Saat aku memandangnya, dia tanpa sengaja melihat pula ke arahku, kami beradu pandang, terasa ada sesuatu yang mengalir di dadaku, aku balas tersenyum padanya, dia tertunduk malu. Sekitar 1 jam mobil kawanku selesai servis, kami membayar biayanya, saat di kasir ternyata Gisel sedang duduk di sana, kami berpandangan lagi dan sekali lagi kuberikan senyumku yang (menurutku) cukup manis. Dan, my God dia balas tersenyum lagi.
Sesampai di rumah, dan setelah kawanku pulang, aku telepon bengkel tadi (nomernya kudapat dari kwitansi kawanku tadi), aku minta bicara dengan Gisel.
“Oh, Pak Charles. Iya saya ingat Pak. Ada keperluan apa Pak?”, tanya Gisel. Waduh ini cewek, bikin penasaranku makin menjadi aja pikirku.
“Saya ingin kenalan sama kamu, dan kalau mungkin saya berharap kita bisa ketemu lagi”, jawabku.
“Memangnya kenapa Bapak mau ketemu saya lagi?”, tanya Gisel.
“Karena kamu cantik, dan saya tertarik sama kamu sejak pertama memandang kamu tadi”, kataku (biar aja sekalian ngomong to the point and ngegombal sekalian).
Gisel tertawa kecil, “Bapak pintar ngerayu nih. Tapi hari ini saya tidak bisa, bagaimana kalau besok lusa Bapak temui saya sepulang kerja di bengkel sekitar jam 18.00, Ok?”
“Ok deh”, jawab saya tanpa pikir panjang lagi.
Lusa, hari Rabu saya jemput Gisel di bengkel sesuai janji kita jam 18.00 tepat. Setelah say hello dan basa-basi sebentar, kita sudah meluncur di jalan raya.
“Mau ke mana kita?”, kata Gisel.
“Kamu maunya ke mana?”, tanya saya.
Di luar dugaan Gisel bilang kalau dia ingin sekali belajar mobil. So, kita meluncur ke parkir timur Senayan tempat belajar mobil. Sayapun bertukar duduk dengan Gisel, kita mulai berputar-putar, tiba-tiba sebuah mobil yang juga sedang belajar mengerem mendadak di depan kami. Gisel menginjak rem secara mendadak, mesin mobil mati.
“Aduuh” pekik Gisel. Dadanya terkena setir mobil.
“Dada saya nyeri Charles” katanya. Akupun bertukar duduk lagi dan menepikan mobilku. Kuperiksa dadanya.., dan entah bagaimana awalnya tanganku meremas payudaranya.
Dan aku mendadak menjadi amat terangsang, kuciumi lehernya, dadanya, kutanggalkan branya, dan mataku terbeliak melihat payudara yang demikian besar menyembul dari bra Gisel. Aku makin spanning, kuciumi puting susunya, kuhisap, kugigit kecil, terus sampai ke perut dan pusarnya, sampai ciumanku terhalang oleh celana dalamnya. Kutarik celana dalamnya kebawah, kuciumi selangkangan, bibir vagina, clitoris dan bagian dalam vaginanya, bau khas menyeruak ke hidungku. Kurasakan basah liang vaginanya.
Gisel mendesah, “Ooohh.., teeruus sayangg.., kamu hebaat sekalii.., aahh teeruuss Charles..”, desah Gisel.
Rupanya foreplay yang kulakukan sudah membuat Gisel amat terangsang, terlebih ketika kuciumi belakang telinganya, Gisel meronta, merintih, menggelinjang sambil tangannya membuka paksa kemeja dan celana jeans-ku (Ssstt, kemejaku sampai copot 2 kancingnya).
Karena kurang leluasa kami pindah ke jok belakang mobil,
Gisel merintih, “Charlessss.., buka doong celana dalam kamuu.., Gisel udah pengen banget niih.., ayoo sayaang”.
Aku yang juga sudah klimaks sekali segera membuka celana dalamku, kuarahkan penisku yang sudah teramat tegang liang vagina milik Gisel, kuturunkan perlahan-lahan, Gisel tiba-tiba melingkarkan kedua kakinya di pinggangku dan menekannya ke bawah. Peniskupun amblas ke dalam vaginanya,filmbokepjepang.com
“Bleess.., ampuunn nikmatnya”, kurasakan vagina Gisel sudah demikian basahnya sehingga tak sulit untuk penisku keluar masuk berirama. Kurasakan sedotan jauh di dalam sana. Gisel menggelinjang, meronta, menendang, dan akhirnya sambil menggigit kuat bahuku Gisel mendesah panjang dan bersamaan kurasakan cairan membasahasi penisku jauh di dasar vagina Gisel.
Gisel tersenyum puas, “Kamu hebat Charles, punyamu jauh lebih hebat dari punya pacarku”.
Aku yang belum ejakulasi lalu meminta Gisel untuk nungging (susah juga nih dalam mobil). Kutusukkan kemaluanku, selangkanganku beradu dengan pantatnya, gerakan kami makin cepat, cepat, dan akhirnya aku tak tahan lagi, sambil mencengkeram kuat bahu dan rambut Gisel kusemprotkan seluruh cairan maniku dalam vaginanya, “Creett.., creett..”, aahh enaknya. Setelah itu kami berbaring bertindihan, berciuman lama dan bernafsu sekali. Sekitar jam 22.00 kuantar Gisel pulang ke tempat kosnya di Kebon Kacang (dekat Plaza Indonesia).
“Siapa Dia Gisel?”, tanyaku.
“Itu dia Franky, cowokku”, jawab Gisel tersenyum.
“Kamu begituan juga sama dia”, tanyaku.
“Iya, tapi punya dia nggak seenak punya kamu Charles. Baru 3 menit juga dia udah keluar Payah”, kata Gisel.
“Dasar nakal kamu”, kata saya.
Kami berciuman dan Giselpun masuk rumah kosnya. Aku pulang dan dalam perjalanan aku tersenyum sendiri membayangkan pengalamanku barusan.
Kasihan si Franky, tapi Gisel memang nikmat. Sekarang kudengar Gisel sudah menikah dengan Franky (kata Clara adiknya, yang bekerja di Wisma Nusantara). Kami masih berhubungan (tentunya sekarang ekstra hati-hati, karena ada Franky suami Gisel). But no problem karena aku biasa hub Gisel dulu kalau mau ketemu di rumahnya. Gisel adalah wanita terhebat dalam bercinta di antara beberapa cewekku yang lain. Seksi, payudara besar, montok, liar di ranjang, dan vagina yang mengisap nikmat. Aku amat menikmati setiap jengkal tubuhnya.