Haisun, seperti banyak orang Madura lainnya, punyya bisnis sebagai pengumpul besi dan plastik bekas. Dia mempekerjakan banyak orang dari kampunya sebagai petugas pengumpul barang bekas atau yang populer disebut pemulung. Semua barang bekas yang sudah terkumpul disetorkan oleh Haisun ke Bos Masduki, yang sudah menjadi mitra usaha Haisun selama hampir sepuluh tahun.
Karna Haisun adalah seorang laki-laki biasa, dia juga punya seorang istri yang lumayan cantik. Dengan uang yang lumyan berlimpah dari kegiatan usahanya, bukan hal yang sulit bagi Haisun untuk menggaet perempuan paling cantik di kampungnya untuk diboyong ke Jakarta sebagai istri. Maka, sejak lima tahun yang lalu Haisun telah hidup bersama dengan Jumriyah, yang pernah menjadi perawan paling cantik di kecamatan tempat Haisun berasal.
Setelah lewat lima tahun, kehidupan seks Haisun dan Jumriyah sudah mulai berubah menjadi rutinitas. Dalam seminggu, paling banyak dua kali saja Haisun dan Jumriyah bergelut di ranjang. Itu pun sudah tidak ada geloranya. Keduanya Cuma menjalankan kewajiban masing-masing saja.
Seringkali bahkan Jumriyah cuma membuka celana dalam dan mengangkat dasternya agar Haisun bisa menyetubuhinya. Sedang Haisun berusaha agar cepat-cepat memuntahkan pejuhnya agar bisa segera tidur. Tidak jarang Jumriyah malah tertidur ketika Haisun sedang menyetubuhinya. Begitulah yang terjadi setiap minggunya.
Suatu malam beberapa minggu yang lalu Bos Masduki dtng bertamu ke rumah Haisun untuk memantau keadaan pasokan besi dan plastik bekas. Jumriyah, yang seperti biasa hanya mengenakan daster, menyilakan Bos Masduki masuk ke ruang tamu dan bergegas menyiapkan minuman.
Bos Masduki pun duduk di kursi tamu dan tak lama kemudian Haisun keluar untuk menemuinya. Mereka pun mulai berbicara tentang berbagai masalah yang mereka hadapi dalam mengelola bisnis mereka.
Sekitar sepuluh menit kemudian, Jumriyah dtng membawa dua cangkir the dan sepiring penganan ringan. Jumriyah menyajikan the itu kepada Bos Masduki dan suaminya. Tanpa sengaja, ketika Jumriyah menunduk untuk meletakkan cangkir di dpn Bos Masduki, bagian atas daster Jumriyah turun sehingga Bos Masduki dapat melihat aset milik Haisun yang ada di balik daster itu.
Mulut Bos Masduki menganga melihat toket Jumriyah yang tanpa sengaja terhampar di dpn matanya. Sontak saja, benda selangkangan Bos Masduki membesar, sehingga dia harius membetulkan posisi duduknya.
Jumriyah lalu duduk di sebelah Bos Masduki. Lagi-lagi daster Jumriyah yang tidak terlalu panjang itu berulah. Kali ini bagian paha Jumriyah yang sedikit tersingkap, sehingga Bos Masduki dapat melihat paha mulus Jumriyah. Meskipun kulit Jumriyah tidak putih, namun kemulusannya tetap dapat membuat laki-laki menelan ludah. Jadilah Bos Masduki duduk dengan tidak tenang.
Berulang kali dia berubah posisi duduk agar selangkangannya tidak terlalu menimbulkan penderitaan. Mungkin karna tak tahan dengan siksaan yang menderanya, Bos Masduki pun pamit pulang tak lama kemudian.
Seminggu kemudian Bos Masduki kembali bertamu ke rumah Haisun. Kembali dia mendapat suguhan pemandangan indah toket Jumriyah ketika Jumriyah menaruh cangkir teh di hadapannya. Amun kali ini Jumriyah tidak duduk menemani suami dan tamunya.
Jumriyah kembali ke ruang keluarga untuk menonton TV. Bos Masduki kembali terperanjat ketika dia melintas ruang keluarga untuk ke kamar mandi karna ingin kencing, dia melihat Jumriyah ternyata sedang menonto film biru. Di televisi ada tayangan seorang wanita sedang melayani dua orang laki-laki sekaligus.
Wah… Dik Jumriyah senang monton film begituan ya “kata Bos Masduki”.
Eh… kata Jumriyah kaget, Gak juga sih, Bos Tadi saya dan Mas Haisun berdua lagi nonton film ini sebelum Bos dateng, sambungnya.
