dodi sedang duduk santai dirumahnya, Pria 32 tahun itu sedang menikmati waktu liburnya. dodi tinggal dirumah kakek neneknya, ia tinggal sendiri, mengurus rumah juga bekerja ditempat kerja kakeknya dulu.
lalu tiba handphonenya berdering, segera ia angkat telepon itu.
“Halo?”,
“halo paman Remoon”,
“Merin, tumben telfon, ada apa?”,
“gini om, aku besok mau mampir kerumah paman”,
“ooh, sama siapa?”,
“sendiri aja, disuruh sama papa tuh”,
“ada apa emang?”,
“gak tau ayah itu, besok paman jemput diterminal yaa…”,
“oh, iya iya, sip”,
“hehe, makasih paman Remoon” Setelah itu panggilan itu diakhiri.
dodi mulai bingung, kenapa anak dari kakaknya itu tiba tiba akan mampir ketempatnya. dodi kemudian menelepon ayah dari Merin itu.
“Halo?”,
“Eh mon, tumben”,
“itu si Merin kok tiba tiba mau kesini? katanya kamu suruh?”,
“iya, gini gini, ada hal yang aku mau pastikan mon”,
“apa itu?”, “anakku itu sering keluar malem, terus baliknya pagi, ngakunya kerumah temen”,
“wah, kok bisa?”,
“gak tau, terus, sekarang dia suka banget pakai pakaian minim, heran aku”,
“gak kamu marahin aja dia?”,
“gak mempan mon, tetep aja gitu gitu lagi, nah, mumpung besok dia kesana, tolong dibilangin ya, mungkin dia bisa mengganti cara hidupnya”,
“ooh, oke, aku coba deh, sip”,
“makasih mon” Setelah itu, dodi mulai berfikir ia akan menasehati Merin itu, supaya tak membuat orang tuanya resah.
Esok harinya, dodi sudah menunggu Merin diterminal. Beberapa saat menunggu, terlihat seorang cewek turun dari bus. Yah, dodi segera tau itu Merin, Cewek SMA itu menggunakan kaos dan celana pendek, menunjukan lekuk tubuh indahnya, dodi mulai menyadari keresahan kakaknya.
Merin melihat dodi, lalu tersenyum lebar dan menghampiri pamannya itu.
“Paman Remoon, hehe” tiba tiba Merin memeluk dodi, membuat dodi sempat malu, dilihati beberapa orang disekitarnya. “Aduh, Merin, jangan asal peluk aja ah…”,
“aduh, maaf paman, kan Merin kangeen, hehe”,
“Ya udah, ayo kerumah” Merin kemudian sudah dengan pamannya itu, mengendarai motor milik dodi.
dodi heran juga, Merin begitu erat memeluk tubuhnya, buah dada milik anak SMA itu ditempel erat dipunggung dodi.
“Duh, Merin, jangan kenceng kenceng meluknya…”,
“takut jatuh nanti, kalau gini kan enak, hihi” dodi belum sampai rumah sudah harus geleng geleng, tak terpikir olehnya Merin seperti itu.
Sesampainya dirumah, Merin dan dodi sudah masuk kedalam.
“Wah, rumahnya paman tetep aja kayak dulu, haha”,
“iya lah, kan rumah peninggalan kakek nenek”,
“hehe, sendiri disini ya paman?”,
“iya… aduh!” Merin lagi lagi memeluk dodi, cewek itu suka sekali memeluk laki laki.
“hmm… paman, ayo jalan jalan, hehe”, dodi bingung lagi, kini ia harus mengasuh anak kakaknya itu.
“Mau kemana?”,
“Itu loh, taman di deket gedung walikota, bagus itu”,
“iya… kamu ganti baju dulu ya”,
“looh, kok ganti baju?”,
“iya, masak pake celana pendek gitu? nanti dilihatin orang”,
“hmm… gak papa kok paman, yang mau liat ya biar liat, hehe”,
“gak mau, pokoknya kamu pakai celana panjang dulu”,
“hmmh… iya iya…” Merin tiba tiba melepas celana pendeknya didepan dodi, lalu membuka tasnya mencari celana panjang.
dodi heran, Merin tak ada malunya, memang dodi itu pamannya, tapi ia juga laki laki, seharusnya tak seperti itu. Kini dodi bisa melihat celana dalam Merin, begitu tipis, bokong montok Merin membuat dodi geleng geleng. Setelah menemukan celana panjang, Merin segera menggunakannya. Gerakan Merin memakai celana panjang yang perlahan, membuat dodi sempat melihat sebentar vagina Cewek cantik itu saat celana dalamnya tersingkap sebentar.
“Hayo? paman liat apa? hehe”,
“eh, udah, jadi keluar nggak?”,
“iya iya jadi…” Merin kemudian sudah menggunakan celana panjang, tapi tetap saja, lekuk tubuhnya masih bisa dinikmati mata lelaki, celana jeans ketat itu tetap membuat Merin tampil mempesona.
dodi mau tak mau kini sudah mengantar Merin, jalan jalan menuju taman.
Setelah tiba disana, saat berjalan bersama Merin, dodi melihat beberapa orang sibuk tersenyum, sambil sesekali tertawa kecil. dodi mulai mengira orang orang itu berfikir dodi seperti berjalan bersama cabe cabean, Merin memang merangkul tangan kanan dodi sambil bersandar pada Pria itu.
” ADuh Meriin, jangan gini ah, kayak orang pacaran aja”,
“looh, bukannya disini itu tempatnya orang pacaran ya paman? hehe”,
“Haduh, bentar, duduk sini deh” dodi mengajak Merin duduk dibangku sekitar taman itu.
“kenapa paman?”,
“paman mau tanya, kamu ini kenapa sih? kok centil banget, lengket banget sama aku”,
“ya gimana lagi paman, kan yang aku kenal ya paman, aku gandeng orang itu deh”,
“Eh, jangan, haduh…” Merin tertawa kecil, senyum manisnya membuat dodi sedikit turun tensi kemarahannya.
“Merin, aku denger dari ayah kamu, kamu sering pakai pakaian minim ya?”,
“iya paman”, “kenapa emang?”,
“loh, fashion jaman sekarang ya gitu paman, nanti kalau pakai panjang panjang dikira mau ngelamar kerja, atau mau kondangan, haha”,
“bukan gitu, kamu kan cewek, gak takut nanti terjadi apa apa?”,
“kok takut? Merin gak takut kok, udah biasa paman”,
“Sekarang paman minta kamu jujur, kamu pake pakaian minim buat apa?”,
“mm… biar cowok cowok pada tertarik sama merin, hehe” dodi tak percaya, Merin masih tak menganggap serius percakapan itu.
“Loh, kamu ngarep apa kalau cowok cowok pada tertarik?”,
“kali aja ada yang ngajakin jalan jalan, terus makan bareng”,
“memang seperti itu kamu biasanya?”,
“iya paman, kalau diajak jalan sering, yang jarang itu diajak tidur bareng, haha” dodi seketika kaget, anak kakaknya itu sudah hilang kendali.
“Aduh, pernah itu diajak tidur cowok?”,
“iya pernah dong paman, namanya anak muda, pulang dikasih uang lagi, yeey” dodi langsung mengelus kepalanya, lalu menggelengkan kepalanya, Merin benar benar sudah kehilangan kendali sebagai perempuan.
“Tapi Merin, itu kan gak boleh”,
“asal gak ketahuan ortu kan gak papa paman? eh iya paman jadi tau, jangan bilang ortu ku ya paman?”,
“aduh, gimana kamu ini, huuh, ayo pulang”,
“kesitu bentar dong paman, mau foto dulu, setelah itu pulang deh”,
“terserah kamu deh” dodi mengikuti Merin yang sekarang sibuk menambil foto selfie didekat taman itu, mencari spot terbaik, lalu Merin mengangkat buah dadanya sedikit, ckrek, Fotonya yang mempesona menunjukan kemontokan buah dada cewek SMA itu.
dodi ikut bingung memikirkan bagaimana jadinya Merin itu nanti. “Udah yuk pulang paman, hehe” dodi lalu segera kembali pulang sambil membonceng Merin.
Sesampai dirumah dodi, Merin langsung melepas celana panjangnya setiba didalam rumah. Lalu membuka tasnya, dan memakai celan jeans yang lebih pendek dari yang tadi ia pakai.
“Merin! kok tambah pendek lagi celana kamu”,
“kan dirumah aja paman, gak kemana mana, kan paman aja yang liat” Rmeon bingung bagaimana harus memarahi Merin itu, kini cewek itu malah membuka kaosnya, dodi bisa melihat tubuh mulus cewek itu, lalu mengambil kaos super minim, dipakainya, hanya menutup dadanya saja.
“paman aku nonton tv ya…” dodi kemudian melihat Merin begitu asyik berjalan dengan menawannya menuju ruang tengah, lalu menyalakan tv.
dodi masih bingung menyusun kata kata yang tepat untuk memarahi Merin, tapi jika ia berfikir lebih jauh, ia menyadari batang penisnya malah Berdiri, aduh sial pikirnya. filmbokepjepang.net Merin tidur telentang dikarpet sambil menonton tv, paha dan bokong montoknya yang mulus sulit untuk tidak dipandang oleh dodi. Dari pada bingung dodi memilih pergi keluar sebentar.
Beberapa puluh menit kemudian dodi kembali, dan kini ia siap memarahi Merin.
“Merin! duduk kamu….” Merin kemudian duduk, sambil menyimpan tanya difikirnya,
“ada apa paman?”,
“Kamu ini jadi cewek jangan begitu! kamu harus pakai pakaian yang sesuai!”,
“paman kok jadi nyolot gini?”,
“Udah! kamu jujur saja sekarang! waktu tidur sama cowok kamu ngapain?”,
“ya biasa paman, aku disuruh telanjang, terus dia peluk aku dengan asyiknya, eh terus itu kontolnya dimasukin ke memekku, baru deh nikmatnya tidur bareng terasa” Plaak, dodi menampar Merin, membuat cewek itu diam seketika.
“Kamu ini gimana! Kok mau aja kamu ditiduri cowok! Kalau ortu kamu tau gimana?!” Merin menunduk saja, sambil memegang pipinya yang terkena tamparan dodi.
“Kasian ortu kamu… udah nyekolahin biar pinter, anaknya jadi pemuas birahi cowok, yang bener aja, aku juga gak terima!” Merin mulai berkaca kaca, matanya mulai menetes kan air mata.
“Fikirin dong, huh, pokoknya kamu setelah ini harus berubah, dan menjadi cewek yang baik!” Merin lalu menangis dan berjalan pergi menuju kamar dirumah itu. dodi masih terdiam, ia bingung apa yang ia lakukan itu benar atau tidak. “huuu…hiks…huuu” Merin menangis keras dikamar, dodi memilih membiarkan Cewek itu menyadari kesalahannya.
dodi pergi kedepan rumah, duduk terdiam.
Sore harinya, rumah itu sudah hening, sepertinya Merin sudah tertidur. dodi yang tadi ada didepan rumah, kini pergi kekamar, menemui Merin. ia melihat cewek itu memang sangat menggememaskan, hanya memakai pakaian super minim, Merin sudah jelas sangat diminati para laki laki, dodi saja masih memandangi cewek berkulit putih mulus itu.
“Merin, bangun, udah sore”, dodi mengelus lengan cewek itu, jari dodi bisa merasakan betapa halus dan mulusnya kulit Merin itu.
“hmmh… mmh” Merin lalu duduk, dan membuka matanya, setelah melihat dodi, ia lalu pergi keluar menuju kamar mandi tanpa berkata apa apa. Tak lama Merin kembali kekamar menemui dodi yang duduk dikasur.
“m… paman?”,
“iya Merin”,
“Merin minta maaf, Merin bakal merubah cara hidup Merin”, dodi tersenyum, melihat merin yang sudah mulai menyadari kesalahannya.
“Iya, paman percaya kamu bisa berubah”,
“tapi paman, sebelum itu, aku punya satu permintaan”,
“apa itu? bilang aja, mau beli apa, mau kemana, Paman siap menuruti kemauan kamu”,
“m… apapun paman dodi pasti mau kan?”,
“iyaa… janji deh”, “mm… aku… pengen ngeseks sama paman…” Gleedaaar, dodi seketika kaget serasa tersambar petir disore itu.
“Aduh Merin, yang bener ah!”,
“looh, katanya paman dodi terserah…”,
“tapi kan…”, “ayolah paman, yang terakhir deh, nanti aku pasti berubah, gak bakal nakal lagi…” dodi masih bingung, ia sudah sesumbar menuruti semua kemauan merin, juga ia melihat Merin sudah dekat disisinya, cewek cantik itu memang sulit tak dituruti.
“Bentar, kamu janji dulu…”,
“Merin janji, setelah ngeseks sama paman, gak nakal lagi, pakai pakaian yang bener, terus gak keluar malem sama temen cowok, dan jadi cewek yang baik, janji janji janji…” Merin lalu tersenyum manis didepan dodi.
Apa daya, dodi hatinya juga mulai terenyuh karena kecantikan dan keindahan Merin itu. Ia tak punya pilihan lain, ini jalan terakhir untuk merubah Merin.
“hmmh…oke deh, paman percaya…”,
“hehe, makasih paman…cup…mmm” Merin melesat merangkul dodi, lalu mencium pamannya itu.
dodi sempat kagum, Ciuman Merin begitu menggugah selera, pria itu segera membalas ciuman cewek cantik itu.
“mm…cup… mm…” dodi ingin segera mengakhiri aksinya bersama Merin, pria itu kini sudah mengelus paha Merin yang mulus itu, agar cewek itu segera terangsang.
“mm…cup…aahn…mm” Merin merasa pamannya itu tampak lebih hebat bercumbu daripada cowok cowok yang dulu pernah bercinta dengannya.
Bokong montok milik Merin kini juga diremas remas jari jari dodi, dua gundukan montok itu ditarik kekanan dan kekiri, tentu vagina milik Merin yang belum terlihat itu pasti ikut tergoyang, lubang itu pintunya pasti terbuka dan tertutup setiap kali bokong montok Merin digoyang berlainan arah.
“Aaahn…mm…ouh…mm… paman…”,
“mm… cup…mmmh” dodi masih asyik memainkan bokong Merin.
cewek yang sudah mulai terangsang itu membuka baju dan BHnya, buah dadanya yang menggemaskan itu kini bisa dilihat dengan jelas oleh dodi.
“Paman…oouh… toketku juga dong…aaahn!”,
“ooh…mm… cup…..” dodi berpindah menciumi buah dada milik Merin itu, lidah pria itu juga segera bergerilnya menjilati gundukan kenyal milik Merin.
“Aaaahn…hnnh…mm” Merin takjub melihat aksi Pamannya itu, begitu handal dan menggairahkan.
dodi justru lebih romantis, dan aksinya makin hebat saat dodi meremas buah dada dan bokong Merin bergantian.
“Aaahn…ouh…paman…uuh…udah…” dodi kemudian tersadar, ia terlalu asyik menikmati indah dan mulusnya tubuh Merin.
Setelah dodi berhenti, Merin lalu segera melepas celana milik pamannya itu, Merin yang sudah terangsang berat itu langsung menangkap penis pamannya yang sudah tegak, dikocoknya dengan tangannya itu, naik turun dengan asyik,
“Paman, enak gak?”,
“ooh, hmmh… sip sip…” dodi sadar Merin sudah handal mengurus penis, apa lagi saat tiba tiba penis dodi itu sudah dikecup dan dijilati oleh Merin, dodi tau cewek itu sering melakukan hal itu.
“mm…mm…mm…slruup..mmm” Beberapa saat itu Merin sudah mengulum penis dodi, cewek itu memang luar biasa, dodi tak kuasa menahan kenikmatan, lidah yang terus bergerak, lalu hisapan mautnya, Merin benar benar menunjukan bahwa ia ingin aksinya yang terakhir itu berkesan.
“ooh… Merin…aduh…”,
“mm…hyah hamangh? mmm…mm”,
“Paman mau… keluar itu…ouh”,
“heluarhin hemuah…Mehin Mauuh…. mm…mm ..mm!” mulut cewek cantik itu malah dipercepat intensitas gerakannya naik turun mengoral penis dodi, dan pasti kenikmatan luar biasa itu membuat dodi tak tahan lagi.
Crooot croot crot Sperma dodi mengisi penuh mulut Merin.
“hmmh…mm…gleeg…mm..uhuk…hnnh…mm… ” Merin menelan habis sperma pamannya itu, tangan cewek itu lalu diusapkan disekitar mulutnya, sperma yang ada disekitar wajahnya itu diseka, lalu ditempelkan dibuah dadanya, diusap usap dengan pelan. dodi bingung, ia sungguh terpesona dengan Merin itu.
dodi lalu menidurkan merin, lalu ia membuka hotpants milik cewek itu, juga celana dalamnya. Vagina yang basah milik Merin kini bisa dilihat oleh dodi, disekitarnya tak ada bulu bulu halus yang mengganggu, dodi jadi tertarik menikmati lubang itu.
“Wah… bersih sekali Merin…mmh!…mm…mm…”,
“Aaahn! paman dodi…ouh…geli…auh” Merin merasakan kegelian luar biasa, saat dodi tiba tiba menempelkan kepalanya diselangkangan cewek itu, lalu mulutnya sudah menempel dibibir vagina Merin, lidah dodi juga bergerak masuk mencicipi cairan surgawi milik merin.
“hhnnh…aduh…aah..ah” cupangan dodi divagina Merin begitu cepat tanpa henti, Cewek yang kini meremas bantal karena tak tahan kegelian super nikmat itu, mengerang luar biasa,
“Aaah! ampun paman…ouh…hnnh…” dodi malah merapatkan paha Merin kekepalanya, sehingga ia makin fokus dan tanpa peduli sudah dengan hebat menjilati dan juga menghisap vagina Merin itu.
“mm…slruup…mmm…cup …mm…slruup” Merin sudah bergoyang sebisanya, ia tak pernah berfikir pamannya bisa sehebat itu.
Tak perlu lama, Merin sudah tak kuat juga,
“paman… aduh…aah!” Spluurt crut crut, Cairan menyembur dari vagina Merin, masuk kemulut dodi, pria itu segera menghisap vagina Merin dengan kuat, cairan didalamnya disantap habis,
“Slruup..slruup..mm…gleeg…slruup..mm”,
“he’aaah! ooh…oh…hnnh…paman..ouh”,
“mm..aaah…” dodi sudah duduk dikasur itu, ia benar benar puas mengoral vagina Merin. Kini pria itu melihat Merin bergerak gerak, “aah…ah..mmh” Efek cupangan hebat dodi membuat Merin menggelinjang beberapa saat.
Tak lama, Merin dan dodi sudah telanjang bulat. merin yang sudah mulai tenang itu didekati oleh dodi, “merin, karena kamu udah nakal sekarang paman hukum” dodi memegang penisnya yang sudah tegak lagi, ditunjukan pada Merin,
“aahn…hukum aku paman, hukum memek ku…ooh…hnnh…aahn!” dodi sudah ingin segera menghukum Merin, dengan memperkosa cewek menggairahkan itu.
Penis dodi sudah mulai masuk, sleeb, akhirnya mengisi vagina Merin. dodi merasa vagina Merin sudah tak perawan, tapi masih sempit dan begitu nikmat untuk diisi. “nakalnya kamu Merin, keperawananmu sudah tak ada…hmmh!”,
“Aaahn…ampun paman, oouh” Merin seperti sudah menginginkan vaginanya diisi, meski ia seperti menolak.
dodi kini sudah menggerakan penisnya maju mundur perlahan, itu sudah membuat Merin begitu asyik mendesah.
“aah..aah..ouh…mmmf..ssh..oooh”,
“cup.. ooh… hnnh… cup… mmh” Sambil menggesek vagina Merin perlahan dengan nikmat, dodi menciumi bagian bagian sensitif ditubuh cewek cantik itu.
“ooh…hnnh…paman dodi…mmh…” Wajah Merin yang cantik itu memerah, dodi makin gemas saja, sungguh rasanya bersetubuh dengan anak kakaknya sendiri itu begitu menantang.
beberapa menit kemudian dodi meningkatkan kecepatan tusukannya, penis tegaknya itu sedari tadi sudah diselimuti dinding vagina Merin yang hangat, kini saat disodokan dengan cepat, penis dodi malah mendapat kenikmatan berlebih.
“hnnh…puas kamu Merin… mmh!”,
“aaaahn… ampun… auh… ooh… ooh… hnnh… eih…Pamaan…aaahn” Merin mendesah begitu lepas, ia seperti sangat senang bisa bersetubuh dengan pamannya itu.
Suara tabrakan tubuh dodi mempenetrasi Merin begitu ramai mengiringi desahan cewek cantik itu. Buah dada Merin yang menggemaskan itu ditangkap tangan dodi, penetrasinya yang membuat tubuh Merin bergoyang sedikit ditahan dengan itu. beberapa menit kemudian, dodi mengangkat bokong merin, kini bagian bawah tubuh cewek itu ada diatas.
“Ini hukumannya kalau jadi anak nakal…ooh!” dodi Kini menusuk vagina Merin dengan penisnya dari atas.
Merin yang bokongnya ada diatas itu, bisa melihat bagaimana hebatnya dodi memperkosanya, penis tegak itu maju mundur dengan hebat menyodok vagina Merin.
“aah…paman…ampun…aduh…ooh…nnyaaahn…eih…eih…aaahn” Merin menyadari kini yang mengambil alih aksi terakhir adalah pamannya itu, ia memilih pasrah dan menikmati kenikmatan bersetubuh itu.
Beberapa menit yang klimaks itu memang luar biasa, Merin mengerang terus, saat vaginanya sempitnya dipenetrasi habis habisan oleh pamannya.
“huummh…paman…ampun…eeiih…oooh…aahn”,
“mmh…oooh… Merin…mmh” dodi mencabut penisnya dari vagina Merin, tubuh Merin kembali jatuh telenjang dikasur, Crooot croot croot, Sperma menyembur dari penis dodi, membasahi tubuh putih mulus milik Merin.
“ooh… hnnh… luar biasa”, “aah…nhh…oooh… terima kasih paman…mmh” Merin yang tubuhnya masih menggelinjang itu kini dilihati oleh dodi yang sudah duduk.
Setelah sudah tenang, Merin dipeluk dan dielus rambutnya.
“Merin, maafin paman”,
“nnh… gak kok paman, paman udah melakukan apa yang Merin minta, itu sudah sangat Merin apresiasi”,
“cup… kamu… pasti berubah kan?”,
“iya paman… Merin bakal berubah jadi cewek yang lebih baik, demi orang tuaku, juga demi paman” Mereka berdua tersenyum penuh haru.
Meski dodi harus menyetubuhi anak kakaknya itu sendiri, tapi itu adalah jalan yang sudah dipilih merin, Cewek cantik itu kini bersiap menjalani hidup yang pasti lebih baik dari sebelumnya.