Saat hari weekend kemarin saya santai santai menikmati udara sore hari di depan rumahku, kebanyakan tetangga samping kanan kiri banyak yang seumuran dan jadi mahasiswa mahasiswi, saat sedang minum teh saya di panggil tetangga saya sebut saja namanya Tiwi, dia mahasiswi kedokteran di salah satu perguruan tinggi di kotaku.
“Bang kemari lah”
“Ada apa Wi?” jawabku.
“Abang bisa bantu Tiwi gak?” kata Tiwi.
“Bantu apa? kalau bisa pasti saya bantu” jawabku.
Sesudah itu saya diajak kedalam rumahnya. Di dalam rumahnya sudah ada dua orang temannya lalu saya diperkenalkan dengan mereka, Uus dan Tika. Lalu kami bercerita dan bercanda kemudian saya bertanya,
“Kalian mau minta bantu apa nih?” tanyaku.
“Begini bang, kami dapat tugas dari dosen mata kuliah anatomi. Tugasnya susah banget nih, harus mempelajari anatomi lawan jenis” kata Tiwi sambil menyodorkan kertas yang berisi dafatar yang akan di periksa.
Alangkah terkejutnya saya begitu kubaca isi daftar tersebut. Adapun daftar tersebut merupakan tinggi, berat, panjang lengan, panjang kaki, ukuran kontol ketika tegang, dan mengambil pejuh. Itu semua dilakukan dalam keadaan telanjang.
“Jadi kalian mau saya jadi objeknya ya? Maaf ya ini perkerjaan gila” kataku.
“Tolonglah bang” kata Tiwi di ikuti dengan kawan nya memohon agar saya bisa membantu pekerjaan mereka.
“Pokoknya engggak” kataku.
“Kami beri 1 juta kalau abang mau” kata Tiwi.
“Berapapun kalian kasih saya enggak mau” kataku.
Dalam hati sebenarnya saya mau. Lalu saya terdiam sejenak dan sambil berpikir.
“Ok saya mau tetapi dengan syarat” kataku.
“Syaratnya apa bang?” kata mereka dengan semangat
“Syaratnya adalah kalian memeriksa saya satu persatu dan dalam keadaan telanjang” kataku.
“Ah jangan lah bang, yang lain aja lah syaratnya” kata Tiwi.
“Ini mungkin syarat terakhir kalau kalian mau ok kita laksanakan ,kalau enggak ya enggak jadi. Syaratnya kayak tadi tetapi kalian enggak usah telanjang tetapi hanya pakai cd (celana dalam) saja, malu lah saya kalau saya telanjang kalian enggak” kataku.
Mereka terdiam sejenak dan berpikir, dan entah apa yang dipikirkan mereka.
“Ok lah bang dari pada tugas kami enggak selesai kami mau dengan syarat itu” kata Tiwi.
Kemudian sesudah selesai negosiasi saya pun mandi di kamar mandinya dan masuk ke kamar Tiwi dengan hanya mengunakan handuk. Mereka bertiga masih diluar kamar dan berbincang-bincang entah apa yang mereka bincangkan, lalu Tiwi masuk ke kamar dengan membawa peralatan yang diperlukan.
Lalu Tiwi melepaskan satu-persatu pakaiannya dan hanya cd putih yang melekat di tubuh Tiwi yang putih dan mulus tersebut. Lalu didekatinya saya dan terlihat dengan jelas dua buah bukit kembar Tiwi yang besar. Tiwi mempunyai tinggi badan 165 cm dan berat 55 kg.
Lalu dilakukanlah tugasnya mengukur tubuhku, dan yang paling menegangkan ialah ketika mengukur kontolku yang menegang. Kulihat dengan jelas wajah Tiwi kemerah-merahan ketika memegang kontolku.
Betapa nikmatnya kontol ini ketika dipegang Tiwi, wow serasa melayang. Kemudian saatnya pengambilan pejuh, saya disuruh Tiwi untuk mengeluarkan pejuh, lalu kuusahakan lah melakukan onani didepanya, tetapi serasa sulit.
“Wi, payah nih keluarnya, tolong dong keluarin” kataku.
“Gimana saya bisa bantu?” kata Tiwi
“Tolonglah kamu kocokkan” kataku.
Lalu Tiwi melakukan apa yang saya perintahkan. 3 menit berlalu, tetapi enggak keluar juga itu pejuh. Lalu saya cari lagi cara yang lain.
“Wi, kamu harus bantu dengan cara lain nih” kataku.
“cara lain gimana?” kata Tiwi.
“kamu harus tidur telentang atau telungkup, sama aja” kataku.
Lalu Tiwi tidur dengan cara telungkup, kemudian tubuh indah itu saya tindih. Kontolku tepat berada di sela pantatnya yang wow itu, lalu saya gesek-gesekkan ke tengah pantatnya yang masih ber-cd putih tersebut dan tiba-tiba Tiwi membalikkan tubuhnya. Wow didepan mata saya tersaji buah dada yang indah, dan badanku telah menimpa tubuhnya, kontolku tepat diatas vagiannya yang masih terbalut cd.
Lalu kuturunkan badanku sedikit. Saya nggak mau merusak perawan anak tetangga yang beda agama. Jadi kontolku tepat dibawah memeknya dan dijepit oleh dua paha mulusnya. Wow dijepit pahanya aja begitu nikmat gimana lagi kalau otot memeknya menjepit kontolku. Bibirku menikmati puting dan buah dadanya yang indah. Tiwi mengerang kenikmatan.
“Aaahhhh… aahhhh bang…”
Tiba-tiba pusarku terasa basah. Ternyata Tiwi mengalami orgasme. Lalu kulanjutkan aksiku terhadap Tiwi, dan akhirnya
“Wi saya mau keluar nih, cepet Wi” kataku.
Lalu saya mengangkat tubuhku dari tubuh Tiwi dan Tiwi mengambil tabung yang telah steril, dan “crooot… croot…”. Wow saya akhirnya mengalami orgasme, dan sesudah itu Tiwi lalu mengenakan pakaianya kembali dengan cd yang masih basah oleh cairan kenikmatannya sendiri dan dengan jelas terbayang memek yang tebal tersebut terbalut oleh cd. Lalu Tiwi keluar dari kamar.
Sesudah Tiwi keluar dari kamar lalu masuk lah Uus dengan membawa peralatan seperti Tiwi tadi. Kemudian ia melepaskan pakaiannya satu-persatu, saya yang tengah terbaring memperhatikan dengan serius saat ia melepaskan pakaiannya satu persatu. Uus tak begitu cantik, tubuhnya agak kurus dan dadanya sepertinya turun, tak seperti Tiwi yang besar dan menantang.
Kemudian Uus mendekatiku dan melakukan tugasnya seperti Tiwi tadi. Ketika ia memeriksa tubuhku kuperhatikan wajahnya seperti tak senang dan sedikit cemberut, “apa semua cewek sifatnya seperti ini” dalam hati ku berkata.
Senjata saya masih berdiri tetetapi tak setegang ketika diperiksa Tiwi, mungkin perasaan senang dan tak senang mempengaruhi kondisi senjataku. Lalu saatnya pengeluaran pejuh, sama seperi Tiwi tadi ku suruh ia mengocokkan senjataku. Alamak ternyata ia enggak mau, lalu saya bilang,
“Kalau kau enggak mau ya udah enggak usah aja, saya kan enggak maksa kalian” kataku.
Ternyata ia mau dan akhirnya dilakukan, dan dalam sekejap saja spermsaya keluar. Mungkin dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan Uus untuk memerikssaya hanya 1/3 dari waktu yang dibutuhkan Tiwi. Entahlah mungkin senjatsaya sulit mungeluarkan pelurunya kalau melihat cewek cantik, dan kalau cewek jelek dan sombong sebentar aja selesai. Kemudian Uus mengenakan pakaiannya kembali dan keluar.
Kemudian tibalah giliran Tika. Tika masuk dengan senyum dan sambil menyapa
“Sekarang giliranku” katanya dengan semangat.
Ketika saya melihat cewek seperti itu, lihat semangatnya aja senjatsaya langsung tegang lagi. Lalu dilepaskannya pakaiannya satu persatu, “alamak indahnya bodi cewek ini” katsaya dalam hati sambil menelan ludah.
Tubuh Tika sedikit gemuk dan sintal dengan buah dada yang cukup besar. Saya enggak tau ukurannya tetapi besarlah dan putih walau wajahnya enggak begitu cantik, tetapi pantatnya mak bahenol kali dan saya bilang aja padat dan berisi. Dapat dibayangkan gimanalah, dengan rambut sebahu dan orangnya suka senyum walaupun saya baru kenal.
Lalu di lakukanlah tugasnya seperti kedua temannya tadi. Ketika masalah ukur-mengukur tubuh dan menimbang saya turun dari ranjang, sesudah itu saatnya pengeluaran pejuh. Saya tidur terlentang, lalu ia berkata,
“Gimana nih bang saya mau mengambil sample pejuh”
saya menjawab “ya terserah kamu lah gimana caranya”.
Senjataku terus menegang karena suasananya menyenangkan hatiku dan orangnya suka ketawa ketika memeriksa. Lalu Tika duduk di pahaku, wow terasa sekali daging empuknya menimpa pahaku, lalu senjatsaya dikocoknya kemudian dikulumnya.
Alamak geli kali rasanya. Saya kira Tika ini suka oral sex. Sesudah dikocok dan dikulumnya lalu Tika berhenti dan tiba-tiba melepaskan cd-nya, wowwwwwww saya serasa enggak percaya melihatnya. Dalam hatiku baru sekali ini saya memperhatikan dengan jelas yang namanya “barang setupuk” dengan sebuah daging kecil seperi kacang, di Medan itu disebut “itil”
Tiba tiba ia menempelkan memeknya di senjataku. Tanpa pikir panjang lalu kubalikkan posisi ia di bawah saya diatas lalu kukulum bibirnya dan dibalasnya. Sesudah mengulum bibirnya saya beralih ke gunung kembarnya, dan kutekan-tekan kontolku ke liang senggamanya, dan akhirnya kontolku telah mulai masuk kedalam memeknya yang sempit sedikit demi sedikkit.
Mulutku terus memikmati toketnya dan tiba-tiba toketnya terasa mengeras tak seperti tadi yang begitu lembut dan putingnya berkilat kecoklatan. Kemudian kedua kakinya mengapit kakiku dengan posisi saya di atas dan ia dibawah, dan tangannya dengan erat memeluk tubuhku.
“Aahhh bang… bang saya mau… mau keluar…” katanya.
“Sebentar saya juga mau keluar” jawabku.
Ketika hampir puncaknya saya cabut itu senjata dari memek dan Tika langsung mengambil tabung dan menampung spermsaya didalam tabung itu. Sesudah selesai Tika bukannya keluar dari kamar ia malah mencium bibirku dan terjadilah lagi persetubuhan tersebut hingga 2 kali dalam 30 menit. Entah berapa banyak spermsaya terbuang selama 1 jam setengah ketika diperiksa ketiga mahasiswi tersebut.