Cerita sex – Ini merupakan kisah lain dari Della (dalam cerita “Aku Tidak Mau Tapi Aku Menikmatinya), Karena kebebasan yang diberikan suami dan kebutuhan seks yang besar serta mungkin juga karena rasa terlalu percaya kepada orang lain, akhirnya membuat kehidupan Della menjadi serba ketakutan. Della terjebak dalam satu kegiatan tindak pemerasan.
Kasus ini sempat jadi berita besar di salah satu harian ternama Jakarta pada awal bulan Oktober tahun ini, dan kasusnya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian sampai dengan detik saat cerita ini saya buat. Merupakan suatu kehormatan yang sangat besar buat saya karena Della, sang pelaku korban sendiri, mau membagi kisahnya untuk saya reka jadi sebuah cerita..
Berawal sejak sekitar enam bulan yang lalu, saat secara tidak sengaja Della, saat ini 30 tahun, berkenalan dengan Novi, wanita berusia sekitar 45 tahunan di satu Mall di Jakarta Utara. Sejak itu Della sering diajak berkumpul dengan teman-teman Novi di satu apartemen di Jakarta Utara pula entah untuk arisan, senam, atau untuk sekedar mengobrol.
Della mengira bahwa group tersebut adalah perkumpulan biasa dari para ibu kelas atas yang dilakukan sekedar untuk mengisi waktu. Mereka berjumlah sekitar 7 orang, rata-rata berumur 45 sampai 50 tahunan. Sampai pada suatu hari..
“Eh, Della.. Nanti siang kita akan kedatangan tamu istimewa”, kata Novi.
“Tamu istimewa apa? Siapa?”, kata Della polos.
“Kamu lihat saja nanti, kamu pasti suka..”, kata Erny, orang yang dianggap ketua dari group tersebut.
“Apalagi kamu selalu berpakaian seksi begitu..”, kata Novi sambil menatap penampilanku dari atas sampai bawah.
Saat itu, sesuai dengan tingkat kehidupan Della yang dari kalangan atas, penampilan Della selalu seksi dan glamour. Dengan memakai baju terusan katun sebatas paha, 20 cm di atas lutut hingga membuat Della tampak seksi menggairahkan.
“Nah itu dia datang!”, teriak Erny ketika mendengar bel di pintu berbunyi. Erny segera bergegas membuka pintu apartemen dan mempersilakan tamunya masuk.
“Hallo semua.. Saya datang tepat waktu kan? Tepat jam 11.00..”, kata robby, lelaki itu, sambil melihat arlojinya.
“Tenang saja, Pak robby.. Anda datang kapan pun, kita selalu welcome..”, kata Novi sambil tertawa dan melirik Della.
“O iya, Pak.. Kenalkan ini Della..”, kata Novi memperkenalkan Della.
“O ini Della..?”, kata robby sepertinya sudah tidak asing mendengar nama Della.
“Ya, saya Della”, kata Della sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
“Saya robby. Anda sangat cantik sekali..”, kata robby sambil menyambut tangan Della.
“Terima kasih..”, kata Della sambil tersenyum lalu segera melepaskan tangannya dari genggaman robby yang sangat erat.
“Hei! Jangan pada berdiri. Mari sini Pak, sudah saya sediakan semua..”, kata Erny sambil tersenyum kepada robby, pria dandy yang berusia sekitar 50 tahun itu.
Mereka segera berpindah ke ruangan lain dimana Della bisa melihat bahwa di meja sudah tersedia beberapa botol minuman keras serta beberapa bungkus kecil benda berbentuk bubuk putih beserta alat hisap serta sebuah jarum suntik.
“Naahh! Ini baru asyik!”, kata robby senang.
“Ayo kita have fun!”, ajak robby.
“Ayo!”, kata Erny.
Akhirnya robby, Novi dan Erny duduk bersama dan segera menikmati semua yang telah tersedia. Sementara Della karena merasa tidak terbiasa, segera pamit ke ruangan lain dan menonton televisi. Terdengar oleh Della sesekali mereka menyebut-nyebut namanya, entah membicarakan apa karena tidak jelas.
“Della sayang, bisa minta tolong ambilin kue di kulkas nggak?”, terdengar suara Novi meminta bantuan.
“Iya, sebentar aku ambilkan!”, teriak Della sambil bangkit lalu pergi menuju dapur. Della segera membuka kulkas lalu mengeluarkan kue untuk dipotong-potong. Della tak mengetahui kalau robby sudah berada di belakangnya.
“Tubuh anda mulus sekali..”, bisik robby sambil meraba punggung Della yang terbuka.
“Ya Tuhan! Anda bikin kaget saya saja..”, teriak Della. Ngapain sih ini orang? Kurang ajar amat!, umpat Della dalam hati. Bermain di Domino Qiu Qiumenangkan jackpotnya
“Tak sangka anda begitu montok dan menggairahkan walau sudah punya anak..”, kata robby lagi sambil meremas pantat Della. Bahkan tangannya berani menelusuri lekukan belahan pantat Della.
“Hei! Anda jangan kurang ajar begini! Saya tidak suka!”, bentak Della lalu pergi meninggalkan robby. robby hanya tersenyum..
“Kurang ajar tuh orang!!”, teriak Della sambil cemberut.
“Kenapa sih, Della?”, kata Novi sambil tersenyum.
“Gila tuh orang! Pegang-pegang tubuh, remas-remas pantat otang seenaknya?”, kata Della.
“Yee, harusnya kamu bangga dong.. Artinya kamu sangat menarik loh..”, kata Novi lagi sambil menuang minuman ke gelas.
“Nih, minum dulu biar agak enakan..”, kata Novi sambil menyodorkan gelas itu ke Della.
“Sebel aku dengan orang itu..”, kata Della sambil meneguk minuman tersebut.
“Sudahlah, sayang.. Biarkan saja dia..”, kata Novi sambil menambahkan minuman ke gelas Della.
Della kembali meneguk minumannya sampai habis, lalu bangkit dan segera menuju kamar dengan maksud memisahkan diri dari mereka. Tapi setibanya di kamar, Della merasakan tubuhnya dingin dan penglihatannya kabur. Badannya limbung. Della heran karena tidak mungkin dia mabuk dengan minum beralkohol sejumlah yang dia minum tadi. Della segera keluar dan menuju ruang tamu dengan niat akan berpamitan pulang karena merasa tidak enak badan.
“Aku mau pulang, Wi..”, kata Della dengan tubuh berdiri limbung.
“Mau kemana, sayang.. Di sini aja dulu..”, kata Erny sambil menarik tangan Della hingga terduduk diapit tubuh Erny dan robby.
“Lagian barusan Pak robby mengajukan tawaran bisnis yang banyak menguntungkan buat kita..”, kata Erny lalu dengan panjang lebar menceritakan tawaran bisnis yang menggoda iman Della.
“Gimana sayang? Kamu mau ikut?”, tanya Erny.
“Kalau begitu sih aku ikut..”, kata Della dengan mata sayu.
“Well done.. Kalau begitu kita rayakan deal bisnis kita..”, kata robby sambil merangkul dan menyodorkan gelas minuman kecil kepada Della.
Della mengambil dan meneguknya sebagai rasa penghormatan. Rasanya manis sedikit asam.
“Aduh, kenapa aku jadi tidak enak badan begini?”, kata Della tak lama berselang.
“Aku ke dapur dulu..”, kata Della lalu bangkit dan berjalan sempoyongan menuju dapur untuk minum air putih.
“Hei!!”, jerit Della ketika dia merasakan ada tangan yang mendekapnya dari belakang.
“Lepaskan aku..”, suara Della lemah.
“Tenang saja sayang.. Nikmati yang ada..”, terdengar suara robby sambil menciumi pundak dan tengkuk Della, sementara tangannya meremas buah dada Della. Terasa oleh Della celana bagian depan robby sudah menggembung keras mendesak-desak pantatnya.
“Ohh.. Lepass.. kann..”, jerit Della lirih sembari agak berontak untuk melepaskan remasan tangan robby pada buah dada dan pantatnya. Akibat pemberontakan tersebut tak sengaja tangan robby menyentuh dan menarik tali baju Della hingga terlepas merosot ke lantai.
“Sudahlah sayang.. Nikmati saja surga dunia ini..”, terdengar suara Novi, kemudian tertawa ketika melihat kondisi Della. Erny juga ikut mentertawakan sambil memegang kamera digital, sesekali Erny mengambil gambar Della dan robby.
“Aku mau pull.. pullangg..”, jerit Della sambil berusaha lari ke kamar dalam keadaan setengah telanjang sempoyongan.
Tapi di tengah ruangan tubuhnya ambruk ke lantai. robby dan Novi segera memapah tubuh Della ke kamar dan dibaringkannya di ranjang. Novi dan Erny segera menjauh dari ranjang, sedangkan robby dengan bernafsu melepas semua pakaian dalam Della, lalu kemudian melepas semua pakaiannya sendiri.
“Ohh.. Jangaann..”, jerit lirih Della ketika mulut dan lidah robby menciumi dan menjilati buah dada seta puting susunya. Sementara tangan robby turun meraba dan menggosok-gosok memek Della.
“Ohh.. Le.. Le.. Lepasskann..”, desah Della ingin berontak di sela-sela kenikmatan yang mulai dirasakannya.
“Ooww.. Ohh..”, desah Della keras ketika mulut robby turun ke perut lalu dengan liar lidahnya menjilati belahan memek Della. Entah karena pengaruh minuman yang diminum, entah karena libido Della yang terbilang tinggi, perasaan ingin berontak yang tadi ada lama-lama hilang diganti dengan kenikmatan atas perlakuan robby atas dirinya.
“Ohh.. Ohh.. Oohh!”, tubuh Della berguncang keras ketika terasa ada cairan hangat yang menyembur di dalam memeknya disertai rasa nikmat yang luar biasa seiring jilatan lidah robby pada kelentitnya yang liar.
