Cerita Sex Liena Mahasiswi Luar Negeri 2

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
1118 views

“Oh My God! You learned the secret!” teriak Liena antara girang dan keheranan.

“What secret?” tanyaqu keheranan.

“This secret…” jawab Liena sambil menunjuk ke arah batang kelelakianku yang masih tegak tegang (yang baru saja kulepaskan dari gerbang kewanitaan Liena) dan tidak mengeluarkan cairan kejantananku.

Batang kelelakianku hanya basah oleh cairan yang dikeluarkan oleh Liena. “the secret of bed chamber, the taoist way of making love!” Sambung Liena. Aqu hanya tersenyum. Mencium lembut keningnya, kemudian mencuci batang kelelakianku di bawah shower.

Liena memelukku dari belakang dan membantu mencuci batang kelelakianku. Setelah selesai mandi berdua, kami berdua saling mengeringkan diri dengan handuk. Ketika aqu hendak mengenakan pakaianku kembali, Liena melarangku dan mengajakku untuk ke tempat tidurnya. “Wait…” pintaqu.

Saat Liena menoleh, aqu mencuri sebuah ciuman dan kubopong Liena ke arah tempat tidurnya (yang berukuran queen dengan warna serba hijau tua dihiasi sebuah boneka Garfield). Kuletakkan Liena perlahan di tempat tidurnya. Kuciumi sekujur tubuhnya.

Setelah puas, aqu berbaring di sebelahnya. Liena kudekap dan kuciumi di sekitar daun telinganya sambil tanganku mengelus-elus punggungnya. Tak lama kemudian Liena tertidur dengan senyum di bibirnya. Kukecup lembut bibirnya, lalu aqu ikut tidur di sampingnya. Beredekapan… telanjang di bawah selimut….

Aqu terbangun saat kurasakan ada jari-jari halus meraba-raba dadaqu dan ciuman di keningku. Liena telah lebih dahulu bangun dan dia membangunkanku. Kukecup bibirnya perlahan, kupagut dia, dan kami terlibat dalam sebuah “french kiss”.

Kuelus dan kuraba punggung putih mulus Liena sementara dia mengelus-elus rambutku. “Frank, that was great!” bisik Liena di telingaqu.

“Thank you so much. Where did you learn the secret?” sambung Liena.

“Sweetheart…” aqu memberanikan diri memanggilnya “Sweetheart”, dan dia tidak keberatan.

Aqu pikir, jadi deh sepertinya aqu pacaran sama dia. “I didn’t learn it as a taoist way of making love. In fact, I learnt it as a technique to regulate my qi using similar technique used by taoists. If you can circulate your so called sexual energy instead of waste it, then you will increase your qi and develop into your shen and jin.” Kataqu menerangkan.

“That’s why I didn’t feel sluggish or weak after performing sexual intercourses. I can have multiple orgasms even without a single ejaculation and still can do more. I can control my own ejaculation.

As a matter of fact, orgasms with ejaculation is less satisfying compare to what it’s called as soul orgasm.” Lanjutku.

“Oh, that’s why I felt like I got a low electric shocked, felt tingle all over my body and a strange sensation when you got your orgasm.”

“Well, that’s also because I transferred my qi to circulate into your body, to rejuvenate and to mix your qi with my qi. It’s a yin yang thing, you know.”

Liena tersenyum dan mengecup bibirku. Gerbang kewanitaannya, entah sengaja entah tidak, menggeser batang kelelakianku.

“Sssh… I know it, Honey… I’ve read it from an ancient Chinese book. Now, relax and enjoy!” Liena mulai menciumi sekujur tubuhku, menjilati dadaqu dan menggelitiki putingku dengan lidahnya. Tangannya menjalari sekujur tubuhku dan meraba-raba batang kelelakianku, memainkannya, mengelus dan mengurutnya.

Seketika batang kelelakianku bangun dari tidurnya. Kembali tegak tegang kaqu. Liena tersenyum. Perlahan, disusurinya perut, pusar dan pinggangku dengan lidahnya. Aqu merasakan geli-geli nikmat yang membuatku merinding. Kuusap-usap kepala Liena dengan penuh kelembutan. Kusisir rambutnya dengan jari-jariku dan sesekali kuraba-raba tengkuk dan balik telinganya. Perlahan jilatan lidah Liena semakin turun ke arah selangkanganku.

Liena menjilati paha kaki kananku bagian dalam… naik… hingga ke lipat paha. Kemudian pindah ke paha kaki kiriku. Sama. Naik hingga lipat paha. Dengan jemari tangan kirinya yang halus, Liena memegangi batang kelelakianku, mendongakkannya, dan dia mulai menjilati daerah pangkal batang kelelakianku.

Disusurinya batang kelelakianku dengan lidahnya hingga ke ujung topi bajanya (ya, aqu memang disunat, demi kesehatan). Liena memutar-mutar ujung lidahnya ke arah lubang dan sekitarnya pada ujung batang kelelakianku. Rasanya luar biasa. Tangan kanannya menyusuri daerah ulu hati hingga pusarku (yang tercetak karena rajin sit up).

Liena pandai sekali membuat diriku seperti melayang. Dari ujung batang kelelakianku, Liena kembali menyusurinya hingga ke bawah, menjilat-jilat kantung “peluru” batang kelelakianku dengan sesekali mengecup dan agak mengisap kantung “peluru”ku.

Rasa aneh antara sakit, geli, dan enak menyergap otakku. Liena meneruskan jilatannya dengan cara menggeser, memutar dan menggelitiki pangkal kantung “peluru”ku dengan lidahnya, terus hingga ke arah lubang pembuanganku. Dijilatinya lubang pembuanganku dengan cara memutar-mutar lidahnya. Rasa geli yang mengenakkan kembali menyergap otakku.

Aqu mendesah… mendesis… Rambut Liena agak kutarik dan kujambak. “Liena… It feels soooo goooood!!!” desahku Liena memandangku dengan pandangan mata yang membuatku gemas. Ooh… betapa cantiknya kamu Liena, pikirku.

Perempuan cantik yang telanjang bulat di depanku dan sedang menjilati daerah paling privatku saat ini tiba-tiba berhenti melaqukan jilatannya. Dia mendekati wajahku. Menciumku dengan mesra dan lembut bibirku. Lebih tepatnya, mengulum bibirku. Kemudian Liena membalikkan badannya dan membelakangiku, seperti posisi “69”.

Liena memegangi batang kelelakianku dan mulai mengisap, mengulum dan menjilati batang kelelakianku. Kembali rasa geli dan nikmat menyerang kepalaqu. Aqu mencium wangi harum yang khas dari gerbang kewanitaan Liena yang terpampang menantang di depanku. Gerbangnya sdah mulai terbuka, berwarna merah muda dengan dihiasi rambut-rambut pubis yang halus dan dicukur rapi.

Batang kelelakianku berdenyut-denyut di antara isapan dan geseran lidah Liena. Kupegangi dan kuelus pantat Liena dengan kedua tanganku. Kuarahkan gerbang kewanitaannya ke arah mulutku. Kujilati pinggiran gerbang kewanitaannya dan daerah sekitarnya. Liena mengerang di antara isapan-isapannya pada batang kelelakianku.

Kumainkan lidahku pada gerbang kewanitaan Liena yang terasa mulai licin dan basah, sambil terus menebarkan aroma yang khas harum. Kulihat sebuah tonjolan kecil di antara belahan gerbang kewanitaannya. Kujilati benda itu. Liena mengerang dan mendesis, sejenak melepaskan batang kelelakianku dari mulutnya.

Kujilat dengan lembut dan sesekali kugeser-geser dengan lidahku tonjolan kecil yang ada di belahan gerbang kewanitaan Liena. Kuvariasikan geseran dan jilatanku dengan sesekali mengisap-isap tonjolan kecil milik Liena. Liena mendongakkan kepalanya dan mendesis-desis kenikmatan sambil ia menggoyang-goyangkan pantatnya.

Lidahku kembali menjilati dan menyusuri sekitar gerbang kewanitaan Liena. Lidahku berhenti di antara gerbang kewanitaan Liena dan lubang pembuangannya. Kujilati daerah itu dan kuputar-putar lidahku di daerah itu.

“Ooooh Frank… You make me crazy!” kata Liena di antara erangannya. Liena mengurut dan mengocok batang kelelakianku sambil mulutnya mengisap ujung kepala batang kelelakianku. Setelah beberapa saat, kujilati juga lubang pembuangan milik Liena. Kuputar-putar lidahku di daerah itu. Liena mendesis-desis.

 

Kedua tanganku tidak tinggal diam saat lidahku memainkan aktivitasnya. Terkadang jari-jari tanganku menggaruk mesra punggung Liena dengan lembut, atau meraba, mengusap dan memainkan bukit dadanya yang menggantung menantang di atas perutku. Pernah satu saat, sebuah jariku memasuki gerbang kewanitaannya dan mengusap-usap dinding depannya dari dalam, daerah yang sering disebut orang sebagai daerah G-spot.

Liena agak berteriak kecil saat kuusap daerah itu. Tangannya mencengkeram erat pahaqu, mungkin menahan sensasi yang luar biasa baginya.  Gerbang kewanitaannya terasa sangat basah pada jariku. Setelah beberapa lama kami saling menjilat, mengisap dan menikmati permainan ini, Liena tiba-tiba beranjak dari posisinya.

“Honey… I want it now!!!” katanya sambil memegang batang kelelakianku yang tegang tegak kaqu menghadap langit-langit kamarnya. Liena mengangkangiku sambil membelakangiku. Ia mengarahkan batang kelelakianku ke gerbang kewanitaannya. Kubantu dia. Kugeser-geserkan ujung batang kelelakianku pada tonjolan kecil di antara belahan gerbang kewanitaannya.

Liena memejamkan matanya. Mendesah. Perlahan, kon*olku memasuki memek Liena yang sdah licin basah. Pelan… lembut… Liena perlahan menurunkan pantatnya, membuat kon*olku masuk semakin dalam. Terus masuk… hingga akhirnya tidak bisa lebih dalam lagi, menyisakan kira-kira seperempat dari panjang kon*olku.

Liena agak terpekik saat ujung kon*olku menyentuh dinding cervix-nya. Kemudian Liena mulai menggoyangkan pantatnya naik-turun-naik-turun… Pada mulanya perlahan hingga beberapa gerakan, akhirnya Liena memainkannya semakin cepat. Aqu dan dia menikmati sensasi yang luar biasa saat kedua alat kelamin kami menyatu dan saling bergeseran.

Liena berulang kali mendesah, melenguh, mendesis, meracaukan kata-kata yang tak jelas kedengaran di telingaqu. Aqu sendiri menikmatinya dengan pikiran yang melayang. Mencoba menahan rasa geli dan nikmat yang menjalari sekujur tubuhku. Aqu mengangkat badanku sekitar 45 derajat dan bersandar pada headboard tempat tidur Liena.

Tentu saja membuat otot-otot perutku menjadi kencang. Liena (sambil membelakangiku) bertumpu pada perutku dan terus mengayuh tubuhnya naik-turun pada selangkanganku divariasikan dengan memutar-mutar pinggulnya. Saat dia memutar-mutar pinggulnya, aqu merasakan kon*olku seperti disedot oleh sebuah vacuum yang kuat sambil dipuntir.

“Aaaaaaghhh… Liena…” teriakku sambil memegangi pinggangnya yang ramping dan putih mulus. Rasanya aneh sekali, campuran antara sakit, geli dan nikmat yang sukar untuk bisa aqu ceritakan di sini. Kuraih tubuh Liena dari belakang. Kuremas-remas lembut kedua payudaranya yang terasa keras tapi kenyal. Putingnya aqu pilin-pilin dengan mesra. Liena menghentikan sejenak ayunan pantatnya. Dia mendesah, mendesis.

Aqu merasakan kon*olku dan memek Liena sama-sama berdenyut-denyut. Kuciumi tengkuk Liena, sesekali kugigit-gigit ringan tengkuk, bahu kanannya, dan belakang telinganya. Sambil terus meremas, memilin dan memainkan payudara Liena, aqu menjilati tengkuk hingga di antara kedua tulang belikatnya.

“Liena My Dear… turn around!” pintaqu pada Liena untuk membalikkan posisinya. Liena berbalik tanpa melepaskan kon*olku dari memeknya. Kon*olku serasa ada yang memuntirnya. Sekarang kami berhadapan. Aqu dan Liena saling memeluk, saling meraba. Kon*olku masih terasa berdenyut-denyut di dalam memek Liena yang juga terasa berdenyut-denyut seperti mengisap kon*olku.

Kami berciuman dan melaqukan “french kiss”. Lidah kami saling berpagut, terkait. Bibir kami bertemu dan saling menggigit, mengisap dan mengulum. Rasanya nikmat sekali. Tanganku meraba dan jemariku dengan lincahnya bergerak di sekujur badan Liena, membuat Liena kegelian dan merinding. Kurasakan itu pada sekujur tubuhnya yang putih mulus tanpa cela.

Tanpa kuberitahu, tiba-tiba aqu berdiri sambil mengangkat Liena. Liena terkejut dan mempererat rangkulannya pada leherku. Hanya sebentar, ia melanjutkan “french kiss” kami dan melingkarkan kakinya pada pinggangku. Kuangkat Liena dengan memegangi pantatnya. Kuayun-ayunkan pinggangku maju-mundur sehingga kon*olku menusuk dan menghujam memek Liena.

Liena menggigit bibirku. Aqu berjalan ke arah pintu kamar mandi sambil memondong Liena tanpa melepaskan kon*olku dari memeknya. Setiap ayunan langkahku berarti setiap tusukan kon*olku hingga menyentuh cervix Liena. Liena mengerang… “Oooh Frank! You’re increadible!” kata Liena di antara desahan napasnya. Aqu berjalan mondar-mandir di depan tempat tidur Liena dalam posisi ini.

Bagiku sendiri, posisi ini tidaklah seenak dan sesensasional posisi yang sebelumnya, tapi bagi Liena, ini merupakan suatu posisi yang sangat menantang dan menggairahkan. “Honey… I’m almost there… Sit on the edge of the bed, please…!” kata Liena. Aqu segera berjalan menuju tempat tidur Liena dan duduk di pinggir tempat tidurnya.

Kulebarkan kakiku sehingga Liena bisa lebih leluasa mengayuh memeknya bergeseran dengan kon*olku. Kurasakan ada rasa geli yang luar biasa yang menerobos otakku. Aqu mengerang… Lidahku kutekuk ke langit-langit mulutku. Kuatur napasku. Rasanya ada gelombang besar dari pinggangku yang hendak mencari jalan keluar melalui kon*olku.

 

Kutahan gelombang besar itu sedapat mungkin. “Liena Sweetheart… I’m almost coming in a few seconds…” kataqu.

“Let’s do it together, Hon!” jawab Liena.

Kami berciuman kembali. Liena menghentikan ayunannya.

Dia memelukku erat sekali. Aqu terkejut! Kurasakan ada semacam aliran listrik statis pada ujung kon*olku yang berasal dari cervix Liena! Kubuka mataqu dan kulepaskan ciuman kami.

“You…??!!!” ujarku sambil penuh tanda tanya.

“Shut up and just do it!” dan Liena kembali menciumku dengan ganas. Aqu pun balas menciumnya. Kami berdua sama-sama diam dalam posisi berciuman. Kurasakan aliran listrik statis mulai merayapi sekujur tubuhku. Kubiarkan.

Dari diriku pun ada semacam energi yang menjalar dari tulang ekorku, naik ke tulang belakangku dan menyebar ke seluruh tubuhku. Gelombang besar yang kurasakan dan hendak mencari jalan keluar perlahan bisa kuatasi. www.bukasex.com . Dengan teknik pernapasan yang kupelajari, ku”tarik” gelombang besar itu ke arah pinggangku, ke arah dua titik yang disebut “ming-men” oleh ahli aqupunktur.

Kuputar gelombang besar itu di sana. Perlahan, aqu pun merasakan ada aliran listrik statis yang mengalir dari titik 2 jari di bawah pusarku. Titik ini yang sering disebut oleh orang Cina sebagai titik “dantien” atau chakra pusar oleh orang India. Tenaga inilah yang disebut oleh orang India sebagai “tenaga Kundalini”.

Inilah kunci dari “taoist way of making love”, yaitu pembangkitan tenaga terpendam dari “dantien” yang didapat dari tenaga seksual dan membuat “genital orgasm” menjadi “whole body and soul orgasms”. Sekujur tubuhku terasa hangat, begitu juga dengan tubuh Liena.

Kami masih berciuman… Diam… menikmati sensasi yang luar biasa yang tidak akan pernah kami dapatkan dari “genital orgasm”. Aqu merasakan ada sesuatu yang berputaran pada tubuhku, dari bawah, naik, hingga melalui mulutku masuk ke mulut Liena dan dari mulut Liena kurasakan aliran lagi yang menuju ke bawah membentuk suatu siklus.

Inilah yang disebut oleh para taoist sebagai “kondisi tao”, di mana “yin dan yang bersatu membentuk harmoni”. Aqu merasa seperti melayang ke ruangan yang tanpa dimensi. Senyap… Pandangan mataqu seperti melihat cahaya yang terang (walaupun aqu memejamkan mataqu). Rasa nikmat yang aneh disertai oleh rambatan sensasi menjalari setiap bagian tubuhku dan tubuh Liena.

Kurasakan tubuhku merinding sekujur tubuh (bukan karena dinginnya AC, karena tubuhku terasa hangat). Kurasakan juga Liena merinding di sekujur tubuhnya. Rambut-rambut halus yang ada di tubuh kami berdua berdiri, seperti layaknya kalo tubuh teraliri listrik statis.

Tubuh kami berdua mengejang… Akhirnya aqu merasakan suatu yang sangat melegakan… Nikmat… Cahaya terang yang “tampak” di mataqu digantikan oleh kegelapan yang pekat. Sunyi… Pelan-pelan Liena melepaskan ciuman kami. Dia tersenyum penuh arti dan kemudian mencium keningku. Kupagut kecil dagu Liena saat dia mencium keningku.

Aqu merasakan kesegaran tubuhku seperti orang yang baru selesai berolah raga ringan. Liena perlahan melepaskan gerbang kewanitaannya dari batang kelelakianku. Dia beranjak dari pangkuanku dan memegang batang kelelakianku, kemudian dikulumnya batang kelelakianku yang masih tegak tegang dan kaqu yang penuh dengan cairan kewanitaannya.

Rupanya Liena membersihkan batang kelelakianku. Dia cuma sebentar mengulumnya, kemudian mengambil beberapa lembar tissue dan melap batang kelelakianku. Kukecup kening Liena sambil mengelus rambutnya. Liena mengajakku kembali ke balik selimut.

Kami berpelukan sambil masih dalam kondisi sama-sama telanjang bulat. Kami kemudian saling berciuman lagi. “Frank… You’re wonderful!” kata Liena. Aqu cuma tersenyum dan mencium keningnya dengan penuh kelembutan. Kusisiri rambut Liena dengan jari-jari tanganku.

