Namaku Dodi. Seorang murid kelas 3 SMP yg biasa-biasa saja. Aku anak pertama dari dua bersaudara. Adikku yg kecil masih berumur 1 tahun dan masih menyusui. Mamaku bernama Yulia, dia hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sedangkan ayahku seorang pemilik tour agent sekaligus sebagai tour guide sehingga beliau sering keluar kota.
Mamaku sangat cantik dan menarik meski usianya sudah 35 tahun. Dia sering berpakaian seadanya kalau di rumah. Setelah mandi dan mengeringkan tubuh, mama kadang juga tdk langsung mengenakan seluruh pakaiannya, namun hanya mengenakan celana dalam dan BH keluyuran di dalam rumah.
Memang tdk lama-lama, biasanya dia begitu kalau ada keperluan yg membuatnya tdk sempat mengenakan pakaian, seperti urusin si kecil yg tiba-tiba rewel.
“Ah… mama memang sangat cantik” batinku.
Meskipun begitu aku tetap tdk pernah berpikiran jorok terhadapnya, hanya mengagumi kecantikannya serta sifatnya yg baik dan penyayg.
Namun sepertinya tdk hanya aku yg tertarik pada mama. Teman-temanku yg pernah datang ke rumahku sering memuji dan berkata padaku betapa cantik dan seksinya ibu kandungku ini. Aku tentu saja bangga mamaku banyak yg mengagumi, tapi kadang jengkel juga kalau ucapan mereka mulai aneh-aneh.
Sebentar lagi aku akan ujian nasional. Dari beberapa ujian ujicoba aku bersyukur selalu lulus meskipun dengan nilai pas-pasan. Aku harus belajar lebih giat agar nilaiku makin bagus sehingga bisa masuk ke SMA negeri yg bagus. Meski sudah mau ujian nasional, teman-temanku masih sering bermain ke rumahku, yg aku rasa tujuan mereka hanya pengen ngecengin mamaku. Di antara mereka ada yg ngebet banget mencari perhatian mama, Rudi namanya, temanku yg paling mesum dan yg paling kotor otaknya. Di kelas dia pemalas dan sering remedial kalau ulangan.
“Gimana nilai ujian ujicobanya? Lulus kan?” tanya mama pada Rudi.
“Duh… saya gak lulus tante” jawab Rudi dengan nada murung.
“Lho… kok bisa gak lulus sih?”
“Habisnya Dodi gak mau kasih contekan waktu ujian…”
“Kamu ini… Masa nyalahin anak tante sih? Salah kamu sendiri kan yg tdk belajar, tiru dong anak tante, rajin dia”
“Soalnya kalau di rumah gak bisa belajar tante”
“Lho… Kenapa?”
“Di rumah sempit tante, berisik, gak ada tempat untuk belajar,” jawabnya beralasan lagi-lagi dengan nada sok murung, padahal memang dia sendiri yg pemalas.
Tapi ku lihat mama malah terpengaruh dengan ucapan Anto ini.
“Kamu itu harus belajar yg rajin dong… jangan sampai gak lulus nantinya… untung ini baru ujicoba” ujar mamaku perhatian.
Mama orangnya memang tdk tegaan melihat orang kesusahan dan mengiba padanya. Mama sungguh wanita yg baik dan perhatian, sifat keibuannya begitu lembut dan disukai siapapun.
“Ya mau gimana lagi tante…”
“Hmm… Gimana kalau kamu ikut belajar bareng saja sama anak tante. Kamu bisa datang ke sini kapanpun kamu mau untuk belajar. Kamu mau kan sayang bantuin Rudi belajar?” tanya mama kemudian padaku.
“Eh, i-iya Ma… Gak masalah kok” jawabku mengiyakan walaupun hatiku keberatan.
Meskipun begitu ku ambil saja sisi baiknya, karena sepertinya dengan membantu Rudi belajar aku yakin aku justru akan semakin pandai dibuatnya.
“Anak mama ini memang baik. Sesama teman memang harus saling membantu…” ujar mama sambil membelai rambutku. Aku hanya nyengir.
“Ya sudah, tante tinggal dulu yah, tante mau masak makan malam. Mending sekarang kalian belajar. Rudi, jangan ragu-ragu bertanya pada Dodi kalau ada yg kamu gak ngerti” lanjut mamaku lagi sambil menuju dapur.
“Yuk Rud kita belajar bareng” ajakku pada Rudi.
“Hehe, iya bro”
Kamipun pergi ke kamarku untuk belajar. Tapi dasar Rudi yg emang pemalas, hanya sekitar 10 menit saja dia belajar, setelahnya hanya aku sendiri yg sibuk dengan buku-buku, dia malah asik bermain dengan komputerku, bahkan browsing-browsing situso.
“Lo kok malah main komputer sih Rud?” tanyaku kesal padanya.
“Santai aja bro belajarnya, ntar otaklu meleduk lho… hehe” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari layar monitor.
Namun saat mamaku muncul untuk mengantarkan kue dan minuman, dengan cepat Rudi malah ikut nimbrung bersamaku pura-pura belajar.
“Wah, kalian belajarnya rajin banget, bagus deh… Nih ada kue dan minuman” ucap mamaku.
“Makasih Ma…”
“Makasih tante…”
Mama saat ini sudah berpakaian lebih santai, hanya mengenakan daster batik tipis tanpa lengan yg dalamnya hingga ke lututnya. Aku saja terpesona melihat penampilan mamaku, apalagi Rudi, matanya tdk mau beranjak melihat tubuh ibu kandungku ini, pandangan matanya seakan menelanjangi mamaku!
“Mama lo emang cakep banget bro… gak salah banyak yg demen, hehe” ucap Rudi setelah mama keluar dari kamarku.
Aku hanya nyengir kecil saja. Antara bangga dan kesal ibu kandungku dipuji seperti itu.
Akupun lanjut belajar lagi, namun si Rudi masih tetap belajar dengan malas-malasan. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputerku. Bodo ah, terserah dia mau belajar atau nggak.
Begitulah, sejak saat itu Rudi jadi semakin sering main ke rumahku, bahkan sampai nginap segala. Alasannya untuk belajar bareng, tapi lebih banyak bermain dan bersantai menikmati fasilitas rumahku, serta mencuci mata melihat mamaku.
Rudi juga sering cari muka ke mamaku pura-pura belajar. Bahkan dia mulai bertingkah manja dan ingin dianggap anak dari mamaku juga. Kalau ada papa, Rudi masih sedikit menjaga kesopanan, tapi kalau papa sudah berangkat kerja, dia bakal melunjak tingkah sok manjanya.
Mama memang tdk mempermasalahkan tingkah Rudi itu. Tapi sesekali ku lihat mama risih juga kalau Rudi terlalu melunjak meskipun mama masih membiarkannya. memekrapet.com Contohnya saja ketika mama selesai mandi waktu itu. Rudi seenaknya masuk ke kamar mama lalu seperti anak kecil minta dibikinin serapan, padahal mama masih menggunakan handuk. Tampak raut wajah mama yg kurang suka, tapi dia masih berusaha tetap tersenyum dan mengiyakan permintaan temanku itu.
Melihat hal itu aku yg jadi kesal dibuatnya. Aku mengatakan ke mama kalau aku kesal pada Rudi dan menyuruh mama jangan terlalu berbaik hati pada temanku itu, tapi mama malah seakan membela Rudi.
“Sayang… kalau sama teman itu harus baik-baik. Lagian Rudi kan katanya kurang kasih sayang dari ibunya” jawab Mama.
Aku tdk yakin ucapan Rudi yg mengatakan ibunya tdk sayang dengannya itu benar apa tdk, aku rasa itu hanya alasannya agar bisa menempel pada mamaku. Terpaksa ku hanya diam menuruti meski hatiku dongkol. Kalau beneran teman yg baik sih emang aku akan bersikap baik, tapi kalau temanku seperti Rudi itu, ogah.
Tuh anak kerjaannya hanya nonton bokep dan bermain game saja. Tak jarang aku mendapatinnya sedang asik onani. Biasanya dia melakukan onani setelah bermanja-manjaan dengan mamaku.
“Sorry bro, mama lo cakep banget, gak tahan gue, gue onani dulu yah sambil ngebaygin mama lo” ujarnya.
“Anjing lo Rud, seenaknya aja kalau ngomong” Aku kesal sekali mendengar ucapannya itu.
Sungguh kurang ajar mengatakan hal seperti itu pada mama di depanku. Tapi Rudi hanya cengengesan saja ku maki.
Memang tak ku pungkiri mama sangat menarik. Wajahnya cantik, kulitnya putih mulus, tubuhnya juga indah. Tentunya akan menarik lelaki manapun. Siapa saja pasti akan bernafsu melihat ibu kandungku. Apalagi oleh remaja-remaja tanggung seusia kami.
Aku hanya bisa memaklumi temanku yg satu ini karena pergaulan dan lingkungan tempat tinggalnya yg kacau. Aku hanya membiarkan saja ucapan Rudi itu. Membiarkan temanku beronani ria membaygkan mama kandungku. Dan entah kenapa ucapan dan perbuatan Rudi itu membuat aku sekarang jadi ikut berpikir yg tdk-tdk pada mama.
Semakin lama, mama semakin terbiasa dengan tingkah sok manja Rudi maupun perbuatan-perbuatannya yg kurang sopan sebagai orang yg bukan keluarga. Mama sudah tdk mempermasalahkannya lagi dan mencoba memaklumi kelakuannya yg kurang kasih sayang seorang ibu itu. Rudi minta kancingkan baju, mama turuti. Minta cium selamat tidur, mama turuti. Sampai-sampai saat Rudi minta disuapin, mamapun dengan senang hati menuruti.
“Ma…. Kok mama nyuapin Rudi sih?” tanyaku heran dan juga kesal saat melihatnya.
“Oh… ini permintaan Rudi kemarin malam waktu kamu udah tidur. Dia ingin merasakan disuapin sama mama juga katanya” jawab mama santai.
“Iya bro… lo dulu kan udah pernah, gue kan kepengen juga, mama lo yg cantik kan mama gue juga sekarang, iya kan tante??” ucap Rudi seenaknya.
Tampak mama mencubit paha Rudi karena ucapan temanku itu. Meski tdk keras, tapi Rudi berlagak kesakitan, membuat mama jadi tertawa kecil.
Argh… Rasanya sungguh aneh melihat ibu kandungku menyuapi orang lain, bahkan sampai bercanda akrab seperti itu, apalagi orang lain itu adalah temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk!
Aku yg tdk mau kalahpun mencoba mendekat, aku juga ingin merasakan disuapi oleh mama lagi. Tapi Rudi seakan tahu apa yg akan ku lakukan. Diapun mendahuluiku minta mamaku segera menyuapinya lagi.
“Tante…. Aaaaakkkkk” ucap Rudi sambil membuka mulut lebar-lebar.
“Kamu ini manja amat” ujar mama sambil menyuapi Rudi.
Ku lihat Rudi melirik padaku dan berusaha cengengesan sambil menerima suapan dari ibu kandungku. Brengsek!
“Ma…” panggilku.
“Ya sayang?”
“Aku mau juga dong…” pintaku.
“Hihihi… Emang kamu mau jadi anak kecil lagi? Katanya dulu gak mau disuapin mama lagi karena udah gede, hihi”
“Biarin Ma” ucapku terpaksa ‘menelan ludah’ sendiri karena tdk mau kalah sama Rudi yg jelas-jelas bukan anak mama.
Tampak mama seperti akan menuruti keinginanku, dia menghadap ke arahku dan menyendoki nasi goreng itu. Tapi… lagi-lagi Rudi mendahuliku!
“Tanteeeeee…. Aku belum selesai makaaaaan” ujar Rudi sok merajuk sambil menahan tangan mama.
Membuat mama jadi batal menyuapiku dan balik menyuapi Rudi lagi.
“Sayang… kamu makan sendiri aja dulu yah, mama kerepotan banget nih ngurusin temanmu” ujar mama.
Terang saja aku kecewa. Aku semakin kesal karena lagi-lagi Rudi melirik cengengesan padaku sambil menerima suapan dari mama. Akhirnya aku hanya makan sendiri sambil melihat pemandangan yg membuat hatiku sakit. Makanku jadi tdk enak.
“Rudi, gimana belajarnya? Kamu belajar yg rajin kan?” tanya mama kemudian setelah Rudi selesai makan.
“Rajin kok tante, tanya aja Dodi. Iya kan bro? Hehe”
“Iya… lo rajin banget” jawabku malas. Aku tdk mau peduli lagi dia belajar atau tdk.
“Tuh kan tante… aku rajin belajar, hehe”
“Kalau bisa jangan cuma rajin belajar di rumah tante aja dong. Di sekolah juga, terus dapatkan nilai yg bagus” ujar mamaku lagi.
“Ah, tante kok masih gak percaya aja sama aku. Lihat aja deh besok, nilai ujian ujicoba berikutnya pasti bagus. Kalau nilaiku bagus tante mau kasih apa ayo??” ujar Rudi menantang.
“Duh, kamu ini kok malah minta imbalan sih?”
“Habisnya tante masih aja anggap Dodi lebih pintar dari aku” rajuk Rudi.
Jelas saja memang aku yg lebih pintar dari dia! Enak aja dia ngomong lebih pintar dariku.
