Cerita hot – Namaku Didit, kala peristiwa ini terjadi aku masih berkantor di wilayah Jl Kramat Raya, biasanya aku pulang dengan membawa motor tapi kali ini aku agak malas pulang dengan membawa motor sehingga menitipkannya di halaman parkir kantor.
Malam itu aku pulang pukul delapan malam, iseng iseng aku mampir ke sebuah restoran fast food di Atrium Senen yg kala itu sudah agak sepi, maklum mungkin sudah agak malam. Aku mengambil tempat duduk yg kebetulan agak jauh di depan duduk seorang gadis yg kelihatannya sedang menunggu seseorang. Aku perhatikan terus, tiba – tiba dia memberi lambaian tangan agar aku mendekati tempat duduknya. Aku bergegas mendekati tempat duduknya.
Hai, sapaku.
Dia hanya tersenyum ketika aku menyapanya.
Kenapa kamu perhatikan aku terus?, tanyanya.
Eh nggak, iseng aja, habis kamu kayanya lagi nunggu orang, ya?, tanyaku.
Iya nih aku lagi nunggu temenku, tapi kok nggak datang – datang ya?.
Oh ya aku Didit, kamu?, tanyaku.
Vivi, jawabnya.
Tdk lama kami mengobrol, kemudian datang teman Vivi yg telah ditunggu – tunggunya. Kupikir teman Vivi itu pria, tapi ternyata wanita juga. Setelah agak lama kemudian Vivi kembali lagi ke meja dimana kami mengobrol.
Oke Dit, kita jalan yuk, ajak Vivi.
Kemana Vi?, tanyaku.
Lho katanya kamu ingin dengar ceritaku, jawab Vivi.
Kemudian Vivi mengajakku check in di salah satu hotel di bilangan Kramat. Pertama aku pikir Vivi mengajakku mengantarnya pulang, ternyata dia malas pulang ke rumahnya karena pikirannya sedang suntuk.
Setelah masuk kamar hotel, aku langsung ke kamar mandi.
Dit kamu sedang mandi ya?, tanya Vivi.
Aku tdk langsung menjawabnya dan sepuluh menit kemudian baru aku keluar dari kamar mandi dengan memakai kaos dalam dan celana pendek.
Aku mandi dulu ya Dit, nggak enak rasanya badanku sudah seharian, kata Vivi sambil menuju ke kamar mandi.
Sepuluh menit kemudian Vivi keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai CD dan BH. Terlihatlah payudaranya yg berukuran 34B menonjol menantang.
Sorry ya, habis gerah kalau pakai baju lagi, kata Vivi sambil merebahkan tubuhnya yg sintal ke ranjang di sebelahku.
Tiba tiba Vivi langsung memeluk dan mencium pipi kananku. Aku hanya terdiam dan pura pura acuh. Dan kemudian ia melumat bibirku dengan liar dan aku akhirnya membalas lumatannya dengan liar juga. Lama juga kami saling melumat bibir satu sama lain.
Kemudian Vivi membuka kaos dalam yg masih kukenakan dan melepas celana pendekku. Dan langsung memegang penisku yg masih setengah tegak. Aku tdk menyia?nyiakan kesempatan ini. Langsung saja kubuka tali BHnya dan membuangnya ke lantai. Kuhisap puting susunya serta kuremas?remas payudara yg satunya.
Ooohh, Dit teruss Dit aahh, rintih Vivi yg merasa kenikmatan karena kuhisap dan kuremas payudaranya.
Secara bergantian kuhisap dan kuremas sepasang payudara kenyal itu sampai puas. Setelah puas, aku langsung memasukkan jariku di lubang kenikmatannya. Kuelus?elus klitorisnya yg sudah basah oleh cairan vaginanya.
Tiba – tiba Vivi menarik kepalaku ke depan.
Dit Vivi sudah nggak tahan lagi. Entot Vivi ya, Dit please.. vagina Vivi sudah nggak tahan pengen di entot.. please.., rintih Vivi mengiba kepadaku.
Segera kubuka CDnya dan Vivi kuminta menghisap penisku yg sudah tegang berdiri bagaikan tugu monas.
Vi, hisap penisku Vi, pintaku.
Vivi kemudian dengan liar menghisap dan memainkan penisku di dalam mulutnya.
Terus Vi, enak Vi.. yaa.. teruss.. aahh.
Vivi kemudian memintaku untuk berposisi 69. Aku turuti kemauan Vivi. Dengan posisiku berada di bawah dan Vivi di atas, vagina Vivi berada tepat di depan mulutku. Bau harum khas vagina sudah tercium, tanpa permisi lagi aku langsung melumat bibir vagina Vivi yg sudah basah oleh cairan vaginanya. Vivi pun tak mau kalah, ia asyik dengan penisku, menghisap dan mengocok di mulutnya, dijilat dan terkadang dikocok oleh mulutnya sehingga membuat penisku langsung berdiri dengan tegak dan keras.
Puas dengan gaya 69, Vivi langsung berdiri di atasku dan mengarahkan vaginanya ke arah penisku.
Dit, Vivi udah nggak tahan lagi, biar Vivi yg entot penis kamu dulu, ya, pinta Vivi.
Tdk lama kemudian penisku sudah masuk ke liang kenikmatan yg sudah licin oleh cairan vaginanya.
Dengan posisi Vivi yg berjongkok memegang bahuku, gerakan turun naik pantatnya menambah kenikmatan kocokan vaginanya.
Aahh.. Dit penis kamu enak Dit, sshh.. aduh Dit enak sekali.., rintih Vivi yg menikmati permainannya sendiri.
Aku pun mengimbanginya dengan sesekali menekan ke atas dan Vivi menghentakkan pantatnya dengan lebih cepat.
Selang 5 menit kemudian Vivi memegang bahuku kuat sekali dan langsung melumat bibirku. Ternyata Vivi sudah mencapai klimaks dan cairan vaginanya terasa hangat membasahi penisku yg masih menancap di dalam vaginanya. Kugulingkan tubuh Vivi ke samping, sekarang giliranku. Kutarik penisku dari vaginanya dan langsung menyerbu kearah lubang kenikmatan itu.
Kumainkan klitoris Vivi yg berwarna merah muda kecoklat coklatan dengan ujung lidahku, kulumat bibir vaginanya yg masih basah dengan cairan yg baru saja keluar dari vaginanya. Tdk ada pikiran jijik lagi dalam otakku, yg penting adalah merasakan kenikmatan.
Teruss.. Dit.. aahh enak Dit ayo teruss.., erang Vivi yg ternyata dia sudah siap untuk dientot lagi.
Ayo Dit, sekarang kamu yg entot aku, Vivi udah nggak tahan pengen dientot lagi, pinta Vivi.
Sekarang kuarahkan mulutku ke arah puting susunya yg sudah mengeras. Kuhisap dan kugigit sesekali.
Aahh Dit ayo entot Vivi.. Aku sudah nggak tahan.. ayo dong pleasee.. aahh.
Kuturuti kemauan Vivi untuk mengentot vaginanya. Segera saja kuarahkan penisku tepat di vaginanya dan
bleesssss.., masuk sudah semua penisku ke dalam vaginanya.
Aahh Dit enak sekalii.. ayo Dit teruss.. aahh, erangan Vivi menikmati penisku yg masuk ke liang vaginanya.
Aku gerakkan pantatku turun naik secara berkala. Kadang cepat kadang lambat. Kulihat Vivi menikmati permainanku sampai ia memelukku erat sekali.
Dit teruss.. sebentar lagi aku keluar ayo terus entot.. aahh enak Dit..
Vivi lemas dan terasa penisku tersiram cairan hangat vaginanya. Gerakan pantatku masih turun naik, kupacu terus, kulihat Vivi sudah telentang lemas.
Kuminta Vivi untuk berdodgy style. Vivi segera mengubah posisinya hingga dapat kulihat gelambir bibir vaginanya yg basah oleh cairan vaginanya. Segera kuarahkan penisku ke arah vaginanya dan bless..
Oohh Dit masukin semuanya, teruss.. aahh.
Gimana Vi, masih kuat?, tanyaku.
Terserah kamu Dit, mau diapain aja vagina Vivi, yg penting vagina Vivi puas kamu entot, jawab Vivi sambil tersenyum puas.
Segera kumainkan perananku lagi. Kugerakkan maju mundur pantatku.
Aahh Dit teruss.., Vivi mengerang halus.
Gimana Vi, enak nggak penisku? tanyaku.
Aduhh Dit enak sekali penis kamu, vagina Vivi puas sekali, jawabnya.
Kuminta Vivi mengangkat kakinya sebelah, seperti anjing sedang kencing. Kutahan kakinya dengan lenganku dan sambil meremas payudaranya yg basah oleh keringatnya.
Ayo Vi sekarang nikmati permainanku.
Kupacu gerakan pantatku maju mundur.
Ayo Dit terus.. terus.. terus.. enak sekali Dit, terus…
Dan Vivi mengimbangi dengan menggoyang pantatnya.
Ayo Vi sedikit lagi aku keluar, sambil kupercepat gerakan pantatku.
Vi, mau dikeluarin di dalam apa di luar?, tanyaku.
Terserah kamu Dit.. aahh.. ayo Dit kita keluar bareng.. aahh, erangan Vivi mengejang kenikmatan.
Vi aahh.. enak Vi, aahh, kupercepat gerakan pantatku.
Dit teruss.. penis kamu enak sekalii.. aahh enak Dit.. entot terus vagina Vivi sampai jebol.. aahkk.., itulah teriakan Vivi seiring spermaku yg akhirnya keluar membanjiri vaginanya.
Dengan penis yg masih menancap di vaginanya, kupeluk Vivi dengan erat.
Terima kasih ya Dit, kamu sudah memberi kepuasan ke vagina Vivi, kata Vivi sambil tersenyum kepadaku.
Setelah itu kami bergegas ke kamar mandi. Di kamar mandi Vivi mencuci penisku. Pertama ia hisap penisku dan dijilatinya sisa sperma yg kemudian ia siramkan dengan air hangat yg ada di bath tub.
Tiba tiba penisku berdiri kembali. Kubalikkan tubuh Vivi dan kuminta ia menungging dengan tangan memegang dinding kamar mandi.
Ayo Vi, aku entot lagi kamu, kataku.
Vivi pun menuruti kemauanku. Segera kuarahkan penisku ke vagina Vivi. Dan bless.. masuk sudah semua penisku ke vagina Vivi.
Aahh.. enak sekali Dit.. ayo dong Dit dikocok lagi yg keras, pinta Vivi.
Kukocok penisku di vagina Vivi.
Aduh Vi.. kok enak sekali vagina kamu.. diapain Vi, gumamku.
Di entot penis kamu sayang.. Please fuck me longer honey.., jawab Vivi sambil menggoyang pinggulnya.
Aku pun tambah keenakan digoyang seperti itu. Kupercepat ayunan pinggulku menghantam pantat Vivi yg sintal.
Aahh.. oohh yes honey fuck me fuck me harder oohh.. yes enak sekali Dit.., rintih Vivi.
Aku pun tak tahan lagi.
Vi aku mau keluar.. aahhh Vi.. yess.. yess.. vagina kamu enak sekali.. Vi.. oohh yess.., eranganku bersamaan dengan spermaku muncrat di dalam vagina Vivi.
Vivi pun segera berbalik menghadapku dan langsung menghisap sisa sperma yg masih ada di kepala penisku dan menelannya.
Sperma kamu enak Dit.. enak sekali, kata Vivi sambil terus menguras sisa spermaku yg masih ada di kepala penisku.
Kulihat senyuman puas di bibir Vivi. Kami pun mandi berdua di bath tub dan melanjutkan permainan itu sampai pukul 3 pagi, sampai?sampai kami tdk sempat untuk ke tempat tidur lagi, saking asyiknya menikmati surga dunia. Esoknya kami langsung check out dari hotel dan aku mengantar Vivi sampai ke depan rumahnya tanpa aku turun dari taksi yg mengantar kami.
Itulah cerita ku tentang kencan kilat kami yg membekas, tanpa paksaan apapun. Untuk Rina, terima kasih atas kepuasan yg kamu berikan sepanjang malam itu, semoga kita bisa berbagi lagi.