Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
124 views

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan – Tak terasa sudah hampir seminggu aku berada di Bali. Beberapa hari ini kami diberikan kebebasan liburan tanpa ada seminar dari panitia yang memuakkan. Tiap hari kami habiskan main bersama di pantai, makan bareng, belanja, jalan-jalan, dan berpesta. Cukup menyenangkan acara di Bali ini, membuatku sedikit melupakan kisah-kisahku di kota tempat aku mencari nafkah.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan
Malam tiba, aku mulai bosan dengan pesta tiap malam yang selalu aku menunggu giliran. Aku pun memutuskan untuk cari kopi dan tongkrongan. Ku berjalan ke cafe hotel, cukup ramai juga. Aku pun ambil meja paling ujung, sambil menunggu pesanan, ku hidupkan jaringan wifi hp Nokia 5800 untuk membuka Facebook. Semoga Mega tidak mencariku lagi, dan ternyata benar, inbox-ku kosong.

Asyik ber-Facebook ria, aku diganggu dengan sms dari Victor yang isinya ‘Mana? Semua uda angkat tgn…’, aku sudah tidak memikirkan apa yang sedang mereka lakukan, karena aku adalah tipe orang yang sedikit cepat bosan. Sms Victor tidak aku gubris, malah kini pikiranku memikirkan seseorang yang duduk tidak jauh dari meja ini. Wajahnya sangat tidak asing, sepertinya aku mengenalnya, seorang wanita kira-kira berumur 25 hingga 30an tahun. Wajahnya cantik, rambutnya panjang terurai, badannya langsing dan seksi.

Aku berpikir dengan keras, mencoba mengingat siapa wanita yang berada tidak jauh di depan ku itu. Ku tatap terus wajahnya, apakah aku mengenal wanita ini? Merasa diperhatikan, dia langsung menatap curiga ke arahku, segera aku memalingkan pandangan agar wanita itu tidak cugira aku memperhatikannya. Namun sekilas aku lihat dia tersenyum, manis sekali. Ia hanya duduk sendiri tanpa ada yang menemani, andai saja aku memberanikan diri dan coba bertanya, ‘Apa aku mengenalmu?’.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Semakin pusing aku memaksakan berpikir lebih keras. Oh iya, baru saja aku ingat, dia adalah artis, pikirku dalam hati. Kuperhatikan lagi ketika wanita itu sedang asyik memainkan hp Blackberry Torch nya, hmm, tapi sepertinya dia juga bukan artis seperti yang tadi aku duga. Wajahnya hampir mirip dengan chef cantik bernama Fero yang membawa acara Dapur Cantik. Namun itu bukan Fero, hanya sedikit mirip, tapi rasanya aku kenal wanita ini.

Kumpulan Video Bokep Online :
Bokep Jepang , Bokep Barat , Bokep Korea , Bokep Indonesia dan Bokep Asia
Postingan Lainnya
Cerita Ngentot Serial Pemerkosaan Berantai Part 3
Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan
Cerita Ngentot Memperkosa Polwan Sombong
Cerita Ngentot Dendam Gagal Interview
Cerita Ngentot Janda Bohay Penuh Gairah
Sibuk mencoba memikirkannya, wanita itu pun kembali memandangku, mungkin dia risih karena diperhatikan. Tapi wanita itu malah tersenyum padaku, aku pun kemudian membalas senyumannya. Lalu kuberanikan diri berdiri dari tempatku, beranjak, dan mendekati wanita itu. “Hay…”, sapaku. Wanita itu membalas dengan senyuman, “Apa aku mengenalmu?”, tanyaku sambil menjulurkan tangan bermaksud berjabat tangan. “Sepertinya aku juga mengenalmu”, balas wanita itu namun tak mau berjabat tangan denganku.

“Boleh aku duduk?”, tanyaku. Wanita itu kemudian berubah jadi sinis, sepertinya dia tidak menyukaiku di sini. “Kita kenal di mana ya?”, tanya wanita itu dengan mata yang tampak ketus. “Entah lah, namun wajahmu sangat tidak asing bagiku…”, jawabku. “Oh, kamu nasabah saya mungkin…”, jawabnya kemudian dengan sedikit senyum yang terpaksa. Mungkin karena penampilanku yang tidak mewah, maka dianggapnya tidak layak berbicara dengannya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

“Viany…”, lalu ia menjulurkan tangannya untuk berjabat tangan denganku. Mendengar itu aku langsung terdiam, seperti petir menyambar di dalam kepalaku. Baru ku ingat setelah mendengar namanya, dia adalah Bu Viany, yang menolak aku bekerja di perusahaannya. “Oh… Baru ingat aku…”, jawabku dengan senyuman yang lebar. Sinis saja kamu denganku, setelah mendengar namamu, kamu pasti akan berubah, pikirku dalam hati.

“Apa aku kenal?”, tanya wanita itu. Lalu kami berjabat tangan, “Lupa sama aku?”, tanyaku. Wanita itu mengerutkan keningnya, ia sepertinya juga sudah lupa denganku. “Sa… Tor… Man…”, ku sebut namaku sejelas mungkin. Mendengar itu raut wajahnya lalu berubah, ia seperti melotot padaku. Aku mau melihat ekspresinya dahulu, tanpa meminta ijin aku langsung duduk di depannya satu meja. Wanita itu langsung pucat tanpa kata-kata.

“Ingat bu?”, tanyaku dengan senyum penuh kemenangan. Wanita itu seperti gemetaran, ia mungkin masih trauma denganku, karena kami sudah memberikannya pelajaran yang sangat berharga karena menolak kami berkerja di perusahaannya. Kala itu, aku bersama Herman dan teman-teman lainnya mengerjai Bu Viany hingga ia benar-benar menyesal apa yang ia lakukan kepada kami. Bokep Barat

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Diam tanpa kata, seketika ruangan terasa dingin, suasana seakan sepi, nampak Bu Viany mengucurkan keringat dinginnya. Dan akhirnya suasana sepi pecah ketika pelayan datang membawakan kopi pesananku. “Minum bu?”, aku menawarkan karena ku lihat jus pesanannya sudah hampir habis. “Gak usah”, jawabnya sinis, ia malah bergegas dengan memasukkan hp nya ke dalam tasnya. “Kok buru-buru bu? Ga mau tahu info dari aku?”, tanya ku dengan sedikit nada mengancam.

Bu Viany terlihat kaget dengan wajahnya yang pucat, ia pun tidak jadi beranjak dari kursinya. “Tenang saja bu, gue cuma mau ngomong bentar…”, kataku. “Apa mau mu?!”, bentaknya dengan sinis. Beberapa orang yang juga sedang nongkrong lalu memandang ke arah kami, sepertinya mereka mendengar suara bentakan Bu Viany. Sedikit kesal, lalu aku mengancamnya, “Gue masih simpan loh video yang dulu…”, padahal aku tidak mempunyainya, video itu berada di tangan Tono. Hanya saja aku tidak mau Bu Viany menginjak-injakku, maka aku akan buat dia bertekuk lutut di depanku.

“Kamu mau berapa? Aku berikan!”, katanya mencoba menyogokku dengan uang. “Oops, bukan masalah itu, gue cuma mau ngobrol-ngobrol aja kok…”, jawabku. Bu Viany kembali terdiam dengan mata judesnya melirik ke sekitar. “Santai saja bu… Gue cuma butuh teman ngobrol aja kok…”, aku pun mengajaknya bercerita.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Tidak banyak yang dijawabnya, hanya satu dua patah kata, tampak ia masih tidak mau berhubungan denganku. Namun dari beberapa jawabannya aku sudah mengetahui apa yang dialaminya setelah kejadian dulu. Ia pindah ke Samarinda bersama suaminya, ia sudah tidak bekerja di bank yang dulu aku lamar, namun sekarang dia bekerja di bank swasta lainnya. Alasannya di sini adalah karena ada meeting seluruh cabang di Indonesia.

“Mana yang lainnya?”, tanyaku penasaran ingin tahu di mana perwakilan cabang lainnya. “Sibuk belanja..”, jawabnya sinis tanpa mau memandangku. Sedikit menahan kesal, aku coba menekannya. “Ibu lupa kenangan kita dulu?”, tanyaku. Ia hanya diam dengan mulutnya yang cemberut, lalu ia memandang sekitar. “Dunia yang indah namun terlupakan…”, sambungku. Bu Viany melotot ke arahku, “Indah bagimu!”, bentaknya. “Hahaha…”, aku tertawa karena dia sudah mulai tertekan.

Wajahnya yang kesal malah menggodaku, “Kalau aku lihat video kita dulu, membuat aku ingin kembali ke masa lalu…”, sambungku kembali menekannya. Ia pucat lalu menundukkan kepalanya, pura-pura membuka tas nya. Ia mulai gelisah dengan kata-kataku, terlihat risih, ia lalu mengeluarkan segepok uang dari tasnya. “Ambil! Dan enyah dari hadapanku!”, bentak Bu Viany yang membuat sekeliling melihat ke arah kami.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Benar-benar dibuat kesal olehnya, lalu ku ambil dan hempaskan uang itu ke wajahnya. Sungguh sangat mengesalkan, walaupun uangnya menggiurkan, namun ia membuatku sedikit emosi. “Tar malam gue kesepian… Kalo gak ada buat, mungkin gue upload video dulu aja…”; aku berbisik di telinganya lalu pergi meninggalkannya. Sebelum pergi ku sebutkan, “207…”, kamar hotel aku menginap, sekilas kulihat matanya berair, sepertinya ia sedih dan menangis.

Aku hanya menggertaknya saja, keberadaan video itu hanya Tono yang tahu, aku sengaja menekannya agar Bu Viany tidak sombong seperti itu. Semoga saja dengan begini, sifat Bu Viany yang sombong bisa berubah.

Ku meninggalkan cafe, sedikit gerah karena masalah tadi, aku pun berjalan-jalan sebentar di taman. Tiba-tiba Victor mengirim sms lagi, ‘Gak ada lu, gak rame bro’, aku membiarkan pesta mereka, beberapa malam bergiliran menikmati tubuh Sally cukup membosankan bagiku, tidak ada sensasi yang berbeda. Semoga saja nanti malam Bu Viany bisa menemaniku.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Merasa cukup menikmati angin malam, aku pun segera kembali ke kamar. Penisku sedikit mengeras membayangkan tubuh indah Bu Viany. Beberapa lama aku menunggu, jam sudah menunjukkan pukul 00:15, sedikit ngantuk dan menghilangkan harapan datangnya Bu Viany, aku pun hampir terlelap. Lalu aku tersadar ketika ada yang mengetuk pintu kamarku, ‘Tok tok tok’. Aku pun bangun dan coba melihat dari lubang pintu, sungguh mengejutkan, apa yang aku tunggu-tunggu pun tiba. Bu Viany ternyata termakan gertakanku, segara aku membukakan pintu agar Bu Viany bisa masuk, “Silahkan…”.

“Ayo, segera kita selesaikan…”, kata Bu Viany yang dengan sedikit wajah murungnya. Sebenarnya aku sedikit prihatin, namun rasa kesalku tadi belum terobati. Setelah kututup pintu, lalu ku peluk tubuh Bu Viany yang tak berdaya melawan. “Harum…”, kataku ketika menciumi rambutnya yang panjang lurus terurai.

“Bu Viany cantik banget hari ini…”, sedikit kugoda agar ia tidak murung. Wajahnya memang seperti artis Chef Fero, cantik sekali, hanya saja usia Bu Viany sepertinya sedikit lebih tua. Kulitnya putih, matanya sedikit sipit ciri gadis oriental, tubuhnya sangat langsing, dengan berpakaian piyama ia mengunjungiku. Kain piyamanya yang tipis membuat aku merasakan kulit-kulit tubuhnya ketika ku peluk.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Bu Viany sepertinya tidak mau berlama-lama di sini, ia lalu menarikku agar segera menuju ke tempat tidur. Melihat tingkahnya yang agresif, penisku kembali mengeras, segera ku rebahkan tubuhnya ke ranjang, lalu ku ciumi bibirnya dengan penuh nafsu. Matanya terlihat berbinar karena ia sedikit menangis, aku tidak memperdulikannya, nafsu birahiku sudah tak mampu ku tahan.

Sambil memciumi bibirnya, aku berusaha membuka kancing piyamanya dengan segera. Bau harum tubuh Bu Viany sangat menggodaku, lalu ku arahkan ciumanku ke lehernya, “Harum sekali bu…”, kataku. Ku remas-remas dadanya ketika ku buka piyamanya yang ternyata Bu Viany tidak mengenakan bra.

Mungkin ia sengaja demikian agar mudah ketika ia di sini. Buah dadanya yang cukup besar dan bulat itu terus ku remas. “Bolehkah aku menyedot susumu, Bu Viany yang cantik?”, godaku. Ia hanya diam dan menutup matanya.

Namun aku tidak mau tergesa-gesa, aku pun kembali menjilati leher lalu menciumi bibirnya kembali. Bu Viany yang tadi tidak mau membuka bibirnya, kini membalas ciumanku, ketika aku mendorongkan lidahku ke dalam mulutny, ia pun memainkannya, lidah kami bergeliat seperti dua ekor naga yang terbang di angkasa. Aku sedikit menggigit bibirnya, nikmat sekali, kembali aku bisa merasakan tubuh Bu Viany yang begitu indah.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Sensasi kali ini adalah menikmati tubuh seorang manager bank, bagaimana tidak membuat aku sedikit termabuk asmara. Sambil menciumi bibirnya, tanganku yang sedari tadi meremas dada Bu Viany, kini turun bergerilya ke kelamin Bu Viany. Ketika ku sodorkan masuk dari celah celana piyama Bu Viany yang karetnya renggang, kujamah, ternyata Bu Viany juga tidak menggunakan celana dalam, sehingga dengan mudah aku merasakan bulu-bulu lebat di sekitar vaginanya.

Setelah menciumi bibirnya, aku pun menjilati lehernya, hingga melumat payudaranya yang besar seakan menantang untuk dinikmati. Kusedoti putingnya, sebelahnya ku remas dengan tanganku yang satunya. Bahkan susu Bu Viany pun tercium harum, nikmat sekali malam ini, aku bisa menikmati seorang wanita tanpa harus berebutan dan menunggu giliran.

Desahan terdengar tidak begitu jelas dari mulut Bu Viany, mungkin ia menahan gejolak rangsangannya. Aku pun dengan penuh perasaan mengelus belahan vaginanya, perlahan menggesekan jariku di sana. Sangat lembut sekali terasa, beberapa kali menggesekkan jariku bukan mengundang nafsu Bu Viany, melainkan nafsuku semakin melonjak, penisku sangat tak sabar lagi untuk menerobos vagina Bu Viany.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Setelah puas menyedot susu sebelah kirinya, aku pun beralih menyedoti susu sebelah kanannya. Kulumat penuh nafsu susu putihnya itu, putingnya kugigit kecil. Sedangkan susu sebelahnya masih tidak luput dari permainanku. Tanganku meremasnya, dan sesekali mencubit puting susunya, lalu kupilin, seperti menyetel volume radio yang masih menggunakan tombol putar. Kupilih ke kiri dan ke kanan puting susunya Bu Viany, hingga ia mendesah kegelian, membuatku makin bernafsu untuk menidurinya. Sambil memilin aku juga mencubit putingnya, dan menariknya, puting yang begitu menggoda sangatlah asyik dimainkan.

Desahan Bu Viany sudah mulai terdengar jelas, akibat kegelian yang ku berikan ketika memilin puting susunya. Setelah itu, vaginanya pun tidak luput dari sensasi nikmat yang ku berikan. Aku masih terus menggesekan jariku di belahan vaginanya, walaupun aku harus menjulurkan tangan ke dalam celana piyamanya.

Pelan-pelan aku pun mencoba memasukkan jari telunjuknya ke dalam vaginanya. Terasa hangat sekali, lubang vaginanya memang tidak begitu rapat lagi, namun masih termasuk sempit untuk ukuran seorang ibu-ibu umuran 30an. Selain Bu Viany telah mempunyai anak, vaginanya pun dulu pernah kami cicipi bersama-sama, bahkan Tono pernah memasukkan sextoy nya yang besar ke vagina Bu Viany.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Ku mainkan jari telunjukku di dalam vagina Bu Viany, ku tekan masuk lalu ku tarik keluar pelan-pelan. Ku ulangi berkali-kali sambil menikmati kedua belah susunya secara bergantian, kiri dan kanan.

Mendengar desahannya sudah semakin keras, aku pun menatap wajahnya yang sudah terangsang, matanya tertutup namun dengan mulut yang tidak hentinya menggigit bibirnya sendiri. Lalu kehentikan kenyotan di susunya, ku lumat kembali bibirnya yang indah, hingga desahannya tidal terdengar. Jariku tidak lagi keluar masuk di vaginanya, namun ku biarkan menancap dan ku putar-putar di dalam sana. Isi vaginanya terus ku obok-obok dengan jariku, pelan lalu cepat, ku ubah iramanya beberapa kali hingga Bu Viany tak mampu menahan gejolak lalu menggigit bibir bagian bawahku.

“Argh… Argh….”, desahan Bu Viany cukup jelas terdengar. Aku pun menarik keluar jariku dari vaginanya. Segera aku bangkit dan melepaskan semua pakaianku, dengan segera aku kembali menindih tubuh Bu Viany. Penisku yang sudah mengeras sedari tadi menyentuh di selangkangannya, namun aku belum mau memasukkannya. Ku tarik celana piyama Bu Viany turun hingga ku lihat jelas vaginanya yang dipenuhi bulu-bulu di sekitarnya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Lalu aku berbalik posisi, agar aku mudah menciumi vaginanya, kakiku ku arahkan ke kepala Bu Viany, hingga penisku menyentuh wajahnya. Ini adalah gaya enam-sembilan, Bu Viany yang sadar apa mau ku pun langsung melahap batang penisku. Penisku terasa hangat berada dalam mulut Bu Viany. Ku rasakan Bu Viany memasukkan penisku di mulutnya, lalu sedikit disedotnya dan lalu ku bantu dengan menggunakan pinggangku, ku naik turunkan hingga penis aku keluar masuk di mulutnya Bu Viany.

Sambil diservis aku pun menyervis Bu Viany, awalnya ku buka vaginanya, dinding-dindingnya terlihat berwarna merah tua, sedikit basah. Lalu kujilati area sekitar lubang itu, kujulurkan lidahku untuk bergerilya di sana. Ku gesekakan lidahku di belahannya, lalu pelan-pelan ku mainkan di sekitar atasanya tepatnya bagian klitorisnya.

Penisku masih menjadi sebuah permen lolipop bagi Bu Viany, atau bahkan seperti es lilin yang terus ia jilat nikmat. Dikulumnya keluar masuk di mulutnya, benar-benar nikmat sekali, lalu aku pun berusaha membuat Bu Viany merasa nyaman, ku julurkan lidahku hingga ke dalam vaginanya, menerobos dinding-dinding hangat vaginanya. Ku putar lidahku di dalam sana, lalu ku tarik lagi untuk memainkan klitorisnya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Sesekali Bu Viany berhenti mengulum penisku, pertanda ia sedang menikmati rasa geli yang kuberikan di vaginanya. Lalu ku angkat kepalaku, dengan tangan kiri ku mainkan klitorisnya, sedangkan tangan kananku ku gunakan untuk menusukkan jariku ke dalam vaginanya. Bu Viany semakin menikmatinya, kulihat kakinya bergerak kian kemari merasa geli, jari tangan kiriku terus memainkan klitorisnya, sedangkan jari telunjuk tangan kananku mengobok-obok vaginanya.

Terus ku lakukan hingga Bu Viany tidak tahan dan menendang-nendangkan kakinya, ku rasakan jari telunjukku hangat di dalam vagina Bu Viany, dan di dalam sana seperti sedang ada badai yang bergemuru, terasa pelan-pelan ada air yang mengalir, membasahi jariku. Saat ku tarik jariku dari vaginanya, air itu pun muncrat keluar, hingga mengenai wajahku.

Tidak mau perduli, aku pun meneruskan kegiatan tadi, kutusukkan kembali jariku ke dalam vagina Bu Viany, ku obok-obok, lalu ku tarik lagi dan air tersebut masih banyak muncrat keluar. Lalu kugosok dengan cepat bagian klitorisnya, membuat semprotan air itu semakin kuat seperti menggunakan pompa air tenaga 250watt.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Bu Viany yang menahan rasa itu lalu menggigit penisku, betapa kagetnya hingga aku segera bangkit dan menarik penisku dari mulutnya. Bu Viany masih menutup matanya, ia seperti kelelahan, aku kemudian mengembalikan posisi semula, kini saatnya penisku akan menerobos vaginanya.

Ku gesekkan penisku dibelahan vaginanya yang basah, namun tiba-tiba Bu Viany membuka matanya, ia lalu bangkit dan terduduk, “Jangannn….”, teriaknya. “Aku mohon jangaannn….”, ia kemudian terlihat ingin menangis, matanya berlinang air mata. Lalu ia menggosokkan tangannya di vaginanya sendiri, ia terangsang, namun tidak mau aku memasukkan penis di vaginanya.

“Tenang bu…”, lalu aku bangkit dan berjalan menjauhinya, aku mencari lemari ku, kubongkar dan ku keluarkan sebungkus kondom, “Pasti aman bu…”, aku menunjukkan ke arahnya. Bu Viany hanya diam, namun ku lihat jarinya sedang menusuk di vaginanya sendiri, ia sudah sangat terangsang. Segera ku pakaikan kondom itu ke penisku, lalu kembali ku dekati Bu Viany. Posisinya yang terduduk lalu ku tarik kakinya hingga ia kembali terbaring terlentang. Segera ku tindih dan kulumat bibirnya, perlahan ku tuntun penisku untuk menerobos vaginanya. Bokep Jepang

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

‘Bleps…’, aku berhasil memasukkan penisku di dalam lubang vaginanya Bu Viany. Hangat namun sedikit basah terasa di penisku. Ku ciumi bibirnya dan ku peluk tubuhnya. Bu Viany pun membalas ciumanku, lidah kami saling beradu, payudaranya pun terasa hangat menyentuh di dada ku, hingga dengan erat ku peluk dirinya. Lalu ku gerakkan pinggulku untuk memompa penisku di dalam vagina Bu Viany. Bulu kelaminku terasa sekali mengenai bulu-bulu kelamin Bu Viany.

 

Ku belai juga rambut panjangnya yang hitam mengkilat, wangi shampoo yang menandakan Bu Viany baru saja keramas. Masih beradu ciuman, pinggangku pun sudah terasa capek karena beberapa menit menggerakkan naik turun untuk memompa vaginanya Bu Viany. Lalu ku putar tubuh kami, dengan posisi pelukan, dengan mudah aku berbalik sehingga kini Bu Viany di atas dan aku di bawah. Sekarang giliran Bu Viany yang menindihku, dan sekarang gantian dia yang harus menggerakkan pinggangnya.

Sedikit capek menggerakkan pinggang, Bu Viany kemudian melepaskan ciuman dari mulutku, kini ia berjongkok seperti melompat kecil untuk mengocok penisku. Dengan posisi ini, aku lebih mudah melihat Bu Viany dengan jelas, ekspresinya sangat menawan, ia terlihat sangat terangsang, matanya meram melek, giginya terus menggigit bibir bagian bawahnya. Susunya pun bergoncang terus karena gerakannya mengocok penisku dengan vaginanya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Aku sekarang hanya diam menikmati gaya WOT dari Bu Viany, Sekitar selangkanganku terasa basah, air kenikmatan Bu Viany masih terus bercucuran dari sela lubang vaginanya yang disumpal penisku.

Bu Viany terus bergoyang, menggerakkan pinggulnya, seperti ngebor, kiri kanan lalu maju mundur, terus berubah gerakan, kemudian naik turun. Hingga aku pun mencapai puncak dan berejakulasi. Bu Viany lalu capek dan menindihku kembali, ku peluk tubuhnya yang mulai lunglai, lalu ku balikkan agar aku mudah menarik penisku yang mulai melembut. Spermaku penuh dalam kantung kondom, kulepaskan lalu ku buang ke dalam lubang toilet.

Bu Viany masih terbaring di ranjang, ia sedikit capek, ku ambilkan sebotol minuman mineral untuknya. Ia pun menarik tubuhnya untuk duduk di ranjang, aku memeluknya, ku ucapkan, “Thanks bu… Bu Viany sungguh hebat…”.

Setelah menenggak beberapa kali air minum dari botol air mineral, ia mulai buka suara, “Jangan ceritakan ke siapa-siapa ya…”, dengan wajah tertunduk ia sepertinya sedikit malu. “Tenang saja bu…”, jawabku. Matanya bersinar lalu mulai ia meminta, “Tolong video dulu dihancurkan….”, pintanya. Aku lalu terdiam, aku bingung harus menjawab apa, aku sendiri tidak tahu video itu apakah masih disimpan oleh Tono atau tidak.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

“Bu Viany percayakan sama gue saja…”, jawabku bingung harus bagaimana. “Pleaseee…”, pintanya. Aku semakin bingung, lalu dengan spontan ku jawab, “Videonya ada di rumah, pulang dari sini akan ku musnahkan…”, kata ku karena sedikit prihatin melihat wajah Bu Viany yang memelas.

“Janji?…”, tanya Bu Viany. “I… I… Iyaa…”, ragu-ragu aku menjawabnya. “Thanks…”, lalu Bu Viany memelukku dengan erat, lalu ia mulai menangis. Sepertinya video itu merupakan beban yang sangat berat baginya.

Kami mulai akrab, sifat sombongnya seakan hilang. Kami menghabiskan malam dengan saling bercerita. Ternyata sejak kejadian dulu, Bu Viany tidak tenang. Setiap berhubungan tubuh dengan suaminya, ia selalu teringat dengan masa lalunya yang diperkosa beramai-ramai oleh kami. Hubungan cinta dengan suaminya menjadi tidak harmonis, suaminya pun mulai curiga, “Dia jadi tidak suka bercinta denganku…”, kata Bu Viany. Mungkin karena hal ini, Bu Viany menjadi ‘jablay’ sehingga sangat menikmati percintaan kami.

Suaminya jadi sering suka pulang malam, bahkan mencari alasan untuk bisa berdinas keluar kota, Bu Viany pun curiga kalau suaminya mempunyai simpanan di luar kota. “Lalu bagaimana dengan putri ibu?”, tanyaku. “Ikut ayahnya, karena aku dianggap lebih mementingkan karir…”, cerita Bu Viany sedikit sedih.

Karena kelelahan, kemudian kami terlelap dan tidur bersama di satu ranjang. Paginya kami bangun, dan seolah tidak terjadi apa-apa. Bu Viany kembali ke kamarnya untuk melanjutkan aktivitasnya. Aku pun segera mandi dan melanjutkan aktivitas aku sendiri. Sejak itu kami jadi akrab, ia pun memintaku memanggilnya dengan nama saja, “Viany…”.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Besok adalah hari terakhir di Bali, rasanya kangen juga dengan tempatku merantau. Sedikit bosan juga di sini, karena setiap hari hanya main di pantai, jalan-jalan, makan bersama, lalu malamnya pun membosankan. Teman-teman hanya sibuk dengan pestanya dengan Sally, aku hanya menghabiskan malam dengan menonton tv.

Beberapa malam ini aku sendirian di kamar, bosan berebutan dengan mereka yang menikmati Sally. Sedangkan Bu Viany tidak terlihat batang hidungnya, aku tidak mengetahui berapa nomor kamarnya. Seandainya tahu, setidaknya aku bisa mengunjunginya. Mungkin dia sudah pulang, atau pun masih sibuk dengan meeting mereka.

Pagi sekali sekitar jam delapan pagi, aku memutuskan berkeliling sendiri mencari oleh-oleh untuk teman-temanku. Teman-teman lain sedang malas, mereka mungkin masih capek karena pesta semalam. Aku pun berjalan keluar dari kamar hotel, saat akan meninggalkan hotel, ternyata seseorang yang kurindukan pun muncul. “Viany…”, aku pun menyapanya. Senyumnya manis membalas sapaanku, “Satorman… Mau kemana?”, tanya Viany. “Mau keliling bentar, cari oleh-oleh…”, jawabku. “Wah, kebetulan… Yuk ikut saya saja…”, Viany menawarkan.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Aku pun tidak menolaknya, karena sedikit rindu dengannya, ia pun mengajakku ke parkiran, “Saya juga mau cari oleh-oleh, besok harus pulang ke Samarinda…”, katanya. Ketika ia menekan remote mobilnya, sebuah Kijang Innova hitam pun berbunyi. Ia membawaku berkeliling dengan mobilnya, aku duduk di depan untuk menemaninya.

Hari ini kulewati dengan berbelanja bersama Viany, bukan hanya ditemani Viany, tapi ia juga membayarkan belanjaanku. Sebenarnya aku menolaknya, tapi ia terus memaksa, mau tidak mau aku harus menerima kebaikannya.

Setelah itu kami pun makan bersama di sebuah restoran yang cukup mewah, sekali lagi ia mentraktirku, aku menjadi sangat tidak enak hati. Sampai di hotel barulah ku tahu maksud Viany, sekali lagi ia mengingatkan, “Pulang sampai kampung halaman, tolong ya video dulu dihapus…”. Hahaha, ku kira Viany ada hati denganku, ternyata ia hanya khawatir dengan video pemerkosaan dulu. “Malam terakhir ne, singgah ya…”, ajakku agar Viany bisa menemaniku malam ini, malam terakhir merasakan cinta di pulau Bali. Ia tersenyum lalu pergi menjauhiku untuk kembali ke kamarnya.

Sambil menunggu malam, aku merapikan belanjaanku, agar aku mudah membawanya dan membaginya ke teman-teman saat tiba di kota ku, tempat mencari nafkah. Tak terasa waktu berjalan cepat, aku sedikit kelelahan, jam menunjukkan pukul 22:35. Akhirnya Viany memenuhi permintaanku, ia kembali singgah ke kamarku.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Kali ini Bu Viany mengenakan pakaian kantor, lengkap dengan jas dan sepatu hak tingginya, hmm, tahu benar dengan seleraku. “Hadiah buat Satorman… Menikmati seorang manager bank…”, kata Viany dengan cosplay yang menggodaku. “Hahaha, tau banget seleraku…”, sahutku.

Viany adalah seorang manager di sebuah bank swasta di Samarinda, dulunya ia bekerja di bank swasta di kota ku merantau, karena takut aib pemerkosaan terbongkar, Viany rela mengundurkan diri dan mengikuti suaminya untuk bekerja di Samarinda. Karena pengalamannya yang cukup baik, ia pun diterima menjadi manager di bank swasta lainnya di Samarinda. Sangat di luar dugaan, aku bisa bertemu dengannya di Bali, Viany sedang mengadakan rapat antar cabang se-Indonesia. Dengan beberapa strategi kelicikanku, Viany pun jatuh ke genggamanku.

“Tapi malam ini, aku mau merasakan sensasi seperti dulu lagi bu…”, sambungku lalu mencari sesuatu di lemari. “Maksudnya?”, kemudian menutup pintu dan mendekatiku. “Bondage…”, jawabku sambil mengeluarkan seutas tali plastik yang cukup panjang. Viany sedikit kaget, tapi aku yang sudah lama tidak merasakan sensasi pemerkosaan, sangat merindukannya. Ku dorong Viany jatuh ke ranjang, dengan sigap aku lalu mengikat ke dua tangan Viany di atas ranjang, ku ikat dengan kuat agar terlihat lebih nyata. “Sorry ya…”, aku berbisik di telinganya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

“Kok begini sih…”, Viany sedikit protes. Lalu ku ambil sapu tanganku dan ku tutup mulutnya agar lebih dramatis, “Biar lebih menyenangkan, Viany berontak ya…”; kata ku. “Hmmm….”, Viany tidak bisa berbicara lagi karena mulutnya tertutup sapu tanganku, kepalanya menggeleng-geleng mengisyaratkan bahwa ia tidak setuju dengan gaya seperti ini. “Ikuti saja say…”, kataku sambil menepuk kecil pipinya.

Kakinya kemudian ditendang-tendangkan, entah ia mengikuti perintahku untuk pura-pura berontak, atau memang ia tidak menyukai diperlakukan begini. Aku tidak mau tahu, kuciumi aroma tubuhnya, dimulai dari rambutnya, wajahnya, lalu lehernya. Penisku sudah ngaceng tak karuan, segera kulepaskan semua pakaianku agar penisku yang mengeras bisa leluasa tanpa terbungkus celana jeans ku yang keras.

Ku lepaskan kancing jas Viany dengan perlahan, lalu kemeja putih dalamnya. Satu per satu kancingnya ku buka, dan terlihatlah onggokan daging putih berbungkus bra hitam. Kuciumi aroma harum buah dadanya, mantap sekali. Pakaiannya ku biarkan terbuka begitu saja tanpa mau aku lepas, agar lebih meningkatkan sensasi perkosaan.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Lalu ku tarik naik bra hitamnya, sehingga mencuat keluar susu bulat Viany yang menantang. Saking putihnya, nampak bekas kemerahan yang diakibatkan tekanan bra nya. Lalu kuciumi kembali aroma khas payudara nya, hmm, lalu ku jilati sekitar puting susunya, nikmat sekali.

Viany masih menggeleng-gelengkan kepalanya, dan juga menendang-nendangkan kakinya. Lalu ku tinding kakinya agar tidak bergerak lagi, dan ku kenyot susunya dengan bringas. Walaupun usianya yang sudah tidak muda lagi, namun tubuh Viany yang terawat masih sangat enak dipandang, lekuk tubuhnya seksi, buah dada nya pun cukup bulat, tidak terlalu besar dan tidak begitu kecil, namun padat berisi. Kulitnya yang putih curi khas gadis oriental membuat aku semakin menyukai kenikmatan ini.

Putingnya yang sedikit kecil dan berwarna coklat itu ku pilin dengan jari tanganku. Kuputar-putar, kujepit, ku tekan, lalu ku tarik. Sebelah susunya terus ku sedoti bagaikan bayi yang sedang netek dengan ibunya. Sekali-kali aku memainkan lidahku di putingnya. Namun ketika jariku capek, aku bergantian posisi, menyedot sebelah susunya lagi, lalu dengan tangan sebelah lagi memainkan putingnya Viany.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Wajah Viany yang cantik dan harum terus kujilati, dari kening, pipi, hidung, telinga hingga lehernya. Matanya tertutup seolah tidak menerima perlakuan seperti ini. Aku bangkit untuk melihat seluruh tubuh Viany yang terikat, sungguh menakjubkan. Tangannya terikat ke atas, mulutnya tertutup sapu tangan, buah dadanya terlihat jelas karena bra hitamnya tertarik ke atas, tubuh atasnya benar-benar putih, semakin menggoda karena jas hitam dan kemeja putihnya masih menempel di tubuhnya.

Sedangkan bagian bawahnya, ia masih mengenakan rok hitam sedikit mini, aku coba mengintip ke dalamnya, nampak samar-samar warna pink. Kaki jenjangnya juga mulus, aku mencoba meraba pahanya hingga ke ujung kaki nya, hingga sepatu hitam hak tingginya ku lepaskan.

Kembali aku meraba kakinya kini hingga ke atas. Ku raba masuk ke dalam roknya, sampai di pangkal pahanya itu, ku coba menemukan belahan vaginanya yang tertutup celana dalam. Ku elus-elus belahannya itu dengan pelan-pelan, terus menerus hingga Viany terlihat mengejang kegelian.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Ku tarik tangan ku keluar lalu, menyodorkannya ke belakang pinggang Viany, berusaha menemukan resleting roknya. Setelah ku temukan, segera kubuka dan ku tarik turun rok hitamnya itu. Ku biarkan rok hitamnya nyangkut di ujung kaki kanannya. Nampak celana dalam pink sudah sangat jelas. Sedikit basah di tengahnya akibat ku mainkan tadi belahan vagina Viany.

Kali ini, kutarik turun celana dalam Viany hingga nampak vaginanya yang lebat ditumbuhi jembut. Kuraba benda itu, ku sisir pula bulu-bulunya dengan jariku. Lalu ku dekatkan wajahku untuk menjilati vaginanya. Awalnya kujilati belahannya saja, namun perlahan-lahan aku coba memasukkan lidahku hingga ke dalam vaginanya. Ku jilati terus dinding-dinding vagina Viany, hingga cukup lama lalu kujilati klitorisnya, jari telunjuk kananku kini yang kugunakan untuk menyusuri lubang vagina Viany.

Viany terlihat kegelian, ia membalikkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan, karena sensasi yang kuberikan dari memainkan klitorisnya dengan lidahku dan mengocok vaginanya dengan jariku. Kutarik dan kusodok lagi jariku ke dalam vagina Viany, kuputar lalu ku obok-obok bagian dalamnya. Bokep Korea

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Satu jari tak cukup, hingga aku masukkan lagi jari tengahku untuk mengobok vagina Viany yang sudah mulai basah. Masih sambil menjilati klitorisnya, ku mainkan lidahku di sana, lalu ku putar-putarkan lidahku, dan kini Viany tidak bisa menahanya, cairan sedikit hangat mengalir keluar. Lalu aku menarik wajahku agar bisa lebih fokus mengobok vaginanya, jari tanganku yang satunya ku gunakan untuk menggantikan posisi lidah ku tadi.

Sambil memainkan klitorisnya dengan jari telunjuk tangan kiriku, aku terus memompa dua jari tangan kananku di vagina Viany, hingga air itu terus menyemprot keluar. Seperti lahar panas gunung berapi, air itu berhamburan keluar tiada henti, belepotan di tanganku hingga di sprey kamar hotel ini. Ku sodok terus jariku hingga Viany terlihat ke capekan dan berhenti meronta-ronta.

Kemudian aku bangkit dan mengambil kondom di lemariku, lalu kupakaiankan. Tanpa sabar, aku langsung menindih Viany, ku sedoti susunya sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Tidak susah menerobos vagina Viany, lubangnya yang sudah basah membuat aku mudah menjebloskan penisku di dalamnya. Kugigit kecil puting susu vagina sambil memompa pelan penisku di vaginanya. Susunya sebelah yang luput dari sedotanku, menjadi bahan bagi tanganku untuk meremasnya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Hasratku makin tinggi, aku pun mempercepat iramaku, ku peluk erat tubuh Viany dan ku ciumi lehernya yang harum. Pinggangku terus bermain memompa vaginanya, sungguh nikmat merasakan sensasi seperti ini. Rambut Viany yang tadinya lurus panjang dan rapi, kini sudah berantakan, acak-acakan, matanya masih tertutup, memberikan aku imajinasi pemerkosaan yang lebih dramatis.

Lalu aku mengangkat kaki Viany agar lebih mudah memompanya. Ku percepat gerakanku, hingga hangat terasa karena gesekan kedua alat kelamin kami. ‘Bleps bleps blepsss…’, suara yang ditimbulkan dari cipratan air dan kelamin kami yang saling beradu.

Kali ini tidak terdengar suara rintihan Viany, mulutnya yang ku tutup dengan sapu tangan, membuat ia hanya bisa menahan gejolak dengan menggigitkan sapu tangan tersebut. Kedua tangan ku terus meremas buah dada Viany, memainkan putingnya, kutarik lalu kembali kurebahkan tubuhku turun untuk menyedoti susunya. Tak lupa kuberikan cupangan sekitar susunya, mengelilingi putingnya. Nampak bekas memerah di sekitar susunya yang putih.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Genjotanku semakin kuat dan sebentar lagi aku merasakan aku akan berejakulasi. Sensasi pemerkosaan memang membuatku lebih bernafsu, dan lebih cepat mencapai klimaks. Kurasakan aku memuncratkan sperma dari penisku di dalam vagina Viany, untungnya aku mengenakan kondom sehingga lebih aman bagi Viany. Ku tarik pelan penis ku dari vagina Viany, sedikit air dari vagina Viany masih menetes keluar, sedangkan kondomku terlihat penuh.

Segera ku buka kondom itu dan ku buang. Aku mengenakan kembali pakaianku, lalu mendekati Viany, ia terlihat sudah lelah, ia tertidur pulas dengan kondisi terikat. “Thanks…”, bisikku di telinganya. Sedikit merasa lapar, aku tidak berani menelpon ke restoran, tidak enak jika pelayan datang mengantarkan makanan, jadi kuputuskan untuk turun ke bawah mencari makanan, semoga saja restoran masih buka. Tidak enak mengganggu tidurnya Viany, jadi kubiarkan ia tertidur dengan posisi terikat seperti itu.

Sepi sekali, lorong-lorong hotel tidak menampakan aktivitas, aku berjalan turun hingga ke restoran, untungnya masih buka, dan beberapa pelanggan nampak menikmati pesanannya.

Bingung mau makan apa, namun untuk mengganjal perut yang sudah keroncongan ini, aku pun menjatuhkan pilihan pada nasi goreng seafood ditambah es jeruk peras untuk menyegarkanku. Sambil menunggu aku masih memikirkan apa yang telah kuperbuat dulu, memperkosa Viany secara beramai-ramai bersama teman-temanku. Kalau dipikirkan baik-baik, kami ini sangat jahat, hanya karena sakit hati tidak diterima bekerja saja sudah buat kami mengambil langkah yang salah begitu.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Kucoba sms ke Tono, ‘Ton, dah tidur?’ tanyaku. Tidak lama dari itu ia membalas sms ku, ‘Iya man, baru aja pesta, capek ne…’, jawaban sms darinya. ‘Wah, tiap malam pesta, asik donk’, balasku. ‘Ada personil baru’, jawabnya dengan sms cukup pendek. Mungkin dia sudah terlalu capek. ‘Siapa ton?’, tanyaku. ‘Rahasia’, ia menjawab pendek lagi. ‘Gue juga ada ketemu Bu Viany, tau ga apa yg kami lakuin?’, aku memancingnya. ‘Lu garap man?’, tanya Tono. Aku lalu tidak membalasnya, aku biarkan ia penasaran, tunggu pulang barulah kuceritakan.

Pesananku akhirnya sampai, tak sabar lagi mengisi perutku yang kosong ditengah malam ini. Setelah mengisi perutku, aku masih malas naik, kuputuskan untuk nongkrong sebentar dan memesan kopi hitam untuk menemaniku. Beberapa orang berlalu lalang, ada yang sendirian, ada pula yang berpasangan. Kunikmati malam terakhir di Bali ini dengan menenggak kopi hitam yang harum ini, suasana santai seperti ini susah aku dapatkan jika pulang dari sini.

Kopi sudah habis, saatnya balik ke kamar untuk beristirahat. Berjalan pelan aku menuju kamarku, dalam perjalanan, firasatku sangat tidak menyenangkan. Aku baru ingat, aku meninggalkan Viany dengan keadaan terikat, segera sampai di depan kamar, lalu ku buka pintu. Aku kaget sekali dengan apa yang kulihat, beberapa pria sedang mengerumuni Viany. Apa yang terjadi, bagaimana mereka bisa masuk ke kamar ku, dengan gopoh aku mendorong pria-pria yang sudah telanjang bulat itu menjauh dari Viany.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

“Wah… Wah… Wah… Pelit amat lu Man…”, celutuk seorang pria, suaranya sepertinya ku kenal. Setelah ku perhatikan, ternyata mereka semua aku kenal. Seperti petir menyambar di kepalaku, di kamarku ada semua pria yang berliburan bersama denganku, Rahmat, Rendy, Gayus, Bambang, Gusti, Hendra, dan Victor. “Hey! Apa yang kalian lakukan di sini?”, tanyaku pada mereka. “Pantesan aja uda gak mau gabung dengan kita, rupanya ada yang temenin…”, nyerocos si Rendy.

Ku pandangi arah Viany, ia masih dalam keadaan terikat, rambutnya berantakan, matanya pun berlinang air mata. Ku perhatikan bagian vaginanya ada sisa sperma, masih basah, sepertinya baru saja ada yang menyetubuhinya. “Siapa suruh kalian masuk?!”, tanyaku. “Tak sengaja Man, gue kirain lu mati di dalam, gue panggil ga ada jawaban, jadi terpaksa gue buka pakai kunci duplikat…”, kata Victor. Iya, dia yang berkuasa di sini, semua kamar kami diboking menggunakan namanya, ia mudah saja memasuki kamar kami.

“Sekarang keluar!!”, teriakku kesal. “Tapi man…”, balas Gayus. “Oke, gue keluar…”, kata Victor yang kelihatannya dia sudah puas meniduri Viany. Namun yang lainnya tidak mau beranjak, malah memandangiku dengan serius. “Tampaknya, kawan berkhianat ne, enak sendiri aja…”, sindir Gayus.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Tiba-tiba Bambang menyerangku, lalu disusul Rendy, mereka mengeluarkan tali, lalu mengikatku. “Sorry man, terpaksa ne, uda kebelet…”, kata Gayus. Tanganku diikat ke belakang, kaki ku pun terikat menjadi satu, tidak bisa berkutik, lalu Gayus mengambil pakaian yang berserakan di lantai untuk membungkam mulutku. Aku sungguh tidak bisa bergerak, ku lihat Rahmat yang pertama naik ke ranjang untuk menikmati Viany yang sedang terikat.

Sialan sekali pikirku, orang-orang ini ternyata bejat sekali. Kulihat Viany sangat merasakan tersiksa, ia disetubuhi Rahmat dengan keadaan terikat tak berkutik, pakaiannya masih melekat di ujung tangannya, bahkan yang lebih parah, Rahmat memperkosanya tanpa mengenakan kondom.

Beban yang berat bagi Viany, apalagi bila sampai Rahmat menyemprotkan spermanya di dalam. “Berapa bayaran perek ini Man?”, tanya Rahmat. Aku tidak bisa berkutik, teman-teman yang lain yang sedang menunggu giliran lalu mencari pakaian mereka yang berserakan, lalu mereka merogoh kocek pakaian mereka, ada yang mencari dompet da mengeluarkan uang mereka, “Yuk patungan, bantu Satorman bayar nih perek…”, kata Gayus sambil mengumpulkan uang. “Iya, biar sama-sama senang…”, balas yang lain.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

“Bayar mahal pun ga rugi kok… Masih lezatttt…..”, kata Rahmat yang terus menggenjot Viany. Uang mereka kumpul cukuo banyak, rata-rata adalah lembaran seratus ribu, lalu mereka sodorkan ke saku bajuku. Aku mencoba menolak, ku gerakkan tubuhku yang terikat, namun mereka tidak mau mengerti. Pikiran mereka sudah tidak jernih, hanya seks saja yang ada di otak mereka, mungkin mereka pikir Viany adalah seorang wanita bayaran.

