Kenalkan namaku Musa Hidayat. Aku adalah seorang Polisi berpangkat Briptu dan masih jomblo! Kurang jelas? JOMBLO!!!! Aneh bukan? Sebenarnya ini tidak aneh menurut aku karena entah mengapa di usiaku yang sudah 27 tahun ini, aku masih betah tidak memiliki cewek. Keluargaku juga sudah mulai gelisah untuk mencarikan aku seorang wanita yang mereka anggap pantas mendampingiku. Jujur saja, sudah banyak acara nge-date aku lalui bareng cewek yang disarankan oleh keluargaku tetapi satupun tidak ada yang bisa membuat hatiku bergetar. Mulai dari Guru SD, pegawai negeri, perawat, bidan, dokter sampai wanita biasa seperti pegawai bank atau sekretaris. Mungkin keluargaku juga hampir menyerah mengenalkan aku pada para wanita sehingga mereka menyerahkan semua keputusan padaku. Keputusan untuk ‘nikah’.
Orang-orang bilang aku ganteng dan kekar. Perawakanku macho dengan tinggi 178 cm. Badanku terbentuk sempurna karena aku memang suka nge-gym. Di tambah, aku adalah seorang Polisi yang bertugas di kota ******. Oh, iya satu lagi yang belum aku beritahu bahwa ada gelar sarjana hukum yang tertera dibelakang namaku. Sungguh mengenaskan bila dibandingkan dengan ketidak mampuanku mencari wanita. Sebenarnya bukan tidak mampu, melainkan akunya saja yang tidak suka wanita. Ups! Akhirnya aku mengaku juga…
Sadar atau tidak, sebenarnya aku adalah pria ‘sakit’. Semua itu aku sadari sejak aku duduk di SMA. Aku baru sadar bahwa aku ‘sakit’ ketika aku selalu merasa janggal jika menjalin hubungan dengan wanita.
Aku emang pernah di cap sebagai playboy waktu SMA. Hampir tiap minggu aku gonta-ganti cewek tetapi itu bukan karena aku yang mutusin mereka melainkan karena aku dipuusin para cewek. Gaya pacaranku memang terkenal cuek, dingin, nggak perhatian, tidak romantis dan tidak klop. Aku sudah beberapa kali berusaha mencoba mencintai wanita tetapi semakin aku berusaha semakin aku sadar bahwa sebenarnya hatiku tidak tertarik dengan para gadis. Aku juga pernah beberapa kali ML dengan cewek tetapi setiap ML aku tidak bisa menikmati persenggamaan kami. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi. aku sepertinya jijik pada memek apalagi jika melihat memek wanita yang aku entot becek dan merah. Aku sungguh geli membayangkannya. Inilah yang membuat aku seperti bingung pada perasaanku sendiri.
Tetapi ketika Bayu, teman keponakanku, mengenalkan aku pada dunia ‘gay’ akhirnya aku sadar bahwa ternyata aku lebih suka ngentotin cowok dibandingkan dengan cewek. Aku bisa muncrat beberapa kali jika ML dengan Bayu dan ini sungguh bertolak belakang jika dibandingkan saat aku ngentot dengan mantan-mantan cewekku.
Bayu adalah remaja cowok yang manis, baik dan cakep dimataku. Entah mengapa sejak bertemu dengannya, perasaan yang aku cari-cari selama ini seolah-olah muncul begitu saja. Yup, aku suka pada cowok. Aku ingat kejadian pertama kami melakukan persetubuhan. Bayu menginap dirumah kami saat orang tua Kiky, kakakku, pergi keluar kota sehingga kami hanya bertiga dirumah. filbopkepjepang.net Ketika itu malam sudah hampir larut, aku dan Bayu yang masih asyik main PS tidak menyadari itu. Hingga aku melihat Bayu sudah kecapean dan merebahkan kepalanya dibahuku. Aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Aku seperti merasakan getaran hebat didalam hatiku. jantungku berdegup kencang dan nafasku terasa berat. Aku gugup! Bayu menatap mataku dan aku juga demikian. Akhirnya entah siapa yang memulai duluan, bibir kami menyatu dan saling mengecup. Saat itu aku benar-benar merasa hidup dan menemukan apa yang selama ini aku cari-cari. Kami melanjutkan persenggamaan kami dikamarku dan aku menikmati persetubuhan pertamaku dengan Bayu. Sejak saat itulah aku tahu bahwa sebenarnya aku adalah ‘gay’.
Mungkin itu sedikit gambaran tentangku. Huh…. … Langsung saja ya aku ceritakan persetubuhan keduaku dengan pacar cowok pertamaku, Bayu. Semoga menikmati.
Hari itu kamis sore. Setelah pulang dari dinas rencananya aku langsung pulang kerumah dan tidak kemana-mana malam ini. Maklumlah nanti malam adalah malam jumat dan biasanya dimalam itu aku menghadiri acara arisan bapak-bapak di RT-ku. Namun langit berkata lain. Memang sejak tadi siang aku lihat awan gelap mulai menghantui langit di kota ku dan benar saja ketika aku sedang mengendarai motor menuju rumah, akhirnya hujan lebat turun. Jas hujan lupa aku bawa, kalau mau terus jalan komputer tablet-ku basah jadi aku pikir mendingan aku cari tempat berteduh dan entah mengapa aku sedang berada di dekat rumah Bayu sehingga aku putuskan untuk berbelok kerumahnya untuk berteduh. Syukur-syukur kalau Bayu ada dirumah tetapi kalau nggak ada juga nggak apa-apa. Aku sudah kenal juga dengan orang tuanya jadi aku tidak terlalu kaku walau tanpa ada Bayu dirumah itu.
Tit-tit! Aku bunyikan klakson motorku ketika sudah sampai di dekat teras rumah Bayu. Aku matikan motorku dan buru-buru turun menuju teras rumah Bayu untuk berteduh. Dari dalam rumah muncul mamanya Bayu membukakan pintu.
“Eh, Dayat. Ada apa?”, tanya bu Nunu ramah.
“Bayunya ada bu?”, tanyaku sambil mengepalkan kedua tanganku menjadi satu di antara kedua pahaku.
“Ada. Mungkin lagi mandi. Silahkan masuk nak Dayat. Hujan deras banget lho. Ayo silahkan…”, tawar bu Nunu.
“Makasih bu”. Aku masuk kedalam rumah Bayu dan dipersilahkan duduk oleh bu Nunu.
“Bayu kalau mandi suka lama. Mending nak Dayat langsung ke kamarnya saja”.
Wah, mamanya Bayu kok seperti memberi kesempatan untuk aku masuk kedalam kamar Bayu sih? Hmmppp… kesempatan tidak datang dua kali.
Aku tunggu Bayu setengah jam di ruang tamu tapi kok nggak muncul-muncul juga, maka aku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya setelah aku ketuk dan tidak ada jawaban. Toh, mamanya Bayu sudah mengijinkan aku masuk kamar putranya jadi untuk apa aku takut.
Ternyata Bayu sedang mandi, aku mendengar gemericik air dari kamar mandinya, dan aku melihat pakaian dalamnya berserakan dilantai. Seketika itu aku merasa terbakar urat kontolku. Seperti suatu keinginan besar yang sudah lama dipendam dan saat inilah saat paling tepat untuk dilepaskan. Aku berusaha mengontrol gejolak birahiku tapi memang nasibku rupanya Bayu keburu keluar kamar mandi dengan telanjang bulat, sambil mempertontonkan lekuk tubuhnya yang paling aku sukai, dihadapanku.
“Wowwwww…” teriak Bayu spontan karena kaget.
“Oooops…”. Hanya itu kata-kataku dan cepat beringsut kearah pintu kamar.
“Abang ngapain dikamar aku??” tanya Bayu dengan suara yang tiba-tiba sudah terkendali.
“Sori Bay, aku gak sengaja!” jawabku sambil membelakanginya.
“Bohong…! Abang mau ngintip aku yah?” serangnya sedikit menggoda sekarang.
Aku sempat melirik lagi kearahnya, sekarang handuknya yang sebelumnya melingkar dibahu telah menutupi selangkangannya.
“Abang keluar dulu aja deh, kamu cepet pakai baju terus ntar aku baru jelasin keperluan abang kemari”, cerocosku cepat sambil menarik handle pintu, tapi tiba-tiba aku berubah pikiran.
Hujan lebat dan berisik sekali diluar sana, buktinya mama Bayu aja nggak bisa dengar teriakan Bayu tadi, apa salahnya kalau aku coba berbuat nakal. Toh aku sudah mulai ngaceng juga melihat Bayu barusan. Aku berbalik, kali ini dengan cepat aku sergap Bayu. Aaah.. Aku bener-benar sudah seperti binatang buas.
Belum sempat meronta, aku langsung membekap tubuh Bayu dari depan dan mengunci mulutnya dengan mulutku supaya dia tidak menjerit. Aku bawa dia ke ranjang dan masih terus aku kulum bibirnya yang merah itu. Sejurus kemudian aku tarik handuknya, satu-satunya penutup tubuh yang menempel dibadannya. Benar-benar indah tubuh pacarku ini hingga aku lupa bahwa pintu belum dikunci.
Aku jilat dan seruput kedua belah puting Bayu secara bergantian. Supaya jeritannya tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah putingnya. Aku terus mempermainkan puting Bayu dan mulai berani menuntun tangan kiriku menjamah duburnya . Perlawanan Bayu tidak terlalu berarti buatku. Dia terus meronta-ronta tapi akhirnya Bayu kehabisan tenaga karena tak mampu melawan tubuh berototku.
“OOOouh…Ahhhhh…. Uhhh…. Bangghhhhh”, lenguh Bayu saat aku sentuh bibr anusnya. Matanya merem melek keenakan. Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Bayu, berganti goyangan pinggul malu-malu dari seorang brondong. Aku mulai merasa Bayu menyukai permainanku maka aku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai mencubiti putingnya yang mengeras dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah, terus dan akhirnya menuju area pantat Bayu sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya aku berhadapan dengan anusnya. Aku intip sedikit, Bayu pura-pura tidak melihatku, dia palingkan wajah ke samping namun terlihat jelas dia sedang menanti-nantikan apa yang ingin segera aku lakukan.
Kusapu bibir anusnya. Pantat Bayu menungging sedikit. Aku sapu sekali lagi belahan pantatnya. Tubuh Bayu menggelinjang kegelian. Lalu aku lahap lubang anusnya, kusedot-sedot dan kupilin-pilin dengan lidahku. Bayu langsung menjambak dan menarik-narik rambutku. Kali ini dia sudah tidak tahan untuk bertindak pasif. Pinggulnya digoyang-goyang mengikuti irama bibirku melahap duburnya yang kini sudah basah oleh air liurku.
“Ooooouuch…. ssshttttt….aaahhhh.” rintihnya.
“MMmmhh…. enak ya sayang? Mmmmmmh….” ujarku menyela.
PLAAAKKK!!!! tamparan telak ke arah pipi kananku. Aku kaget bukan main tetapi tangan itu kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus memainkan anusnya. Aku semakin bersemangat dibuatnya. Tanda-tanda kalau dia juga mau dientot sama aku mulai diperlihatkan. Aku semakin intens memberikan variasi sedotan di dubur Bayu. Tanganku sesekali berputar-putar mengorek bagian luar anusnya. Rupanya Bayu memiliki bakat terpendam sebagai pemain film porno Gay. Bayu makin belingsatan, pinggulnya bergerak-gerak dan nafasnya memburu.
“Bangghhhh..Dayyy..attthhh, mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… oooh….”, rintihnya terbata-bata sambil menggigit bibir bawahnya. “MMmmmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh…!!”, lenguhnya panjang.
Aku mengambil posisi disebelah Bayu yang terpejam sambil bertelajang. Aku buka seragam polisiku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya lalu menuju ke perutnya. Aku peluk erat dan aku ciumi lehernya.
“Mmh.. wangi tubuh Bayu enak.. wangi khas sabun lemon..”, bisikku ke telinganya.
“Bang.. kenapa nekat sih…?”, lirih bibir manisnya itu berucap.
“Nekat gimana sayang?? Emang kamu gak suka ya?”, aku bertanya balik.
“ Bayu suka..” jawabnya lirih. Sekarang Bayu berbalik menatapku, “Bang, tadi pas nyedot terakhir enak bgt!!”.
“Kamu suka nggak di mainin lubangnya sama lidah abang?”.
“Suka bangeet… enak banget… Bayu mau lagi!”, jawabnya.
Huff.. tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata Bayu manisku ini malah minta lagi.
“Sayang, kamu mau pegang kontol abang sekarang nggak?”, tanyaku.
“Mauu!”, jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana polisiku.
“Kalo gitu kali ini kamu kocokin punya abang ya..”, pintaku sedikit memelas manja.
Bayu langsung membuka celana coklatku yang terkekang sabuk polisi, ditangkapnya batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan kulumannya.
“Mmmmmh… enak banget sayang. Kamu jago nyepong !”.
“He-ema, Hahisha hongkol ahang hehak hahet..hhhhmmm (iya, habisnya kontol banag enak banget)” jawabnya sambil terus mengulum kontol 20 cm milikku. Dia kemudian mengocok batang kontolku dengan tangan. “Kontol bang Dayat gede yah.. Enak!”, sambungnya lagi.
“Kalo enak, diisepin lagi aja sayang…” kataku lagi.
Tiba-tiba batang kontolku digigi-gigit kecil oleh Bayu.
“Mmmmffh… enak Bay.. terus Sayang..” pintaku.
Bayu makin bernafsu mengulumi batang kontol dan biji pelerku. Kepalanya berayun-ayun memberikan aku kenikmatan. “Abang ternyata liar juga yah…” katanya.
Bayu kembali mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah kata pun. Tiba-tiba aku mulai merasakan kontolku berkedut-kedut dan siap menyemburkan cairan sperma. Aku goyangan pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir manis Bayu.
“Bayyy.. terus.. yanghhh.. aku.. udah …arggghhhh!!! “.
CROOTTTT… CROOTTTT… CROOTTTT… CROOTTTT. Spermaku memenuhi mulut Bayu yang langsung ditelan habis dan dijilati hingga bersih. Tetapi tidak tahu kenapa, aku tidak langsung lunglai. Mungkin karena aku memang sangat suka dengan Bayu sehingga batang kontolku masih keras, namun Bayu berlari ke toilet mungkin dia ingin berkumur pikirku.
Tak lama kemudian Bayu kembali kekamar dan langsung mengambil posisi duduk di pangkal pahaku. Tangannya kembali menggapai kontolku yang masih keras lalu mulai dikocok-kocok sedikit.
“Abang mau disedot lagi atau ngerasain lubang adek?”, tanyanya manja sambil merunduk dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku.
“Mmmmfh…. terserah kamu aja sayang…”,jawabku.
Bayu kembali memberi servis oral padaku. Kontolku ditelan semuanya tetapi aku bisa merasakan lidahnya didalam sana berputar-putar menyapu kepala kontolku. Sedotan-sedotannya yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek keenakan setengah mati menahan nikmat.
“Ssssh….. aahh…..Bayyyy..uuhhhhh.. ohhhhh… jago banget…” kataku. “Naikin abang, sayanghhh…”, pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan mulut Bayu.
Bayu kemudian sambil kembali menduduki pangkal pahaku. Bless.. kontolku tiba-tiba terasa hangat. Rupanya Bayu nggak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku dilubang anusnya.
“Mmfh.. Kontol abang makin gede ajahhh…”.
Sekarang posisi kami menjadi Bayu on top, tetapi Bayu merebahkan badannya keatas badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupang dada berototku atau mengulumi bibirku. Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa seperti kontolku disedot-sedot , lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit dinding anusnya.
“Shhh..sssh… oh yessh… nice baby..”. Aku tidak kuasa menahan desahan. Nikmatnya benar-benar seperti disurga-dunia. Leher, bahu dan dadaku sudah merah-merah dicupang (bisa gawat nih kalau temen-temen ampe nanyain bekas cupangan ini), bibirku sampai cenat-cenut dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha dahsyat.
Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda-kuda. Aku remas pantat berisi Bayu lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha Bayu dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.
“Oooooooh.. mmmfh.. trus Banghhhh.. ahhhh!”. Bayu meracau saat aku menghujamkan keras-keras batang kemaluanku sampai amblas semuanya. Tiga menit berselang aku mulai bosan, aku ajak Bayu mengubah posisinya lagi. filmbokepjepang.net Aku mau doggy Style, lalu Bayu pun menuruti dengan berlutut membelakangi aku. Pahanya sedikit direnggang dan menungging supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu aku rangkul pinggulnya dan kuarahkan kontolku. Aku terkesima melihat keindahan pantat Bayu yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus jembutnya juga terawat . Aku benamkan sedikit demi sedikit kontolku lalu aku pompa dengan penuh perasaan sesekali aku hujamkan keras-keras secara tiba-tiba.
“Aaakh.. gila kamu Banghhh. Enak bgt!! ssshh…” Kepalanya kini dibenamkan diranjang. Badannya miring hanya pantatnya saja yang nungging. Bayu sedang melenguh dan merem melek menerima hujaman kontolku. Pinggulnya ikut diliuk-liukkan membuat rasa kempotan duburnya makin memijat-mijat batang kontolku. Bayu sudah bermandi peluh dan terpejam-pejam merem melek.
“Terusin Banghhh!”. Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang lain memainkan kontolnya. Aku percepat aksiku. Aku tambahkan tempo dan hentakan-hentakan pada duburnya.
“Mmmfh.. yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak Bang…terusss.. Banghhh!”
“yes.. yes.. aaaaahh…. ssshh……. Hangat banget… lobang Bayuhhh..”.
Aku kembali merubah posisi. Aku rebahkan tubuh Bayu dan aku minta dia telentang dan kakinya aku angkat keatas bahu kekarku. Dalam pikiranku, mengentot pacar harus sambil menatap matanya maka aku mulai dengan pelan-pelan menggesekan kontolku dibibir anusnya. Sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Bayu menggelinjang.
“Sudah siap Bay?” tanyaku”.
“iya, Bang.. masukin aja”, pintanya memelas.
Aku mulai mengarahkan lagi kontolku dan memasukkan pelan-pelan kepala kontolku. Hangat banget. Aku goyang-goyangkan pinggulku supaya kontolku bergesekan dengan dinding anusnya lalu aku masukkan centi demi centi. Bayu menatapku penuh arti.
Bless.. Penisku masuk dengan mulus. Sengaja aku masukkan sampai pol lalu aku diamkan sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal lehernya.
“Lihai banget kamu, sayang.. kerasa banget enaknya” bisikku manis di telinganya.
Tanganku memilin-milin putingnya supaya lebih deras gairah Bayu meladeni batang kontolku yang sudah masuk sepenuhnya. Kaki Bayu menjepit pinggulku, lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan-pelan.
“Bang, entotin aku… yang enak..”, pintanya memelas.
Akupun mulai mengambil posisi gerakan maju mundur diatas tubuh manis cowok yang baru saja 17 tahun ini aku buat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya.
“Aaakh… sssh..”, anusnya lebih menjepit lagi.
“Bay, enak banget lobang kamu..”.
Hujan deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Bayu mulai menemukan irama bercinta. Lubang duburnya sudah sangat terbiasa dengan kontolku. Gerakan demi gerakan, Bayu semakin binal.
“Bang, aku pengen diatas”, ucap Bayu.
Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke posisi Bayu tadi. Sekarang Bayu yang asyik sendiri mencari-cari kenikmatan diatas batang kontolku. Goyangannya semakin panas dan erotis. Tak berapa lama kembali Bayu meminta gaya doggy style. Anus Bayu yang seret makin kuat memijat-mijat batang penisku.
“Aawww … nikmat sayang” jawabku.
“oooh… yes… e…nak… mmfh… ssshh…” Bayu melenguh.
Aku tarik tubuh Bayu kebibir ranjang, posisinya tidur miring, lalu kubasahi anusnya dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam anus Bayu. Kocokanku benar-benar egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar mengguncang tubuh Bayu.
“Sssh… Bang.. sa..kit…”, rintihnya.
“Tahan sayang, abang lagi enak nih..”, jawabku.
Genjotanku semakin kuat dan dalam-dalam. Bayu semakin terpancing birahinya. Bayu membalikan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan kepundakku. Aku peluk kedua paha Bayu sambil terus ngentotin duburnya.
“MMMMmmfhh… ssssh… terus bang…” rintih Bayu. “Keluarin di dalem aja..”sambungnya lagi.
Kocokanku makin cepat, anus Bayu makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai puncaknya.
Croott…. zzzrt… Crottth.. Crottth… Sperma hangatku menyembur kedalam dubur Bayu seiring sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, aku pun mengalami orgasme panjang. Penisku menyembur sekali lagi.
“Aaaaaakhhh…. enak banget ngentot sama kamu Bay” ujarku.
Jam 7.30 malam aku terbangun dari tidur sebentarku akibat kecapean habis bersenggama dengan Bayu. Bayu memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Bu Nunu sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur, lodeh, dan beberapa sayur lain.
“Nak Dayat, diluar masih hujan lebat gimana? Apa mau pinjam payung ibu saja? Nanti biar motor nak Dayat di masukin di garasi.” Bu Nunu membuka pembicaraan.
“Iya Yat. Biar motor kamu ditaruh disini saja. Takutnya banjir, jadi besok nggak bisa bawa motor dari sana. Itu aja air udah setinggi lutut dijalanan”, sambung ayah Bayu.
Bang Dayat diam sejenak dan tampak berfikir. “Benar juga. Aku nitip motor disini saja ya pak, bu”.
“Kamu pulang pakai payung aja dari sini ya. Nanti Bayu ambilin payung buat kamu”, kata bu Nunu.
“Bayu aja yang sekalian nganterin aku pakai payung bu, soalnya aku takut kelupaan balikin payungnya ibu”, jawabku.
“Gimana Bay?”, tanya bu Nunu.
“Oke lah…”, sahut Bayu.
Akhirnya selesai makan Bayu mengantarku kerumah. Jam sudah menunjukan pukul 08:12 pm. Aku mencium bibir Bayu sebelum masuk kedalam rumah lalu Bayu pun pamit pulang. Aku benar-benar senang malam ini sampai-sampai aku tidak bisa tidur membayangkan persetubuhanku dengan bayu tadi sore.
Ahhhh..ahhh…ahhhh…. END