“Nikmat sayang?”, tanya robby sambil bangkit berdiri lalu menindih tubuh Della.
Della sudah tidak mampu menjawab pertanyaan robby karena pikiran dan perasaannya telah penuh dipengaruhi alkohol yang diminumnya. Yang dirasakan Della adalah rasa melayang dan gairah yang menggebu untuk bersetubuh. Sekilas mata Della melihat Novi dan Erny berdiri tak jauh dari ranjang sambil tertawa dan memotret dirinya serta robby.
“Oww.. Enak sekali sayang..”, desah Della antara sadar dan tidak ketika terasa kontol robby yang tegang dan tegak telah keluar masuk memeknya.
“Kamu sudah punya anak tapi jepitan memekmu enak sekali..”, kata robby dengan nada berat seiring pompaan kontolnya di memek Della. Bermain di DominoQQmenangkan jackpotnya
Entah sudah berapa lama kali Della berganti posisi dan entah sudah berapa kali pula Della mendapatkan orgasme. Della sudah tidak ingat sama sekali. Yang terasa olehnya hanya rasa nikmat disetubuhi robby.
“Ohh..! Mmhh..!”, hanya desahan demi desahan yang keluar dari mulut Della beserta geliat tubuhnya ketika menikmati rasa yang teramat nikmat seiring keluar masuknya kontol robby di memeknya.
“Ohh! Fuck you girl! Fuck you!”, kata robby sembari mempercepat pompaan kontolnya ketika sudah terasa sesuatu yang mendesak akan keluar dari kontolnya.
“Ohh..!!”, suara robby terdengar berat.
Setelah mempercepat gerakan kontolnya, dengan cepat pula robby mencabut kontolnya dari memek Della lalu dikangkanginya wajah Della. Crott! Croott! Croott! Air mani robby tumpah menyembur banyak di wajah Della yang terpejam antara sadar dan tidak.
“Mm..”, hanya suara itu yang keluar dari mulut Della, lalu tertidur kelelahan.
Malamnya sekitar jam 19.00 Della terbangun dalam kondisi tubuh telanjang. Tercium aroma khas sperma di ruangan itu. Di lantai terlihat satu kondom bekas pakai yang telah penuh dengan air mani. Juga terdapat bekas pembungkus Viagra di dekatnya.
“Ya Tuhan.. Apa yang terjadi padaku?”, batin Della sambil meraba wajahnya yang banyak ditumpahi air mani yang hampir kering, juga di perut dan di sekitar memeknya banyak terdapat bekas cipratan air mani yang telah mengering..
“Sudah bangun kamu?”, terdengar suara Novi mengagetkan Della.
“Apa yang terjadi padaku, Wi..?”, tanya Della lemah sambil bangkit dan duduk di pinggir ranjang.
“Kamu ternyata hypersex juga, sayang..”, kata Novi sambil duduk di samping tubuh telanjang Della.
“Kamu kuat melayani robby sampai beberapa ronde, beberapa jam non stop..”, kata Novi lagi.
“Udah bangun, Della?”, tanya Erny yang baru masuk kamar.
“Welcome to the club, honey..”, kata Erny sambil tersenyum penuh arti kepada Della.
“Apa?”, tanya Della.
“Ini tadi uang yang diberikan robby buat kamu..”, kata Erny sambil melemparkan segepok uang ke pangkuan Della yang masih telanjang.
“Itu empat juta setengah.. Buat kamu..”, kata Erny.
“Aku.. Aku tidak mau.. Aku bukan pelacur!”, kata Della sambil menatap Erny.
“Terima saja sayang.. Dan mulai sekarang kamu harus menuruti perintah kami untuk melayani laki-laki yang kami tunjuk..”, kata Erny tegas.
“Kenapa?!”, tanya Della dengan hati berdebar.
“Karena semua sudah aku rekam..”, kata Erny sambil memperlihatkan kamera digital.
“Kalau kamu menolak, maka foto-fotomu akan sampai ke tangan suamimu..”, kata Erny tegas.
“Ya Tuhan..”, Della langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
“Sudahlah sayang.. Lagian nanti kamu juga akan mendapat komisi kok..”, kata Novi sambil mengusap rambut Della.
“Erny, aku minta berikan chip foto-fotoku itu.. Please..”, kata Della memelas.
“Tidak! Ini adalah hidupmu. Aku telah memegang hidupmu..”, kata Erny tegas.
“Aku bayar berapa pun kamu mau, asal kemarikan chip itu..”, kata Della sambil bangkit mau merebut kamera di tangan Erny. Tapi Erny cepat menghindar.
Della kemudian menangis sejadi-jadinya. Sejak saat itu Della menjadi sapi perahan group tersebut dalam menjalankan bisnis mereka. Dengan terpaksa Della harus menjadi escort lady, walau tentu saja Della juga mendapatkan imbalan atas jasa kenikmatan yang di berikannya.
Terima kasih kepada Della karena telah bersedia memberikan beberapa copy dari foto-foto tersebut untuk saya jadikan inspirasi cerita, juga menjadi koleksi pribadi saya.