“Honey… we’re not just having sex, we were actually making love. I felt so loved so much that I never felt that kind of feeling before. I love you, Frank!” aqu terkejut mendengar kata-kata Liena, terutama yang terakhir. Ada kebahagiaan yang kurasakan di hatiku saat itu.

Kupeluk Liena semakin erat, dan kucium dia.

“Liena… do you mind if I ask you a personal question?” tanyaqu setelah beberapa saat kami berciuman. Liena cuma menggeleng.

“Where did you learn that secret and how?” tanyaqu penasaran. Harusnya sdah kusadari sejak awal bahwa kalo dia mengerti tentang “rahasia” ini, tentu paling tidak dia tahu akan “teori”nya. Ternyata memang dia juga menguasainya! Liena tidak menjawab.

Dia hanya tersenyum dan meletakkan sebuah jarinya di bibirku, tanda bagiku untuk diam. “Are you hungry Frank?” tanya Liena untuk mengalihkan perhatian.

Aqu melihat ke arah jam dinding di kamar Liena. Sh*t! Sdah lewat tengah malam dan hampir jam satu pagi! Padahal, seingatku aqu baru bangun dan memulai permainan kami ini sekitar jam sembilan.

Mendadak aqu merasakan perutku bunyi dan keroncongan. Seingatku, hari ini aqu memang belum makan apapun. Liena tersenyum manis lagi (mungkin karena) melihat tampangku yang seperti orang linglung. “Okay Honey… I’m hungry too… I’ll make you something.” Kata Liena sambil dia beranjak dari tempat tidur.

Tubuhnya yang putih mulus meliuk dan melenggok dan tak lepas dari pandangan mataqu. Dia menyalakan lampu kamarnya dan berjalan menuju ke lemari pakaiannya. Membuka sebuah laci, mengambil sebuah celana dalam berwarna putih dengan hiasan bunga-bunga kecil berwarna-warni, mengenakan celana itu, mengambil sebuah t-shirt dan kemudian mengenakannya.

Liena juga mengambil dan kemudian memakai sebuah celana jins pendek. Dia keluar dari kamar. Aqu beranjak dari tempat tidur Liena dan menuju ke kamar mandi, di mana baju dan celanaqu tertinggal. Saat aqu mengenakan celanaqu, aqu mendengar teriakan Liena dari dapur.

“Honey… Don’t wear your t-shirt! I want you chest naked! I like your chest! It’s so sexy…” teriaknya. Aqu menurut. T-shirt yang hampir aqu kenakan batal aqu kenakan. Dadaqu memang bidang, karena aqu juga menyukai olah raga panjat tebing di samping silat yang kulatih sejak kecil.

Dadaqu juga ditumbuhi rambut-rambut yang tidak terlalu lebat dan juga tidak terlalu jarang yang terus menyambung dari bawah. Ketika keluar dari kamar Liena, aqu mencium wangi makanan. Sepertinya Liena membuat nasi goreng dan oseng-oseng ayam dan udang dengan sayuran.

Perutku dengan kurang ajarnya berkeruyuk. Kulihat Liena sibuk menyiapkan makanan dan menata meja makan. Kuhampiri dia dan kupeluk dari belakang. Kucium balik telinganya sambil tanganku dengan nakalnya meraba dadanya.

“Do you need help, Sweety?” bisikku pada telinganya. Liena menepiskan tanganku dan membalikkan badannya. “No thanks Honey. Just wait there, watch tv or something. It’ll be a moment and not too long.”

“Okay…” aqu berjalan menuju baby grand piano yang ada di sudut ruangan. Kumatikan suara tv yang sedang menyiarkan berita CNN melalui remote control.

“Sweety… this one is for you!” kataqu sambil mulai memainkan tuts-tuts piano. Aqu memainkan sebuah lagu melalui denting piano. Malam itu (atau lebih tepatnya pagi dini hari) kulewati dengan makan bersama Liena (masakannya enak lho!) dan aqu menginap di apartemennya. Tamat

Category: ABG Tags: , , , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET