Panggil saja nama wanita ini Galuh ( nama samaran ), Galuh ini ialah seorang wanita yang berprofesi sebagai perawat di rumah sakit dimana aku dirawat waktu itu. Pada saat itu aku mengalami gejala pengakit Demam berdarah/ DB, karena penyakit itu maka aku diwajibkan dirawat di Rumah sakit selama beberapa hari. Beberapa hari ketika aku dirawat, Galuh-lah yang selalu merawatku dengan baik dan ramah. Kedua Orang tuaku terlalu sibuk dengan usaha keluarga kami, sehingga selama aku berada di rumah sakit, aku sering sendiri. Tapi disela kesendirianku itu teman-temanku sesekali menjenguk aku juga.
Sampai pada akhirnya pada waktu itu aku keadaanku sudah mulai membaik. Karena kondisiku sudah mulai membaik maka aku-pun sudah bisa sedikit melakukan aktifitas ringan seperti, aku bisa duduk sendiri di temapt tidur, dan bisa berdiri sendiri walaupun belum bugar ketika aku sehat. Sebelumnya aku tidak bisa apa-apa, jangankan untuk berdiri, untuk bergerak sedikit saja rasanya sangat berat dan lemas. Siang hari itu cuaca terasa agak panas, dan pengap. Padahal ruang kamarku sudah difasilitasi dengan AC, dan menurutku, kamar itu cukup luas untuk aku yang menempati kamar itu sendiri. Waktu itu sungguh terasa panas dan aku merasa badanku terasa lengket. Mungkin itu semua karena aku tidak mandi dalam beberapa hari.hhe.
Bisa dimaklumilah para pembaca, aku tidak mandi karena dokter belum mengijinkan aku untuk mandi sampai aku benar-benar sembuh. Ketika itu aku memencet bel yang berada disamping tempat tidurku untuk memanggil perawat kesayanganku . Tidak lama kemudian, datanglah Mba Galuh yang perawat cantik yang senantiasa setia melayani dan merawatku dengan baik. Masuklah Mba Galuh ke kamarku,
” Ada apa Dek ? ” tanyanya ramah sembari tersenyum manis padaku.
Badannya yang sintal dan agak membungkuk sambil memeriksa suhu badanku membuat aku dapat melihat bentuk payudaranya yang terlihat montok dan kencang sekali.
“ Mba badanku lengket semua nih Mba, sudah lama aku tidak mandi nih. aku mau tanya Mba, apakah hari ini aku sudah boleh mandi Mba ? ” , tanyaku.
Selama aku dirawat sebelumnya aku emmang memang sering sekali berbincang dengan perawat cantik yang satu ini. Dia masih muda, kurang lebih usianya 2 atau 3 tahun diatasku saat itu. Wajahnya yang khas itupun terlihat sangat cantik, seperti orang pakistan kalau dilihat sekilas.
“ Ouh, begitu. Tapi aku tidak berani kasih jawabannya sekarang Dek. Mba musti tanya dulu sama P.Dokter apa adek sudah boleh mandi apa belum ” , jelasnya ramah.
Mendengar kalimatnya untuk memandikan, aku merasa darahku seolah berdesir keatas otak semua. Pikiran kotorku membayangkan seandainya benar Mba Galuh mau memandekan dan menggosok-gosok sekujur badanku. Tanpa sadar aku terbengong sejenak, dan batang penisku berdiri dibalik celana pasien rumah sakit yang tipis itu.
“ Ihh, kamu nakal deh mikirnya. Kok pake ngaceng segala sih, pasti mikir yang ngga-ngga ya. hi hi hi ” ucapnya,
Mba Galuh ternyata melihat reaksi yang terjadi pada penisku yang memang harus kuakui sempat mengeras sekali tadi. Aku cuma tersenyum menahan malu dan menutup bagian bawah badanku dengan selimut,
“ Ngga kok Mba, cuma spontanitas aja. Ngga mikir macem-macem kok ” , elakku sambil melihat senyumannya yang semakin manis itu. “ Hmm, kalau memang kamu mau merasa gerah karena badan terasa lengket Mba bisa mandiin kamu, kan itu sudah kewajiban Mba kerja disini. Tapi Mba bener-bener ngga berani kalau P.Dokter belum mengijinkannya ” , lanjut Mba Galuh lagi seolah memancing gairahku.
