“Rina! Kok langsung tidur sih?”
“Mm..?”Rina membuka matanya. Kemudian ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis.
“Cupp..!”“Tidur yg nyenyak yaa…” katanya perlahan.Kemudian ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.“Rina!..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.
“Umm… udah maleem… Rina ngantuk niih…”Kalau sdh begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran. Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.
Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Rina, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks. Tidak heran meskipun sdh lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dgn wanita lain. Rina bukannya tidak tahu. Tp tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.
Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Rina untuk melayaniku. Tp melihat wajahnya yg sedang pulas, aku jadi tidak tega. Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Rina. Siapa tahu dalam mimpi, Rina mau memuaskanku? Hehehe…
Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Lia seperti juga Tari, tipe yg mudah akrab dgn orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol dgnku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suTari Tari, sahabatku semasa kuliah), Tari bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yg kemudian untuk suatu keperluan. Cerita Ngentot
Aku dan Rina memang lumayan akur. Tp di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Rina. Tp kalau Rina dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa. Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Rina. Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan? FILMBOKEPJEPANG.COM
“Kok diem, Sand?” pertanyaan Tari membuyarkan lamunanku.“Nggak kok…”“Kamu lagi punya masalah ya?”
“Nggaak…”“Jujur aja deh…” Tari mendesak.Kulirik Tari. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sdh sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.
“Cerita doong..!” Tari kembali mendesak.“Mir.., kamu mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Tari kelihatan kaget.
“Eh? Kamu jangan macem-macem ya Sand!” kecam Tari.Aduh.., kelihatannya dia marah.“Sorry! Sorry! Aku nggak serius… sorry yaa…” aku sedikit panik.
Tiba-tiba Tari tertawa kecil.“Keliatannya kamu emang punya masalah deh… Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya?
“Sand, kamu lagi butuh seks ya?”Aku kaget juga ditanya seperti itu.
“Maksud kamu?”
“Kamu nggak usah malu ama aku. Emangnya Rina kenapa?”Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.
“Mir… Rina itu susah banget… dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Kamu baygin aja, aku selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tp dia hampir nggak pernah ngerespon. Kan nafsu aku numpuk? Aku butuh penyaluran dong!
Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang aku paksa dia.”Tari tertawa. “Maksudnya kamu perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”
“Dia nggak marah kok. Lagi aku perkosanya nggak kasar.”
“Mana ada perkosa nggak kasar?” Tari tertawa lagi.
“Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”
“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Aku nggak tega kalo begitu…”
“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”
“Yah… namanya juga kepepet… Udah deh… nggak usah ngomongin Rina lagi ya?”
“Oke… kita juga hampir sampe nih…”
Aku heran. Ternyata Tari menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya.
“Mir, apartemen siapa nih?”
“Apartemennya Lia. Pokoknya kita masuk dulu deh…” Lia menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Lia dan Tari masuk ke kamar.filmbokepjepang.com
Tidak lama kemudian Tari memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si “ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Tari dan Lia tidak memakai pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu.
Dua wanita yg cantik yg wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku. Mimpi apa aku?
“Kok bengong Sand? Katanya kamu lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Tari lembut.Aku menurut bagai dihipnotis. Lia duduk bersimpuh di ranjang.“Ayo berbaring disini, Mas Sandi.”Aku berbaring di ranjang dgn berbantalkan paha Lia.
“Aku pijat dulu yaa…” kata Tari.Kemudian Tari menjepit k0ntolku dgn kedua payudaranya yg montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada k0ntolku. Rasanya benar-benar nyaman.
Kulihat Tari tersenyum kepadaku. Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Tari yg sedang digunakan untuk memijat batang penisku.“Enak kan, Sand?” Tari bertanya.Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut…”
Lia meraih dan membimbing kedua tanganku dgn tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku.“Sand, perah susu aku ya?” pintanya nakal.
“Dulu diwaktu pesta di rumah aku, kontol kamu belum ngerasain lidah aku ya?” kata Tari, dan kemudian dgn cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.Aku langsung merinding keenakan dibuatnya.
Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang k0ntolku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Tari, tengah disedot dan dimainkan dgn lidahnya. Tidak hanya itu, Tari juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yg nikmat.
Sedotan mulut Tari benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung k0ntolku dgn kuat. Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelTarinku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.
“Mir… aku… udah mau.. ke.. luar…”Tari semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya k0ntolku menyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Tari. Lemas badanku dibuatnya. Tanganku yg beraksi pada payudara Lia pun akhirnya berhenti.
Tari terus mengulum dan menyedot k0ntolku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yg amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.
“Aahh… Tari… udahan dulu dong..!”“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.“Uaah.., aku kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.“Oke deh, kita istirahat sebentar.”
Tari kemudian menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat menerpa wajahku. Lia mengambil posisi di selangkanganku, menjilati k0ntolku. Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Tari hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya.
Cerita Sex Pelarian Demi Kenikmatan
Kucubit pelan sehingga Tari mendesah perlahan. Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya. Desahan Tari semakin terdengar jelas. VAginanya terasa begitu basah.
Sementara itu Lia terus saja menjilati k0ntolku. Tidak hanya itu, Lia mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.
Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Tari yg sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dgn batang k0ntolku.
Tari mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda dgnku yg lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.
Kucabut batang k0ntolku dari vagina Tari, dan langsung kuraih tubuh Lia. Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Lia. Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Lia mengerang keras.
Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanan dan kiri. Lia meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Lia, aku bersedia untuk main course.
Lia nampaknya sdh siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya yg dihiasi bulu-bulu keriting nampak sdh basah kuyup. Kumasukkan k0ntolku ke dalam liang kenikmatannya dgn pelan tp pasti. Lia merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung.
Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yg diberikan oleh jepitan vagina Lia. Hangat sekali, lebih hangat dari milik Tari. Setelah itu kumulai menyodok Lia maju mundur.
Lia memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang. Tp aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dgn gerakan kami.
Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Lia semakin keras mengeluarkan suara.“Aaahh… Aaahh… Aku keluaar… Aaah..” teriak Lia dgn lantang.
Lia terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.“Fit… aku mau keluar nih…”Lia langsung melepaskan vAginanya dari k0ntolku, dan langsung mengulum k0ntolku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Lia, yg ditelan oleh Lia sampai habis.
Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Tari berbaring di sisiku. Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Lia masih membersihkan batang k0ntolku dgn mulutnya.
“Gimana Sand? Puas?” Tari bertanya.“Puas banget deh… Otak aku ringan banget rasanya.”“Aku mandi dulu ya?” Lia memotong pembicaraan kami.Kemudian ia menuju kamar mandi.
“Aku begini juga karena aku lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi. Nggak tau baliknya kapan.” Tari menjelaskan.
“Nggak masalah kok. Aku juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga aku nggak keberatan.”“Huss! Sembarangan kamu. Aku selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama kamu!”
Aku diam saja. Tari bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Rina bingung lho!”
Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pTarit dgn Lia, Tari mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dgn mobilku.
Di rumah, tentu saja Rina menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.