“Ya sudah, tante bakal kasih kamu hadiah kalau nilai ujian kamu lebih bagus dari nilainya anak tante. Nanti kamu boleh minta hadiah apapun pada tante. Oke?”
“Beneran boleh minta hadiah apapun tante?” tanya Rudi bersemangat.
“Iya, kalau tante bisa kasih akan tante kasih” jawab mamaku.
“Oke deh tante, hehe”
“Kamu setuju kan sayang?” tanya mama kini padaku.
Aku sebenarnya menolak ide ini, tapi tentu tdk mungkin kalau nilai ujianku akan kalah bagus dari nilainya Rudi. Jadi ku terima saja.
“Kalau aku menang, aku boleh minta apapun juga kan Ma?” tanyaku. Aku berencana meminta mama tdk membolehkan Rudi main ke sini lagi.
“Iya boleh… Ya sudah, kalian belajar yg rajin yah… ” ujar mama sambil tersenyum manis pada kami.
Mama terlihat sangat senang karena kami bersemangat belajar, tapi tentunya aku dan Rudi punya tujuan tersendiri. Rudi ku yakin akan meminta hal yg mesum pada mama, sedangkan aku harus mencegah hal itu terjadi. Ku pikir aku tdk akan kesulitan memenangkan pertandingan ini.
Beberapa hari berlalu, hari ujian ujicobapun tiba. Aku dapat menjalani ujian dengan baik. Entahlah dengan Rudi. Dia belajarpun tdk, kerjaannya hanya nonton bokep serta manja-manjaan sama mamaku kalau di rumah. Tentu saja aku berpikir aku akan mendapatkan nilai yg lebih bagus, tapi aku tdk menygka kalau nilai Rudi lebih bagus dariku. Bagaimana bisa????
Akhirnya Rudilah yg memenangkan pertandingan ini. Sialan!
“Hehe, aku yg menang kan tante. Kan udah aku bilang kalau aku lebih pintar dari pada anak tante, hehe” ujar Rudi sombong.
“Iya, deh, kamu mau hadiah apa emangnya?” tanya mama kemudian.
Aku masih bingung bagaimana Rudi bisa dapat nilai yg bagus. Tapi aku tdk ada waktu untuk mencari tahunya, aku lebih penasaran apa yg akan diminta Rudi pada mama.
“Ngg… aku mau dimandiin sama tante cantik, hehe”
Aku kaget setengah mati. Rudi minta dimandiin sama mamaku! Berarti dia nanti akan telanjang di depan mama? Aku penasaran apa jawaban mama.
“Mau tante mandiin? Waduh… memangnya tdk ada permintaan lain yah?” tanya mama sepertinya keberatan.
Tentu saja, karena yg meminta mandi padanya adalah pria tanggung seusia anak laki-lakinya, bukan keluarga pula. Tapi aku lebih khawatir pada niat mesum Rudi.
“Tapi aku mau dimandiin sama tante… Aku kan udah belajar susah-susah tante demi minta dimandiin sama tante. Mau yah tante…” pinta Rudi memelas.
Mama melirik padaku seakan meminta persetujuan dariku. Tentu saja aku tdk rela. Mama tahu itu. Mamapun juga aku tahu ada rasa keberatan di hatinya karena sekarang manjanya Rudi semakin melunjak sampai minta dimandikan. Tapi mama memang punya ikatan janji yg harus dipenuhi.
“Hmm… Ya sudah tante turutin. Tapi kamu aja yah yg telanjang, tante gak ikutan mandi. Nanti bukannya mandi kalau kita sama-sama telanjang, hihihi” kata mama tertawa kecil malah menggoda Rudi.
Aku sendiri sampai berpikir yg tdk-tdk dibuatnya.
“Oke deh tante, aku aja yg telanjang, telanjang di depan tante, di depan wanita bersuami, mama dari temanku yg cantik” ucap Rudi sambil melirik padaku, sengaja mengaduk-aduk hatiku dengan menggunakan kalimat-kalimat seperti itu. Tapi ku lihat mama hanya tersenyum saja.
Aku masih tdk percaya mama mau memandikan temanku ini. Perasaanku campur aduk, deg-degkan membaygkan ibu kandungku ini akan berduaan di kamar mandi bersama orang asing yg dekil item seperti temanku ini. Rudi akan bertelanjang di hadapan mamaku untuk dimandikan. Aku cemburu dan kesal.
Ku lihat mama tersenyum padaku. Mama seperti mau mengatakan kalau tdk apa-apa dan tdk perlu khawatir. Semoga saja Rudi tdk macam-macam selain hanya mandi.
“Sayang… mama mau mandikan temanmu dulu yah… tolong bantu lihat adikmu kalau dia nangis. Tolong jaga juga kalau tiba-tiba papa pulang” ucap mama kemudian.
“Eh, i-iya ma…” jawabku yg lagi-lagi dibalas mama dengan tersenyum manis. Sedangkan Rudi nyengir-nyengir.
“Yuk tante, mandi, hehe” ajak Rudi menggandeng tangan mamaku.
Tampak perbedaan warna kulit yg mencolok antara tangan Rudi dan mamaku. Rudi hitam dekil, sedangkan mama putih mulus.
“Iya, dasar kamu tdk sabaran. Kita pakai kamar mandi tante saja yah… Ada bathtubnya, jadi kamu bisa tante mandikan di sana nanti” kata mama.
“Oke tante, hehe… Bro, gue mandi dulu yah bro… dimandiin sama mama lo tersayang, hehe” ujar Rudi cengengesan padaku.
Aku betul-betul kesal melihat wajahnya.
Mama dan Rudi lalu masuk ke dalam kamar Mama untuk menggunakan kamar mandi yg ada di sana, sedangkan aku menunggu di ruang tengah. Setelah mereka masuk ke dalam kamar dan menutup pintu, aku masih sempat mendengar Rudi yg terus saja menggoda dan memuji mamaku. Sesekali terdengar juga cekikikan mama karena godaan-godaan temanku itu. Mama juga berteriak-teriak kecil sambil tertawa. Ah… apa yg dilakukan Rudi pada mamaku.
Tdk lama kemudian aku mendengar suara air dari dalam kamar mandi, sepertinya mama sudah mulai memandikan Rudi. Aku yg penasaranpun nekat masuk ke dalam kamar mama. Tampak baju, celana serta kolor Rudi berserakan di atas tempat tidur orangtuaku! Berarti Rudi sudah telanjang sejak di kamar Mama! Kepalaku jadi pusing dibuatnya.
Aku sungguh penasaran, aku mencoba menguping pembicaraan di kamar mandi. Pasti saat ini k0ntolnya sedang mengacung-ngacung di hadapan ibu kandungku.
“Tante… mandiin Rudi yg bersih yah, hehe” kata Rudi.
“Iya… ini juga tante lagi mandiin kamu”
“Hehe, senang banget bisa dimandiin telanjang sama tante. Beruntung Rudi berteman dengan anaknya tante. Bisa dimandiin sama mamanya yg super cantik dan nafsuin, hehe”
“Aduh tante, sakit… sakit” terdengar suara Rudi kesakitan, sepertinya mama baru saja mencubitnya.
“Rasain tuh kamu”
“Hehehe, ampun, ngomong-ngomong kontol aku gede gak tante?”
“Kamu mau tante cubit lagi?”
“Eh, jangan tante, tapi jangan lupa ntar kontol Rudi disabunin juga yah, hehe”
“Hmm… kalau itu kamu sendiri aja yah…” tolak mama halus.
“Yah, kok gitu sih, sekalian dong…”
“Kamu ini mau mandi atau apa sih Rud?”
“Mandi dong tante… kan cuma nyabunin aja. Pasti tante geli yah sama kontol aku yg gede. Mantab kan tante tegangnya? Lebih gede dari punyanya anak tante yah? Hehe” ujar Rudi makin melunjak.
“Eh, kamu kenapa ngocok-ngocok gitu di depan tante? Kalau kamu nakal gini ntar gak selesai-selesai lho mandinya” ujar mama.
“Bagus dong, bisa berduaan terus sama tante, hehe”
“Duh, kamu ini. Ya sudah, tante bantu bersihin bagian itu” kata mamaku kemudian.
“Makasih tante, tante memang mama yg baik. Rudi sayang sama tante”
Tak lama kemudian terdengar suara Rudi seperti mendesah-desah kecil. Jelas kalau dia saat ini sedang disabuni k0ntolnya oleh mama kandungku. Entah bagaimana mama menyabuninya. Aku pusing sendiri membaygkannya. Aku cemburu luar biasa. Mamaku yg cantik saat ini sedang menyabuni k0ntol temanku!
“Duh, burungmu hati-hati dong” teriak kecil mamaku. Aku penasaran apa yg terjadi, tapi aku hanya bisa menguping diam-diam.
“Iya mama temanku yg cantik, cuma kena dikit kok” jawab Rudi. Apanya yg kena dikit???? Wajah mama kah?
“Hmm… Tante gak telanjang aja kamu udah tegang gitu, gimana kalau tante ikutan telanjang nih… hihihi” ujar mama menggoda Rudi.
Sepertinya mama sudah semakin rilex, dari yg tadinya menolak permintaan Rudi, kini sudah bisa bercanda kembali menggoda temanku.
“Hehehe, habisnya daster tante tipis sih… basah lagi. Jadi nyeplak gitu… tuh susu tante kelihatan. Tante seksi banget. Tante sengaja yah bikin aku konak? Nih liat kontol aku sampai keras gini, hehe” ujar Rudi.
Ah… jantungku berdebar tak karuan mendengar percakapan mereka. Apalagi mendengar perkataan Rudi barusan. Baju mama basah? Berarti Rudi bisa melihat baygan buah dada mamaku!
Aku juga baru sadar kalau mama tdk pakai BH tadi, dan juga pakaian yg mama kenakan saat ini adalah salah satu dasternya yg paling tipis dan paling seksi. Aku berkali-kali coli sambil melihat mama dengan pakaian itu. Sekarang pemandangan itu tersaji di depan temanku. Sungguh beruntung Rudi bisa melihat mamaku basah-basahan dengan daster tipis itu. Mama pasti sangat seksi saat ini. Aku cemburu, tapi juga horni.
“Kamu ini… Tante bilangin anak tante baru tahu rasa kamu”
“Emang bilangin apa? Bilang kalau aku ngelihatin susu mamanya yg nyeplak? Terus ngejelasin kalau sekarang tante lagi usap-usap kantong zakar aku? Tadi tante juga ngocokin batang k0ntolku kan? Hehe” balas Rudi cengengesan.
Jedar! Jantungku rasanya mau meledak mendengarnya, membaygkan mama membersihkan k0ntol Rudi sampai mengocok-ngocoknya.
“Dasar ah, kamu. Nih kamu lanjutin sendiri bersihin burungmu”
“Bercanda kok tante… lanjutin lagi dong…” pinta Rudi yg sepertinya ketakutan kalau mamaku marah.
Mama sepertinya tdk benar-benar marah, karena terdengar Rudi tak lama kemudian mendesah lagi. Mamaku kembali membersihkan kemaluan temanku dengan tangannya!
“Untung tante masih pakai celana dalam. Kalau tdk pasti Rudi udah muncrat. Bisa belepotan dong wajah dan daster tante kena pejuku” ucap Rudi kemudian.
“Mau mu tuh. Kurang ajar dong namanya nyemprot wajah mama teman sendiri pakai sperma” balas mama.
“Aduh tante, sakit”
“Rasain”
Beberapa saat kemudian terdengar suara air kembali. Sepertinya mama lanjut membasuh badan Rudi. Sepertinya acara mandi ini akan segera berakhir.
“Udah kan mandinya? Tante mau keluar dulu, kalau kamu mau buang sperma setelah ini silahkan. Tante tahu dari tadi kamu udah gak tahan” ujar mamaku.
“Hehe, iya tante, tau aja kalau aku konak banget dari tadi” ucap Rudi yg semakin kehilangan rasa sopannya pada mamaku.
“Jangan lupa disiram yg bersih” ucap mama kemudian yg ternyata tiba-tiba sudah membuka pintu. Aku ketahuan sedang berada di dalam kamar!
“ Dodi? Kamu ngapain di sini?” tanya mamaku.
“Eh, itu.. aku mau pastiin mama gak diapa-apain”
“Iya… mama gak diapa-apain kok. Tapi memang temanmu itu nakal banget” kata mamaku sambil tersenyum manis.
Ku perhatikan kondisi mamaku. Memang benar susu mama nyeplak jelas dari dasternya yg tipis dan basah itu. Putingnya tampak sekali menerawang. Rambut, wajah dan seluruh tubuhnya basah kuyup. Sungguh pemandangan yg seksi dan memancing lelaki manapun untuk mengeluarkan sperma. Sungguh puas Rudi melihatnya dari tadi.
“Hehe, ada Dodi yah tante?” ucap Rudi.
Berbeda dengan sosok indah di depanku, di belakang mama, ku lihat temanku yg jelek itu sibuk mengocok k0ntolnya sambil berdiri tak jauh dari mamaku.
“Tante… aku muncraaaat…” tiba-tiba dengan kurang ajarnya Rudi muncrat hingga mengenai belakang tubuh mamaku! Pantat mama yg tertutup daster, pahanya, serta kaki mamaku kena telak dipejuin temanku ini.
Sungguh kurang ajar! Hatiku perih melihat ibu kandungku dipejuin orang seperti dia. Tapi mama justru berteriak manja.
“Kyaaaah, Rudiiiiii! Spermamuuu!”
“Sorry tante, habisnya tante ngapain sih berdiri di situ, kena semprot deh, hehe” jawab Rudi beralasan.
Sungguh Rudi biadab, dia seperti sengaja menunjukkan padaku pemandangan mamaku dipejuin olehnya. Rasanya ingin ku hajar wajah buruknya itu, tapi tak jadi ku lakukan karena tiba-tiba terdengar suara pagar bergeser. Papa pulang!
Rudi dengan terbirit-birit mengenakan pakaiannya dan lari ke kamarku. Mama juga kembali masuk ke kamar mandi pura-pura mandi. Sebelum menutup pintu mama sempat berbisik padaku,
“Jangan kasih tahu papa yah sayang”
Ah, hatiku diaduk-aduk. Aku tdk tahu apa yg aku rasakan. Hatiku sakit karena cemburu, tapi aku juga konak berat karena situasi ini. Bisa-bisanya mama diam-diam melakukan hal seperti ini di belakang suaminya. Meski awalnya keberatan, tapi mama kini terlihat menikmati permainan dari Rudi.
Aku pikir hanya sekali itu Rudi dimandikan oleh mama. Namun ternyata tiap ada kesempatan Rudi selalu minta dimandiin sama mamaku. Memang kebanyakan aku tdk melihatnya langsung, tapi diceritakan oleh mama ataupun Rudi.
“Terus Rudi onani lagi Ma setelah mandi?” tanyaku pada mama.
“Iya, temanmu itu manja, tapi nakal juga yah… Mama jadi sering kena ceceran spermanya” jawab mama yg bikin aku kesal.
“Kok mama kasih sih? Makanya dia minta terus…”
Mama tdk menjawab. Mama sepertinya juga bingung kenapa dia malah terus menuruti keinginan Rudi walaupun awalnya dia selalu keberatan. Tujuan mama yg dulunya hanya ingin memanjakan Rudi malah jadi seperti terseret ke permainan nakal temanku itu.
Perangai Rudi semakin hari semakin melunjak sok manjanya. Setelah mandi, dia juga minta mama yg pakaikan dia baju, lalu minta disuapin. Sungguh eneg melihat tingkahnya itu. Aku sampai tdk pernah bisa bermanjaan lagi dengan ibu kandungku sendiri karena Rudi yg selalu menempel padanya. Terpaksa aku hanya coli sendiri. Tentunya aku tdk ingin Rudi sampai tahu kalau aku sekarang juga bernafsu pada mamaku.
Suatu hari papa tdk pulang karena urusan pekerjaan. Rudi malah minta tidur bareng dengan mama di kamar mama.
“Boleh kan tante aku tidur bareng?” tanya Rudi memastikan.
“Duh, masa kamu tidur sama tante sih? Terus kamu ninggalin Dodi sendiDodi dong di kamar?” balas mama.
“Biarin aja tante, gak apa kok. Iya kan Bro? Gak apa kan gue tidur seranjang sama mama kandung lo yg cakep? Hehe”
“Enak aja lo! Lo tidur di luar sana, kalau perlu lo balik ke rumah lo!” makiku padanya.
“Ah, berisik lo bro. Gue kan juga pengen ngerasain dikelonin dan tidur bareng sama seorang mama. Lo kan udah sering waktu kecil. Ya tante…. Boleh yah… please…. Kasihani aku dong tante yg gak pernah disayangi mamaku dulu” ujar Rudi memelas memasang wajah sedih.
Mama tampak berpikir, kemudian menghela nafas.
“Yah… mama pikir tdk apa kalau kamu ingin tidur bareng” ucap mama sambil mengusap kepala Rudi. Lagi-lagi mama menuruti keinginan Rudi.
“Aku juga mau tidur sama mama kalau gitu” pintaku tak mau kalah. Aku harus menjaga mama dari kelakuan temanku ini.
“Kamu mau tidur bareng juga?” tanya mama padaku.
“Iya Ma…”
“Ya sudah kalau gitu… muat kok kita tidur bertiga. Gak apa kan Rud kalau Dodi juga ikutan?”
“Ya gak apa sih, asal jangan ganggu aja, hehe” kata Rudi cengengesan.
Setelah mama menyusui adikku dan meletakkannya di ranjang bayi, kamipun pergi tidur. Mama berada di tengah-tengah diapit oleh aku dan Rudi. Malam ini mama terlihat sangat cantik dengan gaun tidurnya yg tipis dan diatas lutut itu. Aku jadi konak sendiri berada di sampingnya. Ku yakin Rudi juga demikian. Melihat mama dengan pakaian itu saja sudah bikin konak, apalagi seranjang dengannya seperti yg kami lakukan sekarang. Pemandangan yg seharusnya hanya bisa dilihat Papa, kini juga dapat dilihat olehku dan teman tak diundangku ini.
“Selamat tidur sayang…” ucap mama sambil mencium keningku, begitu juga dengan kening Rudi layaknya anaknya sendiri.
“Selamat tidur Ma…” balasku.
Tentunya aku tdk ingin segera tidur, aku harus memastikan kalau mamaku aman. Tapi ternyata rasa kantukku cukup kuat dan membuat aku tertidur juga.
Tengah malam, aku terbangun karena mendengar suara-suara di sebelahku. Aku coba memasang telinga yg sedang mereka obrolkan.
“Ayo dong tante… pengen nih.. mumpung anak tante udah tidur” kata Rudi berbisik dengan nada memaksa.
“Duh, masa sekarang sih?”
“Pengennya sekarang tante, ayo dong… buka dikit dasternya, udah haus nih pengen nyusu, hehe”
Hah? Pengen nyusu?? Rudi ingin menyusu pada mamaku??
“Kamu ini… kamu sengaja ya memintanya sekarang? Saat Dodi ada di sebelah kita?” tanya mama yg hanya dibalas Rudi cengengesan.
“Kan tante janji mau ngasih aku susu juga”
“Tapi kan susu tante yg udah diperas, bukan yg diminum langsung dari sumbernya”
“Lebih enak yg diminum langsung dari sumbernya, hehe”
“Hush… Suaramu itu pelanin. Nanti Dodi bangun” ucap mama. Terlambat, aku sudah terbangun dan menyimak obrolan mereka.
“Ayo dong tante… mau yah?” pinta Rudi lagi terus memaksa.
“Ya sudah, buruan nyusunya. Tapi jangan berisik” ucap mama kemudian membolehkan.
Mama lalu menurunkan tali dasternya hingga memperlihatkan sepasang buah dadanya yg penuh susu itu. Susu yg pernah ku hisap saat kecil kini juga akan dihisap oleh temanku yg jelek dekil ini. Perasaanku campur aduk.
Dalam kegelapan, tampak Rudi langsung menyosor buah dada mamaku. Mama sempat melenguh pelan karena Rudi yg begitu semangat. Daripada dikatakan menyusu, Rudi lebih seperti mencabuli ibu kandungku ini. Tangan mama awalnya menahan tubuh Rudi agar tdk menindihnya, tapi lama-kelamaan malah memeluk punggung Rudi seakan tdk membiarkan Rudi berhenti mencupangi buah dadanya.
Ah… hatiku sakit, tapi aku malah ingin terus melihat apa yg akan terjadi selanjutnya.
“Nghhh… Rudi sayang… pelan-pelan… jangan heboh gitu nyusunya” bisik mama pelan.
Rudi hanya menoleh sebentar pada mama, tampak susu mama mengalir di dagunya, Rudi lalu kembali menyusu lagi dengan liar pada mamaku.
Cukup lama Rudi melakukan hal yg tdk sepantasnya dilakukan pada ibu teman sendiri. Lenguhan manja pelan dari mamaku terus terdengar yg membuat aku makin konak. Daster yg mama kenakan kini sudah turun hingga ke pinggangnya. Mama tdk mempermasalahkan lagi Rudi yg semakin heboh menyusu padanya. Ia tampak pasrah kalau aku benar-benar akan terbangun.
“Rudi… jangan digigit-gigit… kamu mau nyusu atau apa sih? Sakit tahu”
“Jangan ditarik-tarik sayang… Nggghhhh….”
“Tanganmu kok malah nakal sih meras susu tante yg satunya?”
“Ngghhh.. Rudi…. Kamu nakal sayang” terdengar suara mama berkali-kali merespon kelakuan Rudi pada buah dadanya.
Tapi mama tampak tdk benar-benar malarang Rudi, masih terus membiarkan Rudi melakukan aksinya. Setelah sekitar setengah jam, barulah Rudi berhenti.
“Udah Rudi? Kamu puas mainin susu tante? Mama temanmu lho ini.. Kalau ketahuan sama Dodi bisa dihajar kamu, apalagi sama suami tante” ujar mama dengan nafas tersengal-sengal.
Rudi hanya cengengesan juga dengan nafas tersengal. Kehabisan nafas karena kelamaan membenamkan wajah buruknya dalam-dalam ke buah dada mamaku serta menyusu hingga kekenygan.
Rudi kemudian bangkit, lalu menarik daster mama hingga mama hanya mengenakan celana dalam.Aku terkejut dengan apa yg dilakukannya itu.
“Rudi? Kamu mau apa lagi? Belum puas nyusunya?” tanya mama terkejut.
Rudi tdk menjawab, dia lalu merebahkan diri lagi menghimpit tubuh mama yg nyaris telanjang itu. Dengan kurang ajarnya dia lalu menciumi bibir dan wajah mamaku bertubi-tubi dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Rudi… kamu… jangan gini dong…” ucap mama menahan tubuh Rudi.
Namun lama-kelamaan, mama malah membiarkan wajahnya terus diciumi temanku itu, bahkan membalas berciuman dengan Rudi. Kepalaku pusing melihatnya. Mereka jadi asik terus berciuman dengan panasnya, padahal ada aku di sebelah. Mereka bertukar liur, berciuman, serta saling mengulum lidah. Mau-maunya mama menuruti permintaan nakal Rudi. Merelakan tubuhnya digeraygi habis-habisan oleh temanku ini.
Puas berciuman, tiba-tiba Rudi menarik celana dalam mama. Kali ini barulah mama benar-benar memprotes.
“Rudi… cukup!” larang mama sambil bangkit duduk, lalu melihatku untuk memastikan aku masih tertidur.
Aku pura-pura memejamkan mataku, namun diam-diam membuka mataku lagi saat mereka tdk melihat ke arahku.
“Tante… aku pengen” pinta Rudi sambil merebahkan tubuh mamaku lagi, tapi mama menahan tubuhnya dan kembali duduk.
“Gak boleh Rudi sayang… jangan yah… Masa kamu mau menyetubuhi mama temanmu sendiri?”
“Habisnya aku nafsu banget sama tante…pengen aku entotin” ucap Rudi vulgar.
“Kamu sih nyusunya lama banget tadi. Anak seusiamu itu gak boleh nyusu lagi seharusnya. Jadi nafsu kan sekarang… Mendingan sekarang kamu onani deh di kamar mandi, turunin nafsumu” suruh mama.
“Yah tante, masa coli lagi… kali ini aja tante… please… boleh ya…” ucap Rudi kembali berusaha merebahkan tubuh mama.
Mama membiarkan, tapi di wajahnya masih terlihat keraguan. Tak lama kemudian dia kembali meRudrong tubuh Rudi dan kembali bangkit duduk.
“Jangan Rudi sayang… gak pantas kita melakukan ini” pinta mamaku masih mencoba mempertahankan diri.
“Yah… tante… pengen”
Mama tampak bingung, tapi kemudian dia berkata, “kamu peluk dan ciumin tante sepuasmu saja ya… jangan lebih dari itu” tawar mama kemudian.
“Ya sudah deh…” jawab Rudi.
Mama tdk melawan saat Rudi kembali merebahkan tubuhnya. Sepertinya mama membiarkannya agar ini cepat selesai. Mungkin merasa tak masalah kalau hanya peluk dan cium.
“Jangan ribut yah tapi…” ingat mamaku.
“Iya tante…”
“Ya sudah… ayo sini… Cium dan peluk tante sepuasmu. K0ntolmu sepertinya tak tahan untuk menikmati tubuh mama temanmu ini” ucap mama sambil tersenyum manis.
Sengaja menggunakan kata-kata ‘mama temanmu’ seakan menyenangkan Rudi, tapi bagiku rasanya sakit sekali mendengarnya.
Merekapun kembali bergumul telanjang bulat tanpa bersetubuh di sebelahku. Lenguhan kenikmatan mereka kembali terdengar sahut-menyahut. Kadang Rudi membuat gerakan seperti menyetubuhi mama walaupun k0ntolnya hanya menggesek di paha mama. Begitu panas. Baik Rudi maupun mama tampak sangat menikmati. Seakan lupa kalau aku masih ada di sini.
Cukup lama mereka melakukannya. Tubuh mereka sama-sama sudah mengkilap karena berkeringat meskipun AC di kamar menyala.
Kepalaku makin berat mendengar dan menyaksikan ini, ku pikir aku mau tidur saja. Hingga kemudian aku dikejutkan oleh teriakan kecil mama.
“Rudi jangan dimasukkan!”
“Gak tahan tante….”
“Rudi… udah tante bilangin kan.. Ngh… Rudi… keluarkan burungmu sayang!” kata mamaku lagi.
Ku coba memperhatikan apa yg terjadi. Rudi sedang menyetubuhi mamaku! Bajingan!
“Ngghhh.. tante… enak.. ngentot… aku ngentotin tante Yulia… akhirnya…” racau Rudi tak mempedulikan ucapan mama.
“Shhh… Rudi… cukup… nanti Dodi bangun.. Ngghh..” ucap mama.
“Kalau tante gak mau anak tante yg dungu itu bangun, tante jangan berisik dong… hehe” balas Rudi.
“Kamu ini… dasar kurang ajar menyetubuhi mama teman sendiri” ucap mama yg akhirnya menuruti perkataan Rudi.
Mama tdk lagi melawan dengan harapan aku tdk terbangun dan menyaksikan dirinya sedang bersetubuh dengan temanku sendiri, tapi kenyataannya aku malah sudah melihatnya sekarang.
Akhirnya mama membiarkan tubuhnya dinikmati Rudi, bahkan mama juga terlihat menikmatinya. Terdengar mama berkali-kali mendesah kenikmatan sambil memeluk tubuh Rudi.
Mama melakukan perzinahan dengan remaja tanggung yg jelek, di samping diriku, di atas ranjang suaminya. Sungguh membuat hatiku tak karuan. K0ntolku menegang dengan maksimal meskipun hatiku teriris. Mama kandungku… ya… mama kandungku sedang disetubuhi orang macam Rudi, temanku yg tak tahu diri. Tapi kenapa aku hanya diam dan justru menikmati pemandangan ini? Sialan!
“Ngghh… Rudi…”
“Tante…”
“Sayang… mamamu sedang disetubuhi temanmu… tolongin mama dong…. Kok kamu malah enak-enakan tidur sih? Suka yah kalau mama dientotin orang lain?” racau mama yg membuat Rudi semakin semangat.
Hatiku menangis, tapi k0ntolku ngaceng bukan main. Bahkan tak lama kemudian aku memuntahkan spermaku karena tak tahan. Sungguh aku tak tertolong.
Rudi terus menyetubuhi ibu kandungku. Cukup lama hingga membuat mama kilmaks berkali-kali.
“Tante… aku keluar. Keluarin di dalam yah?”
“Nggh… jangaaaann!”
“Tante…. Terima benihkuuuuu… Ah… mama temanku lonteeeee” erang Rudi dengan tubuh mengejang-ngejang menyemprotkan spermanya ke vagina mama.
Tempat aku lahir dulu kini dikotori oleh peju temanku!
“Dasar… anak sekarang cepat gede semua”
“Rawat anak Rudi yah tante… hehe” ucap Rudi cengengesan.
“Tante gak mau hamil anak kamu” balas mama.
“Tapi kalau hamil gimana?”
“Ya mudah-mudahan anaknya nanti gak mirip kamu, tapi mirip tante, hihihi” ucap mama yg malah menjawab pertanyaan Rudi dengan candaan.
“Hehe, yg penting aku senang bisa bantu Dodi punya adek lagi”
“Dasar, mana mau Dodi punya adek dari benihmu. Tapi Dodi bisa-bisanya yah tidur nyenyak, padahal mamanya sedang disetubuhi temannya” ucap mama sambil melirik ke arahku, dengan cepat aku memejamkan mataku lagi.
Ah… Hatiku jadi tak karuan mendengar mama berkata seperti itu.
“Dia kan goblok dan budeg tante… Mamanya aku entotin aja gak dengar. Huahahaha” ledek Rudi.
“Hush… jangan keras-keras ngomongnya. Nanti dia beneran bangun. Tante gak mau kalian berantem”
“Hehe, tapi aku boleh kan ngentot lagi?” tanya Rudi.
“Ngentotin siapa?” balas mamaku balik nanya.
“Ngentotin mama temanku yg cantik dan seksi, hehe”
“Huh! Dasar”
Aku tak sanggup lagi, kuputuskan untuk tidur saja. Ku yakin mereka lanjut ke ronde berikutnya. Aku tak ingin mendengar dan melihat lagi. Aku memaksakan diri untuk tidur dengan ditemani desahan-desahan pelan mereka.
Esoknya mereka bertingkah seperti tdk terjadi apa-apa, terutama mama.
Waktu terus berlalu. Saat ini papa sedang pergi keluar kota karena pekerjaannya. Baru pulang 3 minggu lagi. Hanya ada aku, adikku, mama, serta…. Rudi di rumahku. Rudi seakan-akan telah menjadi bagian dari keluargaku.
Tiap ada kesempatan, mamaku dan Rudi pasti akan mengulangi perzinahan itu lagi diam-diam dibelakangku dan papa. Ada yg terlihat olehku, tapi sepertinya kebanyakan aku memang tdk melihatnya, hanya ceceran sperma dan susu mama saja yg menjadi bukti kalau mereka baru saja bersetubuh. Mama sepertinya telah benar-benar jatuh ke genggaman Rudi sejak dia merasakan kenikmatan genjotan k0ntol Rudi pada vaginanya. Mama ketagihan dengan k0ntol temanku.
Hari ujian nasionalpun tiba. Aku pikir aku akan dapat menjalani ujian ini dengan lancar, tapi pikiranku benar-benar telah kacau dibuatnya.
“Bro… lo aja yah yg ujian, gue mau di rumah aja” ucap Rudi pagi itu di hari ujian.
“Emang lo gak ujian? Gila lo!” balasku.
Tak lama, mamapun muncul dari belakang.
“Sayang… kamu mau ujian kan sekarang? Sukses yah…” ucap mama padaku.
“I-iya Ma…”
“Hmm.. ngomong-ngomong sebelum kamu pergi, mama mau mengatakan sesuatu. Mama tahu kok kalau kamu selama ini sudah melihatnya” ujarnya yg membuat aku bingung dan terkejut.
“Hah? M-maksud mama apa?”
Mama tersenyum padaku, lalu dia mendekatkan wajahnya pada Rudi, mereka lalu berciuman!
“Kamu suka yah melihat mama disetubuhi temanmu sendiri? Kok kamu gak marah sih sayang selama ini?” jawab mama memasang wajah pura-pura kesal padaku.
Ternyata selama ini mereka tahu kalau aku mengintip! Sejak kapan!??
“Eh, itu… aku…” aku tergagap, tdk tahu harus menjawab apa.
“Huahaha… lo bejat sebagai anak bro! Masa mama kandung lo dientotin orang lain lo malah ngaceng sih? Hahaha” ledek Rudi ikut-ikutan.
Aku masih hanya diam antara kesal, marah dan malu. Tak tahu harus berkata apa karena yg mereka katakan benar adanya.
“Tante, ngentot lagi yuk… gak tahan nih… hehe” ajak Rudi mesum. Mama tersenyum.
“Anak mama sayang… Mama mau disetubuhi lagi nih sama temanmu, titip adikmu ya kalau dia nangis, hihihi. Kalau kamu pengen nonton boleh kok… masuk aja ke kamar. Kamu bisa onani sepuasnya tontonin mama” ucap mama sambil mengerling nakal padaku.
“Yoi bro… masuk aja ke kamar… Lo bebas jadi penonton. Eh, tapi kan lo mau ujian yah? Makan tuh ujian! Biarin deh gue gak lulus-lulus asal bisa ngentot terus sama nyokap lo. Entotin mama lo sampai lo punya adek baru lagi, huahahaha” ujar Rudi tertawa.
Mama lalu menarik tangan Rudi ke dalam kamar. Sebelum masuk, mama masih sempat tersenyum ke arahku, sedangkan Rudi cengengesan padaku.
Aku terdiam. Aku tdk menygka kenapa ini bisa terjadi. Terlebih hari ini hari ujian. Pikiranku kacau. Hatiku sakit luar biasa. Namun rasa sakit hatiku kemudian malah kalah dengan birahiku yg ingin melihat mamaku disetubuhi. Akupun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mama. Tak peduli dengan rasa malu dan gengsiku lagi. Tak peduli dengan ujianku.
Di atas ranjang orangtuaku, tampak mamaku sedang disetubuhi Rudi dari belakang, kebaya masih menempel pada tubuh mama. Saat aku masuk, langsung disambut oleh ledekan Rudi.
“Tuh kan tante… anak tante pasti pengen lihat mamanya aku entotin, hehe” cibir Rudi padaku yg diikuti mama dengan tersenyum manis padaku, lalu berciuman kembali dengan Rudi. Seakan menjadi ucapan selama datang dan selamat menonton padaku.
Dengan penuh rasa cemburu, kesal, marah, namun penuh birahi, ku turunkan k0ntolku dan mengocoknya sambil melihat pemandangan di depan. Rudi tertawa terbahak-bahak, mama tertawa kecil melihat tingkahku. Aku mau juga merasakan apa yg Rudi rasakan. Sialan! Rudi anjing! Mama lonte! Aku juga anak yg goblok! Makiku dalam hati sambil tanganku terus mengocok k0ntolku.
Mereka betul-betul melakukan persetubuhan yg panas. Seorang wanita bersuami sedang bersetubuh dengan remaja tanggung yg tak lain adalah temanku. Tubuh dewasa mamaku dinikmati dengan sepuas hati oleh remaja jelek ini. Erangan dan desahan tak henti-hentinya terucap dari bibir mereka. Sesekali mama malah melirik dan tersenyum padaku sambil dia dientotin, membuat perasaanku makin tak karuan dibuatnya.
Aku terus menonton hingga akupun muncrat duluan. Namun aku masih ingin terus berada di sana sampai persetubuhan mama dan temanku ini selesai. Aku menyaksikan dari awal hingga akhir. Yg tadinya mama berkebaya lengkap, kini telah telanjang bulat dengan rambut panjang terurai acak-acakan. Tubuh mereka mengkilap karena banjir keringat. Mama terlihat sangat seksi dan nafsuin.
“Tante… aku pengen keluar” ucap Rudi tiba-tiba mengeluarkan k0ntolnya, dia lalu berbisik pada mama. Mama hanya tersenyum mendengar bisikan Rudi. Entah apa yg Rudi ucapkan, tapi sepertinya aku akan segera tahu.
Rudi lalu bangkit berdiri di atas tempat tidur, sedangkan Mama duduk bersimpuh di depannya, tepat di hadapan k0ntol Rudi.
“Sayang… temanmu bilang dia mau pejuin wajah mama di hadapan kamu. Kamu pengen lihat kan sayang?” ucap mama padaku. Ah… tubuhku lemas mendengar mama berucap seperti itu. Tentu saja aku tdk menjawab, tapi itu sudah cukup bagi mama sebagai tanda kalau aku juga pengen lihat. Ingin melihat wajah mama kandungku dipejuin oranglain di depan mataku sendiri.
“Liatin yah sayang… jangan berkedip” ujar mama dengan senyuman nakal.
Tak lama kemudian Rudi mengerang kencang. Tangan kanannya menahan kepala mama dan menghadapkan wajah mama ke arahku berdiri, sambil tangan kirinya terus mengocok k0ntolnya.
“Ah…. Yuliaaaaa. Gue pejuin muka lo di hadapan anak kandung loooooo”
“Croooooootttt croooooooot”
Sperma Rudi muncrat-muncrat menghantam wajah cantik mamaku bertubi-tubi. Sangat banyak, kental dan lama sekali. Aku menyaksikan tiap detik bagaimana pejunya itu mendarat di kening, pipi, mulut, dagu, serta seluruh permukaan wajah mama. Mamaku dikotori dihadapanku! Apalagi yg lebih menyakitkan dari ini !??
“Ugh… enak banget ngecrot di wajah mama lo broo… huahahaha” tawa Rudi.
“Anak tante kayaknya juga enak banget tuh nontonin kita, hehe” lanjut Rudi lagi melirik padaku.
Mama juga melirik sambil tersenyum padaku. Seakan ingin menunjukkan betapa banyaknya sperma temanku itu mendarat di wajah cantiknya. Seakan ingin mengatakan betapa bejatnya temanmu itu sampai mengotori wajah ibumu dengan sperma.
“Kamu suka sayang? Jangan kasih tahu papa kamu yah… Tadi kamu muncrat juga kan di lantai? Jangan lupa yah bersihin…” ucap mama cekikikan nakal padaku. Aku hanya diam. Aku merasa seperti orang bodoh.
Mamaku tersayang, mamaku yg cantik dan baik, kini telah menjadi milik Rudi. Mengkhianati Papa.
“Tante, besok boleh nggak aku ngajak teman-temanku ke sini?” tanya Rudi.
“Kamu mau ngajak teman-temanmu ke sini?”
“Iya, tante… kita pengen ujian juga sama tante, hehe”
“Hihihi, ujian apa sih… ada-ada aja kamu. Hmm… Iya deh, berapa orang?”
“Kalau rame gak apa kan tante?”
“Boleh kok… suruh ke sini deh semua temanmu itu”
“Oke deh tante… Kita semua bakal ke sini besok, ujian sama tante. Tapi tanpa Dodi kan tante? Hehe” ucap Rudi cengengesan.
“Iya… u-ji-an khusus untuk kamu dan teman-temanmu, tanpa Dodi” jawab mama sambil tersenyum padaku.
Sepertinya… Hidupku telah berakhir….