Ketika saat saya sedang besantai di rumah, pada saat itu pukul 4 sore. Saya menikmati tontonan acara tv yang itu itu aja, sehingga membuat saya jadi malas-malasan saja. Dengan rasa malas, tiba-tiba ada bel depan rumah berbunyi dan siapa itu yang berada di depan rumah.
Dengan rasa malas kemudian aku menemui orang yang berada di depan pintu rumah untuk mengetahui siapa yang datang ke rumah.Setelah saya bukakan pintu, ternyata Tante Sari yang datang ke rumah untu menemui Ibu.Kemudian Tante Sari masuk dan aku bilang ke Tante Sari kalo Ibu sedang gak ada di rumah dan Ibu sedang pergi ke Luar kota untuk beberapa hari. Tante Sari kecewa. Ia menyandarkan tubuhnya yang dibungkus selendang Pink.
“Capek banget kayaknya Tante,”aku berbasa-basi.
“IYa, abis keliling nawarin baju ke pelanggan.”
Tante Sari adalah teman ibuku. Ia seorang janda, usia menginjak 36 tahun, anak masih smp.
Ia sering mengambil produk baju wanita atau pria dari Ibu yang seorang reseller pakaian. Ia mengeluarkan barang2 dari dalam tas besarnya. Diletakkan di atas meja.
“YA udah, Tante titip aja ke kamu. Ini barang dipulangin, mau diganti dengan produk lain aja.” Tampak pakaian dalam wanita. Aku tercekat.
KUTANG-KUTANG itu beraneka warna dan ukuran. “Kenapa dipulangin Tante?”tanyaku iseng sambil lalu. “Kurang laku, ukurannya besar2.
Pelanggan Tante jarang yang big size. Lebih enak jual yang ukuran sedang dan kecil.
”Tante meminta aku ambil KUTANG-KUTANG dari gudang di belakang rumah. Kemudian Tante Sari sibuk memilih2. “BAntuin Tante donk. . ?”
“Gak ngerti Tante yang ukuran kecil atau sedang gimana?”
“Kamu liat ukurannya 34 ke bawah, itu sedang atau kecil.” Aku lalu memilah-milah sesuai permintaan.
“Kamu salah, itu besar. itu CUP C besar.”
“Ohh…harusnya berapa?”
“A atau B…” Aku sebetulnya paham kok. Aku kan udah pengalaman soal ukuran KUTANG. teringat ceritaku dengan “Ella janda 35C”, atau
“Bercinta-dengan-janda-berselendang- 34 D. Setelah dapat yang diinginkan, Tante Sari minum segelas air segar yang kusediakan.
Aku membereskan kutang2 itu dan membawa ke gudang. Tapi ketika kembali Tante Sari minta tolong lagi
“Oh ya Tom, Tante minta lagi dong kutang2 itu. Tante mau ambil 2 biji.Tapi ambil yang besar2 aja ya…”
Aku kembali ambil kedua KUTANG itu. Tante Sari memilih ukuran 38C, tapi ia tampak bingung. Tapi ia memutuskan ambil warna Pink berenda dan warna hitam.
“Buat siapa Tante? Katanya gak laku?” Tante Sari senyum, manis sekali.
“Buat Tante pakai…” AKu tercekat.
Entah kenapa mataku spontan melirik ke bagian susu yang tertutup baju itu. Benarkah susu itu segede itu? Aku tak yakin, tidak ada tanda-tandanya.
Kelihatan tidak membusung alias datar2 aja. “Ohh…”
“Kenapa kaget gitu Tom…?” Tante Sari orangnya santai, dia suka blak2 an.
Meski orang Medan, tapi dia menjaga sikap dan prinsip hidupnya.Hingga kini ia belum juga dapat suami baru lagi. Memang pernah ia berpacaran beberapa kali, itu kata Ibuku.
Tapi kandas di tengah jalan. Gara2 ia memberi tahu rahasia seksual yang dijaganya selama ini, aku jadi horny. Padahal selama ini aku tidak pernah seperti itu.
Pikiran nakal merasuki kepalaku. Tapi dia teman Ibuku? Aku tak peduli. Aku akan merayunya. Aku akan berakting pura2 lugu. Itu jebakan buat dia nanti.
Aku harus bisa menyaksikan keindahan susu miliknya. “Tante , Tomi boleh pilihin gak ?” Tante Sari menoleh ke arahku.
“Boleh…bagus yang model mana?”
“Warnanya sih udah ok. Model transparan gitu bagus deh. Terus ada renda-rendanya.”
Janda ber berselendang itu senyum.
“Hmmm.gitu yaa…”
“Bentar Tante…aku ambilin katalog dulu ya dari kamar Ibu…” Katalog itu kuserahkan ke Tante. Di dalam majalah berwarna itu tampak berbagai model KUTANG yang dikenakan model-model sesuai ukuran, tipe atau merk. Tentu saja model2nya orang bule.
Tante membolak-balik halaman dengan serius.
“Sini…liatin yang bagus yang mana…” Aku mendekati Tante di sofa.
Harum semerbak tubuhnya menyergap hidungku. Begitu menggoda, merangsang dan membangkitkan kontolku.
Aku melirik wajahnya. Meski kulit wajahnya sudah tidak semulus gadis lagi, tapi sisa-sisa kecantikkan masa lalu masih ada. Bibirnya mungil, dipoles lipstick tipis. Dia cantik secara alami.
“Tante yang ini ok…” Tante Sari menganggu setuju
“Tapi Ibu kamu gak ada tipe ini…” Aku kecewa karena menurutku KUTANG itu sangat seksi. Berukuran besar, menyanggah susu si model yang setengah baya dengan anggun.
Putingnya tampak menerawang dan sebagian besar gundukan susunya terbuka.
“Tapi yang punya Ibu kamu ini hampir mirip kok. Cuma kancingnya di belakang…”kata Tante Sari. Kami melihat-lihat halaman lain. “Tante…ukurannya gede-gede yaa…”
“Iya…eh, tapi ngomong2 kamu jangan cerita ke Ibu kamu, Tante kutangnya dipilih2 sama kamu yaa…” Aku ngangguk ajat.
“Kenapa Tante ukurannya bisa besar kayak orang bule?”tanyaku pura2 lugu.
Janda itu mencubit lenganku.
“Sejak lahirin anak ukuran susu tante jadi besar.” Aku duduk menyender di sofa. Tante Sari juga.
“Tante gak dicoba dulu kutang nya?”
“Gak usah…pasti pas kok…”
“Oya…dulu suami suka pilihin model kutang Tante…”
“Waktu gadis iya…tapi udah punya anak gak pernah…lagian dia gak suka ukuran besar…”
Aku pura2 kaget.
“Masa sih Tante? Kan enak yang ukuran besar…?” Tante Sari menoleh ke arahku.
“Nakal ya…kamu dah pengalaman…emang pernah rasain yang besar…?”
“Blom sih…dulu pacar aku sedang…”
“Terus kok bias tahu yang besar enak…”
“Kalo liat di film bokep…kayaknya yang besar itu enak menurut aku.”
“Tapi suami mbak dulu gak suka.”
“Menurut aku bodoh, laki2 gak suka ukuran mbak…Itu kan keindahan, seksi banget…”
Tante Sari tersanjung. Senyumnya indah banget. Sesaat suasana hening. Aku gelisah, karena penisku sudah mengejang dalam posisi miring.
“Tante benar gak sih…perempuan ukuran besar itu nafsunya gede juga yaa…” Tante Sari ketawa lebar.
“Mungkin..kamu aneh2 aja…tergantung…” Aku menatapnya erat2. Semakin dekat.
“Tergantung apa Tante?” Tante Sari jadi gugup.
Ini sudah saatnya. Kugenggam tangannya.
“Tante…kalo aku suka yang besar…kalo Tante suka cowok yang besar juga?”
Pertanyaan ku membuat Tante Sari salah tingkah.
“Kamu jangan ngomong seks terus…ntar kamu jadi nafsu lagi…”
“Biarin Tante…”
Kutarik tubuh Tante agar bersandar di sofa.
“Enak gini, biar Tante bebas istirahat. Kasihan capek kan?”
Sepasanng mata mungil itu menatapku sendu. Tante Sari memandangiku dengan tatapan kosong. Ia menarik wajahku semakin dekat dan melumat bibirku dengan lembut. Betapa lembutnya bibir janda manis ini. Tante Sari menarik tubuhku semakin rapat.
Tangannya melingkari bahuku. filmbokepjepang.net Aku biarkan ia mengendalikan situasi. Usai berciuman, ia melepas penutup kepalanya. Rambutnya yang hitam ikal tergerai. Ia memiringkan kepalanya ke kiri, menampakkan leher yang jenjang.
“Tante cantik dan anggun . . .”ucapku Ia mengembangkan senyum. Ia melumat bibirku lagi sambil memelukku erat erat.
Aku mulai terpancing. Kujilati wajahnya, lehernya dan memandangi bagian susunya yang masih tertutup itu. Tante Sari senyum kecil.
Dia bangkit dan melepas restleting jubah panjangnya di bagian depan. KUTANG warna Pink itu menampakkan sebagian dagingnya.
Dia sengaja tak melepas seluruh pakaiannya. Aku suka caranya.
“Kamu mau susuTante ?”
Aku mengangguk saja kayak anak kecil.
Tante Sari menarik kepalaku dan membenamkan di belahan KUTANG Pink itu. Aku merasakan daging kenyal itu, kujilati dan kuciumi dengan lembut.
Wanginya sangat alami dan khas. Sulit kugambarkan aroma itu. Aku membantu melepas baju itu hingga ke pinggang. Sekarang KUTANG itu terpampang jelas.
Begitu besar menyangga isinya yang super besar itu.
“Tante, ini mah gede banget.”
“Kamu suka gak?”
Aku menjawabnya dengan remasan.
Aku remas sampai kutang itu nyaris terlepas karena tanganku. Tante Sari melepas kutang itu dan melemparnya di ranjang. Puting2 itu coklat muda dan begitu mungil.
Janda berselendang itu menjulurkan puting itu ke mulutkudan kuhisap lah puting itu dengan lembut dan kumainkan dengan lidahku. Tante Sari merintih geli.
Aku amati bentuk susu Tante Sari besar, padat, putih dengan urat2 halus di sebagian tubuh buah susunya. Kembali aku menjilati seluruh bagian susu besar itu.
Tante Sari sesekali memejamkan mata atau menjerit kecil setiap aku mengulum putingnya. Tidak cuma susu besar, janda ini juga punya bokong yang montok.
luar biasa….. Ia melirik ke bagian selangkanganku.
Celana panjangnya itu dilepasnya pelan2. Dan kontolku yang miring di celana dalam diremasnya. Kemudian dilepasnya celana dalamku dengan cepat. Tante melotot sejenak.
Batang kontolku keras dan panjang. Kepala kontolku yang merah itu jauh leabih besar dari batangnya.
“Ya ampun…Tom. . “Kontol kamu gede juga.”
Sebelum mengulumnya, Tante menjepit kontolku di antara susunya.
Kemudian di emutnya dengan lembut. Lalu dikocok-kocoknya. Aku terlena terbang bebas ke langit seratus. . .tinggi dan tinggi sekali terbang. Dia begitu pintar. Tante Sari mencium setiap inci batang kontolku .
Ketika tiba di bagian kontol dia langsung membasahi dengan lidahnya dan melumatnya. Begitu berulang2.
Tanpa berlama2, aku segera melepas celana dalam Pink miliknya. Bagian memeknya itu bersih tanpa bulu. Lubangnya kubasahi dengan air liur dan kuarahkan kontolku ke liang itu.
Aksi ku membuat tante menjerit2. Tusukan kontolku menghujam hingga mentok ke dasarnya.
Aku mandi cairan kental bersama TANTE. Kumiringkan tante, tusukan demi tusukan terus menendang. Bahkan posisi favoritku pun, tante menikmatinya.
Bokong yang menungging itu menunggu ditusuk oleh batang kontolku yang panjang ini.
Kutekan kontolku ke liangnya dalam posisi nungging .Bokong besar itu menahan gempuran itu. Jeritan Tante makin keras. Aku begitu sibuk.dan kedua payudara itu pun tak lepas dari cengkramanku.
Kuremas2 sekuat mungkin. 20 menit berlalu dihiasi sodokan kontol dan suara manja Tante.
Kubopong tubuh semok itu ke kamar. Di ranjang, tante kurebahkan.Tapi Tante bangkit dan meneteki aku di atas ranjang.
Aku seperti anak kecil yang haus kasih sayang. Tante memandangiku dengan lembut, persis seorang Ibu. Sambil membelai2 rambutku dan kata-katanya pun terdengar lembut dan menggairahkan.
“Kamu hebat banget sih. Tante puas banget.Kamu puas gak sama Tante?”
Kulepas mulutku dari putingnya.
“Puas Tante, Tante seksi banget.susunya enak banget.dan gede sih…”
Tante membantu aku meraih putingnya. Kujilati lagi dengan mulutku. Kugigit2 kecil. Sementara tak kusangka, kontolku sudah digenggamnya.
Dikocok-kocok nya. “Kamu lama ya keluarnya. Suami Tante dulu sih, cepat keluar.” Tante lalu tidur tengkurap. Bokong besar itu kujilati. Lalu, kuangkat sedikit dan kuarahkan penisku ke memeknya.
Kugoyang memek itu dengan kontolku berulang kali. Tante meronta liar. sodokanku membuat tante menahan rasa sakit dan nikmat tiada tara. Tiba-tiba ia bangkit dan membentuk bokong yang membulat besar.Ku hajar lagi sampe tubuhya bergetar hebar.
Tante mengaku mencapai orgasme. Tapi itu bukan yang pertama. Di kamar mandi, dalam posisi setengah berdiri, lagi2 bokong besar itu kuhujami kontol perkasa ini. Puncaknya, aku capai orgasme. Tante kuminta untuk mengulum dan siap2 menelan sperma.
“Croooooot. . . ..Croooot……Jrooooot…..”
Ini untuk pertama kali ia mau melakukannya. Tidak dengan suaminya atau pacarnya dulu. Kami mandi bersama dan seetelah mandi, aku memasang kutang baru untuk susu nikmat itu.
Di cermin kupandangi Tante Sari dari belakang. Sambil kupeluk dan kutang itu tampak sempurna. Itulah kisahku dengan Tante Sari ,