“ Ngga apa-apa kok Mba, aku tahu Mba ngga boleh sembarangan ambil keputusa ” jawabku serius,
aku tidak mau terlihat nakal dihadapan perawat cantik ini. Lagi pula aku belum pengalaman dalam soal memikat Perempuan. Mba Galuh masih tersenyum seolah menyimpan hasrat tertentu, kemudian dia mengambil bedak yang ada diatas meja disamping tempat tidurku.
” Dek, Mba bedakin aja yah biar ngga gerah dan terasa lengket ” , lanjutnya sambil membuka tutup bedak itu dan melumuri telapak tangannya dengan bedak.
Aku tidak bisa menjawab, jantungku rasanya berdebar kencang. Tahu-tahu, dia sudah membuka kancing pakaianku dan menyingkap bajuku. Aku tidak menolak, karena dibedakin juga bisa membantu menghilangkan rasa gerah pikirku saat itu. Mba Galuh kemudian menyuruhku membalikkan badan, sehingga sekarang aku dalam keadaan tengkurap diatas tempat tidur.Tangannya mulai terasa melumuri punggungku dengan bedak, terasa sejuk dan halus sekali. Pikiranku tidak bisa terkontrol, sejak dirumah sakit, memang sudah lama aku tidak membayangkan hal-hal tentang sex, ataupun melakukan onani sebagaimana biasanya aku lakukan dirumah dalam keadaan sehat.
Penisku benar-benar tegang dan mengeras tertimpa oleh badanku sendiri yang dalam keadaan tengkurap. Rasanya ingin kugesek-gesekkan penisku di permukaan tempat tidur, namun tidak mungkin kulakukan karena ada Mba Galuh saat ini. imajinasiku melayang jauh, apalagi sesekali tangannya yang mungil itu meremas pundakku seperti sedang memijat. Terasa ada cairan bening mengalir dari ujung penisku karena terangsang. Beberapa saat kemudian Mba Galuh menyuruhku membalikkan badan. Aku merasa canggung bukan main, karena takut dia kembali melihat penisku yang ereksi.
“ Iya Mba… ” , jawabku sambil berusaha menenangkan diri,
Akupun membalikkan badanku.Kini kupandangi wajahnya yang berada begitu dekat denganku, rasanya dapat kurasakan hembusan nafasnya dibalik hidung mancungnya itu. Kucoba menekan perasaan dan pikiran kotorku dengan memejamkan mata.Sekarang tangannya mulai membedaki dadaku, jantungku kutahan sekuat mungkin agar tidak berdegup terlalu kencang. Aku benar-benar terangsang sekali, apalagi saat beberapa kali telapak tangannya menyentuh putingku.
“ Ahh, geli dan enak banget ” , pikirku.
“ Wah, kok jadi keras ya ? he he he ” , aku kaget mendengar ucapannya ini.
“ Ini lOuh, putingnya jadi keras… kamu terangsang ya ? ” Mendengar ucapannya yang begitu vulgar, aku benar-benar terangsang.
Penisku langsung berdiri kembali bahkan lebih keras dari sebelumnya. Tapi aku tidak berani berbuat apa-apa, cuma berharap dia tidak melihat kearah penisku. Aku cuma tersenyum dan tidak bicara apa-apa. Ternyata Mba Galuh semakin berani, dia sekarang bukan lagi membedaki badanku, melainkan memainkan putingku dengan jari telunjuknya. Diputar-putar dan sesekali dicubitnya putingku.
“ Ahh, geli Mba. Jangan digituin ” , kataku menahan malu. “ Kenapa ? Ternyata cowok bisa terangsang juga yah kalau putingnya dimainkan gini ” ,
Lanjutnya sambil melepas jari-jari nakalnya.Aku benar-benar kehabisan kata-kata, dilema kurasakan. Disatu sisi aku ingin terus dekerjain oleh Mba Galuh , satu sisi aku merasa malu dan takut ketahuan orang lain yang mungkin saja tiba-tiba masuk.
“ Dek Riki sudah punya pacar ? ” , tanya Mba Galuh kepadaku.
” Belum Mba ” , jawabku berdebar,
Karena membayangkan ke arah mana dia akan berbicara.
” Dek Riki, pernah main sama cewek ngga ? ” , tanyanya lagi.
” Belum Mba ” jawabku lagi.
“ hi… hi… hi… masa ngga pernah main sama cewek sih ” , lanjutnya centil.
Aduh pikirku, betapa bodOuhnya aku bisa sampai terjebak olehnya. Memangnya “ main ” apaan yang aku pikirkan barusan. Pasti dia berpikir aku benar-benar “ nakal ” pikirku saat itu.
” Pantes deh, de Riki dari tadi Mba perhatiin ngaceng terus, Dek Riki mau main-main sama Mba ya ? ”
Upsss…. birahikuku langsung bergolak. Aku cuma terbengong-bengong. Belum sempat aku menjawab, Mba Galuh sudah memulai aksinya. Dicumbuinya dadaku, diendus dan ditiup-tiupnya putingku. Terasa sejuk dan geli sekali, kemudian dijilatnya putingku, dan dikulum sambil memainkan putingku didalam bibirnya dengan lidah dan gigi-gigi kecilnya.
” Ahh, geli Mba ” rintihku keenakan. Kemudian dia menciumi leherku, kupingku, dan akhirnya bibirku. Awalnya aku cuma diam saja tidak bisa apa-apa, setelah beberapa saat aku mulai berani membalas ciumannya. Saat lidahnya memaksa masuk dan menggelitik langit-langit bibirku, terasa sangat geli dan enak, kubalas dengan memelintir lidahnya dengan lidahku. Kukulum lidahnya dalam-dalam dan mengulum lidahnya yang basah itu. Sesekali aku mendorong lidahku kedalam bibirnya dan terkulum oleh bibirnya yang merah tipis itu. Tanganku mulai berani, mulai kuraba pinggulnya yang montok itu. Namun, saat aku mencoba menyingkap rok seragam perawatnya itu, dia melepaskan diri.
” Jangan di sini Dek, ntar kalau ada yang tiba-tiba masuk bisa gawat ” , ujarnya.
Tanpa menunggu jawabanku, dia langsung menuntunku turun dari tempat tidur dan berjalan masuk ke kamar mandi yang terletak disudut kamar.Di dalam kamar mandi, dekuncinya pintu kamar mandi. Kemudian dia menghidupkan kran bak mandi sehingga suara deru air agak merisik dalam ruang kecil itu. Tangannya dengan tangkas menanggalkan semua pakaian dan celanaku sampai aku telangjang bulat. Kemudian dia sendiripun melepas topi perawatnya, digantungnya di balik pintu, dan melepas beberapa kancing seragamnya sehingga aku sekarang dapat melihat bentuk sempurna payudaranya yang kuning langsat dibalik BH-nya yang berwarna hitam.
Kami pun melanjutkan cumbuan kami, kali ini lebih panas dan berbirahiku. Aku belum pernah berciuman dengan Perempuan, namun Mba Galuh benar-benar pintar membimbingku. Sebentar saja sudah banyak jurus yang kepelajari darinya dalam berciuman. Kulumat bibirnya dengan penuh birahi. Penisku yang berdiri tegak kudekatkan kepahanya dan kugesek-gesekkan. Ahh enak sekali. Tanganku pun makin nekat meremas dan membuka BH-nya. Kini dia sudah bertelanjang dada dihadapanku, kuciumi puting susunya, kukulum dan memainkannya dengan lidah dan sesekali menggigitnya.
“ Yes, enak… ouh geli Rik, ah… kamu pinter banget sih ” , desahnya seolah geram sambil meremas rambutku dan membenamkannya ke dadanya.
Kini tangannya mulai meraih penisku, digenggamnya. Tersentak aku dibuatnya. Genggamannya begitu erat, namun terasa hangat dan nikmat. Aku pun melepas kulumanku di putingnya, kini kududuk diatas closet sambil membiarkan Mba Galuh memainkan penisku dengan tangannya. Dia jongkok mengahadap selangkanganku, dikocoknya penisku secara perlahan dengan kedua tangannya.
“ Ahh, enak banget Mba… asik… ahh… ahh… ” , desahku menahan agar tidak menyemburkan spermaku cepat-cepat.
Kuremas payudaranya saat dia terus mengocok penisku, sekarang kulihat dia mulai menyelipkan tangan kirinya diselangkannya sendiri, digosok-gosoknya tangannya ke arah memeknya sendiri. Melihat aksinya itu aku benar-benar terangsang sekali. Kujulurkan kakiku dan ikut memainkan memeknya dengan jempol kakiku. Ternyata dia tidak mengelak, dia malah melepas celana dalamnya dan berjongkok tepat diatas posisi kakiku.
Kami saling melayani, tangannya mengocok penisku pelan sambil melumurinya dengan ludahnya sehingga makin licin dan basah, sementara aku sibuk menggelitik memeknya yang ditumbuhi bulu-bulu keriting itu dengan kakiku. Terasa basah dan sedekit becek, padahal aku cuma menggosok-gosok saja dengan jempol kaki.
“ Yes… ah… nakal banget kamu Rik… em, em, eh… enak banget ” , desahnya keras.
Namun suara cipratan air bak begitu keras sehingga aku tidak khawatir didengar orang. Aku juga membalas desahannya dengan keras juga
” Mba Galuh , kulumin penis aku dong… please… aku kepingin banget ” , pintaku karena memang sudah dari tadi aku mengharapkan kuluman mulutnya di penisku seperti adegan film porno yang biasa kutonton.
” Ih… kamu nakal yah ” , jawabnya sambil tersenyum.
Tapi ternyata dia tidak menolak, dia mulai menjilati kepala penisku yang sudah licin oleh cairan pelumas dan air ludahnya itu. Aku cuma bisa menahan nafas, sesaat gerakan jempol kakiku terhenti menahan kenikmatan yang sama sekali belum pernah kurasakan sebelumnya.Dan tiba-tiba dia memasukkan penisku ke dalam bibirnya yang terbuka lebar, kemudian dekatupnya bibirnya sehingga kini penisku terjepit dalam bibirnya, dikulumnya sedekit batang penisku sehingga aku merasa sekujur badanku serasa mengejang, kemudian ditariknya penisku keluar.
“ Ahh… ahh… ” , aku mendesah keenakkan setiap kali tarikan tangannya dan bibirnya untuk mengeluarkan penisku dari jepitan bibirnya yang manis itu.
Kupegang kepalanya untuk menahan gerakan tarikan kepalanya agar jangan terlalu cepat. Namun, kuluman dan jilatannya sesekali disekeliling kepala penisku didalam bibirnya benar-benar terasa geli dan nikmat sekali.Tidak sampai diulang 10 kali, tiba-tiba aku merasa getaran di sekujur batang penisku. Kutahan kepalanya agar penisku tetap berada dsidalam bibirnya. Seolah tahu bahwa aku akan segera keluar , Mba Galuh mengkulum semakin kencang, dikulum dan terus dikulumnya penisku. Terasa agak perih, namun sangat enak sekali.
“ Ahhh… ahhh… Ahh… ahh… ” , teriakku mendadak dikocok cairan sperma yang sangat kental dan banyak karena sudah lama tidak dekeluarkan itu kedalam mulut Mba Galuh .
Dia terus memngkulum dan menelan spermaku seolah menikmati cairan yang kusemburkan itu, matanya merem-melek seolah ikut merasakan kenikmatan yang kurasakan. Kubiarkan beberapa saat penisku dekulum dan dijilatnya sampai bersih, sampai penisku melemas dan lunglai, baru dilepaskannya kulumannya. Sekarang dia duduk di dinding kamar mandi, masih mengenakan pakaian seragam dengan kancing dan BH terbuka, ia duduk dan mengangkat roknya ke atas, sehingga kini memeknya yang sudah tidak ditutupi celana dalam itu terlihat jelas olehku.
Dia mebuka lebar pahanya, dan digosok-gosoknya memeknya dengan jari-jari mungilnya itu. Aku cuma terbelalak dan terus menikmati pemandangan langka dan indah ini. Sungguh belum pernah aku melihat seorang Perempuan melakukan masturbasi dihadapanku secara langsung, apalagi Perempuan itu secantik dan semanis Mba Galuh . Sesaat kemudian penisku sudah mulai berdiri lagi, kuremas dan kukocok sendiri penisku sambil tetap duduk di atas toilet sambil memandang apa yang dilakukan Mba Galuh .
Desahannya memenuhi ruang kamar mandi, diselingi deru air bak mandi sehingga desahan itu menggema dan terdengar begitu menggoda. Saat melihat aku mulai ngaceng lagi dan mulai mengocok penis sendiri, Mba Galuh tampak semakin terangsang juga. Tampak tangannya mulai menyelip sedekit masuk kedalam memeknya, dan digosoknya semakin cepat dan cepat. Tangan satunya lagi memainkan puting susunya sendiri yang masih mengeras dan terlihat makin mancung itu.
“ Ihh, kok ngaceng lagi sih… belum puas ya… ” , goda Mba Galuh sembaril mendekati diriku.
Kembali digenggamnya penisku dengan menggunakan tangan yang tadi baru saja dipakai untuk memainkan memeknya. Cairan memeknya di tangan itu membuat penisku yang sedari tadi sudah mulai kering dari air ludah Mba Galuh , kini kembali basah. Aku mencoba membungkukkan badanku untuk meraih memeknya dengan jari-jari tanganku, tapi Mba Galuh menepisnya.
” Ngga usah, biar cukup Mba aja yang puasin kamu… hehehe ” , agak kecewa aku mendengar tolakannya ini.
Mungkin dia khawatir aku memasukkan jari tanganku sehingga merusak selaput darahnya pikirku, sehingga aku cuma diam saja dan kembali menikmati permainannya atas penisku untuk kedua kalinya dalam kurun waktu 15 menit terakhir ini.Kali ini aku bertahan cukup lama, air bak pun sampai penuh sementara kami masih asyik bermain di dalam sana. Dikulum-kulum, dan sesekali dikocoknya penisku dengan cepat, benar-benar semua itu membuat badanku terasa letih dan basah oleh peluh keringat.
Mba Galuh pun tampak letih, keringat mengalir dari keningnya, sementara bibirnya terlihat sibuk mengkulum penisku sampai pipinya terlihat kempot. Untuk beberapa saat kami berkonsentrasi dengan aktifitas ini. Mba Galuh sunggu hebat pikirku, dia mengulum penisku, namun dia juga sambil memainkan memeknya sendiri.
Setelah beberapa saat, dia melepaskan kulumannya.Dia merintih,
“ Ah… ahh… ahh… Mba mau keluar Rik, Mba mau keluar ” , teriaknya sambil mempercepat gosokan tangannya.” Sini Mba, aku mau menjilatnya ” , jawabku spontan, karena teringat adegan film porno dimana pernah kulihat prianya menjilat memek Perempuan yang sedang orgasme dengan berbirahiku.Mba Galuh pun berdiri di hadapanku, dicondongkannya memeknya ke arah bibirku.
” Nih… cepet kulum Rik, kulum… ” , desahnya seolah memelas.
Langsung kukulum memeknya dengan kuat, tanganku terus mengocok penisku. Aku benar-benar menikmati pengalaman indah ini. Beberapa saat kemudian kurasakan getaran hebat dari pinggul dan memeknya. Kepalaku dibenamkannya ke memeknya sampai hidungku tergencet diantara bulu-bulu jembutnya. Kukulum dan kukulum sambil memainkan lidahku di seputar kelentitnya.
“ Ahh… ahh… ” , desah Mba Galuh disaat terakhir berbarengan dengan cairan hangat yang mengalir memenuhi hidung dan bibirku,
Sebenarnya hampir muntah aku dibuatnya saking banyaknya cairan yang keluar dan tercium bau amis itu.Kepalaku pusing sesaat, namun rangsangan benar-benar kurasakan bagaikan gejolak pil ekstasi saja, tak lama kemudian akupun orgasme untuk kedua kalinya. Kali ini tidak sebanyak yang pertama cairan yang keluar, namun benar-benar seperti membawaku terbang ke langit ke tujuh. Kami berdua mendesah panjang, dan saling berpelukkan. Dia duduk diatas pangkuanku, cairan memeknya membasahi penisku yang sudah lemas.
Kami sempat berciuman beberapa saat dan meninggalkan beberapa pesan untuk saling merahasiakan kejadian ini dan membuat janji dilain waktu sebelum akhirnya kami keluar dari kamar mandi. Dan semuanya masih dalam keadaan aman-aman saja.Mba Galuh , adalah Perempuan pertama yang mengajariku permainan sex. Sejak itu aku sempat menjalin hubungan gelap dengan Mba Galuh selama hampir 2 tahun, selama SMA aku dan dia sering berjanji bertemu, entah di motel ataupun di tempat kosnya yang sepi. Keperjakaanku tidak hanya kuberikan kepadanya, tapi sebaliknya keperawananya Mba Galuh-pun akhirnya kurenggut setelah beberapa kali kami melakukan pertemuan.
Kini aku sudah kuliah di luar kota, sementara Mba Galuh masih kerja di Rumah sakit itu. Aku jarang menanyakan kabarnya, lagi pula hubunganku dengannya tidak lain hanya sekedar saling memuaskan kebutuhan sex. Konon, katanya dia sering merasa horny menjadi perawat. Begitu pula pengakuan teman-temannya sesama perawat. Aku bahkan sempat beberapa kali bercinta dengan teman-teman Mba Galuh . Sungguh pengalaman yang mengesankan ketika aku dirawat di rumah sakit, benar-benar membawa pengalaman indah bagi hidupku, paling tidak masa mudaku benar-benar nikmat. Mba Galuh , benar-benar menurutku.