Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Lesbian Namun Naluriku Berkata Lain

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
137 views

Sebut saja aku sebagai Anny. Aku masih duduk di sebuah SMU di Gresik, Jatim, kelas 2. Tinggiku sekitar 165 cm dengan berat sekitar 49 kg. Aku sendiri sebetulnya bukan seorang lesbian. Hanya kenapa, ketika melihat video klip Nafa Urbach yang berjudul ‘Lebih Baik Putus’, mataku langsung tertuju ke kedua payudaranya yang indah. Yang sangat aduhai. Aku merasakan perasaan lain ketika melihatnya. Sejak saat itu sering sekali kulihat video klipnya dan kuperhatikan kedua payudaranya itu.

Tidak hanya itu, pada acara-acara televisi lainnya, yang kuperhatikan pasti kedua payudara pengisi acara cewek. Indah atau tidak. Terutama yang memakai pakaian ketat. Beberapa artis yang kusukai adalah Kris Dayanti, Dian Nitami, Denada, Shanti, AB Three dan beberapa artis lain. Artis dari luar negeri ada Britney Spears, Christina Aguilera, Jennifer Lopez, Alicia Keys, Anastasia, Pamela Lee (yang kedua payudaranya very big) dan beberapa artis lain.

 

Waktu aku pergi keluar pun, aku juga diam-diam memperhatikan kedua payudara cewek-cewek yang kutemui terutama yang berpakaian ketat. Malamnya sebelum tidur pasti aku masturbasi sampai orgasme sambil membayangkan tubuhku yang telanjang sedang dipermainkan oleh sesama cewek. Sering sekali kubayangkan seorang cewek dari belakang meremas kedua payudaraku yang berukuran 36. Sementara di depanku juga ada cewek lain yang menjilati vaginaku.

Waktu pergi ke warung internet pertama kali sejak video klip Nafa yang menggairahkan, kukopi ke USB semua cerita 17 tahun pada bagian sesama wanita. Padahal sebelum itu, aku hanya suka membaca bagian konvensional. Itu saja tidak kukopi ke USB. Hanya kubaca di warung internet. Sampai di rumah dari USB kukopi ke komputerku.

 

Aku punya komputer sendiri di kamarku. Kubaca satu persatu sambil membayangkan aku adalah pelaku dalam cerita tersebut. Aku sudah merasa basah ketika baru membaca satu cerita. Sehingga aku mengunci pintu kamarku dan melepas semua pakaianku. Kulanjutkan membaca sambil sesekali kuremas kedua payudaraku bergantian. Jari telunjukku juga masuk ke vaginaku. Kukeluarmasukkan. Aku mencapai orgasme ketika baru kubaca cerita yang ketiga. Aku hentikan kegiatanku itu. Dan kulanjutkan pada malam harinya sebelum tidur.

Di samping membuka situs 17 Tahun, aku juga membuka situs-situs yang menyediakan rangkaian gambar lesbian gratis. Situs-situs itu kutemukan dengan bantuan seorang chatter yang juga lesbian. Sayangnya aku dikira cowok iseng yang memakai nick cewek dengan masuk ke channel lesbi (yang sengaja kuketik ketika pertama masuk WA). Padahal aku berharap dari dia supaya sudi menjadi girl friend pertamaku. Sejak saat itu aku juga curiga dengan cewek-cewek yang menjadi teman chattingku. Jangan-jangan mereka adalah cowok iseng. Sehingga aku tidak berani kasih data aku yang asli. Paling cuma e-mailku saja yang kuberi.

Pernah ada salah satu ‘cewek’ yang mengajak jumpa darat setelah beberapa kali berkirim e-mail. Kebetulan dia juga dari Yogya. Sebelumnya aku sudah waspada. Kuberikan identitas palsu. Pada waktunya di bawah sebuah pohon di lembah UGM yang kujanjikan untuk bertemu ternyata tidak muncul seorang cewek sesuai dengan ciri-cirinya yang diberikan padaku. Yang ada hanya seorang cowok. Aku yang mengawasi dari jauh menunggu sebentar. Aku berpikiran bahwa dia belum datang atau sudah datang.

Tetapi karena bawah pohon yang kujanjikan dipakai orang lain, dia menunggu di tempat lain. Kulihat di sekitarku ternyata dia tidak ada. Kulihat bawah pohon itu lagi. Cowok itu tidak ada lagi. Beberapa hari kemudian muncul e-mail darinya yang mengatakan kalau aku tidak datang. Kubalas dengan mengatakan kalau aku sudah tahu bahwa dia cowok lengkap dengan ciri-cirinya. Aku juga bilang kalau aku marah sekali dibohongi. Dia membalas lagi dengan kejujurannya bahwa dia cowok dan minta aku tidak marah serta mau menjadi temannya. Itu e-mail terakhir yang tidak kubalas. Aku sudah terlanjur marah.

Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Lesbian Namun Naluriku Berkata Lain – Cerita Becek.

Kembali ke situs-situs yang kusebut di atas. Rangkaian gambar-gambar itu sebagian yang menarik kukopi juga ke USB untuk kemudian kukopi ke komputerku di rumah. Tiap malam sebelum tidur kulihat gambar-gambar itu sambil bermasturbasi.

Sebetulnya aku mempunyai seorang teman cewek satu kelas yang menarik perhatianku. Lebih besar dari perhatianku pada cewek-cewek lain yang kukenal. Sayangnya dia bukan lesbian dan tidak mungkin jadi lesbian. Dia punya pacar seorang cowok. Dia sering memperlihatkan pahanya yang putih dihiasi bulu-bulu halus ketika duduk di dalam kelas atau di halaman sekolah meskipun rok seragam sekolah yang dipakainya tidak terlalu mini. Kadang dia tidak memakai kaos dalam ketika memakai baju seragam sekolah. Sering kelihatan dia memakai bra berwarna hitam.

Kadang sempat kulirik belahan payudaranya yang meskipun tidak besar tapi indah dari sela-sela kancing baju. Lengan bajunya yang agak ketat juga selalu dinaikkan ke atas memperlihatkan lengannya yang putih yang juga dihiasi bulu-bulu halus.

 

Ingin sekali aku membelai pahanya dan meremas kedua payudaranya. Sering kukhayalkan dia berhubungan seks denganku. Aku sendiri dalam memakai pakaian seragam sekolah kuusahakan rapi. Rok seragam sekolah yang kupakai meskipun di atas lutut, tetapi tidak termasuk mini. Hanya dalam hal pakaian dalam saja aku agak kelainan sejak melihat video klip Nafa yang sensual. Aku hanya memakai kaos dalam ketat warna biru tanpa memakai bra. Tetapi tonjolan kedua payudaraku tidak kentara karena baju seragam sekolahku termasuk longgar.

Kedua orangtuaku tidak atau belum mengetahui kelainanku ini. Kalau bisa jangan sampai tahu. Kecuali kakakku yang cowok. Kebetulan dia sering pakai komputerku untuk mengerjakan tugas kuliahnya. Suatu kali aku sedang membuka salah satu cerita 17 tahun yang kusimpan di komputerku. Kebetulan kutinggal ke kamar kecil. Aku sendiri kaget melihatnya sudah di depan komputerku. Dia agak marah. Bukan marah karena aku membaca cerita seks. Marah karena kenapa aku membaca cerita sesama wanita. Waktu itu aku tutup-tutupi. Bahwa aku cuma iseng membaca itu. Tidak ada maksud apa-apa. Dan dia percaya.

Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Lesbian Namun Naluriku Berkata Lain – Cerita Becek.

Lain hari ketika aku sekolah dia cek semua directory komputerku. Waktu aku pulang aku disuruh jujur. Kalau tidak jujur kedua orangtuaku akan diberitahu.

Terpaksa aku jujur. Dia juga coba menasihati aku supaya sadar. Aku berusaha untuk sadar dengan menghapus file-file yang berhubungan dengan lesbian seperti yang telah kusebut di atas sesuai dengan yang disarankannya. Tetapi itu tidak bisa. Waktu ke warung internet, aku pasti membuka situs yang berhubungan dengan lesbian. Itu yang tidak bisa kuhindari. Aku kopi lagi. Kakakku tidak tahu lagi. Karena kulindungi file-file khusus ini dengan program proteksi yang kuambil dari internet.

Aku juga punya kakak cewek. Dia kuliah di salah satu universitas negeri di Bandung. Tiap dua pekan sekali atau sedang liburan dia pasti pulang. Gilanya Kadang aku juga mengkhayalkan berhubungan seks dengannya. Kebetulan kedua payudaranya juga besar. Mungkin ukurannya sama denganku atau lebih besar. Tapi dia tidak pernah tahu tentang kelainanku. Aku sendiri berharap kakakku ini juga lesbian. Sehingga dapat mengajariku bagaimana berhubungan seks dengan sesama wanita.

 

Di bawah ini aku akan menceritakan salah satu khayalanku berhubungan seks dengan sesama wanita.

Begini ceritanya. Suatu hari aku duduk di kursi sofa sedang menonton televisi. Aku hanya memakai bra dan celana dalam saja. Dari dalam kamar keluarlah seorang cewek. Sebut saja Astrid. Dia juga hanya memakai bra dan celana dalam saja. Dia lalu duduk di sampingku. Dia belai pahaku. Aku tahu maksudnya. Kumatikan televisi dengan remote control. Aku menggeser posisi dudukku dengan menyamping. Kugeser juga tubuh Astrid dengan memegang pundaknya. Kulepas kaitan bra yang dipakainya dari belakang. Pelan-pelan kuturunkan tali branya yang menggantung di pundaknya. Kedua payudaranya yang berukuran 36 (sama dengan punyaku) kini sudah telanjang. Lalu kubelai lengannya dengan lembut.

 

Astrid menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya. Kusambut lidahnya dengan lidahku. Kami berdua saling menjilat lidah sambil tanganku tetap membelai pundaknya. Kami berhenti saling menjilat. Kemudian dari belakang kuremas kedua payudaranya. Astrid dengan setengah terpejam mengeluarkan desahannya. Lalu kudorong Astrid ke depan. Aku melepas bra yang kupakai. Aku lalu telentang di sofa dan kutarik pundak Astrid supaya telentang di atasku. Kini posisi pantatnya berada di selangkanganku sementara kakiku sendiri mengangkang. Pipinya hinggap di payudara kananku dan matanya melihat payudara kiriku. Kuremas lagi payudara kirinya dengan tangan kiriku. Sementara tangan kananku membenarkan posisi kaki kananku yang kurasa kurang enak.

 

Kuremas lagi kedua payudaranya. Sementara tangan kiri Astrid membelai paha kiriku. Dan tangan kanannya membelai vaginanya yang masih ditutupi celana dalam. Dibukanya sedikit celana dalam bagian bawahnya untuk dapat membelai vaginanya. Kami berdua tersenyum. Kemudian dia duduk dan melepas celana dalam yang kupakai. Kuangkat pantatku supaya mempermudah dia dalam melepas celana dalamku. Setelah itu, dia berdiri mau melepas celana dalamnya sendiri. Aku cegah dia. Kupegang tangannya. Dia malah menarik aku untuk ikut berdiri. Ditempelkannya kedua payudaranya ke kedua payudaraku. Digesek-gesekkan. Kami berdua berpelukan sambil kedua tanganku meremas pantatnya yang besar.

Agak lama kami berpelukan dan merasakan sensasi pada masing-masing kedua payudara kami yang saling bergesekan. Kemudian aku didorongnya hingga aku terjatuh dan dengan cepat melepaskan celana dalamnya. Lalu dia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Kembali kami saling menjilat lidah. Kupegang pinggangnya dan kutumpangkan paha kananku ke pinggangnya. Sementara paha kiriku dijepit kedua pahanya. Membuat paha kiriku menggesek vaginanya.

Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Lesbian Namun Naluriku Berkata Lain – Cerita Becek.

Lalu lidahnya turun ke bawah. Dijilatinya puting payudara kananku sambil tangannya juga meremas. Aku hanya bisa mendesah dan kedua tanganku meremas rambutnya. Kemudian disodorkannya payudara kanannya ke mulutku. Tak kusia-siakan kesempatan itu. Kukulum puting payudara kanannya. Aku sendiri juga meremas payudara kananku sendiri. Sedangkan payudara kiriku diremas oleh Astrid.

Lalu kudorong Astrid sehingga dia ganti di bawah tubuhku. Kuremas kedua payudaranya dengan kedua tanganku. Sementara dia hanya kebagian remasan pada payudara kananku. Payudara kiriku sendiri menempel di bawah belahan kedua payudara Astrid. Astrid kembali mendesah sambil matanya setengah terpejam. Lalu aku menggeser tubuhku. Kudekatkan wajahku ke vagina Astrid. Astrid tahu maksudku. Kedua tangannya membuka vaginanya.

Langsung saja kusedot vaginanya dengan lidahku sambil membaringkan tubuhku dengan posisi miring. Paha kirinya yang berada di antara kedua payudaraku diangkat ke atas pinggangku. Posisi ini ternyata kurang mengenakkan bagiku. Kusuruh Astrid minggir sebentar. Lalu aku tidur telentang. Kusuruh Astrid mengangkangkan selangkangannya di depan mulutku dengan bertumpu pada kedua lutut dan kedua tangannya. Kembali kubuka vagina Astrid dan kusedot dengan lidahku. Astrid hanya bisa menjerit perlahan. Jeritan kenikmatan. Astrid rupanya kelelahan. Aku sendiri juga sudah puas menyedot vaginanya. Dia membaringkan tubuhnya sejenak di sampingku. Hanya sebentar. Lalu dengan setengah berbaring dia ganti menyedot vaginaku dengan lidahnya. Dibukanya vaginaku dengan tangan kanannya. Ganti aku yang menjerit kenikmatan.

Kami berdua telah puas. Kami dengan masih telanjang bulat beristirahat sambil saling membelai. Kemudian datang lagi seorang cewek. Sebut saja Niken. Juga hanya dengan memakai bra dan celana dalam. Kedua payudaranya yang berukuran 38 tampak ingin keluar dari bra yang dipakainya. Aku dan Astrid kemudian berdiri menghampirinya. Niken sedang melepas bra yang dipakainya. Payudaranya yang paling besar di antara kami bertiga tampak sudah lega. Kami berdua lalu setengah berdiri di samping Niken dengan bertumpu pada lutut. Aku di samping kaki kanan Niken sedangkan Astrid di samping kaki kiri Niken. Kami berdua melepaskan celana dalam yang dipakainya.

Aku Tidak Ingin Menjadi Seorang Lesbian Namun Naluriku Berkata Lain – Cerita Becek.

Kemudian aku berdiri dan dirangkul Niken. Sementara Astrid jongkok di depan vagina Niken. Dia lalu menyedot vagina Niken dengan lidahnya sambil tangan kirinya membelai paha kanan Niken. Tangan kananku juga membelai paha kanannya dan tangan kiriku memeluk pinggangnya. Tangan kiri Niken sendiri membuka vaginanya dengan tangan kanan tetap merangkul tubuhku. Niken hanya bisa mendesah. Lalu kuajak Niken untuk duduk di lantai. Dia lalu duduk dengan kedua tangannya bertumpu ke belakang. Aku ingin mencicipi vaginanya. Tetapi keduluan oleh Astrid yang rupanya masih belum cukup merasakan vagina Niken.

Kudengar desahan Niken yang lalu kusumpal dengan ciumanku. Rupanya Niken tidak merasa enak dengan ciumanku. Dia membalas ciumanku hanya sebentar. Dia lalu memegang payudara kananku dan diremasnya. Aku yang dari tadi ingin mencicipi vagina Niken hanya bisa membantu membuka vaginanya sementara Astrid masih asyik dengan sedotannya. Niken lalu menjilati puting payudara kananku dan tangan kirinya meremas payudara kanannya sendiri. Juga payudara kirinya bergantian.

Astrid sudah puas dengan vagina Niken. Dia sedang menjilati jari-jari kaki kanan Niken yang diangkatnya. Aku segera mendaratkan lidahku ke vagina Niken untuk menyedotnya. Niken mendesah lagi. Dan seperti juga aku.

Astrid lalu menciumnya. Niken keenakan dengan ciuman Astrid. Lama sekali mereka beerciuman sehingga aku bisa sepuasnya menyedot vagina Niken dengan lidahku. Kami bertiga akhirnya mencapai orgasme pada waktu hampir bersamaan. Karena kelelahan kami juga tertidur di lantai dengan keadaan telanjang.

 

Ketika aku bangun kulihat Astrid sudah tidak ada. Dan kudengar suara gemericik air dari kamar mandi. Kubangunkan Niken dan kami berdua menuju ke kamar mandi.

Di kamar mandi sudah ada Astrid. Kami berdua bersama-sama mandi di bawah pancuran sambil sesekali saling membelai. Kemudian Niken mematikan kran pancuran. Dia mengambil sabun. Karena sabunnya ada dua, yang satu diserahkan ke aku. Kemudian dia dari depan menyabuni tubuh Astrid. Sedang aku sendiri dari belakang juga menyabuni tubuh Astrid. Astrid kemudian berbalik menghadap ke aku. Dia mengambil sabun dariku dan menyabuni tubuhku. Sedangkan Niken menyabuni tubuhnya sendiri. Sambil sesekali menyabuni pantat Astrid.

Kupeluk Niken sehingga otomatis tubuh Astrid berada di antara tubuhku dan tubuh Niken. Tubuh kami yang penuh busa sabun menempel. Kedua payudaraku dan kedua payudara Astrid menempel. Sedangkan kedua payudara Niken menempel di punggung Astrid.

Astrid lalu melepaskan diri dari jepitan kedua tubuh yang penuh busa sabun. Dia lalu membersihkan tubuhnya dari busa sabun dengan air dari ember sambil melihat aku yang sedang saling menempelkan payudara dengan Niken. Tangan kananku memegang payudara kananku yang kutempelkan ke payudara kiri Niken yang juga dipegang tangan kirinya. Setelah menempel lalu tangan kirinya mengangkat paha kananku sehingga vaginaku menggesek paha kirinya.

 

Kulihat Astrid sedang menghanduki tubuhnya sambil keluar kamar mandi sementara kami berdua sedang asyik dengan kedua payudara penuh busa sabun yang saling bergesekan. Aku lalu membuka kran pancuran kembali untuk membersihkan busa sabun yang memenuhi tubuhku dan tubuh Niken. Niken ternyata tidak setuju. Dimatikan lagi kran pancuran.

Lalu didorongnya dengan pelan ke tubuhku sehingga aku bersandar ke dinding kamar mandi. Diremas-remas lagi kedua payudaraku yang juga kubantu dengan kedua tanganku yang memegang kedua tangannya. Tubuhnya lalu turun ke bawah dan disiramnya bagian vaginaku dengan air dari ember. Lalu tangannya membuka vaginaku. Disedotnya vaginaku dengan lidahnya. Kedua tangannya naik ke atas meremas kedua payudaraku.

Agak lama dia melakukan itu. Dan ketika dia tidak meremas kedua payudaraku, aku meremas sendiri kedua payudaraku sambil sesekali mendesah. Setelah puas menyedot vaginaku dengan lidahnya, dia membuka kran pancuran dan membersihkan tubuhnya dari busa sabun dengan bantuanku dengan membersihkan tubuhnya dari belakang. Dia berbalik sambil mematikan kran pancuran dan mengambil botol sabun cair. Dia kelihatannya belum puas bermain sabun.

 

Dikucurkannya sabun dari botol itu ke tangannya lalu diusapkan ke payudara kiriku. Tanganku minta bagian. Niken mengucurkan sabun ke tanganku dan lalu aku mengusapnya ke payudara kirinya. Kemudian Niken menjatuhkan botol sabun itu dan meratakan sabun ke kedua payudaraku. Kulakukan hal yang sama. Kami berdua lalu saling menempelkan kedua payudara. Dan digesek-gesekkan sampai dia puas. Niken lalu membalikkan badannya dan membuka kran air. Dia membersihkan kedua payudaranya dari busa sabun. Aku dari belakang memegang bagian belakang kepalanya untuk menciumnya dari belakang. Di bawah kucuran air pancuran, aku meraba bagian depan tubuh Niken dari belakang sambil lidahku menjilati lehernya. Kuremas juga kedua payudaranya. Akhirnya kami selesai bermain di bawah pancuran. Kami berdua keluar setelah menghanduki tubuh yang basah. Dilihatnya Astrid dengan masih telanjang sedang merapikan rambutnya. Dia duduk di pinggir tempat tidur. Niken menghampirinya sementara aku tetap berdiri untuk melihat apa yang akan dilakukan Niken terhadap Astrid.

Dari samping dia menjilati puting payudara kanan Astrid. Tangan Astrid memegang bagian belakang lehernya. Niken lalu duduk di paha kanan Astrid dan mencium bibirnya. Mereka berdua berciuman sambil saling menjilat lidah. Lalu Niken menelentangkan Astrid. Dengan setengah berjongkok dia menyodorkan vaginanya ke mulut Astrid. Astrid lalu menyedot vagina Niken dengan lidahnya.

Niken lalu agak mundur ke belakang. Sambil setengah berdiri dengan bertumpu pada kedua lututnya ditekannya kedua payudara Astrid yang kedua tangannya juga menekan kedua payudaranya sendiri. Sehingga kedua payudara Astrid yang ditekan dua pasang tangan saling menempel.

Setelah itu Astrid mendudukkan Niken kembali. Didudukkan di lantai pinggi tempat tidur. Astrid sendiri duduk di pinggir tempat tidur. Dari belakang dijilatnya lidah Niken. Kedua tangannya dipegang kedua tangan Niken untuk meremas kedua payudara Niken. Astrid lalu menyodorkan payudara kanannya ke mulut Niken yang langsung menjilati puting payudara kanan Astrid. Tangan kirinya meremas payudara kiri Niken. Lalu ganti Astrid menyodorkan payudara kirinya ke mulut Niken yang juga langsung menjilati puting payudara kiri Astrid. Tangan kanannya meremas payudara kanan Niken. Aku yang melihat hal itu langsung ikut bergabung. Kami bertiga bercumbu dengan lebih hebat lagi.

Category: NGENTOT Tags: , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET