Rambutnya yang hitam terurai menutupi punggungnya. Kulitnya yang hitam manis mengkilat karena keringat yang tertimpa sinar mentari. Jeff tertegun, baru kali ini dilihatnya gadis desa yang begitu cantik. Bujangnya tahu kalau Jeff memperhatikan gadis itu, karena itu dia mengatakan kalau gadis itu adalah anak salah seorang pekerja ayahnya. Umurnya sekitar 14 tahun, dan kini ayahnya sudah tiada. Dia tinggal dengan ibunya dan sering membantu mencari nafkah dengan mencucikan pakaian orang-orang desa yang lebih mampu.
Jeff merasa iba, tapi rasa ibanya langsung hilang berganti rasa tertarik ketika dipikirnya kalau gadis itu pasti memerlukan uang untuk biaya hidupnya. Kemudian berubah lagi perasaannya menjadi keinginan untuk mendekatinya ketika dilihatnya kalau gadis itu cukup cantik dan manis. Tapi rasa ingin mendekati itu berubah seketika ketika dilihatnya dada gadis itu yang agak terlalu besar untuk anak seusianya.
Segera saja setan bersarang di kepala Jeff. Dia mengeluarkan dompetnya, mengambil selembar uang bergambar Pak Harto dan menyuruh bujangnya memberikan uang itu pada gadis itu untuk mencuci bajunya.
Bujangnya tidak menaruh curiga, dia segera memberikan uang itu pada gadis itu, dan tidak lama kemudian gadis itu mengikutinya mendekati Jeff. Jeff menyuruh bujangnya pulang, sedangkan dia melanjutkan jalannya bersama gadis itu. Ditengoknya arloji di tangannya, baru pukul 4 :00 sore, karena itu Jeff mengulur waktu. Setidaknya pukul 5 :00 sore akan dilaksanakan rencananya.
Dia bertanya dimana sungai yang airnya bening dan bisa dipakai mandi. Gadis itu mengantarkan Jeff ke sana. Cukup jauh juga, dan setiba di sana Jeff melepas semua pakaiannya dan langsung masuk ke sungai itu. Dia meminta gadis itu mencuci pakaiannya, dan gadis itu menurut walaupun agak malu-malu karena melihat Jeff berenang telanjang. Jeff sendiri sudah sedikit sinting, entah setan apa yang merasuki kepalanya, yang jelas ketika dilihatnya arlojinya menunjukkan pukul 5 :00 sore, langsung dijalankan rencananya.
Jeff keluar dari air, mendekati gadis yang sedang membersihkan pakaiannya dan berjongkok di sampingnya. Batang kemaluan di sela pangkal kaki Jeff sudah bangun dari tidurnya, dan tanpa tembakan peringatan Jeff langsung saja merangkul gadis itu sambil berusaha mencium leher gadis itu (sebut saja namanya Sali). filmbokepjepang.com
Gadis itu segera berontak karena terkejut, tapi dekapan Jeff lebih kencang dari tenaganya. Jeffberhasil mencium leher gadis itu tapi begitu Jeff berusaha lebih gila lagi gadis itu mengancam akan berteriak. Jeff takut juga dia digebuki penduduk desa itu, karena itu segera ditutupnya mulut gadis itu, dan dia berbisik, “Jangan teriak, kalau kau mau melayaniku kuberi lebihdari sekedar lima puluh ribu, mungkin akan kuberi seratus ribu lagi, bagaimana?”
Gadis itu masih diam, tapi begitu Jeff mengeluarkan dua lembar uang Rp. 50.000 – an yang sedikit basah karena air sungai dan mengipas-ngipaskan di depan muka Sali, akhirnya dia mengangguk. Kapan lagi dia bisa mendapat uang Rp 150.000 ,- dalam sehari, begitu pikirnya. Jeff tersenyum senang sambil melepaskan tangannya dari mulut gadis itu. Tapi ketika dia berusaha memegang dada Sali, gadis itu berbisik, “Jangan di sini, takut ketahuan orang lain.”
Jeff setuju kata-kata gadis itu, karena itu diajaknya gadis itu ke hutan karet milik ayahnya. Jeff tahu persis kalau sore-sore begini tidak mungkin ada orang di sana. Singkat cerita, mereka sampai di sana, dan tanpa tunggu lama lagi Jeff segera membuka bajunya yang basah, juga celananya. Dibentangkannya baju dan celananya di tanah, dan diciumnya Sali sekali lagi. Kali ini dia tidak berontak. Jeff dengan mudah menyingkirkan pakaian gadis itu, dan terlihat kedua gunung kembarnya yang tidak begitu besar tapi lumayan juga untuk ukuran gadis 14 tahun. Jeff meremas keduanya sekaligus sambil terus melumat bibir gadis itu.
Sekitar 2 menit kemudian Jeff berbisik, “Aku nggak butuh patung, layani aku. Jangan cuma diam gitu aja!” Jeff lalu mendorong kepala Sali ke bawah, dan menyuruhnya sedikit bermain dengan kejantanannya yang sudah hampir mencapai ukuran maksimal. Gadis itu bingung, maklum di desa mana ada film “bokep”. Jeff menyuruh Sali menjilat “jamur ungu”-nya. Sali sedikit ragu-ragu, tapi akhirnya dilakukannya juga.
Ternyata Sali cepat belajar, beberapa menit kemudian Jeff sudah dibuatnya keenakan dengan permainannya di selangkaan kakinya. Terpedo itu sudah mencapai ukuran maksimal, dan Sali masih terus bermain dengan benda itu, mungkin asyik juga dia bermain dengan benda itu. Mulai dari mencium, menjilat dan akhirnya mengulumnya sambil menggerakkan kepalanya maju-mundur dan sesekali menghisap benda itu.
Jeff cukup puas dengan permainan itu, dan ketika dilihatnya langit mulai gelap, disuruhnya Sali duduk. Jeff meregangkan kaki gadis itu, terlihat bulu-bulu halus yang masih sangat jarang di sela-sela pahanya. Jeff menggunakan lidahnya untuk membasahi vagina Sali. Sali bergoyang- goyang kegelian, tapi kelihatannya dia menimati permainan itu. Sekarang Jeff menggunakan jarinya untuk menggosok klitoris Sali yang masih kecil. Sali semakin liar bergoyang- goyang menahan nikmat. Desahan mulai keluar dari mulutnya dan vaginanya basah karena lendir yang bercampur ludah Jeff.
Tidak lama kemudian Sali mendesah panjang, dan tubuhnya bergetar hebat. Lendir mengalir dari vaginanya yang merah segar. Jeff tahu Sali sudah mencapai puncak, dan inilah kesempatannya untuk menusukkan terpedonya ke kemaluan Sali. Dibukanya lebih lebar paha Sali, dan diarahkannya kepala kejantanannya ke vagina Sali.
Sali sendiri masih memejamkan mata menikmati sisa-sisa orgasmenya. Tapi tiba- tiba dia menjerit tertahan ketika Jeff memaksa terpedonya masuk ke lubang yang sempit itu. Sali kembali menjerit ketika kejantanan Jeff semakin memaksa melesak masuk ke dalam. Jeff berusaha keras menembus pertahanan vagina Sali, tapi baru setengah dari barangnya yang masuk ke dalam.
Jeff meremas dada Sali sambil menciumnya.
Dia berusaha membuat otot kemaluan Sali sedikit mengendur, dan ketika dirasakannya mulai mengendur, disodoknya sekuat tenaga kejantanannya ke dalam kemaluan Sali. Kali ini Sali menjerit cukup keras, dan terlihat air mata keluar dari balik kelopak matanya yang tertutup menahan nyeri. Jeff tidak peduli, sekarang sudah seluruhkejantanannya masuk, dan mulai digoyangkannya maju- mundur diiringi jeritan- jeritan kecil Sali. filmbokepjepang.com
Vagina Sali sangat sempir, karena itu belum lama Jeff bermain sudah hampir keluar maninya. Jeff mempercepat gerakannya, dan Sali semakin kuat menjerit. Tentu saja vagina Sali yang masih 14 tahun itu terlalu kecil untuk kejantanan Jeff yang lumayan besar.
Belum selesai Jeff bermain, suara Sali tidak terdengar lagi, dia pingsan karena tidak kuat menahan nyeri. Jeff sendiri mengetahuinya, tapi dia tidak mau menghentikan permainannya, dikocoknya terus kemaluan Sali yang sedikit memar, dan akhirnya Jeff mendesah dalam sambil merapatkan tubuhnya ke tubuh mungil Sali.
Setelah itu Jeff sempat mengocok vagina Sali lagi, dan ketika hampir mencapai puncak kedua kalinya Sali bangun dari pingsannya. Dia langsungmenjerit-jerit dan beberapa saat kemudian mereka mencapai puncak hampir bersamaan. Jeff terlihat puas dan lelah, dan ketika dicabutnya kejantanannya dari vagina Sali, terlihat maninya keluar lagi dari kemaluan Sali. Kental berwarna putih kekuningan yang bercampur darah keperawanan Sali.
Jeff mengajak Sali membersihkan diri, dan ketika selesai diberikannya dua lembar uang Rp. 50.000 -an pada Sali. Sali sangat berterima kasih, dan Jeff berpesan agar jangan sampai hal itu diketahui orang lain. Sali mengangguk, tapi Jeff segera menegur Sali ketika diperhatikannya jalannya sedikit menegang menahan perih di kemaluannya.