Namaku Fajar Bianto, umurku 19tahun, aku memiliki wajah lumayan tampan, berat badanku ideal dengan tinggiku, kulitku sawo matang.
Setelah lulus SMA aku tak melanjutkan kuliah, aku memilih untuk langsung mencari pekerjaan dengan modal ijazah SMA yang kumiliki. Aku membaca iklan lowongan pekerjaan yang ada di Koran, aku melihat ada sebuah toko pakaian yang baru buka mencari seorang pegawai lulusan SMA. Akupun segera bergegas menuju ke toko tersebut yang letakkan gak jauh dari rumahku menggunakan sepeda motor.
Hampir 20 menit aku menempuh perjalanan dan akhirnya sampai ke toko tersebut. Toko itu lumayan besar, aku langsung masuk ke dalam toko, tak ada seorangpun kecuali tante-tante yang kira-kira usianya 45 tahun di meja kasir. Akupun menghampiriya dan tersenyum padanya diapun membalasa senyumanku.
Setelah lulus SMA aku tak melanjutkan kuliah, aku memilih untuk langsung mencari pekerjaan dengan modal ijazah SMA yang kumiliki. Aku membaca iklan lowongan pekerjaan yang ada di Koran, aku melihat ada sebuah toko pakaian yang baru buka mencari seorang pegawai lulusan SMA. Akupun segera bergegas menuju ke toko tersebut yang letakkan gak jauh dari rumahku menggunakan sepeda motor.
Hampir 20 menit aku menempuh perjalanan dan akhirnya sampai ke toko tersebut. Toko itu lumayan besar, aku langsung masuk ke dalam toko, tak ada seorangpun kecuali tante-tante yang kira-kira usianya 45 tahun di meja kasir. Akupun menghampirinya dan tersenyum padanya diapun membalas senyumanku.
“Permisi nyonya, aku mau melamar pekerjaan” kataku langsung membuka percakapan.
“Iya siapa namamu, kebetulan pegawai kami baru saja keluar, baiklah kamu boleh kerja disini”
“Fajar Bianto, panggil saja Fajar”
Nyonya itu pun langsung menjelaskan padaku mulai dari peraturan,cara menyapa,cara melayani,dan lain – lain.
“Terima kasih nyonya, saya pasti melakukannya penuh tanggung jawab” jawabku setelah diterima dan mendengar penjelasan dari nyonya tersebut.
“Kamu cukup cerdas dan cepat sekali dalam belajar” kata nyonya itu sambil tersenyum.
Akupun tersenyum senang. Belakangan kuketahui nyonya itu bernama nyonya Vena, kulitnya berwarna putih,rambut panjang,dan wajahnya agak cantik menurutku. Meskipun umurnya tak lagi muda.
“Oya Fajar aku mau pergi sebentar, kamu tolong jaga dan awasi toko ini ya..”
“Tapi nyonya saya kan baru saja mulai bekerja”
“Taka pa, nanti biar kamu ditemani putriku”
“Baiklah nyonya” jawabku tersenyum.
Kemudian nyonya Vena pun memanggil putrinya
“Vita…” teriak nyonya Vena.
Tak berapa lama keluarlah gadis tersebut, aku benar-benar terpesona begitu melihatnya, gadis yang bernama Vita itu sungguh cantik luar biasa, tubuhnya mungil, kulitnya putih, rambutnya hitam sebahu dan buah dadanya agak sedikit montok. Bagitu keluar dia langsung tersenyum melihatku, senyumanya manis sekali, senyuman termanis yang pernah kulihat. Aku rasa aku langsung jatuh cinta padanya pada pandangan pertama.
“Vita, mama mau keluar sebentar kamu jaga toko sama Fajar ya, dia karyawan baru kita” pesan nyonya pada Vita.
Setelah nyonya Vena pergi, kuberanikan diri untuk menyapanya
“Salam kenal mbak” sapaku sambil menyodorkan tanganku
“Iya sama-sama, kamu pegawai baru ya?” filmbokepjepang.com
“Iya mbak, baru aja melamar dan langsung diterima sama nyonya Vena” jawabku tersenyum.
Kamipun lantas mengobrol sebentar, kuketahui Vita berusia 18 tahun, ibunya adalah seorang wanita sibuk, begitu juga dengan ayahnya sama sibuknya dengan ibunya, jadi dia sering disuruh untuk membantu menjaga toko. Tak lama kemudian datang seorang pelanggan, akupun dengan cekatan melayaninya secepatnya agar bisa ngobrol lagi dengan Vita. Setelah pelanggan itu mendapat barang yang dia inginkan dan membayar, akupun kembali ke dekat kasir.
“Biasanya kalau jam segini masih sepi, tapi nanti sekitar jam 3 sore baru ramai”
“ooh..gitu ya mbak” kataku sambil mengangguk.
Vita orangnya asyik diajak ngobrol, setiap omangan pasti dia nyambung, baru kali ini aku berjumpa dengan gadis seperti ini.
“Mbak Vita sudah punya pacar,,,hehehhee” tanyaku penasaran.
“Jangan panggil mbak donk kita kan seumuran, panggil aja Vita”
“Ohh maaf mbak..eh maksudku Vit…hehhee…Oya pertanyaanku belum kamu jawab”
“Belum punya, kalau kamu” kata Vita balik Tanya.
“Aku juga belum punya”
“Berarti kita sama-sama jomblo donk…hahahhaa” katanya sambil tertawa kecil.
Akupun tersenyum, rasanya aku ingin berkata
“Kamu mau gak jadi pacarku?” Tapi aku tak punya keberanian untuk mengatakannya. Juur saja aku baru kali ini ngobrol lama dengan seorang gadis, keringatku tak henti-hentinya keluar bercucuran pertanda gugup.
“Kamu kepanasan ya?” tanya Vita.
“Gak kog” jawabku gugup.
“Tapi kamu kog keringatan”
“Hehehe…”
Tak berapa lama masuk lagi seorang pelanggan dan aku kembali melayaninya sampai selesai. Lalu aku kembali meneruskan obralanku bersama Vita.
“Kamu orangnya asyik ya kalau diajak ngobrol” kata Vita.
Aku kaget mendengarnya, ternyata leluconku yang dari tadi kuluncurkan dapat meluluhkan hatinya
“Ahh biasa saja, tapi kamu juga asyik kog” jawabku dengan tersenyum.
Wajah cantiknya kembali tersenyum manis, dan itu membuat penisku langsung tegang. Kami lantas saling menatap. Entah dapat keberanian dari mana tiba-tiba aku eberanikan diri untuk mencium Vita. Jantungku derdegup kencang. Vita jadi terkejut, tapi dia tak berontak malahan dia membalas ciumanku. Bibir kami saling melumat. Ini merupakan ciuman pertamaku.
Suasana ruangan semakin memanas, saat aku mencoba lebih berani dengan meremas toketnya yang berukuran 34B. Vita kembali terkejut, tapi mungkin sduah terlanjur nafsu maka dia membiarkan tanganku menggerayangi toketnya, sambil bibir kami saling melumat. Tiba-tiba Vita mengnhentikan permainan ini, dan berkata.
“Fajar, kamu tutup pintunya dulu aja, malu nanti kalau dilihat orang”
Akupun segera bergegas menuju pintu depan, segera kukunci pintunya dan kuganti tanda di pintu menjadi “CLOSE”
Kembali aku berjalan menghampiri Vita, tapi lalu Vita mengajakku untuk ke kamarnya yang ada di lantai 2. Begitu sampai kamarnya kami berciuman kembali dan tanganku kembali meremas toketnya. Setelah beberapa menit kita ciuman, aku memberanikan diri untuk melepas pakaian yang aku pakai satu persatu. Begitu aku melepas CDku, Kontolku yang sudah tegang menjulur keluar. Vita sangat kaget dan merasa jijik. Mungkin ini kali pertamanya dia melihat kontol. Sedangkan aku selama ini mendapat ilmu porno dari film yang sering kutonton. Aku sebelumnya juga belum pernah melakukan hubungan badan.
Vita bingung tak tahu harus berbuat apa dengan kontolku. Dia hanya memandanginya saja sambil kadang menyentuhnya dengan pucuk jari, lalu kutuntun dia agar jongkok dan mencium kontolku.
“Cium nih Vit…” pintaku
“Gak ah jijik deh” tolaknya
“Gak kog Vit, entar kamu bakal merasakan kenikmatan” kataku merayu dan meyakinkan.
Vitapun akhirnya mengiyakan, entah karena sudah terlanjur nafsu atau cuma terpancing dengan kata-kataku. Dia mulai mencium kepala kontolku, lalu menjilatinya degan lembut. Awalnya terlihat sangat kaku, tapi lama kelamaan dia mencoba untuk mengulumnya. Kulumannya terasa nikmat, membuatku merasakan kenikmatan yang sebelumnya belum pernah kurasakan.
Setelah puas bermain dengan kontolku Vita kembali berdiri dan tersenyum manis padaku yang membuat aku semakin bernafsu. Kulepas baju Vita, dia diam saja dan malah dia mencium kembali mulutku.
Mungkin dia sudah sangat bernafsu. Saat Vita sudah telanjang bulat, kumelihat pemandangan yang sungguh indah ada di depan mataku. Kumelihat toket yang montok dan kencang dengan puting berwarna merah muda yang sudah mengeras, Sedangkan bagian bawahnya aku melihat memek yang ditumbuhi bulu-bulu halus.
Toketnya pun lantas jadi sasaran mulut dan lidahku. Kuciumi dan kujilati putingnya, Vita merasakn geli tapi dia sangat menikmati dengan ditandai keluarnya desahan dari bibirnya.
“Ssttthh…aaahhh…”
Tanganku juga tak mau diam, disaat aku menjilati putting Vita, tanganku asyik mengelur-elus memek perawan Vita yang sudah basah oleh cairan lendir.
Tanpa berlama-lama segera kutuntun Vita agar berbaring di ranjang.
“Apa yang akan kamu lakukan Fajar?” tanyanya penasaran.
“Aku akan membuatmu merasakan nikmat dan membuatmu melayang, Aku akan menusukkan kontolku pada memekmu, kamu akan merasakan sakit sebentar, tapi habis itu aku pasti akan merasakn nikmat yang luar biasa” kataku meyakinkan.
“Jangan Fajar, aku masih perawan” katanya berontak.
Kata-kata yang keluar dari mulut Vita tak lagi kuhiraukan karena aku sudah terlanjur nafsu. Kuarahkan kontolku pada lubang memeknya yang sudah basah, sementara Vita masih saja berkata
“Hentikan Fajar, jangan…” sebenarnya aku agak kasihan, tapi aku sudah terlanjur nafsu, perlahan kumasukkan kontolku pada memeknya. Vita menjerit dan merintih saat kupaksa masuk kontolku. Kulihat mata Vita mengeluarkan air mata dan meringis kesakitan.
Setelah hampir 5menit akhirnya kontolku masuk seluruhnya ke dalam memek Vita. Kugenjot dan kugoyang perlahan. Vita mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Genjotanku agak kupercepat dan Vita mendesang panjang.
“Aouugghhh…Fajar terus sayang….aahhh”
Kontolku terasa seperti dipijit saat di dalam memek Vita. Sangat nikmat rasanya sampai-sampai aku memejamkan mataku menikmati kenikmatan itu, kuteruskan mengenjot kontolku pada memeknya yg sempit, air matanya masih mengalir di pipinya sementara tubuhnya bercucuran dengan keringat.
Saat melihat wajahnya penuh dengan keringat aku malah semakin bernafsu, sehingga kucepatkan lagi genjotanku yang membuat Vita mengelung panjang.
“Oooohhh…ssstthhh…aahhhh enak sekali…” begitulah kata yang keluar dari mulut Vita pertanda dia suka dengan permainanku. filmbokepjepang.com
Setelah hampir 15menit kami bercinta, Vita akhirnya mengalami orgasme hebat, Cairan hangat keluar dari memeknya. Tak lama kemudian akupun merasa akan mencapai klimaksku juga, lalu kucabut kontolku dari dalam memeknya, kukocokkan dengan cepat di mukanya. Dan muncratlah spermaku berceceran di mukanya.
Vita pun terbaring lemas, semula aku kasihan karena melihat dia sudah kecapekan, tapi setelah melihat tubuhnya yang masih dipenuhi dengan keringat aku jadi terangsang lagi. Aku berniat untuk mengajaknya bercinta lagi.
Kutuntun tubuhnya agar menindih tubuhku dan kontolku kuarahkan ke lubang memeknya yang masih basah. Vita mendesah pelan saat kontolku masuk lagi ke dalam lubang memeknya.
Kubimbing Vita agar menggenjot dan menggoyang kontolku, Vitapun mendesah menahan nikmat. Kumerasa kontolku dipijat oeleh memeknya dan itu membuatku merasa semakin nikmat.
“Aahhh…..Fajar…Angkat pantatmu donk…oohhh…”
“Iya sayang….”
Tak berapa lama kemudian Vita mendesah panjang dia mencapai klimaks untuk yang kedua kalinya. Akupun iklut menyusul mencapai klimaksku untuk yang kedua kalinya juga. Kali ini kukeluarkan spermaku di perut Vita.
Dan pada kahirnya kami berdua terbaring lemas di ranjang dan berpelukan. Setelah sudah agak mendingan kami berdua lantas merapikan diri masing-masing dan kembali turun ke lantai bawah untuk membuka toko kembali.
Setelah kejadian itu kami sering bercinta kalau mamanya Vita tak ada di toko. Kami berdua memang sedang dimabuk cinta.