Persahabatanku dgn Tini lewat sosmed sudah berjalan 1 tahun. Sampai pada akhirnya kita punya kesempatan untuk ber-copy darat. Aku mendapat kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Singkat cerita akupun sampai di Jakarta dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, sore harinya aku pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali aku menjemput Tini di rumahnya, setelah itu kami pergi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam. Sebenarnya aku masih ingin bersamanya hingga larut malam, namun Tini menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, kakak, Kakak ipar dan adeknya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.
Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku tak berlangsung lama ketika Tini mengajakku untuk menginap di rumahnya karena dia tidak berani tidur sendirian. Akupun awalnya berpura-pura dgn tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu. Setelah terdiam beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Tini dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumah Tini pukul 10 lewat 30 malam.
Setelah turun dari mobil, Tini segera membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan duduk di kursi sofa yg ada di ruang tamunya. Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Tini. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Tini dan aku pun selalu beronani dgn membayangkan sedang menyetubuhi Tini. Bahkan tidak jarang saat kutelepon dia, aku beronani dan Tini pun tahu semuanya itu.
Setelah mengunci pintu rumahnya, Tini permisi padaku untuk mandi. Mendengar Tini mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Tini yang berjalan ke arah kamar mandi hingga aku melihat Tini masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya. filmbokepjepang.com
Segera aku memutar otakku untuk mencari celah agar dapat mengintip Tini yg sedang mandi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Tini keluar dari kamar mandi dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Tini keluar tanpa sehelai benang pun hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya. Sungguh indah sekali buah dada Tini yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan.
Ingin rasanya lidahku langsung menjilati wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. K0ntolku pun langsung bangkit dan berdiri tegak. Waktu itu yang ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk bisa ngentot dgn Tini. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Tini dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut itu.
Ternyata Tini tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.
“Aaaahhhh….” desahnya. Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras.
Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak.
Tampaknya Tini juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan k0ntolku, Tini sedang berusaha menarik turun CDku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Tini akhirnya berhasil menurunkan CDku.
“Jangan disini Sai, kita cari tempat yg enak aja yuk” ajakku.
“Gimana kalo di kamarmu aja Tin?” uajarku lagi.
“Iya ayo kita ke kamarku aja, kita ngentot sampai puas ya” kata Tini bergairah.
Tanpa aba-aba lalu kugendong tubuhnya kubawa ke dalam kamarnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.
“Ssssttthhh…aaahhhh…enak saiiii…” desah Tini.
“Putingmu enak sekali Tin, aku suka banget sama putingmu” celotehku penuh nafsu.
“Ayu sayang, sedot yg kenceng putingku….aaaahhhh…” desah Tini yg semakin bergairah.
Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu.
Tini pun mengimbangi dgn mengangkat pinggulnya dan berseru,
“Ooohhh…yeeessss…nikmat sekaliii….aaaahhh…”
Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Tini semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,
“Ooohhh…Budi sayang aku keluaaaaarrr….aaahhhh…yyeessss…” teriaknya.
“Ayo Budi sayang, masukan kontolmu sekarang, aku udah ga tahan lagiii…” pintanya manja.
Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan kontolku ke dalam lubang vaginanya. Secara perlahan-lahan namun pasti kontolku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Tini masih virgin) dan akhirnya kontolku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.
“Auuuugghh…sakit, pelan-pelan aja sayang” erangnya sedikit tertahan.
Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya. “BLEEESSS….”
“Oooohhh…aaahhh…enak sekali saaiii…” katanya yang disertai dengan desahan halus. Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.
“Aaarrghhh Budiiii…aku mau keluar lagi saaiiii….”
“Tahan sebentar Tin…aku juga mau keluar kita keluar bareng yaaa….”
“Sama-sama Budi sayang… aku juga sangat puas sekali malam ini” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.
“Ayo Bud…Kita mandi berdua” ajaknya sambil menarik tanganku. Dan di kamar mandi, kembali batang kontolku bereaksi ketika Tini mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Tini dan menyuruhnya menungging ke arahku.
Secara perlahan-lahan kumasukan kontolku yang sudah menegang di sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Tini tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Tini kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan kontolku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.
“Ah.. Budiii.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya panjang.
“A.. k.. u.. juu.. ggaa..ke…luuu…aaarrr…Tiniii…” kataku sambil menyemprotkan air maniku ke lubang vaginanya kembali.
Keesokan paginya, bangun tidur kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali berdua ber-ML ria. Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting.