Setelah lama kuketahui suaminya jualan velg dan ban bekas disurabaya, rumah Lolita tidak jauh dari rumah orangtuanya alias rumah tante isteriku genap 2 tahun perkawinan kami kami telah dikarunai seorang anak laki laki yang sehat dan saat itu masih berusia 27 hari, berarti sudah lebih 1 bulan adik kecilku diselangkangan nganggur aku ditugaskan oleh kantor ke bangkalan karena urusan ini selama 2 hari terpaksa harus menginap dibangkalan, iseng iseng aku main ke rumah Lolita , suami Lolita sudah barang tentu tidak ada dirumah karena hanya seminggu sekali ia balik kebangkalan yaitu cuma hari sabtu dan hari seninnya suaminya balik lagi kesurabaya, kami ngobrol banyak tentang keluarga dan tak terasa makan kian larut, niat utk nginap di rumah Lolita semenjak siang tadi sudah menjadi cita cita, tapi dengan alasan yang dibuat buat, aku bangkit berdiri ingin pamitan.
“Lho……..mo kemana????” “Mo balik ke penginapan…” jawabku. “Udah malam nih mas adiii…tanggung nginap disini aja….khan ada kamar kosong tuh…paling depan….lagi pula mas aku disurabaya kok….sepi rasanya rumah gak ada laki lakinya…” “bi irah…..sudah tidur dari tadi …beliau jam 8 sudah ndengkur malah…….” tambahnya lagi Aku bersorak dalam hati, “Horeeeeee umpanku berhasil juga…” pikirku.
Kemudian lagi tambahnya, “Lolita paling senneng nonton KONAK yang ditayangkan T**** TV tapi acaranya malam bener, kalo sendiri Lolita kadang takut dirumah yang sebesar ini ” Rupanya KONAK menayangkan acara selingkuh selingkuhan dengan gaya KOCAK, akupun menikmatinya, kami duduk berdekatan disofanya yang panjang, sambil minum coca cola dan kacang garuda yang kubawa tadi sore, ia asik menatap adegan demi adegan di TV, aku meliriknya “achhhhhhhhh sepupu isteriku ini memang …cantik…..dan lincah….juga periang…..” Bisikku dalam hati.
Apabila adegan lucu yang disaksikannya di TV membuatnya tertawa lebar terkadang kepalanya disandarkannya ke bahuku, seakan mengajakku ikut tertawa…yeah, aku ikut tertawa tapi adik kecilku malah marah, maklum sudah 1 bulan lebih gak berendam, dan akhirnya kuberanikan diri pas saat ia akan menyandarkan kepalanya malah bibirku yang kusodorkan dan “cuupppp…” Pas pipi kirinya, ia menatapku sejenak, sambil meninjuki ku seakan kejadian itu juga lucu, ia hanya senyum, tidak marah “achhhhhhhh aku harus lanjutkan perjuanganku demi adik kecilku” Kataku dalam hati.
Kudempetkan badanku kami duduk rapat sekali, tanganku melingkar diatas pundaknya ia cuma diam, kutarik badannya mendekati badanku, ia juga diam, kubalikkan wajahnya, kukecup bibirnya pelan, selembut mungkin, ia hanyut, ciumanku dibibirnya, terbalas, lidahnya bergoyang dalam mulutku, kamipun berpagutan, akhirnya dengan tidak diketahui siapa yang mulai kami berdiri, TV kami matikan, kami berjalan kekamar paling depan, kami berpagutan lagi, dasternya kulepas, BH nya, juga sdh lepas, kami bergumul, diatas ranjang, foreplay, berlangsung sangat singkat, kemaluanku sdh sangat mendesak, dan akhirnya, berendamlah adik kecilku, 45 menit berlalu, permainan kami berlangsung dengan ganasnya, rupanya nafsu Lolita , sangat besar, dan iapun mendapatkan orgasmenya yang pertama, Kami terdiam sesaat kemudian “Aku kepengen pipisss sayang, aku kekamar kecil dulu yah????..boleh ?” pintanya memecah kesunyian masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku. “Boleh, tapi jangan lama-lama ya, aku belum apa-apa nih..” ujarku jahil sambil tersenyum.
Sambil mencubit pinggangku Lolita melepas pelukannya, melepas penisku yang bersarang di liang vaginanya “Plop..” Sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran penisku dan didinding-dinding vaginanya yang memisah untuk kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar, aku menatapi Lolita berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali pemandangan tubuhnya dari belakang, putih mulus dan tanpa cacat.
Tubuh Lolita mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya untuk kemudian kembali mengendur meskipun vaginanya masih mengempot dan menghisap-hisap, aku diam dan kubiarkan Lolita menikmati sensasi kenikmatan klimaksnya. “Ahh..punyamu enak ya Lolita ..bisa ngempot-ngempot gini..”ujarku memuji “Enak mana sama punya isterimu ?” tanyanya sambil menghadapkan kearah wajahku dibelakangnya dan tersenyum “Punyamu..hisapannya lebih hebat..mmhh..” kucium mesra bibirnya dan Lolita memejamkan matanya.
Kemudian kucabut penisku “Ploop..” “Aahh..” Lolita agak menjerit, dan cepat kugandeng tangannya keluar dari kamar mandi dan kembali ketempat tidur. Setelah Lolita merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, aku berada diatasnya sambil kuciumi dan kulumat bibir mungilnya “Mmhh..mmhh..” tangan kanannya meremas-remas penisku yang masih saja gagah setelah 2 jam bertempur “Kamu hebat Di, udah 2 jam masih keras aja..dan kamu bener-bener bikin aku puas.” puji Lolita , “Sekali lagi yaa, yang ini gong nya, aku bikin kamu puas dan nggak akan ngelupain aku selamanya, oke ?!” balasku, sambil berkata aku mulai menggeser tubuhku dan mengangkanginya, kemudian tanganku menuntun penisku memasuki liang vaginanya menuju pertempuran terakhir pada hari itu.
“Sleepp..” “Auuwhh..”Lolita agak menjerit. Perlahan tapi mantap kudorong penisku, sambil terus kutatap wajah manis wanita ini……, Lolita merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya dengan nafas memburu menahan kenikmatan yang amat sangat didinding-dinding vaginanya yang becek “Hehhnghh..engghh..aahh.! .” erangnya. Aku mulai memaju mundurkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan makin lama makin cepat, makin cepat, dan makin cepat, sementara Lolita yang berada dibawahku mulai melingkarkan kedua kaki indahnya kepinggangku dan kedua tangannya memegang kedua tanganku yang sedang menyangga tubuhku, Lolita mengerang-erang, mendesah-desah dan melenguh-lenguh “Aahh….oohh..sshh..aahh…hemhh..enghh..aahh..adhii. .aahh..teruss..teruss. . ….oohh..enghh…” Sementara akupun terbawa suasana dengusan nafas kami berdua yang memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, dan melenguh bersamanya
“Enghh..Lolita ..oohh..ennakh..sayang..?” tanyaku “He-eh..enghh..aahh..enghh..enakhh..banghethh..dhii…aa hh..” lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil dari bibir mungilnya “Oohh..adhii..oohh..enghh..” Tubuhnya mulai bergelinjangan dan berkelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggangku, kami terus memacu irama persetubuhan kami, aku yang bergerak turun naik memompa dan merojok-rojok batang penisku kedalam liang vaginanya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Lolita yang menimbulkan sensasi memilin-milin di batang penisku, nikmat sekali.
Kulepas pelukanku untuk kemudian aku merubah posisiku yang tadinya menidurinya ke posisi duduk, kuangkat kedua kaki Lolita yang indah dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar untuk kembali kupompa batang penisku kedalam liang vaginanya yang makin basah dan makin menghisap-hisap “Enghh..Adhii..oohh..shaa..yang..aahh..” kedua tangan Lolita meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan dari bibir mungilnya yang tidak berhenti.
Kepalanya terangguk-angguk dan badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuhku yang makin beringas………. Kemudian aku mengubah posisi kedua kaki Ima untuk bersandar dipundakku, sementara agak kudorong tubuhku kedepan, kedua tanganku serta merta bergerak kekedua buah dadanya untuk meremas-remas yang bulat membusung dan memuntir-puntir puting susunya kenyal dan mengeras tanpa kuhentikan penetrasi penisku kedalam liang vaginanya yang hangat dan basah.
Lolita tidak berhenti merintih dan mendesah sambil dahinya mengernyit menahan klimaksnya agar kami lebih lama menikmati permainan yang makin lama semakin nikmat dan membawa kami melayang jauh.
“Oohh..Ahh..Dhii..enghh..ehn..nnakhh..aahh..mmnghh ..aahh..enghh..oohh..” desahan dan rintihan Lolita menikmati gesekan-gesekan batang penis dan rojokan-rojokan kepala penisku berirama merangsangku untuk makin memacu pompaanku, nafas kami saling memburu………….ruar…biasa……….. Setelah mulai kurasakan ada desakan dari dalam tubuhku untuk menuju penisku, aku merubah posisi lagi untuk kedua tanganku bersangga pada siku-siku tanganku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya. Sambil aku merapatkan tubuhku diatas tubuh Lolita , kedua kaki Lolita mulai menjepit pinggangku lagi untuk memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman “Mmnghh..mmhh..oohh..ahh..Dhii..mmhh..enghh..aahh. .”
“Oohh..Lolita ..enghh..khalau..mau sampai..oohh..bhilang..ya..sha..yang..enghh..aahh. .” ujarku meracau “Iyaa.. Iyaa….oohh..enghh..aahh..aahh..” tubuh kami berdua makin berkeringat, dan rambut kami juga tambah acak-acakan, sesekali kami saling melumat bibir dengan permainan lidah yang panas disertai gerakan maju mundur pinggulku yang diimbangi gerakan memutar, kekana! n dan kekiri pinggul Lolita . “Oohh..enghh..aahh..dhii..oohh..uu..dhahh..belomm. .engghh..akhu..udahh..ngga k khuat..niihh..aahh..”
Erangan-erangan kenikmatan Ima disertai tubuhnya yang makin menggelinjang hebat dan liang vaginanya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klimaksnya “Dhikit..laghi..sayang..oohh..enghh..mmhh..aahh ..aahh..” sambutku karena penisku juga sudah mulai berdenyut-denyut “Aahh..aa..dhii..noww..noww..oohh..oohh.. enghh..aahh..aahh..” jeritnya “Yeeaa..aahh..iimm..aahh..aahh..enghh..aahh..” jeritanku mengiringi jeritan Lolita , akhirnya “Aahh..aahh..enghh..mmhh..aahh..”
Kami mencapai klimaks bersamaan, “Srreett..crreett..srreett..crreett..srreett..crre ett..” ran kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah desah, kami berpelukan sangat erat, aku menekan pinggulku dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam liang vag! ina Lolita , sementara Lolita membelit pinggangku dengan kedua kaki indahnya dan memelukku erat sekali seakan tak ingin dilepaskan lagi sambil kuciumi lehernya dan bibir kami juga saling berciuman.
“Aahh..mmhh..oohh..enghh..emnghh..Adhi..aahh..emmh h…hhuuhh..” Nikmat yang kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sementara kami masih saling berpelukan erat, vagina Lolita masih mengempot-empot dan menghisap-hisap habis cairan spermaku seakan menelannya sampai habis, dan penisku masih berdenyut-denyut didalamnya,dan kemudian secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, dan akupun jatuh tergulir disamping kanannya.
Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Ima kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiriku sambil terengah-engah kelelahan dan mencoba mengatur nafasnya setelah menikmati permainan surga dunia kami. Kulit tubuhnya yang putih dan halus berkeringat bersentuhan dengan kulitku yang berkeringat, Ima memelukku mesra, dan tangan kiriku membelai rambut dan pundaknya.