vidio bokep – Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita – Fenny ditugaskan sebagai pimpinan cabang sebuah bank BUMD di sebuah kabupaten. untuk itu maka ia harus berpisah dgn suaminya yg bekerja sebagai dosen dan pengusaha di kota. Fenny menyewa sebuah kamar paviliun yg dihuni oleh seorang perempuan tua yg anak-anaknya tinggal di kota semua.
Pada hari pertama ia bertugas, banyak sekali kesan yg dapat di terimanya dari para bawahannya di kantor. Fenny pulang pergi ke kantor selalu menumpang bendi (delman) yg dimiliki oleh tetangganya yg bernama Agus, kebetulan Agus telah kenal baik dgn Mbok Minah pemilik rumah yg ditempati Fenny. Agus seorang duda yg berumur kurang lebih 45 tahun, cerai dan tak memiliki anak. Jarak rumah Agus dan Fenny memang jauh karena di desa itu antara rumah dibatasi oleh kebun kelapa. Karena terlalu sering mengantar jemput Fenny, maka secara perlahan ada perasaan suka Agus terhadap Fenny namun segala keinginan itu di buang jauh-jauh oleh Agus karena ia tahu Fenny telah mempunyai suami dan setiap minggu suami Fenny selalu datang, tingkah suami istri itu selalu membuat Agus tak enak hati, namun ia harus pasrah bagaimanapun sebagai suami istri layaklah mereka berkumpul dan bermesraan untuk mengisi saat kebersamaan.
Agus setiap hari selalu melihat sosok keelokan badan Fenny tapi bagaimana caranya menaklukannya, sedang gairahnya selalu minta dituntaskan saat bersama Fenny diatas bendinya. Kemudian timbullah pikiran licik Agus dgn meminta pertolongan seorang orang pintar, ia berkeinginan agar Fenny mau dgnnya. Atas bantuan orang pintar itu, Agus merasa puas dan mulailah ia mencoba pelet pemberian orang pintarnya.
Siang saat Fenny menumpang bendi, Agus melihat paha Fenny yg putih mulus itu, kejadian itu membuat gairah Agus naik dan kejantanannya berdiri saat itu ia mengenakan celana katun yg longgar sehingga kejantanannya yg menonjol terlihat oleh Fenny, Agus malu dan berusaha membuang muka, sedang Fenny merasa tak enak hati dan menutupkan pahanya, wajahnya bersemu merah ia merasakan bahwa gagang kemaluan Agus itu memang besar dan panjang tak seperti milik suaminya. Ia tahu pasti kalau bercinta dgn Agus akan dapat memberikan anak baginya serta kepuasan yg jauh berbeda saat bercinta dgn suaminya, memang saat akhir-akhir ini frekwensi hubungan seks dgn suaminya agak berkurang dan suaminya cepat ejakulasi, telah 2 tahun menikah belum ada tanda-tanda ia hamil ini semakin membuat ia uring-uringan dan kepuasan yg dia harapkan dari suaminya tak dapat Fenny nikmati. Sedang kalau ia melihat sosok Agus taklah sebanding dgnnya karena status sosial dan intelektualnya jauh dibawah suaminya ditambah face-nya yg tak masuk katagorinya di tambah lagi kehidupan Agus yg bergelimang dgn kuda kadang membuatnya jijik, namun semua itu dibiarkannya karena Fenny butuh bantuan Agus mengantar jemput, ditambah Agus memang baik terhadapnya.
Kalau dilihat sosok Fenny, ia seorang perempuan karier berusia 27 tahun dan ia telah bekerja di bank itu kurang lebih 4 tahun, ia menikah dgn Bento, belun dikaruniai anak, tingginya 161 cm, rambut sebahu dicat agak pirang, kulit putih bersih dan memiliki dada 34B sehingga membuat para lelaki ingin dekat dgnnya dan menjamah buah dadanya yg montok dan seksi.
Dgn berbekal pelet yg diberikan gurunya, Agus mendatangi rumah Fenny. Malam itu gerimis dan Agus mengetuk pintu rumah Fenny. Kebetulan yg membukakan pintu adalah Fenny yg saat itu sedang membaca majalah.
“Eee.. Bang Agus tumben ada apa Bang?” tanya Fenny.
“Ooo.. aku ingin nonton acara bola karena aku tak punya televisi apa boleh Bu Fenny?” jawab Agus.
“Ooo.. boleh.. masuklah.. Bang.. langsung aja ke ruang tengah, televisi disitu..” Fenny menerangkan sambil ia menutup pintu. Diluar hujan mulai lebat.
“Sebentar ya Bang?” Fenny ke belakang, membuatkan minum untuk Agus. Agus duduk diruangan itu sambil melihat televisi.
Tak berapa lama Fenny keluar membawa nampan berisi segelas air dan makanan kecil, sambil jongkok ia menyilakan Agus minum. Saat itu Agus sempat terlihat belahan dada Fenny yg mulus sehingga Agus berdesir dadanya karena kemulusan kulit dada Fenny. Sambil minum Agus menanyakan, “Mak Minah mana Bu, kok sepi aja?”
“Ooo Mbok Minah sudah tidur,” jawab Fenny.
“Bagaimana kabarnya Bang?” Fenny membuka pembicaraan.
“Baik-baik saja,” jawab Agus sambil melafalkan mantera peletnya. Sambil menonton Agus berulang-ulang mencoba manteranya, saat itu Fenny sedang asyik membaca majalah. filmbokepjepang.net Merasa manteranya telah mengenai sasaran, Agus berusaha mengajak Fenny bicara tentang rumah tangga Fenny dan suaminya, diselingi ngomong jorok untuk membuat Fenny terangsang.
Bu, sudah berapa lama Ibu kawin dan kenapa belum hamil?” tanya Agus.
“Lho malu aku Bang, soalnya suami aku sibuk dan aku juga sibuk bekerja bagaimana kami mau berhubungan dan suami aku selalu egois dalam bercinta.” jawab Fenny menjelaskan.
“Oh begitu? bagaimana kalau suami ibu jarang datang dan ibu butuh keintiman?” tanya Agus.
“Jangan ngomong itu dong Bang, aku malu masa rahasia kamar mau aku omongin ama Abang?” jawab Fenny.
“Bu Fenny, aku tau Ibu pasti kesepian dan butuh kehangatan lebih-lebih saat hujan dan dingin saat ini apa Ibu nggak mau mencobanya?” Agus berkata dgn nada terangsang.
“Haa.. dgn siapa?” jawab Fenny,
“Sedang Bento suamiku di kota,” timpalnya.
“Dgn aku..” jawab Agus.
“Haa gila! masa aku selingkuh?” Fenny menerangkan sambil mengeser duduknya. Agus merasa yakin Fenny tak menolak jika ia memegang tangannya.
“Jangan lah Bang, nanti dilihat Mak Minah.” Fenny mengeser duduknya.
“Oooh.. Mak Minah udah tidur tapi..?” jawab Agus memegang tangan Fenny dan mencoba memeluk badan mulus itu. Sambil mencoba melepaskan diri dari Agus Fenny beranjak ke kamar, ia memang berusaha menolak namun pengaruh dari pelet Agus tadi telah mengundang gairahnya. Ia biarkan Agus ikut ke kamarnya.
Saat berada di kamar, Fenny hanya duduk di pingir ranjangnya dan Agus berusaha membangkitkan nafsu Fenny dgn meraba dada dan menciumi bibir Fenny dgn rakus sebagaimana ia telah lama tak merasakan kehangatan badan perempuan. Agus berusaha meremas dada Fenny dan membuka blous tidur itu dgn tergesa-gesa, ia tak sabar ingin menuntaskan gairahnya selama ini. Sementara mulutnya tak puas-puasnya terus menjelajahi leher jenjang Fenny turun ke dada yg masih ditutupi BH pink itu. Sementara Fenny hanya pasrah terhadap perbuatan Agus, ia hanya menikmati saat gairahnya ingin dituntaskan.
Kemudian tangan Agus membuka tali pengikat BH itu dari belakang dan terlihatlah sepasang gunung kembar mulus yg putingnya telah memerah karena remasan tangan Agus. Dgn mulutnya, Agus menjilat dan mengigit puting susu itu sementara tangan Agus berusaha membuka CD Fenny dan mengorek isi goa terlarang itu. Aguspun telah telanjang bulat lalu ia meminta Fenny untuk mengulum gagang kemaluannya, Fenny menolak karena gagang kejantanan Agus panjang, besar dan baunya membuat Fenny jijik. Dgn paksa Agus memasukan gagang kejantanannya ke mulut Fenny dgn terpaksa gagang kejantanan itu masuk dan Fenny menjilatnya sambil memainkan lidah di ujung meriam Agus. Aguspun tak ketinggalan dgn caranya ia memainkan lidahnya di rongga kemaluan Fenny, lebih-lebih saat ia menemukan daging kecil di belahan rongga kemaluan itu dan dijilatinya dgn telaten sampai akhirnaya setelah berualng-ulang Fenny klimaks dan menyemburkan air maninya ke mulut Agus. Saat lebih kurang 20 menit Aguspun memuncratkan maninya ke mulut Fenny dan sempat tertelan oleh Fenny.
Kemudian Agus mengganti posisi berhadap-hadapan, Fenny ditelentangkannya di ranjang dan di pinggulnya diletakkan bantal lalu ia buka paha Fenny dgn menekuk tungkai Fenny ke bahunya. Sambil tangannya merangsang Fenny kedua kalinya Aguspun meremas buah dada Fenny dan mengorek isi rongga kemaluan Fenny yg telah memerah itu, lalu Fenny kembali dapat dinaikkan nafsunya sehingga mudah untuk melakukan penetrasi. Bagi Agus inilah saat-saat yg di tunggu-tunggunya, paha yg telah terbuka itu ia masukkan gagang kejantanannya dgn hati-hati takut akan menyakiti rongga kemaluan Fenny yg kecil itu. Berulang kali ia gagal dan setelah sedikit dipaksakan akhirnya gagang kejantanannya dapat masuk dgn pelan dan ini sempat membuat Fenny kesakitan.
“Ouu.. jangan keras-keras Bang, ntar berdarah,” kata Fenny.
“Sebentar ya.. Yen sedikit lagi,” kata Agus sambil mendorong masuk gagang kejantanannya ke dalam rongga kemaluan sempit itu. Dgn kesakitan Fenny hanya membiarkan aksi Agus itu dan mulutnya telah disumbat oleh bibir Agus supaya Fenny tak kesakitan.
“Ooouu.. ahh.. ahh.. aahh..” hanya itu yg terdengar dari mulut Fenny dan itu berlangsung lebih kurang 17 menit dan akhirnya Agus menyemburkan air kenikmatannya dalam rongga kemaluan Fenny sebanyak-banyaknya dan ia lalu rebah di samping Fenny hingga pagi.
Permainan cinta itu berlangsung tiga kali dan membuat Fenny serasa dilolosi tulang benulang hingga ia merasa harus libur ke kantor karena ia tak kuat dan energinya terkuras oleh Agus malam itu.
Sejak kejadian itu hampir setiap kesempatan mereka selalu melakukan hubungan gelap itu, karena Fenny telah berada dibawah pengaruh pelet Agus dan saat suaminya datang Fenny pandai mengatur jadwal kencannya sehingga tak membuat curiga suami dan masyarakat di desa itu, mereka kadang-kadang melakukan hubungan seks di gubuk Agus yg memang agak jauh dari rumah penduduk lainnya.
Fennypun rajin menggunakan pil KB karena ia juga takut hamil karena hubungan gelapnya itu dan suatu hari ia terlupa dan ia positif hamil, ia amat gusar dan karena pintarnya Fenny memasang jadwal dgn suaminya maka suaminya amat suka cita dan padahal Agus tahu Benih itu adalah anaknya karena hampir tiap ada kesempatan ia melakukanya dgn Fenny sedang dgn suaminya Fenny hanya sekali 20 hari dan tak rutin. Akhirnya anak Fenny lahir di kota karena saat akhir kehamilannya, Fenny pindah ke kota sesuai permintaan suaminya, tak ada kemiripan anaknya denagn Bento yg ada hanya mirip Agus. Sejak Fenny berada di kota, secara sembunyi-sembunyi Agus menyempatkan diri untuk berkencan dgn Fenny karena Fenny sudah tak dapat melepaskan diri dari pengaruh pelet Agus.