“Maaf yah, gue mau ke belakang dulu..”
“Ya.. ya.. tapi tolong ditutup pintunya yah”, jawab keempat temanku.
“Ya, nanti kututup rapat”, jawabku.
Aku keluar kamarku dan mendapati Mbak Rini di samping pintuku dengan nafas yang tersengal-sengal.
“Hmm.. hmm, Mas Ton”, Mbak Rini menegurku seraya membetulkan posisi berdirinya.
“Ada apa Mbak ngintip-ngintip Robet dan kawan-kawan?” tanyaku keheranan.
Hatiku berbicara bahwa ini kesempatan untuk dapat melakukan segala hal yang tadi kutonton di VCD porno. Perlahan-lahan kukunci kamarku dari luar kamar dan aku berpura-pura marah terhadap Mbak Rini.
“Mbak, apa-apaan sih ngintip-ngintip segala.”
“Hmm.. hmm, Mbak mau kasih minum untuk teman-teman Mas Robet”, jawabnya.
“Nanti aku bilangin papa dan mama loh, kalo Mbak Rini ngintipin Robet”, ancamku, sembari aku pergi turun ke bawah dan untungnya kamarku berada di lantai atas.
Mbak Rini mengikutiku ke bawah, sesampainya di bawah, “Mbak Rini, kamu ngintipin saya dan teman-teman itu maksudnya apa?” tanyaku.
“Kok, Mbak nggak membawa minuman ke atas”, tanyaku dan memang Mbak Rini ke atas tanpa membawa minuman.
“Lebih dekat lagi”
“Mas Robet mau apa”, tanyanya.
“Mas, mau diapain Mbak”, tanyanya, ketika aku memegang bahunya untuk didekatkan ke selangkanganku.
“Udah, jangan banyak tanya”, jawabku sembari aku melingkari kakiku ke pinggulnya yang seksi.
“Jangan Mas.. jangan Mas Robet”, pintanya untuk menghentikanku membuka kancing baju baby sitterku.
“Jangan Mas Ton, jangan.. jangan..” tolaknya tanpa menampik tanganku yang membuka satu persatu kancing bajunya.
Sudah empat kancing kubuka dan aku melihat bukit kembar di hadapanku, putih mulus dan mancung terbungkus oleh BH yang berenda. Tanpa kuberi kesempatan lagi untuk mengelak, kupegang payudara Mbak Rini dengan kedua tanganku dan kupermainkan puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerah-merahan.
“Jangan.. jangaan Mas Robet”
“Akh.. akh.. jangaan, jangan Mas”
“Akh.. akh.. akh”
“Jangan.. Mas Robet”
Aku mendengar Mbak Rini mendesah-desah, aku langsung mengulum puting susunya yang belum pernah dipegang dan di kulum oleh seorang pria pun. Aku memasukkan seluruh buah dadanya yang ranum ke dalam mulutku sehingga terasa sesak dan penuh mulutku.
“Okh.. okh.. Mas.. Mas Ton.. tangan ber..” tanpa mendengarkan kelanjutan dari desahan itu kumainkan puting susunya dengan gigiku, kugigit pelan-pelan.
“Ohk.. ohk.. ohk..” desahan nafas Mbak Rini seperti lari 12 kilo meter.
Cerita Mesum – Kupegang tangan Mbak Rini untuk membuka celana dalamku dan memegang kemaluanku. Tanpa diberi aba-aba, Mbak Rini memegang kemaluanku dan melakukan gerakan mengocok dari ujung kemaluanku sampai pangkal kemaluan. Cerita Sex Tergoda Pantat Baby Sister
“Okh.. okh.. Mbak.. Mbaak”
“Teruss.. ss.. Mbak”
“Mass.. Mass.. Robet, saya tidak kuat lagi”
Mendengar itu lalu aku turun dari meja makan dan kubawa Mbak Rini tiduran di bawah meja makan. Mbak Rini telentang di lantai dengan payudara yang menantang, tanpa kusia-siakan lagi kuberanikan untuk meraba selangkangan Mbak Rini.
Aku singkapkan pakaiannya ke atas dan kuraba-raba, aku merasakan bahwa celana dalamnya sudah basah. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam celana dalamnya dan aku merasakan adanya bulu-bulu halus yang basah oleh cairan liang kewanitaannya.
“Mbak, dibuka yah celananya.” Mbak Rini hanya mengangguk dua kali. Sebelum kubuka, aku mencoba memasukkan telunjukku ke dalam liang kewanitaannya. Jari telunjukku telah masuk separuhnya dan kugerakkan telunjukku seperti aku memanggil anjingku. filmbokepjepang.com
“Shs.. shss.. sh”
“Cepat dibuka”, pinta Mbak Rini.
Kubuka celananya dan kulempar ke atas kursi makan, aku melihat kemaluannya yang masih orisinil dan belum terjamah serta bulu-bulu yang teratur rapi. Aku mulai teringat akan film VCD porno yang kutonton dan kudekatkan mulutku ke liang kewanitaannya.
Perlahan-lahan kumainkan lidahnku di sekitar liang surganya, ada rasa asem-asem gurih di lidahku dan kuberanikan lidahku untuk memainkan bagian dalam liang kewanitaannya. Kutemukan adanya daging tumbuh seperti kutil di dalam liang kenikmatannya, kumainkan daging itu dengan lidahku.
“Massh.. Mass..”
“Mbak mau kelluaar..”
Cerita Ngentot – Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan “keluar”, tetapi aku semakin giat memainkan daging tumbuh tersebut, tanpa kusadari ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya yang kurasakan di lidahku, kulihat liang kewanitaan Mbak Rini telah basah dengan campuran air liurku dan cairan liang kewanitaannya. Lalu aku merubah posisiku dengan berlutut dan kuarahkan batang kemaluanku ke lubang senggamanya, karena sejak tadi kemaluanku tegang. “Slepp.. slepp” Aku merasakan kehangatan luar biasa di kepala kemaluanku. Cerita Sex Tergoda Pantat Baby Sister
“Mass.. Mass pellann dongg..” Kutekan lagi kemaluanku ke dalam liang surganya.
“Sleep.. sleep” dan, “Heck.. heck”, suara Mbak Rini tertahan saat kemaluanku masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya.
“Mass.. Mass.. pelaan..” Nafsu birahiku telah sampai ke ubun-ubun dan aku tidak mendengar ucapan Mbak Rini. Maka kupercepat gerakanku.
“Heck.. heck.. heck.. tolong.. tollong Mass pelan-pelan” tak lama kemudian, “Mas Robet, Mbaak keluaar laagi” Bersamaan dengan itu kurasakan desakan yang hebat dalam kepala kemaluanku yang telah disemprot oleh cairan kewanitaan Mbak Rini. Maka kutekan sekuat-kuatnya kemaluanku untuk masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Mbak Rini. Kudekap erat tubuh Mbak Rini sehingga agak tersengal-sengal, tak lama kemudian, “Croot.. croot” spermaku masuk ke dalam liang kewanitaan Mbak Rini.
Setelah Mbak Rini tiga kali keluar dan aku sudah keluar, Mbak Rini lemas di sampingku. Dalam keadaan lemas aku naik ke dadanya dan aku minta untuk dibersihkan kemaluanku dengan mulutnya. Dengan sigap Mbak Rini menuruti permintaanku. Sisa spermaku disedot oleh Mbak Rini sampai habis ke dalam mulutnya.
Kami melakukan kira-kira selama tiga jam, tanpa kusadari teman-temanku teriak-teriak karena kunci pintu kamarku sewaktu aku keluar tadi. “Robet.. tolong bukain dong, pintunya” Maka cepat-cepat kuminta Mbak Rini menuju ke kamarnya untuk berpura-pura tidur dan aku naik ke atas membukakan pintu kamarku. Bertepatan dengan aku ke atas mamaku pulang naik taksi. Dan kuminta teman-temanku untuk makan oleh-oleh mamaku lalu kusuruh pulang.
Setelah seluruh temanku pulang dan mamaku istirahat di kamar menunggu papa pulang. Aku ke kamar Mbak Rini untuk meminta maaf, atas perlakuanku yang telah merenggut keperawanannya.
“Mbak, maafin Robet yah!”
“Nggak apa-apa Mas Robet, Mbak juga rela kok”
“Keperawanan Mbak lebih baik diambil sama kamu dari pada sama supir tetangga”, jawab Mbak Rini. Dengan kerelaannya tersebut maka, kelakuanku makin hari makin manja terhadap baby sitterku yang merawatku semenjak usiaku sembilan tahun. Bacaan sex top:
Sejak kejadian itu kuminta Mbak Rini main berdiri, main di taman, main di tangga dan mandi bersama, Mbak Rini bersedia melakukannya.
Hingga suatu saat terjadi, bahwa Mbak Rini mengandung akibat perbuatanku dan aku ingat waktu itu aku kelas dua SMA. Papa dan mamaku memarahiku, karena hubunganku dengan Mbak Rini yang cantik wajahnya dan putih kulitnya. Aku dipisahkan dengan Mbak Rini, Mbak Rini dicarikan suami untuk menjadi bapak dari anakku tersebut.