Hubungan keluarga antara keluargaku dengan keluarga Karina sangat dekat, sering kali kita berlibur bersama. Karina bekerja diperusahaan yang bergerak dibidang yang sama dengan tempatku bekerja tetapi berbeda perusahaan. Sehingga kami sering bertukar pikiran yang membuat akhirnya kita menjadi lebih akrab.
Suatu hari Karina mengajaku untuk bertemu, dia mengatakan ingin berbicara sesuatu kepadaku. aku pun mengiyakanya karena aku penasaran apa yang akan dikatakan oleh Karina. Akhirnya setelah kita berjanjian disuatu café setelah pulang kerja, akhirnya aku menemui Karina. Setelah aku sampai dicafe, Karina sudah menunggu disitu.
“Maaf telat Karin, udah nunggu lama ya??” tanyaku.
“Enggak kok mas, baru sebentar terus mas Datang” jawabnya.
“Ooowh,,, yaudah pesen makanan dulu Karin” ucapku.
Sembari menunggu makanan yang kita pesan datang, kita ngobrol kemana-mana, sampai akhirnya Karina membuka pembicaraan
“Mas kalo sama kakak Rini (istriku) biasanya sehari melakukan hubungan ranjang berapa kali mas??” tanya Karina.
“Lhoh lhah…kamu kok tiba-tiba tanya begitu Karin??” tanyaku balik.
“Gak papa mas, Cuma pingin tau aja kok, berapa kali mas??” tanya Karina.
“Sehari sekali aja cukup kok Karin, tapi sebisa mungkin aku membuat puas kakakmu dengan beberapa kali dia mencapai klimaks” jawabku.
“Aaahhh enak ya jadi kakak Rini” ucap Karina dengan wajah termenung.
“Kok enak, emangnya beda ya?? Kalo kamu sendiri berapa kali dalam sehari??” tanyaku.
“suamiku sehari bisa sampai 4 kali mas minta dilayanin, tetapi aku gak pernah bisa merasakan yang namanya klimaks mas” balas Karina.
“Waaah suami kamu kurang teknik itu Karin, makanya gak bisa buat kamu puas” jawabku sembari tertawa menggoda Karina.
“Mas kapan ke Bali lagi” tanya Karina.
“Belom tau Karin, emangnya kenapa Karin??” tanyaku.
“Aku besok lusa ditugaskan kantor untuk ke Bali mas, mas bisa nemenin Karina?? Tanya Karina.
“Eeemmmm….oke deeh mas temenin” jawabku.
“Makasiiih mas” ucap Karina dengan wajah senang terpancar diraut mukanya. Sampai akhirnya jam sudah menunjukkan 9 malam, akhirnya aku dan Karina memutuskan untuk pulang.
Pada hari yang ditentukan kita pergi ke Bali berangkat dari Jakarta jam 10.00, pada saat tiba di Bali kami langsung menuju Hotel Four Season di kawasan Jimbaran, hotel ini bernuansa alam dan sangat romantis Lingkungannya, pada saat menuju reception desk aku langsung menanyakan reservasi atas nama aku dan petugas langsung memberikan aku 2 kunci bungalow, pada saat itu Karina bertanya kepadaku, oh dua ya kuncinya, aku bilang iya, soalnya aku takut lupa kalo berdekatan dengan perempuan apalagi ini di hotel, dia menambahkan ngapain bayar mahal-mahal satu bungalow saja kan kita juga saudara pasti tak akan terjadi apa-apa kok, lalu akhirnya aku membatalkan kunci yang satu lagi, jadi kita berdua share 1 bungalow.
sewaktu menuju bungalow kami diantar dengan buggy car mengingat jarak antara reception dengan bungalow agak jauh, di dalam kendaraan ini aku melihat wajah Karina, ya ampun cantik sekali dan membuat hatiku mulai bergejolak, sesekali dia melemparkan senyumnya kepada aku, pikiran aku, dasar suaminya tak tahu diuntung sudah dapat istri cantik dan penuh perhatian masih disia-siakan. Di dalam bungalow kami merapikan barang dan pakaian kami aku menyiapkan bahan meeting untuk besok, sementara dia juga mempersiapkan bahan presentasi. Pada saat aku ingin menggantungkan jas aku tanpa sengaja tangan aku menyentuh toketnya karena sama-sama ingin menggantungkan baju masing-masing, aku langsung bilang
“sorry ya Karin betul aku tak sengaja,” dia bilang sudah tak apa-apa anggap saja kamu dapat rejeki. Wow, wajahnya memerah tambah cantik dia.
Lalu kita nonton TV bersama filmya up close and personal, pada saat itu ada adegan ranjang aku bilang sama Karina wah kalo begini terus aku bisa tak tahan nih, lalu aku berniat beranjak dari ranjang mau keluar kamar, dia langsung bilang mau kemana sini saja, tak usah takut deh sembari menarik tangan aku lembut sekali seakan memohon agar tetap di Sisinya, selanjutnya kita cerita dan berandai-andai kalo dulu kita sudah saLing ketemu dan kalo kita berdua menikah dan sebagainya Aku memberanikan diri bicara, Karin kamu kok cantik dan anggun sih, Karina menyahut nah kan mulai keluar rayuan gombalnya, sungguh kok sih aku tak bohong, aku pegang tangannya sembari mengelusnya, oww geli banget, come on nanti aku bisa lupa nih kalo kamu adalah suami kakak aku. Biarin saja kata aku.
Perlahan tapi pasti tangan aku mulai merayap ke pundaknya terus membelai rambutnya tanpa disangka dia juga mulai sedikit memeluk aku sembari membelai kepala dan rambut aku. Akhirnya aku kecup keningnya dia bilang kamu sungguh gentle sekali. Oh, indahnya kalo dulu kita bisa menikah aku bilang, Abis kamunya sih sudah punya pacar.
Lalu aku kecup juga bibirnya yang sensual, dia juga membalas kecupan aku dengan agresif sekali dan aku memakluminya karena aku yakin dia tak pernah diperlakukan sehalus ini. Kami berciuman cukup lama dan aku dengar nada nafasnya mulai tak beraturan, tangan aku mulai merambat ke daerah sekitar toketnya. Dia sedikit kaget dan menarik diri walaupun mulut kami masih terus saLing berciuman.
Kali ini aku masukkan tangan aku langsung ke balik BH-nya, dia menggelinjang. Aku mainkan pentilnya yang sudah mulai mengeras dan perlahan aku buka kancing bajunya dengan tangan aku yang kanan, setelah terbuka aku lepas BH-nya. Woww, betapa indah toketnya, ukurannya kurang lebih mirip dengan istri aku tetapi pentilnya masih berwarna merah muda mungkin karena dia tak pernah menyusui putranya, Karina terhenyak sesaat sembari ngomong, kok jadi begini.
“Karin aku suka ama kamu,” terus dia menarik diri. Aku tak mau berhenti dan melepaskan kesempatan ini, langsung aku sambar lagi toketnya kali ini dengan menggunakan lidah aku sapu bersih toket beserta pentilnya. Karina hanya mendesah-desah sembari tangannya mengusap-ngusap kepala aku dan aku rasakan badannya semakin menggelinjang kegelian dan keringat mulai mengucur dari badannya yang harum dan putih halus.
Aku masih bermain dipentilnya sembari menyedot-nyedot halus. Dia semakin menggelinjang dan langsung membuka baju aku pada saat itu aku juga membuka kancing roknya dan terlihat paha yang putih mulus nan merangsang, kita sekarang masing-masing tinggal celana dalam saja, tangannya mulai membelai pundak dan badan aku, sementara itu lidah aku mulai turun ke arah pangkah paha.
Dia semakin menggelinjang, Oww desir nikmat dan geli sekali. Perlahan aku turunkan celana dalamnya, dia bilang jangan bilang sama siapa-siapa ya terutama kakak. bilang emang aku gila kali, pakai bilang-bilang kalo kita berbuat macem2. setelah celana dalamnya aku turunkan aku berusaha untuk menjilat clitorisnya yang berwarna merah menantang. Pada awalnya dia tak mau, katanya dia belom pernah begituan, nah sekarang saatnya kamu mulai mencoba.
Lidah aku langsung menari-nari di clitorisnya, dia meraung keras, Ohh,, enaakk sekali, aku, aku tak pernah merasakan ini sebelomnya kamu pintar sekali sih,. Kemudian aku jilat clitoris dan lubang Kemaluannya, tak berapa lama kemudian dia menjerit, Auuww aku keluar Oohh nikmat sekali, dia bangkit lalu menarik dengan keras celana dalamku.
Langsung dia sambar kemaluanku dan dilumatnya secara hot dan agresif sekali. Terus terang istri aku tak perah mau melakukan oral seks dengan aku, dia terus memainkan lidahnya dengan Karincah sementara tangan aku memainkan pentil dan kelentitnya. Tiba-tiba ia mengisap kemaluan aku keras sekali ternyata dia klimaks lagi, dia lepaskan kemaluan aku, ayo dong masukin ke sini, sembari menunjuk lubangnya.
Perlahan aku tuntun kemaluan aku masuk ke Kemaluannya, dia terpejam saat kemaluan aku masuk ke dalam Kemaluannya sembari dia tiduran dan mendesah-desah. Ohh biasanya suami aku sudah selesai dan aku belom merasakan apa-apa, tapi kini aku sudah dua kali keluar, kamu baru saja mulai. Waktu itu kami bercinta sudah kurang lebih 30 menit sejak dari awal kita bercumbu.
Sekarang aku angkat ke dua kakinya ke atas lalu ditekuk, sehingga penetrasi dapat lebih dalam lagi sembari aku sodok keluar masuk Kemaluannya. Dia terpejam dan terus menggelinjang dan bertambah liar. Aku tak pernah menyangka orang seperti Karina yang lemah lembuh ternyata bisa liar di ranjang. Dia menggelinjang terus tak karuan.
Ohh aku keluar lagi. Aku angkat perlahan kemaluan aku dan kita berganti poKarini duduk, terus dia yang kini mengontrol jalannya permainan, dia mendesah sembari terus menyebut, Ohh ,ohh . Dia naik turun makin lama makin kencang sembari sekali-kali menggoyangkan pantatnya, tangannya memegang pundak aku keras sekali.
Iihh, uuhh aku keluar lagi, kamu kok kuat sekali,come on keluarin dong aku sudah tak tahan nih.Biar saja, kata aku, Aku mau bikin kamu keluar terus, kan kamu bilang sama aku, bahwa kamu tak pernah klimaks sama suami kamu sekarang aku bikin kamu klimaks terus.Iya sih tapi ini betul-betul luar biasa , ohh betapa bahagianya aku kalo bisa setiap hari begini sama kamu.Ayo jangan ngaco ah, mana mungkin lagi, kata aku.
Aku bilang, Sekarang aku mau mencoba doggy style.Apa tuh, katanya.Ya ampun kamu tak tau.Tak tuh, katanya. Lalu aku pandu dia untuk menungging dan perlahan aku masukkan kemaluan aku ke Kemaluannya yang sudah banjir karena keluar terus, pada saat kemaluan aku sudah masuk sempurna mulailah aku tusuk keluar masuk dan goyangin makin lama makin kencang.
Dia berteriak dan menggelinjang dan mengguncangkan badannya. , ampuun deh aku keluar lagi nih. Waktu itu aku juga sudah mau keluar.Aku bilang,Nanti kalo aku keluar maunya di mulut Karina.Ah jangan Karina belom pernah dan kayaknya jijik deh.Cobain dulu ya, akhirnya dia mengangguk.
Tiba saatnya aku sudah mau klimaks aku cabut kemaluan aku dan sembari dia jongkok aku arahkan kepala kemaluan aku ke mulutnya sembari tangan dia mengocok-ngocok kemaluan aku dengan sangat bernafsu. Karin, Ketika mau keluar langsung kemaluan aku dimasukkan ke dalam mulutnya tak lama lagi.
“Crooott, crooott, croooott, croooott,” penuhlah mulut dia dengan sperma aku sampai berceceran ke luar mulut dan jatuh di pipi dan toketnya. Dia terus menjilati kemaluan aku sampai semua sperma aku kering aku tanya dia, Gimana Karin nikmat tak rasanya. Dia bilang, Not bad. Karina mengecup halus bibirku, aku benar-benar puas sama apa yang kamu berikan kepada aku, walaupun ini hanya sekali saja pernah terjadi dalam hidupku. Kita berdua tertidur sampai akhirnya kita bangun jam 11 malam.