Cerita Bokep Bercinta Dengan Icha Teman Sekolahku

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
1638 views

Lama sekali aku tdk bertemu dengan teman lamaku Icha, karena perusahaan tempatku bekerja tdk mengijinkan aku pulang selama masa training itu. Setahun kemudian aku pulang, tp sengaja aku tdk memberitahunya kepulanganku supaya ada kejutan. Setelah sampai di pelabuhan lalu aku melanjutkan perjalananku dengan kereta api jurusan kota kelahiranku. Aku duduk di kursi paling belakang, aku terus saja membayangkan Icha sambil melihat ke jendela kereta sehingga tanpa sadar ada seorang penumpang bertanya.


“Permisi..maaf mas…apa kursi ini masih kosong” tanya orang itu.

Aku kaget dibuatnya, rupanya aku melamun cukup lama. Belum habis rasa kagetku, aku tersentak ketika aku melihat seraut wajah itu.

“Lhoo…Ka..kaa…mu Icha..” teriakku.

“Maasss..donny…” sahut gadis itu yg ternyata adalah Icha. Lalu kamipun berpelukan.

Tak dapat kami membendung air mata karena rasa bahagia.

 

“Aku kangen banget sama kamu Icha!” aku membuka perbincangan kami berdua sambil kekecup keningnya.

“Aku jg kangen banget Mas!” bisiknya sambil kembali memelukku.

Rupanya Icha dari tempat saudaranya yg sedang sakit di kota itu. Dan Akan pulang naik kereta api. setelah beberapa saat kita berpelukan aku jadi terangsang karena sudah setahun kita tdk ketemu. Lalu aku melumat bibirnya dengan buas. Dia mendesah nikmat dan desahannya semakin menjadi saat ujung lidahku menjilat belakang kupingnya. Batang penisku langsung tegang.

Takut desahannya terdengar dengan penumpang lain, lalu aku buru-buru menyumpali bibirnya dengan bibirku. Tanganku dibimbingnya untuk meraba toketnya. Tanpa diperintah aku menelusupkan tanganku ke kedua bukitnya yg kenyal itu.

“Mass! aku kangeen banget sama mas,” bisiknya saat aku mulai mengecup mesra puting susunya.

Lalu aku mengambil bantal satu lagi dan kusandarkan di dekat jendela. Dia menarik kuat rambutku saat puting susunya kugigit pelan. Sementara puting susu satunya kupelintir-pelintir dengan jari-jariku. tubuhku mulai hangat, demikian dengan tubuh Icha semakin mengejang tak karuan. Aku masih saja memberikan sensasi kenikmatan pada kedua puting susunya dan ternyata itu titik didihnya.

Desisnya saat aku menghisap kencang toketnya hingga tenggelam setengahnya di mulutku. Ia mengejang pelan dan ia menggesek-gesekkan pahanya dan celananya mulai basah oleh lendir kenikmatannya.

Tak lama kemudian kuturunkan celananya serta celana dalamnya dan Icha makin menggelinjang hebat dan secepat kilat aku mencium bulu-bulu halus di bawah pusarnya, hmmm… wangi sekali. Tiba-tiba kepalaku ditekannya menuju lubang memeknya dan aku bagai kerbau di cocok mengikuti saja apa yg dia mau. Sementara jari tengahku menusuk-nusuk lubang memeknya. Kutusuk pelan dan ku kocok keluar masuk dengan lembut.

 

Icha semakin tak terkendali dan mengambil bantal untuk menutup mulutnya dan aku hanya mendengar suara desisan yg tak begitu jelas. Akan tetapi Icha bereaksi hebat dan tak lagi menguasai posisinya di pangkuanku.

Batang penisku yg sejak tadi tegang menggeras sia-sia kalau tdk aku sarangkan ke lubang memek yg ku kangeni ini. Aku angkat sedikit pinggulnya dan lalu ku keluarkan batang penisku, sementara aku mulai mengatur posisi Icha untuk kumasuki

“Jhleebbbbb!” dengan mudah kepala penisku masuk karena lubang memeknya sudah basah dari tadi.

Bersamaan itu Icha mendesah. Icha menjerit lirih saat semua batang penisku menjejali rongga rahimnya. Kami rindu dan ingin berlama-lama menikmati moment kami berdua yg sangat indah, syahdu dan nikmat ini. Aku melipat pahaku dan aku menyelusupkan di balik punggungnya agar dia merasa nyaman dan memaksimalkan seluruh batang penisku di dalam rahimnya. Kurangkul punggungnya dan kulumat bibirnya dengan halus bergantian ke belakang kupingnya dan lehernya. Tangan kiriku memainkan kelentitnya, kugesek dan kugoyang ujung jariku disana.

“Aaacchhhh.. Mass donny .. aakuuu.. kaan.. ngennnn..“

Katanya dengan terbata-bata saat aku menciumi belakang lehernya. Tubuhnya mulai menggigil dan Icha diam sesaat merasakan pejalnya batang penisku memenuhi lubang memeknya, wajahnya menahan sesuatu untuk di ekpresikan. Aku merasakan bahwa dia sebentar lagi akan mencapai puncak orgasmenya.

“Luapkan semua rasa rindumu Sayang.. aku akan menyambutmu..” bisikku mesra ditelinganya.

Aku membantunya mempercepat tempo permainan jariku di kelentitnya, sementara itu ujung lidahku jg tdk ketinggalan menciumi puting susunya dan sesekali menghisapnya lembut

“Ooocchh.. Ooocchh.. Mass donny..ssshhhhh..” hanya itu yg ia ucapkan.

 

Desisan-desisan kenikmatanya membuatku semakin bernafsu menjelajahi seluruh tubuh Icha dengan lidahku dan buru-buru menarik kepalaku. Ia lantas melumat mulutku kesetanan bagai tiada hari esok dan lantas aku melumat mulutnya dan kulepas permainanku di kelentitnya. Tangan kiriku kutarik ke atas untuk memainkan puting susu kirinya dan ternyata usahaku tak sia-sia.

“Aaaacchhhhhh.. eeee.. naaakkkk..Saaaayy.. yaaaang..” desah Icha dalam erat pelukanku.

Desahnya menandakan kepuasan mencapai puncak orgasme dari cinta kami berdua. Aku mengambil jaketku dan menutupi bagian pribadi kami yg sempat berantakan. Meskipun batang penisku masih tertancap di dalam-dalam lubang memeknya. Akan tetapi aku tak ingin mengakhiri dengan ejakulasiku karena situasi yg tdk memungkinkan.

“Auuwhh.. geli Mass..” desah Icha geli oleh denyutan batang penisku.

“Baik Icha sayang.. aku akan mencabutnya..”

“Ooocchhhh,” Icha menjerit lirih kegelian.

Kami berdua pun tertidur bersama hingga tibalah kami di kota kami yg penuh kenangan bagi kami berdua.

“Eh Mas sekarang mau kemana?” Tanya Icha .

“Mau pulang ikut yuk,” jawabku enteng.

Lalu aku merangkulnya kedalam pelukanku. Angan kelaki-lakianku pun mulai berimprovisasi dan aku telah menemukan retorika tepat untuknya.

“Icha aku khan belum puas melepas rindu sama kamu, kita lanjutin di rumahku yukk!” ajakku.

Singkatnya kami berdua menuju rumahku. Kebetulan rumahku tdk ada siapa-siapa.

Setelah mandi dan makan kami ngobrol-ngobrol cukup lama tentang kenangan kami.

Lalu aku pangku Icha . Dalam keadaan berdekatan kayak gini, aku punya inisiatif untuk memeluk dan menciumnya. Dan Icha sudah berada dalam dekapanku, dan bibirnya sudah dalam lumatan bibirku. Dia hanya diam dan mulai memejamkan matanya menikmati ciuman ini. Tanganya perlahan berganti posisi menjadi memeluk leherku.