‘Tok tok tok’, terdengar suara ketukan pintu, Rendy lalu beranjak untuk membukakan pintu. “Aku kembaliiiii………..”, seru Victor yang muncul dari balik pintu dengan membawa satu dus minuman keras. Inilah kehidupan kami di malam sebelum-sebelumnya, berpesta miras dan seks. Hanya kali ini berbeda sekali, mereka salah paham, Viany yang malang pun menjadi korban.

“Ah….”, desahan Rahmat yang terlihat mengejang, ia sepertinya sudah berejakulasi. Lalu ditarik penisnya dari vagina Viany, dan bercucuran lah sisa-sisa sperma yang Rahmat semprotkan di dalamnya. Viany menangis dengan keadaan ini, kepalanya terus menggeleng tidak menerima, namun ia hanya bisa pasrah dengan keadaannya yang terikat.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

 

“Pak panitia duluan deh…”, seru Bambang meminta Victor menggantikan posisi Rahmat. “Iya, itung-itung ucapan terima kasih atas Guinness nya…”, sambung Gayus. Victor pun dengan penuh semangat naik ke atas ranjang. “Asyik… Putih bener ne perek…”, kata Victor setelah menindih Viany. Lalu ia mencoba mencium pipi Viany, “Hmmm, harum….”, katanya, walalupun Viany terus menggerakkan kepalanya. Victor pun lalu membuka pakaiannya, tanpa aba-aba ia pun langsung melesapkan penisnya yang besar seperti rudal ke lubang vagina Viany.

Tubuh Viany diputar sedikit miring agar Victor mudah memompa penisnya. Kulihat air mata Viany masih terus bercucuran tiada henti. Sungguh malang nasibnya, padahal baru saja aku dekat dengannya, dan ia pun mulai tidak dendam padaku.

Lalu Gayus naik juga ke ranjang, “Numpang netek…”, ia lalu melumat susu Viany yang bebas. Viany dikerumuni dua pria sekaligus, ia nampak lebih terbebani, pemerkosaan sadis kembali ia alami. Aku juga kembali teringat masa lalu yang juga telah memperlakukan Viany dengab kasar, aku dan kawan-kawan lebih sadis memperkosanya beramai-ramai, bahkan juga terhadap anak perempuannya.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Victor masih menggenjotnya, sedangkan Gayus sudah bosan menyedoti susunya, kini gantian Gusti yang menikmati susu Viany. Kulihat susunya diremas dengan kasar oleh Gusti, dicubiti putingnya dengan kuat, dan ditamparnya hingga susu Viany yang tadinya putih menjadi merah. Kembali liang vaginanya harus menampung sperma, kali ini sperma Victor yang memenuhi vaginanya. Victor mengejang dan kemudian menarik penisnya setelah berhasil menyemprotkan spermanya di dalam. Nonton Bokep

Gusti yang tadinya melumat susu Viany langsung segera mengambil posisi Victor. Teman yang lain tidak sempat mendekat, karena jarak Gusti lebih dekat. Gusti yang sudah tak sabar mengasari Viany lalu menampar-nampar pipi Viany hingga ia terus menangis. Lalu disodoknya vagina Viany dengan penisnya, tak mau tahu dengan vagina Viany yang penuh dengan tampungan sperma Victor dan Rahmat.

“Cantik banget…”, puji Gusti yang sedang menggenjot Viany. “Mau nyicipi rasa perek Bali…”, kata Gusti yang mengira Viany adalah orang dari daerah sini. Susu Viany pun diremas dengan kuat, lalu ditampar-tamparnya. Goyangan Gusti pun kian makin cepat, disodoknya kuat hingga penisnya masuk penuh dalam vagina Viany.

Hendra mendekati mereka, seolah dia tidak mau orang lain lebih cepat merebut posisi Gusti. ‘Blep blep blep…’, bunyi hantaman yang terjadi di selangkangan Gusti dan Viany, dengab kasar menyodok seperti itu, aku rasa Viany akan kesakitan.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Sama seperti sebelumnya, Viany kembali harus menampung sperma, Gusti sudah berejakulasi, dan spermanya pun tersemprot ke dalam vagina Viany. Hendra yang sedari tadi menunggu langsung menggantikan posisi Gusti. Yang lain kesal merasa didahului lalu segera mendekati Viany. Rendy menyedoti susu Viany yang sebelah kiri dan yang sebelah kanannya menjadi maianan Gusti.

Secara beramai-ramai mereka kembali mengerumuni Viany, sudah tidak jelas apa yang kulihat karena mereka mengerumuni nya. Rahmat yang tadinya baru saja menyetubuhi Viany pun nampak sudah segar kembali dan ikut mengerumuni Viany. Berjam-jam mereka menyetubuhi Viany secara bergantian, dan tentu saja, mereka masih terus menyemprotkan sperma mereka di dalam vagina Viany.

Cerita Ngentot Korban Yang Terlupakan

Aku tak mampu membayangkan apa yang dipikirkan Viany, mungkin hatinya sangat sakit sekali, seorang manajer bank diperkosa oleh orang yang tidak dikenal secara brutal. Aku hanya bisa menunggu selesainya permainan mereka. “Lain kali mesti ke Bali lagi ne nampaknya…”, kata Victor yang sudah puas lalu kembali berpakaian dan meninggalkan ruangan.

Begitu pula yang lainnya, mereka meninggalkan Viany yang terkapar tiada bertenaga. Hendra membantuku membukakan ikatan, “Berapa sih lu bayar perek ini man?”, katanya. Aku melototinya lalu berkata, “Dia bukan perek!!!”, teriakku. “Ah, gak perlu disembunyiin kok…”, ia lalu keluar dari ruangan tanpa mau dengar penjelasanku.

Aku mendekati Viany lalu melepaskan ikatannya, ia masih terus menangis, dengan tatapan kosong ia pun mengenakan kembali pakaiannya dan keluar dari kamarku tanpa mau berbicara sepatah kata pun denganku. Aku pun tidak berani mengganggunya, aku biarkan ia berjalan lunglai kembali ke kamarnya seorang diri. Sudah subuh, aku harus segera tidur untuk beristirahat, karena hari ini terakhir aku di sini. Liburan yang sebentar namun dengan tambahan pengalaman yang cukup warna-warni.

 

Category: NGENTOT Tags: , , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET