Cerita Sex Liena Mahasiswi Luar Negeri I

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
1008 views

,Los Angeles di musim panas memang luar biasa panasnya. Udaranya yang kering dan matahari yang terik membuat tubuhku mandi keringat ketika menyusuri jalan setapak melintasi hamparan rumput University of California at Los Angeles. Hari ini adalah ujian terakhir untuk mata kuliah Mekanika Kuantum.

Aqu berharap agar ujian akhir ini lekas kuselesaikan dan aqu bisa menikmati liburan musim panasku yang akan kumulai besok. Di depan pintu ruang kuliah, tak sengaja aqu bertabrakan dengan Liena Chang, seorang gadis dari Taiwan yang cantik dan manis (tampangnya mirip sekali dengan bintang film Gong Li).

Hmm… sdah lama aqu mengagumi dia. Tingginya kira-kira 170 cm, termasuk tinggi untuk ukuran tubuh perempuan Asia. Kakinya jenjang dibalut celana pendek ketat sehingga menampakkan kulit pahanya yang putih mulus.

Hari ini dia memakai t-shirt longgar dengan sport bra yang sesekali tampak dari balik bajunya.

“Oh, excuse me… I’m sorry…” kataqu agak tergagap. “Oh, it’s okay. This exam makes us a little bit clumsy.” Jawab Liena sambil tersenyum manis. Alamaaaak… bibir mungil yang merah merekah tanpa polesan lipstick itu sungguh menggoda.

Dia mengambil tempat duduk dan aqu segera menyusul duduk dua meja di sampingnya. Ujian kali ini aqu lalui dengan tidak sabar.  Soal-soal yang bagi sebagian besar murid di kelas ini dianggap sulit, bisa aqu jawab dengan relatif mudah.

Memang Tuhan mengkaruniaiku dengan otak yang lumayan OK. Ketika aqu selesai memeriksa ulang jawabanku, aqu langsung keluar ruang kuliah dan menunggu Liena di depan kelas. Kesempatan ini harus kumanfaatkan, pikirku. Tak lama kemudian, Liena keluar dari ruang ujian. Dia juga termasuk murid yang pandai di angkatanku.

Aqu menyapanya dan basa-basi ala kadarnya tentang ujian yang baru saja kami lalui. Akhirnya aqu mengajak dia ke kafe di student center untuk menikmati “smoothies” (jus buah dan es puter). Ide yang bagus, kata Liena, karena kebetulan dia sendiri juga haus.

Pergilah kami berdua ke kafe di student center. Kami ngobrol ke sana ke mari tentang apa saja. Rupanya Liena orang yang sangat mudah bergaul dan memang dia sdah “mengenal” aqu dari teman-temannya. Dia bilang, aqu dijuluki “damn smart Indonesian”.

Hmm… boleh juga! Setelah beberapa saat ngobrol dan saling tertawa karena bertukar jokes, aqu memberanikan diri untuk mengantarkannya pulang.

“Did you drive here by yourself?” tanyaqu.

“In fact, not today. I didn’t want to be late just because I had to find a parking spot.” Jawab Liena.

“Why?” sambungnya lagi.

“Well… if you don’t mind, I would like to drive you home, or we can go around somewhere. Of course, if it’s okay with you.” Jawabku dengan sedikit dag-dig-dug.

Sialan! Liena hanya tersenyum dan nggak segera menjawab.

“Let see… Today is my last day for my classes, I don’t have anything important to do this afternoon, and indeed… you’re a nice guy to talk to. OK… let’s go around somewhere!” wuiih… betapa aqu nyaris bersorak girang!

 

“Where did you park your car?” tanya Liena penuh ingin tahu.

“It’s not that far from here.” Jawabku sambil memegang tangannya dan mengajaknya jalan.

Dia tidak keberatan tangannya kugandeng! Setelah beberapa saat berjalan, sampailah kami di pelataran parkir.

“Sorry Liena, I didn’t drive to campus. I rode this…” sambil tanganku menunjuk ke arah motorku, Kawasaki Ninja 750 model terbaru.

“Wow! Why didn’t you tell me if we gonna ride a motorcycle!” kata Liena.

Aqu udah cemas aja kalo dia batal jalan-jalan sama aqu.

“Then let’s go! What are we waiting for? I’d love to ride this motorcycle. It has been a long time I would like to try a Ninja.

My older brother has a GSX-R 600 F3.” Lega deh rasanya… Rupanya Liena ini juga suka sekali naik motor dibonceng kakaknya. Tak lama kemudian, Liena naik ke sadel motorku dan memeluk pinggangku.

Jantungku berdegub keras dan kencang, karena betapa punggungku merasakan ganjalan lunak sepasang bukitnya dan telingaqu merasakan dengusan napasnya dan hidungku mencium wangi tubuhnya.

Untung hari ini aqu nggak bawa tas ke kampus, karena memang aqu pikir toh aqu cuma ujian saja, jadi cukup bawa bolpen dan pensil. www.bukasex.com. Kularikan motorku dengan kecepatan sedang meninggalkan kampus dan menyusuri jalan-jalan di kota Los Angeles.

Liena protes karena aqu melarikan motorku terlalu pelan! Merasa tertantang, aqu tarik gas dan kupacu motorku di interstate highway. Liena semakin kencang memelukku. Setelah puas jalan-jalan, Liena mengajakku untuk mengantarkan dia pulang ke apartemennya di kawasan menengah (sengaja daerahnya tidak kusebutkan karena banyak mahasiswa Indonesia yang tinggal di daerah itu).

Bagi ukuran seorang mahasiswa, kawasan itu termasuk lingkungan yang cukup elit dan mahal. Liena tinggal seorang diri (kakaknya tinggal di apartemen lain, berdekatan dengan dia). Liena menyuruhku masuk.

Memasuki ruangan apartemen dia, aqu mencium wangi pengharum ruangan yang lembut. Liena pandai sekali menata ruangan apartemennya sehingga kelihatan menarik dan nyaman. Dekorasi ruangannya bernafaskan Cina tradisional bercampur modern, dengan hiasan kaligrafi Cina dan lukisan klasik Cina. Beberapa buah patung menghiasi berbagai tempat.

“Can I get you something? I have Coke, Sprite, 7Up or water?” tawarnya sambil mengeluarkan gelas dan membuka lemari es.

“Ice cold water is just fine for me. Thank you.”

 

Jawabku sambil aqu duduk di sofa. Ada berbagai jenis majalah di bawah meja. Aqu tertarik membuka-buka sebuah majalah, Popular Science.

“Here’s your water…” tiba-tiba Liena sdah berada di depanku meletakkan segelas air putih di atas meja di depanku. Badannya agak membungkuk, sehingga aqu bisa melihat sekelebatan tonjolan dua bukit dadanya yang kencang dan di balut sport bra lewat t-shirtnya yang longgar.

Sejenak dadaqu berdesir dan aqu merasa celanaqu tiba-tiba menjadi sempit. “Thanks, Liena!” Liena kemudian duduk di sebelahku. Dekat. Sangat dekat untuk ukuran orang yang baru saja saling mengenal. Tapi rasanya Liena dan aqu sdah seperti orang yang sdah kenal lama.

Kami ngobrol dan bercerita tentang apa saja. Liena dan aqu juga saling bertukar jokes dan kami tertawa lepas. Hingga suatu saat, aqu memberanikan diri memegang jemari tangannya. Lembut. Dia agak tertegun, tapi tidak menolak.

“Liena… You’re so beautiful!” kataqu singkat. Liena tersenyum. “Thank you.” Jawabnya. Ia menundukkan kepalanya ketika aqu memandang wajahnya.

Perlahan, kuberanikan untuk mencium dahinya. Waaah… rupanya dia tidak menolak ketika kudekatkan bibirku ke dahinya.

Perlahan, kukecup keningnya. Liena memejamkan matanya. Mungkin dia sedang menikmati suasana saat itu. Aqu semakin berani walaupun dadaqu semakin berdegub kencang. Aqu menggeser dudukku hingga makin merapat.

Kulingkarkan tanganku untuk memeluk dia sambil mengelus-elus rambutnya. Perlahan, kupegang dagunya dan kudongakkan. “Liena…” bisikku. Liena hanya bergumam dan membuka matanya memandangku.

“I like you very much… Would you mind if I kiss you, please…?” kataqu sambil masih berbisik. Liena tidak menjawab. Dia kembali memejamkan matanya dan membuka sedikit bibirnya yang merah ranum. Perlahan dan lembut, kukecup dan kukulum bibir yang merah menantang itu.

Liena melenguh perlahan. Dia memelukku dan membalas ciumanku. Makin lama napasnya makin memburu. Kurasakan dadanya yang semakin kencang ketika kami saling berdekapan. Mungkin dia juga bisa merasakan betapa batang kelelakianku juga semakin keras.

Entah berapa lama kami menikmati ciuman itu. Sengaja memang aqu tidak “menggerayangi” tubuhnya. Rupanya dia penasaran juga. Tiba-tiba Liena melepaskan pelukanku dan dia berdiri kemudian menuju kamarnya. “Wait here!” Perintahnya sambil tersenyum penuh arti (yang tidak dapat kumengerti maksudnya).

Aqu mendengar sayup-sayup suara air yang mengucur deras dari dalam kamarnya. Ah, rupanya di dalam ada kamar mandi dalam. Tak lama kemudian, Liena keluar dari kamarnya. “Come on in!” ajak Liena sambil menggandeng tanganku.

Aqu menurut saja. “Your bedroom is great!” pujiku sungguh-sungguh, karena memang dia pandai sekali menata kamar tidurnya. Liena hanya menjawab terima kasih. Dia menuntunku hingga memasuki kamar mandinya.

Di dalam kamar mandi, kulihat air kran masih mengucur deras hampir memenuhi separo dari bathtub. Wangi harum dari bubble bath segera memenuhi paru-paruku. Kali ini Liena yang memulai dengan rangkulan dan ciuman sambil meraba sekujur tubuhku.

Liena menciumku dengan bernafsu sekali sambil tangannya meremas-remas pantatku. Aqu pun tak mau kalah. Kucium, kupagut bibir merahnya sambil tanganku meremas lembut pantatnya. Liena mulai menanggalkan pakaianku satu per satu.

Aqu pun mulai melepaskan t-shirtnya. Sport bra berwarna abu-abu yang dipakainya mencetak bukit dadanya yang sdah mengeras dengan putingnya yang membayang di baliknya. Menurut perkiraanku, sekitar 34C. Ukuran yang pas dan sesuai dengan seleraqu. Selangkanganku terasa makin keras. Celana jins yang kupakai rasanya semakin sesak.

Kuraba dan kuremas lembut bukit dada Liena. Dia melenguh dan semakin ganas dengan permainan “french kiss” kami. Liena membuka celana jinsku. Aqu pun mulai melepaskan celana pendek ketat yang membalut Liena. Gila! Liena hanya mengenakan G-string hitam di balik celana pendek ketatnya! Liena meraba dan meremas lembut batang kemaluanku yang masih dibalut celana dalamku.

Dia memainkan jemarinya dan mulai merogoh masuk celana dalamku, menjemput batang kelelakianku. Dengan sekali tarik, G-string hitam milik Liena segera jatuh ke lantai. Alamaaaak… betapa indah gerbang kewanitaan milik Liena. Perutnya yang putih mulus hingga ke bawah. Rambut pubisnya yang halus dan dicukur rapi, tidak terlalu lebat, tapi juga tidak terlalu tipis.

Celah kewanitaannya membayang di balik rambut pubisnya. Kulepaskan pula sport bra yang masih membalut dadanya. Telanjang sdah perempuan cantik di depanku yang selama ini mengisi khayalanku. Bukit dadanya yang ranum dengan putingnya yang berwarna pink tegak tegang menantangku untuk mengulumnya.

Perlahan, kususuri bukit dadanya yang sebelah kiri dengan lidahku. Kumainkan lidahku hinga ke putingnya. Liena mendesis… Kujawil-jawil putingnya dengan lidahku, sementara tangan kiriku meremas lembut dan memainkan bukit dada dan putingnya yang kanan. Liena mengerang…

 

Tangannya merenggut celana dalamku hingga terlepas ke lantai. Dengan ganas ia memainkan dan mengocok batang kelelakianku. Percaya atau tidak, batang kelelakianku bila sedang “full power” bisa mencapai pusar lebih sedikit. Inilah yang membuat Liena sepertinya terkejut. Liena “menuntun” batang kelelakianku menuju bathtub.

Aqu merebahkan diri ke dalam bathtub dan Liena dengan perlahan mengocok dan mengurut batang kelelakianku di antara busa-busa sabun dan air hangat. Liena duduk di antara dua kakiku sambil masih terus mengurut dan mengocok batang kelelakianku. Aqu memejamkan mataqu, menikmati setiap sensasi yang menjalari sekujur tubuhku.

Rasa geli yang nikmat kurasakan setiap gerakan lembut tangan Liena beraksi naik turun. Entah berapa lama aqu menikmati permainan tangan Liena. Kutarik bahunya dan kubalikkan badan Liena ke arah badanku. Liena kupeluk dari belakang. Kini giliranku untuk memberikan kenikmatan buat Liena. Kumainkan bukit dadanya dengan jalan meremas, meraba dan memilin-milin lembut dengan tangan kananku.

Sementara tangan kiriku tidak mau kalah, memainkan paha, lipat paha dan daerah gerbang kewanitaan Liena. Liena mengerang, mendesis dan melenguh… Hidung dan lidahku menciumi dan menjilati daerah di belakang daun telinga Liena dan sekitar tengkuknya. Kupilin dan kugeser-geser lembut klitoris dan labia mayor Liena.

Akhirnya, kami menyudahi permainan yang mengasyikkan itu karena kulit kami mulai keriput disebabkan oleh terlalu lamanya kami berendam dalam air bubblebath. Liena menciumi wajahku dengan penuh kelembutan dan akhirnya kami melaqukan “french kiss” lagi dengan posisi saling mendekap.

Setelah puas melaqukan “french kiss”, Liena berdiri dan memutar kran shower untuk membilas tubuh kami. Di bawah derai siraman air shower, kami berpelukan dan melaqukan “french kiss” lagi. Saling meraba, saling mengelus dan menyusuri tubuh pasangan kami. Rupanya Liena sdah tidak tahan lagi. Ia menaikkan satu kakinya ke pinggir bathtub dan menuntun batang kelelakianku ke arah gerbang kewanitaannya.

Aqu membantunya sambil tangan kiriku memilin-milin puting payudara kanannya. Kugeser-geserkan ujung kepala kon*olku pada klitorisnya. Perlahan, kumasukkan kon*olku ke dalam memeknya. Pelan… lembut… perlahan… sambil terus kukulum bibir merahnya. Liena mendekapku sambil mendesis di sela-sela ciuman kami.

Akhirnya kumasukkan kira-kira tiga per empat dari panjang kon*olku, dan mulai kumaju-mundurkan pantatku. Liena memejamkan matanya sambil terus mendesis dan melenguh. Ia memelukku semakin kencang. Kuayunkan pantatku semakin cepat dengan tusukan-tusukan dalam yang aqu kombinasikan dengan tusukan-tusukan dangkal. Liena membantu dengan putaran pinggulnya, membuat kon*olku seperti disedot dan diputar oleh memeknya.

Guyuran air shower menambah erotis suasana dan nikmatnya sensasi yang kami alami. Aqu merasakan memek Liena semakin licin dan semakin mudah bagiku untuk melaqukan tusukan-tusukan kenikmatan yang kami rasakan bersama. Setelah agak lama melaqukan posisi ini, Liena menarik pantatnya sehingga kon*olku terlepas dari memeknya.

Kemudian Liena membalikkan badannya dan agak membungkuk, menahan tubuhnya dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. Rupanya dia ingin merasakan posisi “rear entry” atau yang lebih populer dengan istilah “doggy style”.

Memeknya yang berwarna merah jambu sdah membuka, menantang, dan terlihat licin basah.

Perlahan kumasukkan kon*olku yang tegang kaqu dan keras ke dalam memek Liena. Liena mendesis… Kuayunkan pantatku maju-mundur, menusuk-nusuk memek Liena. Liena merapatkan kedua kakinya sehingga kon*olku semakin terjepit di dalam memeknya. Kurasakan kenikmatan yang luar biasa dan sensasi yang sukar kulukiskan dengan kata-kata setiap kali aqu menghujamkan kon*olku.

Kuremas-remas pantat Liena bergantian dengan remasan-remasanku pada payudaranya. Sesekali, kugigit-gigit kecil di daerah sekitar tengkuk dan pundaknya. Setelah sekian lama, tiba-tiba Liena mengangkat kaki kanannya dan memutarnya melampaui kepalaqu (seperti sebuah teknik tendangan memutar ke arah kepala) sambil tangannya berpegangan pada leherku.

Gila! Lentur juga nih cewek! Pikirku. Dia membalik dari posisi “rear entry” ke posisi berhadapan tanpa melepaskan memeknya dari tusukan kon*olku. Dia menciumku dengan ganasnya sambil mencengkeram erat punggungku, merapatkan tubuhnya dan mengejan… “I’m cooommiiiiingggg…. !!!
Aaaaaaggghhhh…!!!” serunya sambil memelukku erat-erat. Aqu merasakan memeknya berdenyut-denyut seperti mengisap-isap kon*olku. Aqu merasakan tubuh Liena yang menjadi lemas setelah mengalami orgasme.

 

Aqu masih saja memompa kon*olku sambil menyangga tubuhnya. Kuisap-isap puting payudaranya, kiri-kanan sambil lidahku berputar-putar pada ujungnya. Sesekali jari-jariku meraba dan memutar-mutar klitorisnya. Liena seperti orang yang sedang tak sadarkan diri. Dia hanya ber-ah-uh saja sambil sesekali menciumiku.

Setelah beberapa saat, mendadak dia mengejan lagi… Melenguh dan mengerang…

“Aaaaaaagggghhhh…!!! Oooohhh my goodnesss… I’m coming again…!!!” Liena mengalami orgasmenya yang kedua kalinya. Hmm… multiple orgasm! Liena menciumiku dengan ganasnya.

“Liena My Dear… Hold on… I’m coming in just few more seconds…” kataqu sambil memacu pantatku lebih cepat lagi menghujam memek Liena. Liena cuma bisa pasrah. Akhirnya… aqu merasakan sebuah gelombang besar yang mencari jalan keluar.

Aqu mencoba untuk menahannya selama mungkin, tapi gelombang itu semakin besar dan semakin kuat. Aqu mengatur pernapasanku, berkonsentrasi penuh. Kudekap erat Liena. “I’m cooommiiinggg…. !!!” Aqu merasakan kenikmatan yang luar biasa menjalari sekujur tubuhku. Rasanya tubuhku seperti dialiri listrik statis dan aqu seperti melayang tinggi.

Ada rasa hangat menjalari seluruh tubuhku. Kon*olku berdenyut-denyut di dalam memek Liena. Liena menjerit kecil merasakan sesuatu yang luar biasa yang belum pernah dia rasakan sebelumnya..
Bersambung 

 

Category: ABG Tags: , , , , ,
VIP579 SLOT258 SLOT161 FASTBET99 STARBET99 HOKIBET99 NEXIABET