergelangan tangan terus ke lengan sampai ke bahu lalu diremasnya dengan lembut.
Matanya tertuju pada toketku dari balik baju kaosku yang ketat. Kini jemari tangan kanannya mulai menggerayangi pinggulku, ketika jemarinya merayap ke belakang sampai dibelahan pantatku lalu diremasnya dengan gemas.
“Sssthhh…aahh…” aku merintih pelan.
Mendengar aku merintih menahan nikmat kini jemari tangan kanannya bergerak semakin berani, menelusup ke pangkal pahaku, dan mulai mengelus gundukan bukit memekku. Dius lembut dari balik celanaku yang amat ketat, selang beberapa detik kemudian dia memaksa memasukkan jemari tangannya di selangkanganku dan memekku kini telah berada dalam genggaman tangannya. Aku menggelinjang kecil, saat jemari tangannya mulai mengelus klitorisku. Dia mendekatkan mulutnya kembali ke bibirku. Secepat kilat bibirku kembali dikulumnya, digigit lembut dan disedot. Dengus nafasku terdengar memburu saat dia mengecup dan mengulum bibirku cukup lama. Dia mempermainkan lidahnya di dalam mulutku, aku membalas cumbuannya dengan menggigit lembut dan mengulum lidahnya dengan bibirku. Lidah kami saling berpaut, lalu dia mengecup dan mengulum bibir atas dan bawahku secara bergantian. Terdengar suara kecapan-kecapan kecil saat bibir kami saling mengecup.
Jemari tangan kanannya yang masih terus mengelus klitorisku dengan lembut. Aku mengerang lirih, kupejamkan mataku rapat-rapat, sambil kugigit bibir bawahku.
“Sssthh…aahhh…paaakkk…” desahku lirih.
“Enak ya Na diusap-usap gini klitorismu…” tanyanya.
“Iya pak enak sekaliii…aaahhh…” jawabku disela-sela desahanku
Kedua pahaku yang tadi menjepit pergelangan tangan kanannya kini kurenggangkan. Dia mengangkat wajah dan daguku kearahnya, sambil merengkuh tubuhku agar lebih merapat ke badannya lalu kembali dia mengecup dan mencumbu bibirku dengan bernafsu.
Puas mengelus-elus bukit memekku, kini jemari tangan kanannya bergerak merayap ke atas, mulai dari pangkal paha terus ke atas menelusuri pinggang sampai ujung jemarinya berada di bagian bawah toketku yang sebelah kiri. Dia mengelus perlahan di situ lalu mulai mendaki perlahan, akhirnya jemari tangannya seketika meremas kuat toketku dengan gemasnya. Seketika itu pula aku melepaskan bibirku dari kuluman bibirnya,
“Aaauuuu…sakit paaakkk…pelan-pelan aja meremasnya” pekikku.
“Iya sayang maaf ya” jawabnya. Kini secara bergantian jemari tangannya meremas kedua toketku dengan lebih lembut. Aku menatapnya dan membiarkan tangannya menjamah dan meremas-remas kedua toketku.
AKu yang sedang enak-enaknya menikmati remasnya tiba-tiba pak Boby menghentikan aksinya. Dia kemudian berdiri dan membuka celana panjangnya beserta CDnya dihadapanku. Kontolnya yang sudah tegang itu langsung mencuat dan mengacung keluar mengangguk-anggukan kepalanya naik turun. Batang kontolnya sudah kelihatan tegang berat, urat-urat di permukaan kontolnya sampai menonjol keluar semua. Batang kontolnya bentuknya montok, berurat, besar dan panjang.
“Wow, kontol bapak besar sekali, segede yang di majalah pak”
“Kamu belum pernah liat yang kayak punyaku Na?”
Dia meraih kedua tanganku dan diarahkan ke kontolnya. Kedua jemari tanganku mulai menyentuh kepala kontolnya yang sedang ngaceng. Pertama kali aku hanya memegang dengan kedua jemariku.
“Remas aja Na, gakpapa kog” katanya.
“Iiihhh..keras banget pak…” ucapku.
Aku pun lantas meremas kuat dengan sesekali kukocok maju mundur. Pak Boby melenguh panjang,
“Ooooouuuhhh…aaahhh…”
Aku semakin bersemangat melihatnya merasakan kenikmatan, kedua tanganku bergerak makin cepat maju mundur mengocok kontolnya. Dia semakin tak terkendali,
“Adduuuhhh Ratna sayaaaanggg…aaarrgghhh…”
Merasa mau menyemburkan sperma pak Boby kemudian menarik kontolnya dari genggaman tanganku. Dia berdiri dan meraih tubuhku sehingga aku ikut berdiri. Dipeluknya aku dengan gemas, aku menggelinjang saat dia merapatkan badannya ke tubuhku sehingga toketku yang bundar montok menekan dadanya yang bidang. Kurangkulkan kedua lenganku ke lehernya, dan tiba-tiba ia pun mengecup bibirku dengan mesra, bibir kami saling melumat. Terasa kontolnya yang masih ngaceng itu menekan kuat bagian pusarku, karena tubuhnya lebih tinggi dariku. Jemari tangannya mulai menggerayangi bagian bawah tubuhku. Diremasnya bokongku dengan gemas, jemarinya bergerak memutar di bokongku. Aku merintih dan mengerang kecil dalam cumbuannya.
Setelah 5menit bercumbu, dia kembali menyuruhku untuk meremas kontolnya seperti tadi. Segera jemari tangan kananku mengusap dan mengelus-elus kontolnya dan sesekali kuremas. Dia menggelinjang nikmat.
“Ooouugghh…..” erangnya.
“Enak pak?” tanyaku.
Aku memandang wajahnya yang sedang meringis menahan rasa nikmat. Jemari tanganku semakin gemas saja mempermainkan kontolnya bahkan mulai kukocok seperti tadi. Dia melepaskan kecupan dan pelukanku. Dia lantas melepas baju kemejanya dan dilempar sekenanya. Kini dia benar-benar polos dan telanjang bulat di hadapanku. Aku masih tetap mengocok kontolnya maju mundur.
“Kamu suka ya sama kontolku ini? tanyanya.
“Iya pak suka banget, gede panjang dan keras lagi” jawabku sambil tetap mengocok kontolnya.
“Terus kalau memekmu kayak apa ya?” tanyanya penasaran.
Tanpa menunggu perintah dariku dengan cepat dia berjongkok di depanku, kedua tangannya meraih pinggulku dan didekatkan ke arahnya. Kedua jemari tangannya mulai gerilya mencari resleting celana ketatku yang berwarna putih itu. Mukanya persis di depan selangkanganku sehingga dia dapat melihat gundukan bukit memekku dari balik celana ketatku. Dia semakin tak sabar, dan begitu menemukan kaitan resletingku segera ditariknya ke bawah sampai terbuka, kebetulan aku tak memakai sabuk sehingga dengan mudah dia meraik celanaku sampai ke bawah. Sementara pandangannya tak pernah lepas dari selangkanganku. Kini terpampanglah di depannya CDku yang berwarna putih bersih itu tampak sedikit menonjol di tengahnya. Terlihat dari CDku yang cukup tipis itu ada warna kehitaman, yaitu jembutku. Dia memandang ke atas dan aku menatapnya sambil tetap tersenyum.
“Aku buka CDnya boleh?” tanyanya. Aku hanya menganggukan kepala perlahan. Secepat kilat ditariknya ke bawah CDku itu dengan gemas dan kini terpampanglah sudah daerah memekku yang sudah basah.
“Woooww…memekmu indah sekali”. Hanya kalimat itu yang sanggup diucapkan saat itu.
Dia mendongak ketika aku sedang membuka baju kaosku, setelah melemparkan kaos sekenanya kedua tanganku lalu menekuk ke belakang punggungnya membuka braku dan bra itupun terlepas jatuh di mukanya. Toketku berbentuk bulat seperti buah apel, besarnya kira-kira sebesar dua kali bola tenis, warnanya putih bersih hanya pentil kecilnya saja yang tampak berwarna merah muda kecoklatan.
“Kamu semakin cantik Na, bila telanjang gini” pujinya.
Badanku seperti kesetrum saat kulitku menyentuh kulit nya, kedua toketku yang bulat menekan lembut dadanya yang bidang. Jemari tangannya tergetar saat mengusap punggungku yang telanjang. Dengan penuh nafsu dia segera merebahkan tubuhku yang telanjang bulat itu di atas kasur. Dia memandangi tubuhku yang telanjang bulat di ranjang.
Kemudian dia merayap ke atas tubuhku yang bugil dan menindihnya, sepertinya dia sudah tak sabar ingin segera memasuki memekku.
“
Ayo buka pahamu sayang, aku ingin segera mengentotimu” pintanya.
“Aaahhh…paaakkk…”. Aku hanya melenguh pasrah saat dia setengah menindih tubuhku dan kontol yang tegang itu mulai menusuk celah memekku,
“Pelan-pelan pak…sakitt…gede banget soalnya” rengekku.
Diapun mulai menekan ke bawah secara perlahan, dia mengecup bibirku sekilas lalu berkonsentrasi kembali untuk segera dapat membenamkan kontolnya ke dalam liang memekku seluruhnya. Aku merintih dan mendesah kecil ketika kepala kontolnya yang besar mulai berhasil menerobos liang memekku.
“Sempit sekali Na…jarang kemasukan kontol ya?” tanyanya sambil terus mendorong kontolnya.
Dan tak berapa lama kurasakan kepala kontolnya berhasil masuk dan terjepit ketat sekali dalam liang memekku. Disodoknya perlahan kontolnya dalam liang memekku.
Kedua jemari tangannya secara bersamaan mulai menggerayangi gunung toketku yang kenyal dan montok. Aku merintih dan menggelinjang. Dipilinnya pentilku dengan lembut. Aku semakin mendesah tak karuan. Aku mengerang dan kedua tanganku memegangi kain sprei dengan kuat. Dia semakin menggila tak puas meremas dan memilin pentilku lalu mulutnya mulai menjilati kedua toketku secara bergantian. Lidahnya menjilati seluruh permukaan toketku itu sampai basah, mulai dari toket yang kiri lalu berpindah ke toket yang kanan, digigit-gigitnya pentilku secara bergantian sambil diremas-remas dengan gemas.
Bukan saja menjilati kini mulutnya mulai beraksi menghisap kedua pentilku sekuat-kuatnya. Dia tak peduli aku menjerit dan menggeliat kesana-kemari, sesekali kedua jemari tanganku memegang dan meremasi rambutnya, sementara kedua tangannya tetap mencengkeram dan meremasi kedua toketku bergantian sambil menghisap-hisap pentilnya. Bibir dan lidahnya dengan sangat rakus mengecup, mengulum dan menghisap kedua toketku. Di dalam mulutnya pentilku dipilin dengan lidahnya sambil terus dihisap. Aku hanya bisa mendesis, mengerang, dan beberapa kali memekik kuat ketika giginya menggigiti pentilku dengan gemas, hingga tak heran kalau di beberapa tempat di kedua bulatan toketku itu nampak berwarna kemerahan bekas hisapan dan garis-garis kecil bekas gigitannya.
Sementara dia terus menggoyangkan pinggulnya naik turun, sodokan kontolnya mulai agak cepat. Pinggulnya menghunjam-hunjam dengan cepat mengeluar masukkan kontolnya yang tegang. Aku memeluk punggungnya dengan kuat, ujung jemari tanganku menekan punggungnya dengan keras. Kukuku terasa menembus kulitnya. Tapi dia tak peduli, dia sedang mengentoti dan menikmati tubuhku. Beberapa kali aku sempat menggigit bibirnya, namun itupun dia tak peduli. Dia hanya merasakan betapa liang memekku yang hangat dan lembut itu menjepit sangat ketat kontolnya.
“Aaaahhh Ratna aku mau keluar sayaaannggg, keluarin dimana sayang….”
“Tahan pak kita keluar bareng ya….keluarin di dalam aja pak….”
Tak lama kemudian terasa sekali pejuhnya menyembur di dalam liang memekku, terasa hangat sekali.
Kami pun berpelukan puas atas kejadian tersebut. Dan tanpa terasa kami ketiduran sambil berpelukan telanjang bulat karena kecapaian dalam permainan tadi.
Di hari itu kami berdua melakukan hubungan badan sampai beberapa kali hingga akhirnya kita sudah benar-benar lemas dan tak bisa bangun lagi sampai aku harus menginap di rumah kontrakan pak Boby. Sungguh nikmat ML dengan guruku yang ganteng ini.