Perkenalanku dengan seorang penyuka sesama jenis di sebuah kampus, panggil saja nama aku Valen , aku asli orang bandung dan di ibu kota aku ngekost yang khusus buat wanita, di rumah kost terdapat kurang lebih 14 kamar dan semuanya itu wanita banyak yang berprofesi sebagai mahasiswi ataupun udah bekerja.
Satu hal yang membedakan aku dengan wanita-wanita normal lainnya ialah semenjak kecil aku tak pernah tertarik pada lelaki. Sebenarnya banyak lelaki yang suka dengan aku semenjak aku masih SMA. Teman-teman aku juga banyak yang heran mengapa aku belum punya pacar juga, sebab menurut mereka aku cantik.
Aku selalu bilang kalau belum ada yang aku suka dan aku belum mau cepat-cepat pacaran. Ada juga yang pernah bercanda dan bilang kalau mungkin aku seorang lesbian. Sebenarnya teman aku itu betul, tetapi aku tak berani mengakuinya.
Terus terang aku malu sekali jika ada yang tahu kalau aku seorang lesbian. Orang tua aku juga pasti marah besar dan kecewa jika tahu keadaan aku yang sebenarnya. Apalagi mereka juga tergolong sangat religius dan aktif dalam kegiatan-kegiatan keagamaan di Jakarta.
Baru semenjak aku kuliah dan pindah ke Bandung aku dapat menyalurkan keinginan aku yang sudah bertahun-tahun aku pendam dan kadang sangat menyiksa itu.
Waktu di SMA aku pernah punya teman dekat wanita. Kami sering pergi berdua dan aku suka sekali sama ia . Tetapi sampai hari ini pun perasaan itu tak pernah aku utarakan kepadanya sebab aku tahu ia bukan seorang lesbian seperti aku dan aku tak mau merusak persahabatan aku dengannya.
Pengalaman pertama aku dengan wanita dimulai sekitar satu tahun lalu. Di daerah kost aku ada seseorang yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama dengan saya, walaupun ia beda fakultas, namanya Feti.
Feti tak punya kendaraan, jadi ia sering ikut mobil aku ke kampus. Kami juga sering pergi ke mall atau nonton bersama, sehingga dalam waktu yang singkat hubungan kami menjadi cukup dekat.
Feti wajahnya sangat cantik, kulitnya putih mulus dan badannya juga tinggi langsing. Ia sesekali melakukan pemotretan sebagai model dan pernah menjadi cover girl di salah satu majalah remaja.
Sebenarnya semenjak dari awal aku kenal ia aku sudah suka ia , tetapi sekali lagi, perasaan itu aku simpan dalam-dalam sebab aku tak tahu apakah ia juga seperti aku atau seperti gadis normal lainnya. Yang aku tahu ia belum pernah punya pacar cowok juga.
Di malam hari kami sering main ke kamar masing-masing untuk sekedar ngobrol atau nonton film. Kamar Feti juga ada kamar mandinya dan biasanya ia hanya melilitkan handuk setelah selesai mandi dan mengenakan pakaian di depan saya.
Mungkin sebab aku wanita juga, jadi ia tak malu-malu, pikir saya. Di kamar biasanya Feti hanya mengenakan baju kaos longgar tanpa BH atau celana dalam lagi. aku sering mencuri-curi pandang ke kemaluannya yang ditumbuhi oleh bulu-bulu yang lebat. Hampir seluruh badannya ditumbuhi bulu-bulu halus dan ini menambah keseksian ia .
Setelah beberapa bulan kami dekat, aku masih belum tahu kalau ia juga seorang lesbian seperti saya. aku baru tahu setelah ia sendiri mengaku kepada saya. Kejaia nnya sekitar 6 bulan yang lalu. Waktu itu aku sedang membaca majalah di kamar dan Feti main ke kamar saya, katanya mau nonton VCD di kamar saya.
Sambil ia nonton, aku pergi mandi dan waktu aku selesai mandi aku sengaja keluar tanpa mengenakan apa-apa. Hal ini tak pernah aku lakukan sebelumnya sebab sebenarnya aku cenderung pemalu dan tak biasa memamerkan tubuh telanjang aku ke orang lain. aku hanya mau melihat reaksi Feti saja kalau melihat aku dalam keadaan telanjang.
Begitu aku keluar kamar mandi, ia cukup kaget melihat saya. Matanya terus memandangi tubuh aku dari atas ke bawah, dan ia berkomentar kalau badan aku seksi dan ia suka buah dada aku yang menurutnya walaupun tak begitu besar tetapi terlihat kencang. Tak tahu kenapa, saat itu aku tak merasa malu walaupun Feti terus memandangi saya, dan malah aku sengaja berlama-lama mengeringkan rambut aku sambil menghadap ke arahnya.
Setelah itu aku mengenakan baju tidur putih yang bahannya cukup tipis tanpa mengenakan apa-apa lagi, seperti yang biasa dilakukan Feti. aku duduk bersila di depannya dan kami mulai mengobrol seperti biasanya. Sebab posisi duduk aku dan baju tidur yang cukup pendek, Feti dapat melihat kemaluan aku dengan jelas, dan aku perhatikan ia beberapa kali melihat ke arah situ.
Pembicaraan kami pun berlanjut dan Feti menanyakan aku apakah aku pernah pacaran dengan wanita, sebab ia heran kenapa sampai saat ini aku belum pernah punya pacar cowok. aku bilang belum dan aku tak melanjutkan jawaban lagi.
Hal yang sama aku tanyakan ke Feti dan jawabannya sungguh di luar dugaan saya. Feti mengaku kalau sebenarnya ia ialah seorang lesbian dan ia pernah punya pacar wanita sewaktu di SMA. Terus terang, pernyataan itu membuat hati aku berbunga-bunga sebab ia ialah wanita pertama yang aku suka dan kebetulan juga seorang lesbian.
Aku memberanikan diri untuk berterus terang ke Feti kalau aku juga seperti ia dan bahwa sudah lama aku memendam perasaan padanya. Feti tersenyum dan mengatakan bahwa ia juga punya perasaan yang sama, tetapi juga tak berani mengatakan yang sebenarnya kepada aku sebelum ia yakin kalau aku juga suka sama ia . Feti kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan saya.
Sambil membelai rambutnya, kami terus ngobrol dan menyesalkan kenapa selama ini masing-masing selalu berpura-pura dan tak berani berterus terang. aku bilang kalau aku takut ia malah menjauhi aku kalau tahu aku seorang lesbian, sebab sampai hari itu pun aku juga tak tahu kalau Feti seperti aku juga.
Beberapa saat kemudian Feti mengajak aku naik ke ranjang. Kami berciuman lama sekali, dan itulah pengalaman pertama aku berciuman dengan seseorang. Feti kelihatan sudah cukup ahli, lalu tangannya mulai turun dan memegang buah dada saya. aku sudah mulai terangsang dan aku minta ia untuk melepaskan baju tidur saya.
Sambil berdiri, Feti melepaskan baju kaos yang dikenakannya, tetetapi masih mengenakan celana dalamnya. Kemudian ia menarik baju tidur aku ke atas sehingga aku tidur telentang di hadapannya tanpa mengenakan apa-apa lagi. Feti kemudian mulai menciumi buah dada aku dan menjilati kedua toket saya. aku sudah sangat terangsang dan kemaluan aku mulai basah.
Ciuman Feti mulai turun dan ia kemudian membuka kedua kaki aku lebar-lebar. Rambut kemaluan aku disibakkan dan Feti mulai menjilati klitoris saya. aku terus mengerang sambil memejamkan mata. Hanya dalam selang waktu beberapa menit aku menikmati ciuman pertama saya, sentuhan seorang wanita dan sekarang pertama kalinya juga seseorang menjilati kemaluan saya.
Feti terus memainkan lidahnya di kemaluan aku dari atas ke bawah dan beberapa kali menghisap klitoris aku seperti menghisap sedotan. aku orgasme beberapa kali dan sepertinya Feti tak memberikan kesempatan kepada aku untuk bernapas dan terus memainkan lidahnya dan menjilati aku dengan semakin bernafsu.
Setelah puas menjilati saya, ia meminta aku untuk melakukan hal yang sama kepadanya. aku mulai dengan menjilati buah dadanya yang lumayan besar dan putingnya yang berwarna merah kecoklatan.
Putingnya juga besar dan sepertinya sensitif sekali, sebab Feti langsung mendesah-desah dengan keras begitu aku menjilati putingnya. Feti meminta aku untuk menjilati kemaluannya, tetapi aku masih belum puas bermain-main dengan putingnya yang seksi itu.
Jilatan aku terus turun sampai ke kemaluannya. Celana dalamnya belum aku lepaskan, dan di sebelah kiri kanan celananya terlihat rambut kemaluannya yang lebat. aku mulai dengan menjilati sebelah kiri dan kanan selangkangannya.
Feti terus mendesah dan membuka kakinya lebih lebar lagi. Ia meminta aku untuk melepaskan celananya, dan sambil pantatnya ia ngkat sedikit, say lepaskan celana dalamnya perlahan-lahan, dan terlihatlah dengan jelas kemaluannya.
Aku lanjutkan dengan menjilati kemaluannya, matanya dipejamkan dan kedua tangannya ditaruh di atas kepala aku sambil sedikit menekan-nekan dan mengarahkan jilatan aku ke klitorisnya. Ternyata menjilati kemaluan wanita sangat nikmat, lebih dari yang selama ini aku bayangkan. aku membuka bibir kemaluan Feti dan aku jilati bagian dalamnya yang berwarna kemerahan. Feti sudah sangat basah dan semakin keras mengerang.
Kemudian Feti meminta aku untuk bangun dan melakukan posisi 69 dengan tubuh aku berada di atas tubuhnya. Kami saling menjilati kemaluan satu sama lain sampai akhirnya kami beberapa kali orgasme. Setelah lelah, kami berciuman kembali dan tidur berpelukan sepanjang malam. aku benar-benar menikmati pengalaman pertama aku ini, apalagi dengan orang secantik dan selembut Feti.
Setelah malam itu, kami sering bercinta. Kadang-kadang aku menginap di kamarnya atau ia di kamarku. Memang kami tak berani untuk tidur bersama setiap malam untuk menghindari omongan teman-teman kost lainnya.
Percintaan kami berakhir dua bulan yang lalu waktu Feti beserta keluarganya pindah ke Australia. aku sangat kehilangan dirinya dan tak tahu apakah aku akan mendapatkan orang seperti dirinya lagi.
Saat ini aku sangat kesepian dan kadang-kadang timbul keinginan untuk menceritakan keadaan aku yang sebenarnya ke orang lain, mungkin saja dengan begini aku akan lebih mudah mendapatkan teman wanita. Tetapi sepertinya saat ini aku belum siap dan aku terlalu takut orang tua aku akan kecewa dan marah besar kalau mereka tahu satu-satunya anak wanitanya ialah seorang lesbian.