Kali ini admin akan memberikan sebuah Cerita Dewasa Terbaru Ngentot Dengan Kak Cyntia Sang Gadis Yang Menggoda. Jangan kemana-mana sebelum anda membaca cerita ini biar anda bisa melakukan coli.
Masih terlalu hangat untuk diingat kembali kenangan manis ini. Selalu terbayang meski di tengah kegelapan malam. Semakin dingin kurasakan semakin menghentak sanubari ini. Begitu indah untuk dilupakan.
Hari belum begitu siang malah baru menanjak. Langit kota Jakarta sangat cerah sekali. Awan putih membela sepanjang cakrawala. Waktu menunjukkan hampir pukul 10.00. Aku sudah mesti siap-siap menjemput adikku yang akan datang dari Surabaya. Maklum adik cewek jadi mesti dijemput. Biasalah di kota besar seperti Jakarta ini banyak sekali orang iseng termasuk pelaku krimimal. Huhh.. Sebel deh bila ingat semuanya itu. Polisi pun kadang nggak berkutik sama sekali.
Adikku kuliah di sebuah perguruan tinggi terkenal di daerah Jakarta Barat. Dia kost di sekitar kampusnya, Grogol. Yang ingin aku ceritakan ini bukanlah mengenai kota Jakarta atau adikku, terlebih diriku. Kalau kamu melihat saya mungkin tidak akan percaya bahwa saya menyimpan cerita-cerita yang mengasyikkan yang sebenarnya tidak boleh diceritakan.. Hihihi.
Suatu hari saya nyasar di situs ini dan saya berpikir mengapa tidak saja saya posting sebuah kisah menarik ini? Toh orang lain juga nggak akan tahu saya siapa? Itulah salah satu alasan saya dan saya harapkan bisa memberikan penghiburan bagi semuanya. Kalau bagus ya simpanlah dalam hati dan kalau kurang bagus ya lupakanlah, oke?
Saya cukup tinggi 173, 64 kg. Tidak terlalu putih dan saya selalu bangga akan hal itu. Sebab putih saya rasa bagaikan mayat atau singkong kupas kulit. Saya memang pure chinese. Badan saya langsing tetapi tidak tipis. Suka fitnes, berenang dan lari pagi. Six pack mulai kelihatan di tubuh aku. Pokoknya dari luar tidak bikin orang kecewa.
Apalagi memang banyak gadis-gadis suka padaku. Kok aku jadi malu ya melanjutkan kisah ini.
Begini. Saya ingin mengisahkan kisah pribadi saya dengan dia. Dia adalah mahasiswi di kampus adik saya kuliah. 167/55, rambut panjang, chinese dan-mohon maaf-saya rahasiakan nama dan data dirinya ya. Bukan apa-apa loh tetapi demi privacy kita semua. Dia cukup cantik dan manis atau mungkin lebih bagi orang lain. Kalau saya bilang cantik maka cantik sebab saya bisa menilai orang apa adanya.
Waktu itu saya tiba di kost adik saya setelah menjemput adik saya. Saya jarang masuk ke kost putri karena pantangan. Jujur saja saya orangnya baik dan rumahan. Pernah sekali pacaran tetapi putus karena ya apalagi jika bukan selingkuh. Bukan saya loh tetapi pacar saya. Mungkin saya kurang genit atau apalah saya nggak tahu. filmbokepjepang.net Yang pasti aku orangnya baik dan sopan. Banyak tante-tante juga suka padaku. Wah kelihatan aku menyombongkan diri ya? Enggaklah.. Aku bicara apa adanya. Aku kerja di perusahaan konsultan ternama dan layaknya executive biasanya. Rapi, celana katun dan selalu pakai dasi. Emang saya belum punya mobil tetapi saya nggak pernah merasa kecil hati.
Saya selalu percaya diri dengan diri saya kok. Tamatan Trisakti, pandai, suka bercerita dan penuh humor. Baik dan selalu baik dibilang teman-teman aku baik cewek atau cowok. Kalau pintar dan tulus wah nggak usah dibandingin deh.. hahahaha.
Setelah sampai di kost, adikku berkata,
“Ko, santai aja lagi. Nggak ada siapa-siapa juga. Anak-anak pada liburan dan belum balik.”
Aku melihat sekeliling dan perhatikan satu persatu pintu kamar kost. Wah asyik juga ya kost cewek, pikirku. Di dinding pintu tertulis kata-kata lucu, unik dan ada gantungan-gantungan karikatur dan boneka. Kuperhatikan baik-baik. Ada yang tertulis: cowok dilarang masuk kecuali cowokku, Cyntia imoet = cinta monyet (tambahan coretan iseng), Maria, No 5 ini cewek macan-hati-hati bisa gigit, dan sebagainya. Aku sempat tertawa dalam hati dan berbisik, “Wah pasti cakep-cakep neh cewek di sini.. Hahaha..” Habis lucu.
Pada waktu adikku masuk ke kamarnya, kudengar seorang gadis manis keluar kamarnya. Karena aku cowok ya aku perhatikan siapa tuh yang keluar. Ternyata dari kamar yang bertulis Cyntia Imoet.
Tahu nggak? Pada waktu dia keluar aku sempat kaget dan dia juga kaget. Karena dia cuma pakai CD dan kaos ketat. Cuma memang hanya terlihat pahanya yang mulus sebab kaosnya panjang sekali. Kebayang nggak sih? Aku cowok dan bisa membayangkan tubuhnya yang indah dan benar-benar indah dan putih. Dia chinese juga. Saya pastikan dia memang cuma pakai CD tanpa celana pendek.
Pada saat dia membuka pintu dan kaget, dia berseru,
“Aduh sory Ko, kirain cuma ada.. Luci (nama samaran adikku). Sory ya..”
Buru-buru dia menutup pintu. Aku juga nggak enak hati dan malu. Tetapi tiba-tiba viktor aku berjalan kencang. Tahu nggak viktor? Vikiran kotor say..
Aku jadi nggak enak kalo lama-lama di sana. Aku perhatikan sekeliling kamar dan ternyata memang sepi. Yang ada penghuninya cuma kamar adikku dan kamar Cyntia. Lama aku bengong dan pengen pamitan buru-buru sama adikku. Habis gara-gara aku Cyntia bisa ngumpat selamanya. Kan malu.. Biasalah cewek.
Pada saat aku mau pamitan pulang, tiba-tiba pintu kamar Cyntia terbuka dan dia keluar dengan senyum sumringah dengan celana pendek dan kaos ketat tadi. Kupikir dia pasti pakai celana panjang atau tunggu aku pergi baru keluar. Ternyata tidak, dia keluar agar terlihat biasa saja dan dia pandai bermain sikap. Masih dengan celana pendek supaya pahanya yang putih dan betisnya terlihat. Aku tambah nggak enak hati waktu dia keluar terus berkata,
“Ko, sory ya.. Tadi nggak tahu ada Koko.”
Aku diam saja dan pura-pura nggak terjadi apa-apa.
“Nggak Papa lagi. Emang ada apa ya?”
Cyntia tersenyum, “Iya ya.. Nggak Papa juga kok.”
Senyumnya terus menebar. Giginya putih rata. Pada saat dia melewatiku ke kamar adikku, wangi tubuhnya begitu memikat dengan aroma yang khas parfum cewek. Aku sempat menelan ludah dan viktor mulai hidup kembali. Mohon maaf bagi yang bernama viktor.
Cyntia tidak masuk ke kamar adikku melainkan cuma berdiri di pintu kamar dan berbasa-basi dengan adikku, Luci. Kuperhatikan dari belakang pantatnya yang berisi dan pahanya yang mulus. Saat itu juga “adikku” mulai bangun dan keras sekali. Sempat kuberpikir andaikan nggak ada orang dan dia mau kuajak ML pasti akan aku puaskan dia.
Benar-benar aku nggak tahan waktu itu. Mana bisa tahan dengan wajahnya dan tubuhnya yang ranum dan oke? Saya sempat berpikir andai bisa kujilati pahanya yang mulus dan putih sampai ke pusarnya.. Wah asyik sekali..
Pada saat saya berpikir begitu, Cyntia berbalik ke aku dan berkata,
“Ko, kok bengong aja? Masuk dong ke kamar Lucia masa duduk aja di situ?”
Saya sempat terperanjat dan hanya menebar senyum.. Cyntia senyum kembali. Sejak saat itu aku bisa memastikan bahwa Cyntia benar-benar suka pada aku dan kayaknya ini cewek bisa didekatin. Pada saat saya selesai berpikir demikian, Cyntia berkata,
“Lus, tahu nggak? Semalam kita clubbing..”
Wah pada saat dengar kata clubbing aku pastikan 100 persen ini cewek bisa diajak keluar dan nggak tertutup kemungkinan diajak ML. Dan ternyata benar pikiran aku..
Dua Minggu Kemudian
Seperti yang sudah saya katakan, aku orangnya rumahan dan sopan. Namun dua minggu kemudian adikku SMS aku dan berkata,
“Ko, datang ke kost. Kom rusak.. Pls buruan”.
Karena adik butuh bantuan saya cepat-cepat datang tanpa berpikir panjang lagi. Aku masih takut nanti ketemuan cewek lain lagi dan kejadian dua minggu terulang. Habis biasanya di kost cewek mereka santai dan pakai seksi-seksi sekali. Bagi mereka sih biasa tetapi bagi cowok kan luar biasa.
Pas aku sampai kamar adikku ternyata sudah ada Cyntia. Kali ini dia berkaos ketat. Dia sudah seperti putus asa bantu adik saya. Begitu saya datang dia yang menyapa saya dan menebar senyum.
Aku segera duduk dan jongkok mencari kira-kira mungkin ada kabel yang putus atau apa. Cyntia ikut juga dan tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan tangan aku. Terasa ada getaran yang berbeda. Kulitnya begitu halus dan benar-benar membuat aku tidak bisa konsentrasi. Dia malah tersenyum saja dan seolah-olah nggak terjadi apa-apa. Saya berpikir,
“Wah nih cewek pura-pura juga ya. Nanti kalau dah aku dapat pasti kubuat dia meriuk dalam kegelisahan dan kenikmatan..”
Begitu kedapatan kabel ada yang putus, si Cyntia malah berseru,
“Koko hebat deh.. Jadi pengen punya koko seperti kamu.”
Giginya yang putih dan wajahnya yang bersih terlihat jelas. Kali ini aku memandang wajahnya sedemikian dalam dan langsung menebus bola matanya. Dia terdiam dan aku mendesah..
“Ah.. Selesai juga kerjaan aku.”
Cyntia mulai memasang aksi. Dia mulai bertingkah dan cari perhatian. Aku tahu hal itu. Setelah acara siang itu selesai aku pamitan. Pada saat aku turun sendirian ternyata diam-diam Cyntia mengikutiku. Pas di lantai 2 begitu tidak ada orang, Cyntia mempercepat langkahnya dan berkata,
“Ko sory ya tadi aku mengoda koko.” Pada saat itu nafasnya mendesah dekat dengan aku. Khas wanginya.
“Kapan-kapan Koko main ke sini ya biar nggak ada Luci.” Aku angguk kepala dan menyentuh pundaknya.
“Oke, kamu SMS Koko aja ya..”
Tiga Hari Kemudian
Ponsel aku berdering dan ternyata miscall. Aku balik SMS: sapa neh. Isengin ya.. Tar aku sumpahin bulu keteknya tambah lebat.. Hihihi.
Tak berapa lama SMS balasan muncul: jahat! Ini aku Ko, Cyntia. Aku kangen Ma Koko, nggak deh bercanda (“,)
Aku balas lagi: Ko juga kangen. Ko ke kost kamu ya?
SMS: Jangan, Cyntia belom di kost. 10 menit lagi ya Ko. Cyntia di kampus.
Oke.. CU there.
Aku buru-buru ganti pakaian dan segera berangkat ke kost adikku. Saat itu entah memang sudah diatur si Cyntia atau apa memang keberuntungan. Pada saat aku sampai kost begitu sepi dan tidak ada seorangpun kecuali pembantu kost. Adikku pun nggak ada. Mungkin masih kuliah. Cyntia keluar dan sepertinya dia sudah lama di kost pura-pura baru sampai dari kuliah.
“Wah, capek banget Ko, kuliah hari ini.”
“Oya? Mau dipijitin nggak?” kataku bercanda.
“Memang Koko bisa apa? Mau dong kalau nggak keberatan.” balasnya tenang dan bercanda.
“Mana si Luci? Belum pulang ya.” basa basi aku.
“Tahutuh kayaknya belum deh.. Kan ada Cyntia.. Hehehehe.”
“Daripada ngobrol di luar mending ke kamar Cyntia yuk.. Adem ada AC dan Cyntia lagi nonton juga film horor.”
Aku ingin menolak tetapi karena naluri cowok sudah merasuk dalam diri ini aku ikut saja. Kamarnya rapi dan bersih dan wangi lagi. Entah sudah disemprot atau apa aku nggak tahu yang pasti kamar cewek idaman. Sekeliling meja belajarnya ada fotonya dan juga foto mama dan keluarganya. Ternyata Cyntia berasal dari Semarang.
“Ko mau minum apa?”
“Nggak perlu repot deh. Oya, nggak Papa kan cowok masuk kamar kamu?”
“Awas ya kalau macam-macam?”
Saya jadi nggak enak waktu dia bicara begitu. Aku segera balas,
“Ya nggak lah. Aku nggak menggigit orang kok..”
Tiba-tiba Cyntia berseru dan tertawa genit, “Tadi Cyntia bercanda deh.. Habis lihat tingkah laku Koko kok polos amat.”
Aku tersenyum dan berkata, “Ayo dong puterin filmnya.”
“Cyntia kunci pintu kamar dulu ya kan nggak enak nanti tiba-tiba orang masuk dan kirain kita lagi apaan.. Hahahaha.”
“Terserah kamu sih.”
Tahu nggak, sejak film di putar ternyata saya dan Cyntia sudah bukan nonton film lagi. Melainkan main film. Pada saat pintu dikunci dan gorydn ditutup memang belum terjadi apa-apa. Pada saat 20 menit setelah film mulai, Cintya mulai dekat-dekat ke aku dengan alasan takut. Aku memeluk dan membelai dia.
Dapat kurasakan tubuhnya yang montok dengan dada yang berisi aku memeluk dia. Kupeluk terus dan dia semakin dekat ke aku. Apalagi udara dingin hembusan AC sangat terasa sekali menusuk kulit.
Kudongakkan kepalanya dan dia tersenyum terangsang karena mukanya sudah berbeda. Kukecup keningnya perlahan dan cukup lama dengan penuh perasaan sayang. filmbokepjepang.net Jari tangan kiri telunjuk aku eluskan dari matanya perlahan-lahan sekali ke hidung terus ke bibirnya dan kurasakan dia diam dan menutup mata. Kudekatkan bibirku ke bibirnya dan dia diam juga.
Kubisikkan kata-kata mesra,
“Cyn, kamu cakep sekali.” ke telinganya dan kujilati sedikit dan dia merapatkan tubuhkan ke aku semakin erat.
Kubisikkan sekali lagi dan kujilati perlahan,
“Cyn.. Aku suka sama kamu.”
Cyntia mendesah..
”Ohh.. Auhh.. Cyntia juga Ko..”
Sudah kulihat dia terangsang berat saat kubisikkan kata-kata tadi dan kujilati telinganya. Aku membuka kaosnya perlahan-lahan dan dia diam saja. Aku sempat berpikir “Wah ini anak kok diam baget?”
Kulihat dadanya begitu kenyal dan berisi. Begitu bagus dan putih sekali tanpa ada bercak sedikitpun. Sempurna sebagai tubuh wanita yang menginjak dewasa.
Branya yang ungu begitu bagus terbalut di dadanya. Kubuka kancingnya perlahan-lahan lalu kumainkan dengan jari-jari ku di puting susunya yang ranum. Aduh penis ku begitu keras seolah-olah akan meledak. Putingnya coklat indah sekali. Begitu keras juga.
Cyntia membenamkan kepalanya di samping kepalaku. Waktu itu posisi kami memang senderan di tembok di atas springbed. Film sialan horor terus menjerit-jerit karena pemainnya sedang diburu monster aneh. Jeritan itu terus menerus menghantui nafsu ku seolah-olah aku ingin membuat Cyntia menjerit.
Aku terus memainkan puting susunya dan tubuhnya bergetar kejang keras. Dia menjambak rambutku yang pendek dan mendesah..”Auhh..”
Nafsuku berpacu kencang. Aku mencium dadanya sebentar lalu kembali ke bibirnya. Kumainkan lidahku di bibirnya dan dia berbisik,
“Aduh geelii..”
Aku lanjutkan ke dadanya dan kali ini ke buah dadanya yang ranum. Kujilati puting susunya perlahan sambil putus-putus dan dia begitu terangsang lalu meraih celana aku dan membuka celana aku.
Aku tahan..”Tunggu say, permainan baru dimulai..”
Tangannya terdiam dan kubaringkan dia tanpa sehelai baju pun. Dia terdiam sambil menggigit kedua jari tangannya. Mungkin dia malu tetapi malu karena rangsangan. Aku merosot celana panjangnya dan dia terdiam.
Kupandangi tubuhnya yang telentang di spingbed sungguh luar biasa. Begitu indah dan bagus sekali.
Pikiran ku terus bergolak,
“Andai aku bisa setubuhi dia sungguh dahsyat. Tubuhnya pasti siap menerima aku dan kepunyaanku yang besar.”
Kupandangi begitu lama dan dia seolah-olah kedinginan karena butuh kehangatan. Memang kamarnya dingin karena hawa AC. Kulihat dia memakai CD saja dan aku buru-buru melepaskan baju ku dan celana panjangku. Biar adil aku memakai CD juga.
Kembali kurebahkan tubuhku ke tubuhnya dan kutiduri. Aku mencium mulutnya bertubi-tubi dan dia diam saja tanpa aksi. Sepertinya dia benar-benar polos. Sementara itu salah satu tanganku terus memainkan puting susunya. Kujilati telinganya untuk kesekian kali dan kuberbisik,
“Cyn, aku sayang sama kamu. Aku puasin kamu ya.”
Dia tetap mengigit kedua jari tangannya dan mengangguk kecil..
Aku mendengus puting susunya dan terus menjilatinya. Gigiku ku dekati putingnya aku gigit tapi tidak keras-keras sementara ujung lidahku mengitari putingnya dari dalam. Kulihat kakinya gemetaran dan merapat. Aku terus mencium dan menjilati puting susunya dan turun perlahan-lahan ke pusar lalu berhenti dan kembali lagi dari atas. Tiba-tiba aku merasa pingin sekali menjilati pahanya yang putih dan berisi. Kali ini sedikit aku gigit lepas dan dia berpindah posisi menyamping karena kenikmatan. Aku nggak enak juga dan kembali merebahkan atau merentangkan tubuhnya seperti semula.
Aku merosot CDnya dan dia menahan aku.
“Jangan Ko, aku belum pernah sejauh itu.”
Aku urungkan dan aku kembali mencium bibirnya dan berpacu berdua sedemikian cepat. Kali ini kulirik CD nya dan kudapatkan basah.. Aku pura-pura nggak tahu dan terus berpacu di dadanya dan tubuh atasnya. Kulorotkan CD nya perlahan-lahan tanpa dia sadari karena kenikmatan yang ada. Aku juga perlahan-lahan merosotkan CD aku dan ternyata kali ini kami benar-benar bugil. Biar dia tidak terasa, aku berpikir cerdik. Segera kuraih selimut dan kututupi tubuh kami berdua. Sempat ku menyentuh bibir kemaluannya yang sedikit ada bulu-bulu halus. Dia memang baru berumur 20.
Tanpa aba-aba lagi, tiba-tiba aku langsung menghujamkan penis aku yang super tegang ke vaginanya. Dirinya menjerit tertahan dan penuh kenikmatan juga. Kaget mungkin merasakan benda keras dan panjang masuk ke tempat paling pribadinya.
“Auh.. Oh.. Ko.. Ke.. Napa? Owh.. Ahh.. Saa.. Kkitt..”
Aku cabut karena nggak tega mendegar jeritannya. Tubuhnya bergetar dan kurasakan sekali. Aku pun menurunkan kepala aku dan kujilati vaginanya terutama klitorisnya. Baunya khas dan aku suka sekali. Entah kenapa aku selalu suka mencium V wanita. Kumainkan lidahku dan kulihat dia mendesah kuat dan kakinya bergetar sekali. Dia meraih kepalaku dengan tangannya artinya dia tidak mau lagi dioral melainkan ingin merasakan penisku.
Aku berdiri dan perlahan-lahan aku masukkan lagi. Bless.. Begitu mulus karena cairan kenikmatan dia membasahi seluruh kemaluannya. Maju mundur dan tanpa ampun lagi aku terus mengocok penisku di liang vaginanya. Dia menjerit tetapi tangannya meremas badanku dan berusaha menjambak rambut ku sedemikian rupa. Aku setengah berbaring dengan kedua tangan tertahan di sisinya.
Dapat kurasakan dia sedikit marah tetapi marah yang penuh kenikmatan. Aku terus memaju mundurkan penisku berulang-ulang dan dia merebah badannya sendiri di kasur. Kali ini selimut aku buang dan aku berlutut di atas badannya. Dia memenjamkan mata pekat dan tidak berani menatap aku. Aku naikkan kedua pahanya ke atas dan kuhujamkan berulang-ulang dengan cepat..
Mukanya lirih tetapi merah dan sebentar-bentar dia merintih. Aku pompa terus penuh nafsu dan dia merintih.
“Saa.. Kkitt.. Auhh.. Ohh.”
“Ohh..”
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu akan muncrat dan kupercepat goyangku dan dia terus merintih.. Pada saat hampir aku ejakulasi aku merebah ke tubuhnya dan kupeluk sangat erat sampai hampir saja dia tidak bisa bernapas.. Akhirnya pun aku ejakulasi. Dia merapat sangat erat dan melingkari aku dengan kedua pahanya secara rileks.. Aku percepat sampai akhirnya..
“Ahh.. Ohh.. Cynt.. Ohh.. Ahh.”
Begitu banyak sperma yang keluar di vaginanya dan kurasakan aku kenikmatan sekali.. Begitu luar biasa. Penis aku yang cukup besar mungkin sakit bagi Cyntia yang baru pertama kali. Lucunya penis aku belum loyo meski sudah ejakulasi. Masih terdiam keras beberapa saat sampai akhinya loyo dan aku cabut.
Kudekap Cyntia ku penuh sayang dan dia tersenyum manis.. Kami berdua telanjang cukup lama dan saling pelukan. Kubisikkan kata sayang,
“Cyntia, aku sayang sama kamu dan aku ingin mencintaimu..”
Dia mencium aku dan berkata,
“Aku juga Ko.. Aku sayang Koko.. Thanks ya.. Koko cape nggak?”