Seru juga, ya filmnya . Saya juga udah lama kepingin nyoba yang kayak gitu. Tapi belum pernah ketemu sama orang yang mau diajak kerjasama, kata Bos Masduki.
Gimana kalo kita coba sekarang, Bos? Aku, Jumriyah dan Bos maen bertiga. Seru tuh kayaknya, kata Haisun yang tiba-tiba masuk ke ruang keluarga.
Boleh juga. Tapi apa Jumriyah mau ngentot sama dua orang sekaligus? kata Bos Masduki sambil melirik Jumriyah.
Gimana ya . Jumriyah ragu-ragu.
Ayolah, Nah Toh ini kan Bos Masduki, orang yang sudah lama kita kenal, bujuk Haisun.
Okelah, kalau Mas gak keberatan aku dientot laki-laki lain. Buat aku sih, itu bisa jadi selingan asyik. Pengen juga ngerasain penis lain di vagina aku, kata Jumriyah.
Jumriyah pun mulai melucuti pakaiannya. Dalam sekejap dia sudah berdiri telanjang bulat di hadapan kedua laki-laki itu. Haisun pun melorotkan celana dan celana dalamnya lalu duduk di sofa. Dia menarik tangan Jumriyah untuk mendekatinya.
Isep penis Mas kayak yang di film itu, Nah, kata Haisun.
Kalian mulai duluan deh. Saya mau kencing dulu, kata Bos Masduki sambil setengah berlari ke kamar mandi. Dia tidak mau terlalu lama membuang waktu.
Jumriyah pun melirik sebentar ke layar TV dan mulai memasukkan penis Haisun ke mulutnya. Setiap gerakan yang dilihatnya di TV langsung dipraktekkan oleh Jumriyah. Haisun pun merem melek menikmati layanan istrinya tersayang.
Lidah Jumriyah sesekali menggelitik ujung penis Haisun. Meskipun itu adalah permainan oral yang pertama buat Jumriyah, dia tampak sudah pintar melakukannya.
Tak lama kemudian Bos Masduki bergabung dengan mereka. Dia juga sudah telanjang bulat. Penisnya pun sudah tegak berdiri. Dia meminta Jumriyah untuk duduk di karpet sambil terus melanjutkan aksinya.
Paha Jumriyah dibuka lebar-lebar dan Bos Masduki menyerang selangkangan Jumriyah dengan mulutnya. Meski nampak seperti kucing yang lagi minum susu dari mangkok, Bos Masduki sangat menikmati apa yang dilakukannya.
Vagina Jumriyah memang terawat dengan baik. Jembutnya tercukur rapi, tidak ada yang serabutan. Bau vaginanya juga harum, tanpa ada bekas-bekas keputihan.
Jumriyah agak sulit berkonsentrasi karna Bos Masduki benar-benar mahir memainkan vaginanya. Lidah Bos Masduki tak henti-hentinya menggelitik itil Jumriyah. Tubuh Jumriyah seakan dialiri listrik setiap kali Bos Masduki mengisap itilnya.
Beberapa jari Bos Masduki juga dimasukkan ke liang vagina Jumriyah. Gerakan keluar-masuk jari-jari Bos Masduki memberikan rangsangan yang luar biasa buat Jumriyah. Vagina Jumriyah pun basah kuyup. Cairan vagina Jumriyah mengalir deras hingga membasahi karpet.
Bos, Nah udah gak tahan Cepetan entot Nah, Bos, kata Jumriyah yang sudah dikuasai birahi.
Bos Masduki menyuruh Jumriyah menungging sambil terus menghisap penis Haisun. Pelan-pelan Bos Masduki memasukkan penisnya ke vagina Jumriyah.
Aduh Jumriyah, vagina kamu kok masih sempit sih? Jarang dipake ya sama Haisun? kata Bos Masduki.
Bukan Bos, penis Bos aja yang lebih gede dari penis Mas Haisun. Ayo dong Bos, disodok vagina Nah, kata Jumriyah sambil terus mengocok penis Haisun dengan tangannya.
Bos Masduki pun segera menggerakkan pinggulnya. Suara kecipak yang timbul karna gesekan antara penis Bos Masduki dan vagina Jumriyah yang sangat basah serta bunyi tumbukan antara paha Bos Masduki dan pantat Jumriyah segera memenuhi ruangan itu. Jumriyah benar-benar tenggelam dalam kenikmatan dunia.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ada dua penis yang masuk ke dalam tubuhnya secara bersamaan. Mulutnya penuh dengan penis Haisun, sedang vaginanya disumpal oleh penis Bos Masduki.
Mmmmmpphhh . Mmmmpphhhh . Mmmmpphhh, cearcau Jumriyah yang tidak jelas karna mulutnya masih tersumpal penis Haisun.
Ayo, Nah …. Mas bentar lagi keluar… Terus kenyot dong… kata Haisun
Jumriyah mempercepat gerakan kepalanya. Dia mengalami kesulitan karna tubuhnya terus berguncang akibat sodokan Bos Masduki. Semakin cepat Haisun selesai, semakin cepat pula dia bisa menikmati layanan Bos Masduki, pikir Jumriyah.
Dengan sekuat tenaga dia mengenyot penis Haisun sambil kepalanya bergerak naik-turun. Sensasi yang ditimbulkan melambungkan Haisun ke langit ke tujuh. Dia pun meraih kepala Jumriyah dan menhannya agar penisnya tetap ada di dalam mulut Jumriyah. Pinggul Haisun terangkat sedikit ketika dia melepaskan semburan pejuhnya di dalam mulut Jumriyah.
Jumriyah tidak punya pilihan lain selain menelan semua pejuh yang keluar. Begitupun dia masih kesulitan bernafas. Bos Masduki menghentikan genjotannya sementara Jumriyah menelan pejuh yang tumpah dari penis suaminya. Begitu Haisun selesai, Jumriyah menjilati penisnya dan Bosa Masduki kembali menggenjot vagina Jumriyah.
Sementara Haisun beristirahat setelah mendapatkan orgasme yang luar biasa, Jumriyah berganti posisi. Dia duduk di atas sofa, sementara Bos Masduki berlutut di dpnnya. Kedua kaki Jumriyah dinaikkan ke atas sofa sementara dia bersandar di sofa.
Bos Masduki mengarahkan penisnya ke vagina Jumriyah dan hanya dengan sekali sentak penis itu pun sudah hilang ditelan vagina Jumriyah. Bos Masduki bergerak perlahan sambil sesekali memainkan toket Jumriyah, benda yang semula hanya bisa dia lihat sepintas.
Ahhhhh . Genjot terus, Bos … Enak bangeeet . Penis Bos emang topppp kata Merkonah sambil menggoyangkan pinggulnya sesekali. Ayo Bos, Nah udah mau keluar nihhhh . Ahhhhhh . Shhhhhh .
Bos Masduki semakin bernafsu. Dia pun mempercepat genjotannya. Jumriyah menggerak-gerakkan kepalanya ke kiri dank e kanan.
Dia sudah kehilangan kendali sama sekali. Akhirnya dia pun maju memeluk Bos Masduki, tubuhnya mengejang dan kakinya menjadi kaku lurus ke dpn Jumriyah telah sampai di puncak kenikmatan. Reaksi tubuhnya ketika orgasme membuat penis Bosa Masduki yang masih tertanam dalam di vagina Jumriyah menjadi berdenyut keras. Tak lama kemudian Bos Masduki pun mencapai puncak.
Aaaahhhhhhhhh , Bos Masduki berteriak agak keras, begitu pejuhnya memancar keluar memenuhi setiap sudut mulut rahim Jumriyah. Cairan hangat mereka menyatu di dalam tubuh Jumriyah. Keduanya pun kemudian terkulai lemas.
Terima kasih, Haisun Istri kamu memang hebat. Saya benar-benar puas, kata Bos Masduki.
Sama-sama, Bos .. Saya lihat Jumriyah juga senang. Itu membuat saya menjadi senang juga. Kalau Jumriyah mau, kita bisa melakukannya lagi kapan-kapan, kata Haisun sambil membelai sayang istrinya.
Jumriyah memeluk suaminya penuh rasa sayang, Tentu saja, Mas Untuk Mas apa pun Nah lakukan. Nah cinta sekalai sama Mas. Mereka pun berciuman mesra. Ciuman itu berlanjut dengan saling raba dan akhirnya Haisun dan Jumriyah pun bercinta dengan penuh gelora, sama seperti ketika mereka melakukannya di malam pertama.
Saya tidak mau menggangu kalian. Saya akan ke kamar madi sebentar dan terus pulang. Kalian teruskan saja apa yang kalian lakukan. Senang bisa membantu membuat kalian senang, kata Bos Masduki.
Sama-sama Bos, Jangan lupa menutup pintu dpn nanti kalau Bos keluar, kata Haisun sambil terus memompa vagina Jumriyah dengan penisnya. Mereka telah menemukan kembali gairah mereka yang pernah hilang.