Cerita Bokep Mereka Nakal Mencoba Menikmatiku

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
1036 views

Kisah perceraian orantuaku yg sangat membuatku terpuruk dan tak bisa aku percaya kejadian ini, tp kedua orantuaku mensuport aku dalam hal karir dan kehidupan yg terarah. Tdk seperti kisah kedua orang tuaku yg gagal dalam membina rumah tangga,anak nya a ?akua ? menjadi korban atas ke egoisan mereka berdua.Tp aku menerimanya dgn iklas dgn apa yg sedang menimpaku berharap ada sebuah keajaiban pada akhirnya.

Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua orang tuaku bangga kepadaku, Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi. Keluargaku saat itu hidup berkecukupan.

Ayahku yg berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yg cukup bagiku dan ibuku, walaupun ia bekerja secara jujur dan jauh dari korupsi, tdk seperti pejabat-pejabat lain pada umumnya.

Dari segi materi, memang aku tdk memiliki masalah, begitu pula dari segi fisikku. Kuakui, wajahku terbilang cantik, mata indah, hidung mancung, serta dada yg membusung walau tdk terlalu besar ukurannya.

Semua itu ditambah dgn tubuhku yg tinggi semampai, sedikit lebih tinggi dari rata-rata gadis seusiaku, memang membuatku lebih menonjol dibandingkan yg lain. Bahkan aku menjadi mahasiswi baru primadona di kampus.

Akan tetapi karena pengawasan orang tuaku yg ketat, di samping pendidikan agamaku yg cukup kuat, aku menjadi seperti anak mama. Tdk seperti remaja-remaja pada umumnya, aku tdk pernah pergi keluyuran ke luar rumah tanpa ditemani ayah atau ibu.

 

Namun setelah perceraian kedua orangtua ku itu terjadi, dan aku ikut ibuku yg menikah lagi 2 bulan kemudian dgn duda berputra satu, seorang pengusaha restoran yg cukup sukses, aku mulai berani pergi keluar rumah tanpa didampingi salah satu dari orang tuaku. Itupun masih jarang sekali.

Bahkan ke diskotik pun aku hanya pernah satu kali. Itu jg setelah dibujuk rayu oleh seorang laki-laki teman kuliahku. Setelah itu aku kapok.

Mungkin karena baru pertama kali ini aku pergi ke diskotik, baru saja duduk sepuluh menit, aku sdh merasakan pusing, tdk tahan dgn suara musik disko yg bising berdentam-dentam, ditambah dgn bau asap rokok yg memenuhi ruangan diskotik tersebut.

a ?Hen, kepala gw pusing. Kita pulang aja yuk.a ?
a ?Alaa, Nis. Kita kan baru sampai di sini. Masa belum apa-apa udah mau pulang. Rugi kan. Lagian kan masih sore.a ?
a ?Tp gw udah tdk tahan lagi.a ?
a ?Gini deh, Nis. Gw kasih elu obat penghilang pusing.a ?

Temanku itu memberikanku tablet yg berwarna putih. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yg diberikannya.

a ?Gimana sekarang rasanya? Enak kan?a ?

Aku mengangguk. Memang rasanya kepalaku sdh mulai tdk sakit lagi. Tp sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Semacam aliran aneh menjalari sekujur tubuhku.

Antara sadar dan tdk sadar, kulihat temanku itu tersenyum. Kurasakan ia memapahku keluar diskotik. a ?Ini cewek lagi mabuka ?, katanya kepada petugas keamanan diskotik yg menanyainya. Lalu ia menjalankan mobilnya ke sebuah motel yg tdk begitu jauh dari tempat itu.

Setiba di motel, temanku memapahku yg terhuyung-huyung masuk ke dalam sebuah kamar. Ia membaringkan tubuhku yg tampak menggeliat-geliat di atas ranjang.

Kemudian ia menindih tubuhku yg tergeletak tak berdaya di kasur. Temanku dgn gemas mencium bibirku yg merekah mengundang.

 

Payudaraku yg ranum dan kenyal merapat pada dadanya. Darah kelaki-lakiannya dgn cepat semakin tergugah untuk menggagahiku.

a ?Ouuccchhha Hen!a ? desahku.

Temanku meraih tubuhku yg ramping. Ia segera mendekapku dan mengulum bibirku yg ranum. Lalu diciuminya bagian telinga dan leherku. Aku mulai menggerinjal-gerinjal.

Sementara itu tangannya mulai membuka satu persatu kancing blus yg kupakai. Kemudian dgn sekali sentakan kasar, ia menarik lepas tali BH-ku, sehingga tubuh bagian atasku terbuka lebar, siap untuk dijelajahi.

Tangannya mulai meraba-raba payudaraku yg berukuran montok itu. Terasa suatu kenikmatan tersendiri pada syarafku ketika payudaraku dipermainkan olehnya.

a ?Hena mmmpphhhha Ouuccchhha a ? rintihku saat tangan temanku sedang asyik menjamah payudaraku.

Tak lama kemudian tangannya setelah puas berpetualang di payudaraku sebelah kiri, kini berpindah ke payudaraku yg satu lagi, sedangkan lidahnya masih menggumuli lidahku dalam ciuman-ciumannya yg penuh desakan nafsu yg semakin menjadi-jadi.

Lalu ia menanggalkan celana panjangku. Tampaklah pahaku yg putih dan mulus itu. Matanya terbelalak melihatnya. Temanku itu mulai menyelusupkan tangannya ke balik celana dalamku yg berwarna kuning muda.

Dia mulai meremas-remas kedua belah gumpalan pantatku yg memang montok itu.

a ?Ouuccchhha Ouuccchhhhhhha Jangan, Hen! Jangan! Ouuccchhha a ? jeritku ketika jari-jemari temanku mulai menyentuh bibir kewanitaanku.

Namun jeritanku itu tak diindahkannya, sebaliknya ia menjadi semakin bergairah. Ibu jarinya mengurut-urut klitorisku dari atas ke bawah berulang-ulang. Aku semakin menggerinjal-gerinjal dan berulang kali menjerit.

Kepala temanku turun ke arah dadaku. Ia menciumi belahan payudaraku yg laksana lembah di antara dua buah gunung yg menjulang tinggi.

Aku yg seperti tersihir, semakin menggerinjal-gerinjal dan merintih tatkala ia menciumi ujung payudaraku yg kemerahan. Tiba-tiba aku seperti terkejut ketika lidahnya mulai menjilati ujung puting susuku yg tdk terlalu tinggi tp mulai mengeras dan tampak menggiurkan.

Seperti mendapat kekuatanku kembali, segera kutampar wajahnya. Temanku itu yg kaget terlempar ke lantai. Aku segera mengenakan pakaianku kembali dan berlari ke luar kamar.

 

Ia hanya terpana memandangiku. Sejak saat itu aku bersumpah tdk akan pernah mau ke tempat-tempat seperti itu lagi.

Sdh dua tahun berlalu aku dan ibuku hidup bersama dgn ayah dan adik tiriku, Jay, yg umurnya tiga tahun lebih muda dariku. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia.

Aku pun yg saat itu sdh di semester enam kuliahku, diterima bekerja sebagai teller di sebuah bank swasta nasional papan atas.

Meskipun aku belum selesai kuliah, namun berkat penampilanku yg menarik dan keramah-tamahanku, aku bisa diterima di situ, sehingga aku pun berhak mengenakan pakaian seragam baju atas berwarna putih agak krem, dgn blazer merah yg sewarna dgn rokku yg ujungnya sedikit di atas lutut.

Sampai suatu saat, tiba-tiba ibuku terkena serangan jantung. Setelah diopname selama dua hari, ibuku wafat meninggalkan aku. Rasanya seperti langit runtuh menimpaku saat itu. Sejak itu, aku hanya tinggal bertiga dgn ayah tiriku dan Jay.

Sepeninggal ibuku, sikap Jay dan ayahnya mulai berubah. Mereka berdua beberapa kali mulai bersikap kurang ajar terhadapku, terutama Jay.

Bahkan suatu hari saat aku ketiduran di sofa karena kecapaian bekerja di kantor, tanpa kusadari ia memasukkan tangannya ke dalam rok yg kupakai dan meraba paha dan selangkanganku.

Ketika aku terjaga dan memarahinya, Jay malah mengancamku. Kemudian ia bahkan melepaskan celana dalamku. tetapi untung saja, setelah itu ia tdk berbuat lebih jauh.

Ia hanya memandangi kewanitaanku yg belum banyak ditumbuhi bulu sambil menelan air liurnya. Lalu ia pergi begitu saja meninggalkanku yg langsung saja merapikan pakaianku kembali. Selain itu, Jay sering kutangkap basah mengintip tubuhku yg bugil sedang mandi melalui lubang angin kamar mandi.

Aku masih berlapang dada menerima segala perlakuan itu. Pada saat itu aku baru saja pulang kerja dari kantor.

Ah, rasanya hari ini lelah sekali. Tadi di kantor seharian aku sibuk melayani nasabah-nasabah bank tempatku bekerja yg menarik uang secara besar-besaran.

Entah karena apa, hari ini bank tempatku bekerja terkena rush. Ingin rasanya aku langsung mandi. tetapi kulihat pintu kamar mandi tertutup dan sedang ada orang yg mandi di dalamnya.

Kubatalkan niatku untuk mandi. Kupikir sambil menunggu kamar mandi kosong, lebih baik aku berbaring dulu melepaskan penat di kamar. Akhirnya setelah melepas sepatu dan menanggalkan blazer yg kukenakan, aku pun langsung membaringkan tubuhku tengkurap di atas kasur di kamar tidurnya.

Ah, terasa nikmatnya tidur di kasur yg demikian empuknya. Tak terasa, karena rasa kantuk yg tak tertahankan lagi, aku pun tertidur tanpa sempat berubah posisi.

Aku tak menyadari ada seseorang membuka pintu kamarku dgn perlahan-lahan, hampir tak menimbulkan suara. Orang itu lalu dgn mengendap-endap menghampiriku yg masih terlelap.

 

Kemudian ia naik ke atas tempat tidur. Tiba-tiba ia menindih tubuhku yg masih tengkurap, sementara tangannya meremas-remas belahan pantatku. Aku seketika itu jg bangun dan meronta-ronta sekuat tenaga.

Namun orang itu lebih kuat, ia melepaskan rok yg kukenakan. Kemudian dgn secepat kilat, ia menyelipkan tangannya ke dalam celana dalamku. Dgn ganasnya, ia meremas-remas gumpalan pantatku yg montok.

Aku semakin memberontak sewaktu tangan orang itu mulai mempermainkan bibir kewanitaanku dgn ahlinya. Sekali-sekali aku mendelik-delik saat jari telunjuknya dgn sengaja berulang kali menyentil-nyentil klitorisku.

a ?Aahh! Jangaann! Aaahha !a ? aku berteriak-teriak keras ketika orang itu menyodokkan jari telunjuk dan jari tengahnya sekaligus ke dalam kewanitaanku yg masih sempit itu, setelah celana dalamku ditanggalkannya.

Akan tetapi ia mengacuhkanku. Tanpa mempedulikan aku yg terus meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan, jari-jarinya terus-menerus merambahi lubang kenikmatanku itu, semakin lama semakin tinggi intensitasnya.

Aku bersyukur dalam hati waktu orang itu menghentikan perbuatan gilanya. Akan tetapi tampaknya itu tdk bertahan lama. Dgn hentakan kasar, orang itu membalikkan tubuhku sehingga tertelentang menghadapnya. Aku terperanjat sekali mengetahui siapa orang itu sebenarnya.

a ?Jaya Kamua a ? Jay hanya menyeringai buas.
a ?Eh, Nis. Sekarang elu boleh berteriak-teriak sepuasnya, tdk ada lagi orang yg bakalan menolong elu. Apalagi si nenek tua itu sdh mampus!a ?

Astaga Jay menyebut ibuku, ibu tirinya sendiri, sebagai nenek tua. Keparat.

a ?Jay! Jangan, Jay! Jangan lakukan ini! Gw kan kakak elu sendiri! Jangan!a ?
a ?Kakak? Denger, Nis. Gw tdk pernah nganggap elu kakak gw. Siapa suruh elu jadi kakak gw. Yg gw tau cuma papa gw kawin sama nenek tua, mama elu!a ?
a ?Jay!a ?

a ?Elu kan cewek, Nis. Papa udah ngebiayain elu hidup dan kuliah. Kan tdk ada salahnya gw sebagai anaknya ngewakilin dia untuk meminta imbalan dari elu. Bales budi dong!a ?
a ?Iya, Jay. Tp bukan begini caranya!a ?
a ?Heh, yg gw butuhin cuman tubuh molek elu, tdk mau yg lain. Gw tdk mau tau, elu mau kasih apa tdk!a ?
a ?Errgha a ?

Aku tdk dapat berbuat apa-apa lagi. Mulut Jay secepat kilat memagut mulutku. Dgn memaksa ia melumat bibirku yg merekah itu, membuatku hampir tdk bisa bernafas.

Aku mencoba meronta-ronta melepaskan diri. Tp cekalan tangan Jay jauh lebih kuat, membuatku tak berdaya. a ?Akh!a ? Jay kesakitan sewaktu kugigit lidahnya dgn cukup keras.

Tp, a ?Plak!a ? Ia menampar pipiku dgn keras, membuat mataku berkunang-kunang. Kugeleng-gelengkan kepalaku yg terasa seperti berputar-putar.

Tanpa mau membuang-buang waktu lagi, Jay mengeluarkan beberapa utas tali sepatu dari dalam saku celananya. Kemudian ia membentangkan kedua tanganku, dan mengikatnya masing-masing di ujung kiri dan kanan tempat tidur.

Demikian jg kedua kakiku, tak luput diikatnya, sehingga tubuhku menjadi terpentang tak berdaya diikat di keempat arah.

Oleh karena kencangnya ikatannya itu, tubuhku tertarik cukup kencang, membuat dadaku tambah tegak membusung. Melihat pemandangan yg indah ini membuat mata Jay tambah menyalang-nyalang bernafsu.

Tangan Jay mencengkeram kerah blus yg kukenakan. Satu persatu dibukanya kancing penutup blusku. Setelah kancing-kancing blusku terbuka semua, ditariknya blusku itu ke atas.

Kemudian dgn sekali sentakan, ditariknya lepas tali pengikat BH-ku, sehingga payudaraku yg membusung itu terhampar bebas di depannya.

a ?Wow! Elu punya toket bagus gini kok tdk bilang-bilang, Nis! Auum!a ? Jay langsung melahap payudaraku yg ranum itu.

Gelitikan-gelitikan lidahnya pada ujung puting susuku membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian.

Tp aku tdk mampu berbuat apa-apa. Semakin keras aku meronta-ronta tampaknya ikatan tanganku semakin kencang. Sakit sekali rasanya tanganku ini. Jadi aku hanya membiarkan payudara dan putingku dilumat Jay sebebas yg ia suka.

 

Aku hanya bisa menengadahkan kepalaku menghadap langit-langit, memikirkan nasibku yg sial ini.

a ?Aaarrghha Jay! Jangaannn..!a ? Lamunanku buyar ketika terasa sakit di selangkanganku. Ternyata Jay mulai menghujamkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku.

Tambah lama bertambah cepat, membuat tubuhku tersentak-sentak ke atas. Melihat aku yg sdh tergeletak pasrah, memberikan rangsangan yg lebih hebat lagi pada Jay.

Dgn sekuat tenaga ia menambah dorongan kemaluannya masuk-keluar dalam kewanitaanku. Membuatku meronta-ronta tak karuan.

a ?Urrgha a ? Akhirnya Jay sdh tdk dapat menahan lagi gejolak nafsu di dalam tubuhnya. Kemaluannya menyemprotkan cairan-cairan putih kental di dalam kewanitaanku.

Sebagian berceceran di atas sprei sewaktu ia mengeluarkan kemaluannya, bercampur dgn darah yg mengalir dari dalam kewanitaanku, menandakan selaput daraku sdh robek olehnya. Karena kelelahan, tubuh Jay langsung tergolek di samping tubuhku yg bermandikan keringat dgn nafas terengah-engah.

a ?Braak!a ? Aku dan Jay terkejut mendengar pintu kamar terbuka ditendang cukup keras. Lega hatiku melihat siapa yg melakukannya.
a ?Papa!a ?
a ?Jay! Apa-apa sih kamu ini?! Cepat kamu bebaskan Anis!a ?

Ah, akhirnya neraka jahanam ini berakhir jg, pikirku. Jay mematuhi perintah ayahnya. Segera dibukanya seluruh ikatan di tangan dan kakiku. Aku bangkit dan segera berlari menghambur ke arah ayah tiriku.

a ?Sdhlah, Nis. Maafin Jay ya. Itu kan sdh terjadia ?, kata ayah tiriku menenangkan aku yg terus menangis dalam dekapannya.

a ?Tp, Pa. Gimana nasib Nisa? Gimana, Pa? Aaahha Papaa!a ? tangisanku berubah menjadi jeritan seketika itu jg tatkala ayah tiriku mengangkat tubuhku sedikit ke atas kemudian ia menghujamkan kemaluannya yg sdh dikeluarkannya dari dalam celananya ke dalam kewanitaanku.

a ?Oooohhha Papaaa Jangaaan!a ? Aku meronta-ronta keras. Namun dekapan ayah tiriku yg begitu kencang membuat rontaanku itu tdk berarti apa-apa bagi dirinya.

Ayah tiriku semakin ganas menyodok-nyodokkan kemaluannya ke dalam kewanitaanku. Ah! Ayah dan anak sama saja, pikirku, begitu teganya mereka menyetubuhi anak dan kakak tiri mereka sendiri.

Aku menjerit panjang kesakitan sewaktu Jay yg sdh bangkit dari tempat tidur memasukkan kemaluannya ke dalam lubang anusku.

Aku merasakan rasa sakit yg hampir tak tertahankan lagi. Ayah dan kakak tiriku itu sama-sama menghunjam tubuhku yg tak berdaya dari kedua arah, depan dan belakang.

Akibat kelelahan bercampur dgn kesakitan yg tak terhingga akhirnya aku tdk merasakan apa-apa lagi, tak sadarkan diri. Aku sdh tdk ingat lagi apakah Jay dan ayahnya masih mengagahiku atau tdk setelah itu.

Beberapa bulan telah berlalu. Aku merasa mual dan berkali-kali muntah di kamar mandi. Akhirnya aku memeriksakan diriku ke dokter.

Ternyata aku dinyatakan positif hamil. Hasil diagnosa dokter ini bagaikan gada raksasa yg menghantam wajahku. Aku mengandung?

 Kebingungan-kebingungan terus-menerus menyelimuti benakku. Aku tdk tahu secara pasti, siapa ayah dari anak yg sekarang ada di kandunganku ini. Ayah tiriku atau Jay.

Hanya mereka berdua yg pernah menyetubuhiku. Aku bingung, apa status anak dalam kandunganku ini. Yg pasti ia adalah anakku. Lalu apakah ia jg sekaligus adikku alias anak ayah tiriku?

Ataukah ia jg sekaligus keponakanku sebab ia adalah anak adik tiriku sendiri


Category: NGENTOT Tags: , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET