Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Karyawati yang bernama Della. Ketika Della sedang lembur kerja, dia memergoki atasanya yang sedang bercinta dengan OB (office boy) dikantornya. Hal itu menjadikan Della harus turut serta dalam skandal sex dengan paksaan atasan dan OB tersebut. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak baik baik cerita dewasa ini.
Aku akan menuliskan kisah sex yang bisa dibilang menyebalkan namun nikmat. Namaku Della, aku adalah sebuah karyawati pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Saya pikir tidak usah panjang lebar, kisah ini bermula ketika pada malam itu aku sedang lembur kerja. Karena saking banyaknya kerjaanku, saat itu aku tertidur di meja kerjaku. PerusSssssss… Aghhh… aan dimana tempatku bekerja tergolong perusahaan kecil.
Perusahaanku ini menyewa dan bertempat di sebuah Ruko 2 lantai. Kantorku ini dijaga oleh seorang OB ( office boy), dimana OB itu sekaligus diberikan tempat tinggal di kantorku ini. Ob ini difasilitasi oleh kantorku sebuah ranjang kecil dengan korden lebar yang letak di pojok kantor lantai 2. Saat itu aku coba melihat jam pada di handphone ternyata sudah Pukul 23.00 malam. Tidak kusangka aku telah tertidur selama 3 jam, karena ketika terakhir kali aku melihat jam masih pukul 19.00 malam.
Jujur saja para pembaca, aku adalah tipe orang yang tidak terbiasa bekerja terlalu memaksa, namun demi mendapat cuti lebih awal aku-pun melembur pekerjaanku agar cepat selesai. Alhasil jika aku paksakan jadinya ketiduran gini deh, jadi sia-sia deh aku lembur toh akhirnya malah ketiduran, wkwkwk. Saat itu ketika aku terbangun aku melihat sekelilingku sudah gelap gulita, oh iya kantorku ini berada dilantai bawah.
Saat itu berfikir kenapa lampu udah dimatikan, apa Mas Danu ( Office Boy dikantorku) tidak tahu ya kalau aku masih di kantor ya. Mungkin dia tidak melihat aku yang tertidur saat itu, karena meja kerjaku ini layaknya meja kerja kantoran ada biliknya yang jika aku menunduk pasti sudah tidak terlihat. Karena gelap gulita saat itu akupun mulai menyalakan senter pada handphone-ku. Karena yang aku nyalakan adalah senter handphone jadul maka cahayanya-pun tidak terlalu terang.
Karena cahaya senter tidak terlalu terang makan aku-pun harus berjalan secara perlahan ke arah saklar lampu agar tidak menyandung atau menjatuhkan dokumen penting disekitar meja kantor. Saat itu aku-pun mulai menuju saklar lampu yang letaknya di dekat tangga akses menuju ke lantai 2. Sesampainya di saklar itu, aku-pun mendengar ada suara aneh, saat itu aku melihat lampu lantai 2 menyala, dan saat itu aku melihat 2 bayangan yang sedang bergerak-gerak nampak seperti bayangan orang ngesex.
Nampak saat itu 2 bayangan bergerak-gerak degan gerakan perlahan namun pasti. Malam itu akupun bertanya-tanya siapa yang berada dilantai atas jam segini. Jangan-jangan Mas Danu lalu dengan siapa. Saat itu hatiku-pun berdetak kencang antara ingin tahu dan takut. Beberapa waktu aku melihat bayangan itu dari tangga itu. Ketika itu terlihat seperti bayangan postur tubuh Mas Danu yang sedang menggenjot sosok wanita dengan nikmatnya.
Dan saat itu aku melihat dari bayangan, nampak bokong wanita itu pun membalas genjotan dengan gerakan menggoyang dengan perlahan namun liar. Karena aku penasaran akupun mulai naik ke tangga dengan perlahan. Sesampainya disana akupun mulai meginintip dengan berjinjit. Setelah aku melihatnya, ternyata memang benar itu adalah sosok Mas Danu dan wanita yang bersama Mas Danu adalah Bu Lena.
Sesaat mataku-pun tersentak karena kaget wanita adalah Bu Lena. Bu Lena ini adalah atasanku yang sudah bersuami dan sangat religius. Tapi disini aku melihatnya telanjang, menungging dengan payudara dan pinggul yang berisi. Dan dengan bagian kewanitaan yang digenjot oleh Kejantanan lain selain suaminya. Saat itu juga pipiku langsung memerah melihat ukuran Penis milik Mas Danu yang besar dan panjang, pokonya Big size deh.
Saat itu mereka pun berhenti sejenak dan berbisik, namun walau berbisik, terdengar jelas di ruangan yang sepi ini,
“ Dan, Penis kamu mau saya kulum ?, ” ucap Bu Lena dengan santainya.
“ Iya Bu, cepetan Kulum bu, kulum, ” ucap Mas Danu dengan semangat seperti anjing yang hendak diberi tulang.
Dan Bu Lena pun membuka mulutnya, sehingga penis milik Mas Danu masuk perlahan dan bersentuhan dengan bibir Bu Lena. Melihat bibir Bu Lena yang lembut bersentuhan dengan penis Mas Danu tiba-tiba membuatku merasa ingin kencing. Bu Lena pun mengulum maju mundur penis Mas Danu seperti es krim sehingga penis Mas Danu berlumuran basah.Ia mengisap dan sesekali mengeluarkan lidahnya untuk menjilat.
Wajah Mas Danu terlihat sangat keenakan sampai ia merem melek, namun Bu Lena tetap mengisap penisnya tanpa ampun. Sialnya, entah kenapa kakiku berkeringat dan menegang, aku terpeleset dan ketahuan oleh mereka,
“ Siapa disana!, ” teriak Mas Danu kencang.
Dalam hitungan detik, mereka yang masih telanjang sudah menangkap basah aku yang bersandar pada pinggiran tangga,
“ Della !!!???, ” ucap Bu Lena.
Saat itu secara reflek aku-pun membuang pandangan dan menutup mataku karena takut,
“ Mas, tarik dia kesini, ” perintah Bu Lena dan Mas Danu pun menarikku dengan kasar ke lantai 2. Aku bisa merasakan penisnya menyentuh bokongku ketika dia mendorongku. Dia-pun membantingku ke lantai dan mereka berdua melihatku dengan tatapan yang menusuk dari atas ke bawah,
“ Maaf Bu, saya tidak bermaksud mengintip, ” ucapku lirik memecah keheningan. Berharap segera bisa kabur dari situasi tak nyaman ini.
“ Kamu suka yang kamu lihat ?, ” tanya Bu Lena lantang.
“ Ma.. Maaf Bu… ?, ” ucapku.
“ Kamu suka? Nonton saya Ngesex sama Mas Danu?, ” tanya Bu Lena.
Sat itu aku-pun kehabisan kata-kata, Apa yang harus kujawab,
“ Buka blusmu, ” bentak Bu Lena.
“ Cepetan buka, ” sambungnya lagi.
“ Ta..tapi bu… saya…, ” Aku mencoba menolak perintah Bu Lena.
Saat itu dalam hati bertanya-tanya, Maksudnya apa Bu Lena menyuruhku membuka blusku,
“ Mas, buka baju dia !!!, ” ucapnya memerintahkan Mas Danu membuka Blusku.
Mas Danu pun memitingku ke lantai dan duduk diatas pinggangku, aku pun langsung tak berdaya sekaligus takut, dapat kulihat penisnya mengeras dan naik lagi ketika dia membuka tiap kancing blusku dengan kasar. Dan ketika dia melihat bra-ku, dia pun langsung menarik turun dengan kencang sampai tali bra-ku putus dan mengekspos payudaraku yang sedang namun montok.
Dapat kurasakan pandangan Mas Danu begitu bengis seperti hewan liar ketika ia melihat pada payudaraku yang telanjang. Ia pun membasahi telunjuknya dengan cairan dari ujung penisnya dan memencet Putingku,
“Sssssss… Aghhh… ., ” desahku.
Saat itu secara reflek aku-pun mendesah pelan, lalu mengoleskan cairan kejantanan-nya pada Putingku secara berputar, membuatku mendesah lagi tiap putaran jarinya mengelilingi Putingku,
“ Sssssss… Aghhh… … ahh…, ” rasa nikmat pun memenuhi otakku, membuatku lupa akan rasa takutku.
Tanpa kusadari, celana dalamku membanjir karena rasa terangsang yang amat sangat menggodaku. Hal ini baru kusadari ketika Bu Lena membuka bagian tengah celana dalamku,
“ Kamu menikmati ya, ” Bu Lena berkomentar dari belakang tubuh Mas Danu dan menahan tengah celana dalamku sambil melihat isinya.
Hal itu Membuatku sangat malu. Kini Jemari Bu Lena yang lentik pun masuk dalam belahan vaginaku dan basah dan membelainya turun perlahan ,
“ Jangan Bu… Sssssss… Aghhh… …, ” desahku.
Saat itu aku menutup mataku kencang, jemarinya berputar disekitar liang kenikmatanku dan membelai naik menuju klitorisku, memberikan rasa nikmat luar biasa yang membuatku menarik napas panjang dan menahannya. Disaat yang bersamaan, Mas Danu pun tiba-tiba menggunakan jari-jarinya yang lengket untuk menekan pelan sambil mengelilingi Putingku,
“ Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… , Ssssss… Aghhh… …, ” desahku.
Kini hilanglah sudah rasa takutku digantikan ekstasi yang luar biasa. Mas Danu-pun segera mengangkat badannya dan menusuk Putingku dengan penisnya. Ia mengarahkan ujung penisnya yang botak dan basah hingga bersentuhan dengan Putingku lalu menusuk Putingku kencang memberikan sensasi yang sangat berbeda dengan jari,
Aku-pun mulai mendesah, tanpa kusadari,
“ Aghhhh…, ”
Ada jari yang masuk dalam liang kenikmatanku, dengan cepat menusuk dan srrrek perlahan menekan dinding vaginaku. Seperti anak-anak yang menahan mual, vaginaku pun memuntahkan cairan panas yang seketika membuatku lemas. Aku klimaks. Membasahi celana dalam dan rok kerja ketatku. Sambil terkapar lemas, Bu Lena dan Mas Danu melanjutkan urusan mereka berdua tadi, namun aku tak menonton mereka karena ada yang lebih mengejutkan dari itu.
Tidak kusangka Fotoku bugilku sudah ada di handphone Bu Lena, saat itu nampak fotoku dengan bokong yang ditunggangi Mas Danu, Bu Lena tersenyum kepadaku dan menunjukkan layar handphone-nya,
“ Kamu pulang, dan jangan bilang siapa-siapa. Kamu tahu kan apa yang akan saya lakukan kalau kamu tidak menurut ?, ”
“ Oh ya, jangan coba-coba resign ataupun bolos besok, masih banyak yang harus kita lakukan… Yah… Ah… , ” Lanjutnya sambil mendesah.
Aku menelan liurku dengan rasa tidak percaya, sepertinya aku sudah terjebak dalam suasana penuh tekanan. Mau tidak mau aku harus selalu mengikuti keinginan mereka. Entah sampai kapan aku harus berada dibawah tekanan Bu Lena dan Mas danu itu…