Pagi itu seperti biasanya aku dan motor tuaku berjalan menuju sekolah tempatku menimba ilmu. Perkenalkan namaku aldo umur masih 17 tahun perawakan tinggi kurus kulit agak hitam kira2 tinggiku kalau diukur 177cm dan berat badanku 55kg. Dengan mengendarai motor tua peninggalan ayahku itu aku sehari2 pergi kesekolah.
Hari itu hari selasa sebenarnya aku males pergi kesekolah karena ada mata pelajaran geografi, bukannya tidak suka dengan pelajaran ini tapi gurunya killer men. Akhirnya dengan perasaan ogah2an aku masuk melewati pintu gerbang sekolahku.
“Eh kampret” tiba2 ada suara memanggilku. “Setan ngagetin aja lu” umpatku sedikit kesal menanggapi suara itu yang ku tau suara itu adalah temanku roni.
” Eh kenapa lu kok kayak gk semangat gitu?” Tanya si roni kepadaku karena melihat raut wajahku yang tampak malas.
“Gpp kok ron, nih lagi males aja karna nantik ketemu sama si botak” terangku pada roni sambil melepas helm yang kukenakan.
“
Si botak?” Tanya roni sedikit kebingungan.
“Iya si botak, pak dauri guru botak mesum itu” aku coba menjelaskan pada roni
“Sialn lu do masak guru sendiri lu panggil si botak” ucapnya sambil ketawa terbahak2.
Aku lalu pergi meninggalkan temanku yang satu ini. Eh iya roni ini adalah sahabatku dari mulai kelas 1 sampai sekarang.
Kita berdua begitu dekat sehingga aku sering tidur dirumah roni begitu juga sebaliknya.
“Krrrriiiiiiinnnnnnggg”
“Krrrriiiiiiinnnngggg” bunyi bel sekolahku menandahkn jam pelajaran telah usai
“Ron gue pulang dulu iya?” Aku berpamitan kepada roni sembari memasukan buku2ku kedalam tas.
“Ah gk asik lu do, masak jam segini mau pulang” jawabnya sedikit kesal dengan pernyataanku.
“Lu kan tau sendiri ron si botak ngasih kita tugas seambrek” jawabku sembari berjalan meninggalkan roni sendirian.
Setelah itu aku langsung tancap gas pulang kerumah. Sesampai dirumah aku langsung mengganti pakaian seragamku dengan kaos oblong dan celana 3/4 karena cuacanya begitu panas siang itu. Setelah makan siang aku ijin keluar pada ibuku untuk mengerjakan tugas ke warnet.
Setelah 15 menit perjalanan akhirnya aku sampai juga disebuah warnet, aku langsung aja memasuki sebuah bilik yg kupilih. Aku langsung saja menyalahkan komputer pada bilik itu dan berselancar ria di mbah google mencari bahan tentang tugas geografi.
Hampir 1 jam aku berada diwarnet itu tapi aku belum juga menemukan apa yang aku cari segera kumatikan komputer dihadapku langsung aku keluar pada bilik itu menuju kasir yg berada disebelah pintu. Diluar cuaca nampak panas sekali, aku menyulut sebatang rokokku yang kubeli dari sisa uang kembalian membayar warnet. Cukup lama aku terdiam diluar dan akhirnya ku putuskan untuk pergi kerumah roni.
Didepan rumah roni aku langsung memarkir motor tuaku dan langsung mengetuk pintu rumah roni, beberapa saat kemudian seorang perempuan yang cukup cantik membuka pintu itu.
“Eh km ternyata aldo?” Sapanya ketika pintu itu terbuka.
“Iya tante, roninya ada tan?” Ternyata tante selvi mama dari roni yang mebuka pintu itu.
“Roninya baru aja keluar do tante kira keluarnya sama km” tente selvi memberitahuku bahwa roni tidak ada dirumah.
“Loh keluar iya tante?” Aku sedikit kecewa mendapati roni tidak ada dirumahnya.
“Iya ron. Emang ada perlu apaseh do? Kok kelihatannya penting banget” tanya tante kepadaku.
“Eh gak tante, saya cuma mau pinjem tugas geografi milik roni” aku menjelaskan maksudku kerumah ini.
“Ya udah km cari aja do dikamar roni” tante selvi mempersilahkan aku untuk masuk.
“Permisi iya tan” sembari aku nyelonong masuk.
Aku langsung menuju kamar roni, disana aku langsung mencari barang yang kucari itu. Setelah capek mencari dan belum ketemu juga akhirnya aku istirahat sebentar dikamar roni. Aku melihat jam tangganku karena jarum jam menunjukan pukul 3 aku segera berpikir untuk pulang.
Langsung aku keluar dari kamar roni dan mencari tante selvi, setiap sudut ruangan aku mencari tante selvi belum juga kudapati. Kini pikiranku tertuju pada suatu kamar yang aku pikir itu kamar tante selvi. Aku mendekat kekamar itu melihat kamar itu tidak ditutup aku langsung aja nyelonong masuk.
ASTAGA jantung serasa mau copot darahku mendesir kencang ketika melihat tubuh tante selvi hanya terbalut BH dan CD berwarnya hitam yg kontras dengan warna kulitnya yg putih. Diusianya yang ke 39 tahun tubuh tante selvi masih terlihat mengairahkan sekali dengan payudaranya yang besar kupikir ukurannya 38b dan bongkahan pantatnya begitu kencang.
Aku menrobos masuk kedalam semalkin dekat dengan tubuh tante selvi libidoku langsung naik begitu tinggi melihat daerah selangkangannya ditumbuhi bulu2 halus yg sedikit tertata rapi. Dilema besar sedang menyeliputiku waktu itu antara rasa ingin mencoba hal baru yang membuatku penasaran dan rasa bersalah pada roni sahabatku karena berbuat seperti ini pada ibunya. www.filmbokepjepang.net