Tanganku yg tadinya memegang pinggulnya, bergeser turun ke pangkal pahanya dan akhirnya

 

Aku berhasil meraba merasakan betapa mulusnya paha Icha . kuelus-elus sambil sedikit meremasnya. Sedang bibir kami masih saling melumat mesra dalam keadaan mata masih terpejam. Tanganku mulai bergeser naik lagi. Sekarang aku mengangkat bajunya, dan terlihatlah dua gundukan indah yg masih tertutup rapi oleh BH nya. Aku lumat lagi bibirnya sebentar sambil tanganku ke belakang tubuhnya. Memeluk,. dan akhirnya aku mencari kancing BH nya untuk kulepas. Tak lama kemudian terlepaslah BH penutup toketnya dan mulailah tersembul keindahan toketnya yg mulus dengan puting kecoklatan diatasnya.

Benar-benar pemandangan menakjubkan payudara Icha yg selama setahun ini belum aku pernah kulihat lagi. Akirnya aku mulai meremas-remas lembut salah satu toketnya dan kembali kulumat bibirnya. Terdengar nafas Icha yg mulai tak teratur. Kadang Icha menghembuskan nafas dari hidungnya cepat hingga terdengar seperti orang mendesah. Icha makin membiarkan aku menikamti tubuh indahnya. Birahinya sudah hampir tak tertahankan. Saat kurebahkan tubuhnya di kursi sofa dan mulutku siap menghisap putingnya, Icha menolak sambil mengatakan,

“Mas donny, kita pindah ke kamar aja yuk!” ajaknya dan segera aku membopongnya menuju kamarku.

Begitu pintu kamar ditutup dan di kunci, langsung kupeluk Icha dan kembali melumat bibirnya dan melanjutkan meraba tubuhnya sambil bersandar di tembok kamar. Lama-lama cumbuanku mulai berpindah ke lehernya dan menggelitik belakang kupingnya. Icha mulai mendesis pertanda birahinya semakin menjadi-jadi. Saking gemesnya aku pada tubuh Icha, nggak lama tanganku turun dan mulai meraba dan meremas-remas bokongnya yg begitu bulat dan montoknya.

Icha mulai mendesah geli, terlihat ketika aku lebih menurunkan cumbuan ke bagian dadanya, dan menuju toketnya. Dalam posisi setengah jongkok dan tanganku memegang pinggulnya, aku mulai menghisap puting Icha satu persatu yg membuat Icha kadang mengejang geli, dan sesekali melenguh geli. Kuijilati, kugigiti, dan ku hisap puting Icha , hingga Icha mulai lemas. Tangannya yg bertumpu pada dinding kamar mulai mengendor.

Perlahan aku mengusap-usap kedua pahanya…Dan aku mengaitkan beberapa jari di CD nya dan “sreettttt” terlepas sudah CD Icha . Kuraba bokongnya, begitu mulus dan kenyal, sekenyal toketnya. Dan saat rabaanku yg berikutnya hampir mencapai daerah selangkanganya…tiba-tiba,

“Di ranjang aja yuk! Icha capek berdiri terus”

Sebelum membalikkan badan, Icha melepas celananya di hadapanku dan tersenyum manis memandang ke arahku. Alamaakkk, senyum manisnya bikin aku cepat-cepat untuk menggumulinya. Apalagi Icha tersenyum dalam keadaan telanjang. Icha mendekatiku dan tangannya dengan cepat melepas celana dan celana dalamku hingga kini bukan hanya dia saja yg telanjang di dalam kamar. Batang penisku yg sudah mengeras menandakan bahwa aku sudah siap tempur kapan saja.

Lalu Icha menarik tanganku dan menggandeng menuju ranjang. Sesampainya di pinggir ranjang, Icha berbalik dan mengisyaratkan agar aku tetap berdiri dan kemudian Icha duduk di sisi ranjangnya. Icha dengan rakusnya menyepong batang penisku. Lalu dia dengan liarnya pula menggigit pelan, menjilat dan menyedot batang penisku tanpa ada jeda sedikitpun. Kepalanya maju mundur menyepong batang penisku hingga terlihat jelas betapa kempot pipinya. Aku berusaha mati-matian menahan ejakulasi agar aku bisa mengimbangi permainanya. Mingkin sekitar 15 menitan Icha menyepong batang penisku, lalu dia melepas sepongannya dari batang penisku dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Aku sangat mengerti maksud Icha ini. Dia minta gantian aku yg aktif. Segera kutindih tubuh indahnya dan mulai berciuman lagi beberapa lamanya, dan aku mulai mengalihkan cumbuan ke toketnya lagi, kemudian turun lagi mencari sesuatu di selangkanganya. Icha mengerti maksudku. Dia segera mengangkangkan lebar kedua pahanya membiarkan membenamkan wajahku di sekitar bibir memeknya. Kedua tanganku kulingkarkan di kedua paha mulusnya dan bibir memeknya yg sudah merah dan basah itu. Aku julurkan lidahku untuk menjilat bibir memeknya dan kelentit yg sudah mengeras dan menonjol.

Tubuh Icha mengejang hebat, Eranganya pun mulai seru. Matanya terpejam merasakan nikmatnya permainan lidahku di lubang memeknya. Kadang pula Icha melenguh, merintih, bahkan menjerit pelan menikmati permainan lidahku. Terlebih ketika kujulurkan lidahku lebih dalam ke lubang memeknya sambil menggesek-gesek kelentitnya. Dan bibirku melumat bibir memeknya seperti orang sedang bercumbu. Memeknya mulai berkedut hebat, hidungnya mulai kembang kempis, dan akhirnya…

 

“Mas donnyyyyy.. aaacchhhh…cepet donk masukin penis mas…oohhhhh!!” Icha memohon-mohon kepadaku agar segera mengentotnya.

Aku bangun dari daerah selangkanganya dan mulai mengatur posisi di atas tubuhnya dan menindihnya memasukkan batang penisku ke dalam lubang memeknya perlahan.

Dan akhirnya aku mulai menyodok secara perlahan dan jantan. Masih terasa rapet karena sudah setahun tdk terpakai, dan remesan lubang memeknya membuatku tambah ketagihan. Akhirnya aku sampai pada posisi paling dalam, lalu dengan perlahan kutarik lagi, pelan dan lama kelamaan aku percepat kocokkanku. Kemudian posisi demi posisi kucoba dengan Icha .

Aku sudah tak sadar berada dimana. Yg aku tau semuanya sangat indah luar biasa. Rasanya aku seperti terbang tinggi ke langit ketujuh bersama Icha . Yg kutau, terakhir kali tubuhku dan tubuhnya mengejang hebat. Sekujur tubuh kami bersimbah peluh. Nafas kami sudah tak beraturan.

Aku merasa ada sesuatu yg menyembur banyak dari batang penisku sewaktu batang penisku masih berada di dalam lubang kenikmatan Icha . Setelah itu aku sudah nggak tau apa-apa lagi. Sebelum tidur aku sempat melirik jam yg tergantung di dinding kamar. Alamaaakkkkk…!!! hampir 2 jam.

Waktu terbangun dari tidurku besoknya, Icha masih tertidur lelap disampingku, masih dalam keadaan bugil. Sambil memandanginya, dalam hati aku berkata, “Akhirnya aku bisa ngelampiasin hasrat nafsu yg setaun ini aku pendam”.


Setahun kemudian Icha lulus dari bangku kuliah dan aku segera melamarnya. Dan jadilah Icha istriku yg sangat kusayangi dan kucintai sampai saat ini.

Category: ABG Tags: , , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET