kota besar, Bandung, cara berpakaiannya selalu sexy. Tidak sexy murahan
tapi berkelas dan menarik. Dengan tubuh tinggi semampai, dada 36, dan
kulit yang putih, walau sudah menikah dan punya anak yang sudah cukup
dewasa, tapi masih banyak lelaki yang selalu menggodanya.
Anaknya
yang paling besar, Jimmy, 16 tahun, seorang anak yang yang baik dan
penurut pada orang tuanya. Anak kedua, Yenny, 14 tahun, seorang anak
yang sudah mulai beranjak dewasa. Sedangkan suami Marlina, Herman,
adalah seorang suami yang cukup baik dan perhatian pada keluarga.
Bekerja sebagai seorang PNS di suatu instansi pemerintah.
Kehidupan
sexual Marlina sebetulnya tidak ada masalah sama sekali dengan
suaminya. Walau banyak lelaki yang menggoda, tak sedikitpun ada niat dia
untuk mengkhianati Herman. filmbokepjepang.com
Tapi ada sesuatu yang berubah
dalam diri Marlina ketika suatu hari dia secara tidak sengaja melihat
anak lelakinya, Jimmy, sedang berpakaian setelah mandi. Dari balik pintu
yang tidak tertutup rapat, Marlina dengan jelas melihat Jimmy
telanjang. Matanya tertuju pada kontol Jimmy yang dihiasi dengan
bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.
Sejak saat itu Marlina
pikirannya selalu teringat pada tubuh telanjang anak lelakinya itu.
Bahkan seringkali Marlina memperhatikan Jimmy bila sedang makan, sedang
duduk, atau sedang apapun bila ada kesempatan.
“Ada apa si Mam, kok liatin Jimmy terus?” tanya Jimmy ketika Marlina memperhatikannya di ruang tamu.
“Tidak
ada apa-apa, Jim.. Hanya saja Mama jadi senang karena melihat kamu
makin besar dan dewasa,” ujar Marlina sambil tersenyum.
“Kamu sudah punya pacar, Jim?” tanya Marlina.
“Pacar resmi sih belum ada, tapi kalau sekedar teman jalan sih ada beberapa. Memangnya kenapa, Mam?” tanya Jimmy.
“Ah, tidak. Mama hanya pengen tahu saja,” ujar Marlina.
“Kamu pernah kissing?” tanya Marlina.
“Ah, Mama.. Pertanyaannya bikin malu Jimmy ah…” ujar Jimmy sambil tersenyum.
“Yee..
Tidak apa-apa kok, Jim.. Jujur saja pada Mama. Mama juga pernah muda
kok. Mama mengerti akan maunya anak muda kok…” ujar Marlina sambil
menjewer pelan telinga Jimmy. Jimmy tertawa.
“Ya, Jimmy pernah ciuman dengan mereka,” ujar jimmy.
“ML?” tanya Marlina lagi.
“ML apa sih artinya, Mam?” tanya Jimmy tidak mengerti.
“Making LOve.. Bersetubuh…” ujar Marlina sambil mempraktekkan ibu jarinya diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah.
“Wah kalau itu JImmy belum pernah, Mam.. Tidak berani. Takut hamil…” ujar Jimmy. Marlina tersenyum mendengarnya.
“Kenapa Mama tersenyum?” tanya Jimmy.
“Karena
kamu masih sangat polos, sayang…” kata Marlina sambil mencubit pipi
Jimmy, lalu bangkit untuk menyiapkan segala sesuatunya karena Herman
akan segera pulang. filmbokepjepang.com
Malam harinya, Marlina, Jimmy, dan Yenny asyik menonton TV, sedangkan Herman sedang mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Ciuman rasanya gimana sih?” tanya Yenny ketika menyaksikan adegan ciuman di televisi.
“Ah, kamu.. Masih kecil! Tidak perlu tahu,” ujar Jimmy sambil mengucek-ngucek rambut Yenny.
“Tidak
boleh begitu, Jim.. Adikmu harus tahu tentang apapun yang dia tidak
mengerti. Biar tidak salah langkah nantinya…” ujar Marlina sambil
menatap Jimmy.
“Begini, Yen…” ujar Marlina.
“Ciuman
itu tidak ada rasa apa-apa.. Tidak manis, pahit atau asin. Hanya saja,
kalau kamu sudah besar nanti dan sudah merasakannya, yang terasa hanya
perasaan nyaman dan makin sayang kepada pacar atau suami kamu…” ujar
Marlina lagi.
“Ah, nggak ngerti…” ujar yenny.
“Mendingan Yenny tidur saja, ah.. Sudah ngantuk…” ujar Yenny.
“Ya sudah, tidurlah sayang,” ujar Marlina. Yenny kemudian bangkit dan segera menuju kamar tidurnya.
Ketika menyaksikan adegan ranjang di televisi, Marlina bertanya kepada Jimmy, “Apakah kamu sudah itu dengan pacarmu?”.
“Jimmy belum punya pacar, Mam.. Mereka hanya sekedar teman saja,” jawab Jimmy.
“Tapi kok kamu bisa ciuman dengan mereka?” tanya Marlina lagi sambil tersenyum.
“Ya namanya juga saling suka…” jawab Jimmy sambil tersenyum juga.
“Sudah sejauh mana kamu melakukan sesuatu dengan mereka?” tanya Marlina.
“Tidak apa-apa kok, Jim.. Bicara terbuka saja dengan Mama,” ujarnya Marlina lagi. Jimmy menatap mata ibunya sambil tersenyum.
“Ya begitulah…” kata Jimmy.
“Ya begitulah apa?” tanya Marlina lagi.
“Ya begiutlah.. Ciuman, saling pegang, saling raba…” ujar Jimmy malu malu. Marlina tersenyum.
“Hanya itu?” tanya Marlina lagi.
Jimmy melirik ke arah ayahnya yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu di meja kerjanya.
“Mama jangan bilang ke Papa ya?” ujar Jimmy.
Marlina tersenyum sambil mengangguk. Jimmy lalu beringsut mendekati Marlina.
“Jimmy pernah oral dengan beberapa teman wanita…” ujarnya sambil berbisik.
Marlina tersenyum sambil mencubit pipi Jimmy.
“Nakal juga ya kamu!” ujar Marlina sambil tersenyum.
“Rasanya bagaimana?” tanya Marlina sambil berbisik.
“Sangat enak, Mam…” ujar Jimmy.
“Tapi Jimmy dengar, katanya kalau punya Jimmy dimasukkan ke punya wanita rasanya lebih enak.. Benar tidak, Mam?” tanya Jimmy.
Marlina kembali tersenyum tapi tidak menjawab..
“Kamu mau tahu rasanya, Jim?” tanya Marlina sambil tetap tersenyum. Jimmy mengangguk.
“Sini ikut Mama…” ajak Marlina sambil bangkit lalu pergi ke ruang belakang. Jimmy mengikuti dari belakang.
Sesampai di ruang belakang, Marlina menarik tangan Jimmy agar mendekat.
“Ada apa sih, Mam?” tanya Jimmy.
“Karena
kamu sudah dewasa, Mama anggap kamu sudah seharusnya tahu tentang hal
tersebut,” ujar Marlina dengan nafas agak memburu menahan gejolak yang
selama ini terpendam terhadap anaknya tersebut.
“Ciumlah Mama sayang…” kata Marlina sambil mengecup bibir Jimmy.
Jimmy
diam karena tidak tahu harus berbuat apa. Marlina terus melumat bibir
anaknya itu sambil tanggannya masuk ke dalam celana Hawaii Jimmy. Lalu
dengan lembut diremas dan dikocoknya kontol anaknya. Karena tidak tahan
merasakan rasa enak, Jimmy dengan segera membalas ciuman Marlina dengan
hangat.
Sambil terus mengocok dan meremas kontol Jimmy, Marlina berkata, “Kamu ingin merasakan rasanya bersetubuh kan, sayang?”.
“Iya, Mam…” ujar Jimmy dengan nafas memburu.
“Mama juga sama, Jim.. Mama ingin merasakan hal itu dengan kamu,” ujar Marlina.
“Kapan, Ma?” tanya Jimmy sambil menggerakkan pinggulnya maju mundur karena enak dikocok kontol oleh Marlina.
“Jangan sekarang ya, sayang…” ujar Marlina sambil melepaskan genggaman tangannya pada kontol Jimmy.
“Yang penting kamu harus tahu bahwa Mama sangat sayang kamu…” kata Marlina sambil mengecup bibir Jimmy.
“Jimmy juga sangat sayang Mama,” ujar Jimmy.
“Sekarang Mama harus tidur karena sudah malam. Nanti Papamu curiga…” ujar Marlina sambil meninggalkan Jimmy.
Jimmy
menarik nafas panjang menahan suatu rasa yang tak bisa diucapkan.. Tak
lama Jimmy masuk ke kamar mandi.. Onani. Besok paginya, Herman sudah
siap-siap pergi kerja sekalian mengantar Yenni ke sekolah karena masuk
pagi. Sementara Jimmy masuk sekolah siang. Dia masih tidur di kamarnya.
Setelah
Herman dan Yenni pergi, dengan segera Marlina mengetuk dan masuk ke
kamar Jimmy. Jimmy masih tidur dengan hanya memakai celana Hawaii saja.
Marlina tersenyum sambil duduk di sisi ranjang anaknya tersebut.
Tangannya mengusap dada Jimmy. Dimainkannya puting susu Jimmy. Jimmy
terbangun karena merasakan ada sesuatu yang membuat darahnya berdesir
nikmat. Ketika matanya dibuka, terlihat mamanya sedang menatap dirinya
sambil tersenyum.
“Bangun dong, sayang.. Sudah siang,” ujar Marlina sambil tangannya berpindah masuk ke dalam celana Hawaii Jimmy.
Diusap,
dibelai, diremas, lalu dikocoknya kontol Jimmy sampai tegang dan tegak.
Jimmy terus menatap mata MArlina sambil merasakan rasa nikmat pada
kontolnya.
“Mau sekarang?” tanya Marlina sambil tetap tersenyum.
“Saya
mau kencing dulu, Mam…” kata Jimmy sambil bangkit lalu bergegas ke
kamar mandi. Setelah selesai, segera dia kembali ke kamarnya.
“Lama amat sih?” tanya Marlina.
“Jimmy kan sikat gigi dulu, Mam…” ujar Jimmy sambil duduk di pinggir ranjang berdampingan dengan Marlina.
“Kenapa Mama mau melakukan ini dengan Jimmy?” tanya Jimmy. Marlina tersenyum sambil mencium pipi anaknya itu.
“Karena
Mama sangat sayang kamu. Juga Mama ingin mendapat kebahagiaan dari
orang yang paling Mama sayangi.. Kamu,” ujar Marlina sambil kemudian
melumat bibir Jimmy.
Jimmy membalasnya dengan hangat pula.
Kemudian Marlina bangkit lalu melepas semua pakaian yang menempel di
tubuhnya. Jimmy terus menatap tubuh ibunya dengan kagum dan nafsu.
“Buka celana kamu dong, sayang,” ujar Marlina.
“Iya, Mam…” ujar Jimmy sambil bangkit lalu melepas celana Hawaiinya.
“Sini, Jim…” ujar Marlina sambil berjongkok.
Tak
lama mulut Marlina sudah mengulum kontol Jimmy. Jilatan dan hisapannya
membuat Jimmy bergetar tubuhnya menahan nikmat yang amat sangat.
“Mmhh.. Enakk, Mamm…” desah Jimmy sambil agak menggerakkan pinggulnya maju mundur.
Marlina
melepas kulumannya, sambil tersenyum menatap wajah Jimmy yang tengadah
merasakan nikmat, tangannya terus mengocok kontol Jimmy.
“Gantian, Jim…” ujar Marlina.
“Iya, Mam…” ujar Jimmy.
Marlina
lalu naik ke ranjang anaknya. Lalu segera dibukanya paha lebar-lebar..
Jimmy langsung mendekatkan wajahnya ke memek Marlina. Lalu segera
dijilatinya seluruh permukaan memek Marlina. Marlina terpejam menahan
nikmat. Apalagi ketika jilatan lidah Jimmy bermain di kelentitnya.. Mata
Marlina terpejam, tubuhnya bergetar sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Ohh.. Enakk.. Teruss, Jimm…” desah Marlina.
Setelah
sekian menit Marlina dijilati memeknya, tiba-tiba tubuhnya bergetar
makin keras, ditekannya kepala Jimmy ke memeknya, lalu segera dijepit
dengan pahanya.. Tak lama…
“Ohh.. Mhh.. Ohh…” desah Marlina panjang. Marlina orgasme.
“Ohh, enak sekali sayang.. Naik sini!” ujar Marlina.
Jimmy
naik ke tubuh Marlina. Dengan segera Marlina melumat bibir Jimmy walau
masih belepotan dengan cairan dari memek Marlina sendiri.
“Masukkin sayang…” bisik Marlina sambil menggenggam kontol Jimmy dan diarahkan ke memeknya.
Setelah itu, Jimmy langsung memompa kontolnya di memek Marlina. Mata Jimmy terpejam sambil terus mengeluarmasukkan kontolnya.
“Bagaimana rasanya, Jim?” tanya Marlina sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan Jimmy.
“Nikmat sekali, Mam…” ujar Jimmy.
Marlina tersenyum sambil terus menatap mata anaknya. Tak lama, tiba-tiba tubuh Jimmy mengejang, gerakannya makin cepat..
“Jimmy mau keluar, Mam,” bisik Jimmy.
“Mmhh.. Keluarkan sayang, puaskan dirimu…” bisik Marlina sambil memegang pantat Jimmy lalu menekankan ke memeknya keras-keras.
Tak
lama.. Crott! Crott! Crott! Air mani Jimmy muncrat banyak di dalam
memek Marlina. Jimmy mendesakkan kontolnya dalam-dalam ke memek
Marlina..
“Bagaimana rasanya sayang?” tanya Marlina.
“Sangat nikmat, Mam.. Lebih nikmat daripada oral…” ujar Jimmy sambil mengecup bibir Marlina.
“Jimmy sangat sayang Mama,” ujar Jimmy.
“Mama juga sangat sayang kamu,” ujar Marlina.