vidio bokep – Cersex artikel dewasa khususnya Cerita Sex, Pesta Sex, Cerita Dewasa – Cerita sex terbaru, Aku dan Septi sudah lama sekali tak bertemu. Setelah sama-sama lepas dari pasangan masing-masing, keinginan bertemu besar sekali. Mungkin karena banyaknya kecocokan kami dahulu, dari mulai curhat sampai ML yg boleh dibilang sudah sama-sama hapal kesukaan masing-masing. Pada suatu kesempatan, kami bertemu kembali di telepon, dan langsung janjian bertemu di kantornya hari sabtu siang, yg kebetulan juga ada pekerjaan yg harus diselesaikannya.
Segeralah aku Meluncur kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota. Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Septi, hanya kantornya yg buka, itupun sudah tdk ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari. Karenanya, Septi sendiri yg membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat.
Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yg makin cantik, sensual dan seksi, apalagi dengan penampilannya siang itu yg mengenakan blazer merah, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yg mulus, walaupun tubuhnya tetap tdk berubah, yaitu mungil dan ramping.
“Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Septi sambil mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu.
Septi lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya.
“Aku pijitin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat.
“Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja.
“Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yg kubarengi dengan ciumanku di kupingnya.
Septi langsung menggeliat, apalagi waktu kraag blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher dan tengkuknya yg mulus. Aroma tubuhnya yg alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengannya.
“Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Septi kenikmatan sambil mematikan computernya.
“Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi.
Agak lama Septi mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Septi hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yg terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Septi langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yg hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi.
“Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi.
Sementara aku buka pakaianku semua, Septi mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yg langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya. Begitu aku bugil total, Septi meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis.
Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yg amat indah. Buah dadanya yg ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yg merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yg makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yg mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Septi langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku.
“Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Septi sambil meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yg kenyal itu.
K0ntolku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yg bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yg jenjang dan terus ke belakang telinganya. Septi menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yg halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yg lembut.
Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yg merupakan salah satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Septi menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yg makin liar. Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yg makin mengeras.
Septi yg nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yg langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. filmbokepjepang.net Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yg ternyata sudah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke memeknya dan kugosok-gosok klentitnya. Tdk Cuma itu, jari-jarikupun menerobos masuk ke memeknya yg terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yg makin lama makin cepat, dan ..
“Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Septi yg badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari memeknya.
Rupanya Septi baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yg masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Septi bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya.
Sementara beristirahat, aku yg duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya. Kupandang sejenak kakinya yg bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yg rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yg ramping berisi. Septi menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yg menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya
“Aawh..sshh,..geli sayg,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya.
Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yg kutahu paling dia suka. Septi menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya. Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya yg indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke memeknya.
Septi menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja, sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin bernafsu. Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke memeknya yg nampak basah, dan kedua tanganku menjamah buah dadanya di atas.
Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di memek inilah yg paling disukai Septi. Dari menyusuri bibir memeknya, kuarahkan kemudian lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Septi mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman bibirku yg kubarengi dengan liukan lidahku yg makin liar.
“Mas, kencengin lidahnya mas”, Pinta Septi sambil tangannya tiba-tiba menekan kepalaku lebih dalam.
Aku tahu maksud Septi yg minta lidahku dikerasin seolah K0ntol dan ditarik maju-mundur ke liang memeknya. Septi meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang memeknya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Septi, dan
“aghh”..aagh!!” Tubuhnya melengkung dan mengejang.
Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yg masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi K0ntolku tepat berada di depan liang memeknya yg persis berada di pinggir meja.
“Ooowh ..,” teriak Septi begitu K0ntolku yg tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang memeknya.
Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yg membuat Septi menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. filmbokepjepang.net Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan k0ntolku yg makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Septi makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot memeknya. Baru sebentar Septi tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.
Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yg indah itu, dan dengan tak henti menggenjot memeknya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yg ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. K0ntolku menghujam makin cepat ke liang memeknya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisn.., sehingga
” Aaagghh..!!,” Teriak Septi dan aku hampir bersamaan.
Kedua tubuh bugil kami sama-sama menegang. Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah dadanya. Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yg luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi tubuh Septi yg indah mulus itu terlentang di atas meja.
Tampangnya yg sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Septi cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.