Wajah Yeyen tampak amat santai, bahkan memancarkan sedikit rasa gembira. Ada apa ini? Apa yang terjadi dengan Yeyen? Pikir Intan dalam hati. Lewat sela-sela kaki Yeyen yang sedikit terbuka, sebuah tangan menyelusup dari belakang dan jari-jari tangan itu terulur hingga menemukan belahan pada bukit kecil itu, dan menyusuri belahan tersebut dengan jarinya.
Erangan pun keluar dari mulut Yeyen, susuran jari berbulu di sepanjang belahan memek itu pun semakin dalam dan mulai bergerak masuk, menusuk kedalam liangnya sedikit menembus liang memek yang belum pernah terjamah siapapun sebelumnya. Jari-jari tangan itu mengorek-orek bagian dalam memek Yeyen yang hanya ditutupi bulu-bulu jarang sambil sesekali memijit dan menggosok tombol kecil yang ada disana.
Pekikan kecil terdengar dari mulut Yeyen, tapi bukan pekikan protes, justru malah pekikan manja yang amat menggoda. Si pemilik tangan mendekap tubuh Yeyen dengan satu tangannya dan berbisik pelan di telinga Yeyen.
“Suka ya memek kamu diobok-obok kayak gini, heh kamu suka?”
“Eh… erghhh” Semburat merah menghiasi wajah Yeyen, ia tampak menahan senyum dan mengangguk pelan.
“Wuihh. Kalau yang ini kayaknya suka dientot nih… Kayaknya gak usah dipaksa.” Ejek penjahat yang penisnya sedang dikocok Yeyen.
”Apaaa?!!” Jerit Intan dalam hati.
Apa selama ini dibalik wajahnya yang kalem, Yeyen ternyata seorang gadis dengan nafsu birahi yang tinggi? Mungkinkan selama ini ia telah tertipu dengan wajah innocent itu?! Tiba-tiba si Botak menduduki perut Intan dan menjepitkan penisnya diantara kedua bukit payudaranya yang berukuran sedang, sambil mendorong pantatnya maju mundur, sehingga penisnya menggesek-gesek di antara kedua gundukan buah dadanya. Ia melaqukannya sambil menyeringai puas, tidak peduli bahwa Intan merasa begitu sesak karena diduduki olehnya hingga nafasnya pun putus-putus.
Tak lama kemudian si penjahat yang sedang menggenjot memeknya tampak terengah-engah. Iapun mengalami ejaqulasi dan menumpahkan spermanya ke dalam memek Intan. Kepanikan kembali melanda Intan… Para pemerkosanya tidak memakai kondom!! Bagaimana jika ia sampai hamil?!! Ia ingin berontak, namun sekujur tubuhnya terasa sakit sampai-sampai kepalaqu rasanya mau pecah. Keadaannya sudah setengah sadar ketika ia merasakan liang memeknya kembali menelan penis.
Selang beberapa saat dari batang kemaluan si botak yang dijepit payudaranya menyembur sperma yang menyemprot wajah dan leher Intan, kemudian sisa-sisa spermanya dioleskan pada kedua pentil si gadis cantik.
Intan sudah tak bisa mengerang lagi, tubuhnya rasanya lumpuh, tak ada tenaga untuk menggeliat ataupun mengejang, walaupun merasakan sakit yang amat sangat ketika lagi lagi liang memeknya harus menelan sebatang penis, entah milik siapa. Tubuhnya tersentak sentak mengikuti irama pemilik penis yang menggagahinya tanpa perlawanan sedikitpun.
Sementara keadaan Yeyen justru bertolak belakang. Ia sendiri tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya, seakan tubuhnya bergerak sendiri melayani nafsu para penjahat itu. Ia menyukainya, ia suka menjadi obyek pelampiasan nafsu para lelaki kasar ini. Mungkin selama ini ia telah menipu diri dan memendam nafsunya dalam-dalam, namun kini ia menemukan pelampiasanya.
Kocokan dan hisapannya pada penis-penis yang mengacung tegak dihadapannya kini makin mantap, dan Yeyen pun makin menikmati gerayangan tangan-tangan kasar yang menjamahi seluruh tubuhnya, termasuk bagian tubuhnya yang paling pribadi… memeknya! Tiba-tiba sebuah tangan mendorongnya hingga ia terpaksa bertopang dengan kedua tangannya.
Yeyen pun merasakan sebuah tangan menguakkan memeknya yang kini terbuka bebas. Diikuti sentuhan benda basah dan hangat yang mengirimkan getaran-getaran halus ke seluruh tubuhnya. Yeyen memejamkan kedua matanya, menikmati sentuhan lidah hangat yang menelusur sepanjang garis celah kelaminnya, membuka dan mengecup bagian tubuhnya yang paling rahasia, surga kecil di belahan paha seorang gadis.
Tubuhnya pun semakin gemetar ketika lidah itu menyelusup masuk ke dalam lubang kecil merah muda yang hangat dan lembab miliknya. Sensasi ini… sensasi ini luar biasa… ia ingin lagi. Intan bisa melihat ekspresi kenikmatan pada wajah Yeyen, ia mengira Yeyen benar benar sudah kehilangan akal. Ini gila, masa Yeyen menikmati diperkosa?! Tapi CaTan benar-benar tak bisa berbuat apa-apa, bahkan saat ini penjahat yang sedang menikmati tubuhnya berguling sambil menarik menarik tubuhnya hingga menindihnya.
Si penjahat pun menarik pantatnya turun dengan kuat, sehingga batang penisnya yang telah terjepit diantara bibir memek Intan amblas seluruhnya kedalam liang kenikmatan gadis remaja itu. Ia pun dengan cepat mulai memompa dan mengaduk-aduk memek Intan dengan gerakan-gerakan yang cepat.
Belum apa-apa Intan merasakan ada yang menguak kedua buah pantatnya dan kemudian sebuah jari menyelip dibelahan pantatnya, mencari – cari lubang Anusnya. Setelah menemukan apa yang dicari, jari itu menekan masuk memekarkan lubang anusnya
“Emhhh!!” Mulut Intan yang kini tak tersumbat terbuka seperti huruf O. Kepalanya terangkat keatas , menahan rasa sesak dianusnya, Sementara jari itu terus menekan sedalam-dalamnya, sambil sesekali bergerak memutar-mutar didalam lubang anusnya.
Tidak lama kemudia jari itu dicabut keluar lubang anus Intan oleh pemiliknya, dan sebagai gantinya, suatu benda tumpul menggesek-gesek anusnya. Mata Intan terbelalak dan tubuhnya menjadi kaqu tegang ketika merasakan sebuah kepala batang penis mulai memasuki lubang anusnya.
”Nggak… Jangaann! Please” sia-sia Intan memohon.
Dengan satu dorongan, kepala penis yang ternyata milik si Botak akhirnya terbenam kedalam anusnya.Intan pun hanya bisa melolong ketika penis Botak lebih dalam masuk hampir seluruhnya kedalam anusnya! Intan terbaring terengah-engah dengan dua penis menjejali dua rongga tubuhnya, sesak sekali.
Si Botak lalu memegangi pantatnya dan mulai bergerak, perlahan tapi tetap menyakitkan, memompa keluar masuk dengan gerakan-gerakan yang semakin lama semakin brutal dan buas, tanpa mengenal kasihan Sambil melaqukannya ia juga meremas-remas pantat Intan yang putih mulus dan sesekali menamparnya hingga kulit pantatnya kemerahan dan terasa pedih.
Mereka makin keras menghentak-hentakan, pinggul dan pantatnya. Kedua penis hitam itu secara bersamaan bergerak keluar dan masuk memek dan anusnya yang masih sempit. Bagian bawah tubuh Intan seperti tersobek-sobek, tak terlukiskan sakitnya. Tapi si Botak dan temannya terus bergerak keluar masuk, sampai akhirnya Intan hanya bisa merintih-rintih pelan, terlalu sakit dan lelah untuk bisa berteriak.
Tiba-tiba penjahat yang sedang menikmati memeknya meracau tidak jelas dan menghentakkan pinggulnya, dan cairan hangat sperma terasa memenuhi memek Intan, dan untuk kesekian kali rahimnya dibanjiri sperma para bajingan ini. Intan sudah tidak mampu lagi bergerak ketika si Botak, juga dengan keras dan brutal mencapai puncak dan menyemprotkan spermanya didalam anus si gadis.
Intan mengira jika ia bisa istirahat sejenak, namun beberapa pasang tangan langsung menariknya dan kembali tubuhnya yang mungil dijepit dua badan hangus milik para penjahat itu. Intan bisa merasakan bagaimana dua batang penis kembali memasuki dua relung tubuhnya yang pribadi, dan ia tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu Yeyen yang telah telanjang bulat kini dtelentangkan di atas lantai beralas karpet tidak jauh dari Intan. Pemuda yang membaringkan Yeyen kini mengambil posisi di antyara kedua kaki Yeyen dan diangkat dan disangkutkan ke pundaknya betis kiri Yeyen. Lalu dengan tangannya yang sebelah lagi memegangi batang kejantanannya dan diusap-usapkan ke permukaan bibir memek Yeyen yang sudah sangat basah.
Ada rasa geli menyerang di situ hingga tanpa terasa Yeyen menggelinjang dan memejamkan mata. Sedetik kemudian, sang gadis merasakan ada benda lonjong yang mulai menyeruak ke dalam liang memeknya. Dengan perlahan namun pasti, kejantanan itu meluncur masuk semakin dalam. Sementara Yeyen melihat dengan sedikit takjub, bagaimana batang penis itu menerobos memeknya, sungguh terasa absurd, seakan ia sedang menonton film dan bukan mengalaminya sendiri.
Ketika sudah masuk setengahnya penis itu akhirnya mengalami hambatan, jadi si pemuda memasukkan sisanya dengan satu sentakan kasar hingga Yeyen pun berteriak karena terasa nyeri. Namun tanpa memberi kesempatan untuk membiasakan diri dulu, si pemuda sudah bergoyang mencari kepuasannya sendiri, menggerak-gerakkan pinggulnya dengan kencang dan kasar menghujam-hujamkan penisnya ke dalam tubuh muda Yeyen hingga si gadis memekik keras setiap kali kejantanan itu menyentak ke dalam.
Pedih dan ngilu. Namun bercampur nikmat yang tak terkira. Ada sensasi aneh yang baru pertama kali dirasakan si gadis muda, di mana di sela-sela rasa ngilu itu terselip rasa nikmat yang tak terkira.
“Sakit… erghhh… sakit” keluhnya setiap kali penis itu menghujam dalam, tapi Yeyen juga tidak ingin jika pemuda dekil tersebut berhenti menggenjotnya, merintih antara nikmat dan sakit.
Si pemuda yang baru saja menjebol keperawanan Yeyen kini dengan semangat memaju mundurkan pantatnya sambil merem melek.
“Geblek, enak banget ni memek… ABG… uedan…” Racaunya
Tangannya kini dengan leluasa berpindah-pindah dari pinggang, meremas pantat dan meremas payudara Yeyen yang terbuka bebas. Pada saat itu, seorang laki-laki yang juga telah telanjang bulat, menyodorkan batang penisnya ke depan mulut Yeyen, tangannya meraih kepala si gadis dan dengan setengah memaksa ia menjejalkan batang kejantanannya itu ke dalam mulut Yeyen. Namun tanpa harus dipaksa, Yeyen melahap penis itu dan mulai mengulum dan menyedot penis itu kuat kuat hingga pemiliknya melenguh pelan
“Oooohh.. heeeehhhh..” Selagi mengulum penis itu, Yeyen merasakan liang memeknya begitu nikmat dan nyaman dimanjakan sodokan yang kadang lembut dan kadang menyentak.
”Oh… nggghh.. enaak…” Tanpa sadar ia berkata.
“Enak ya neng?” bisik si pemuda yang sedang menggenjotnya. “Suka ya dientot?”
“Iyaa.. oooh… aqu… mmmppphh…. Oooh.. terus”
Nafsu birahi yang sudah menguasai dirinya ini membuat Yeyen tak lagi malu-malu untuk meminta dipuaskan oleh pemerkosannya itu. Si pemuda pun memperhebat genjotannya, dan tubuh Yeyen pun bergetar hebat menahan nikmat.
Ia tidak mengerti bagaimana gesekan dua anggota tubuh bisa menimbulkan rasa nikmat seperti ini, tapi ia tidak peduli, yang ia pedulikan hanyalah terjangan sebatang penis dalam memeknya dan mengulum penis dalam mulutnya.
“Nggghhh.. mmmm… mmmhh…” Yeyen melenguh keenakan sambil terus mengulum dan menyedot penis di mulut itu, dan pemiliknya pun menggeliat hebat.
“Uedan, jangan keras-keras nyedotnya neng…”
Tapi terlambat, tubuh si pemuda bergetar dan tak lama kemudian Yeyen merasakan semburan cairan dalam mulutnya. Cairan itu tersa aneh, asin, gurih dan hangat, mencecapnya dan ternyata ia menyukai rasanya, sehingga ia pun terus menyedot penis itu untuk menghisap cairan yang mungkin masih tersisa, hal ini membuat pemiliknya makin kelojotan.
Bersambung Cerita Selanjutnya