Setelah lulus dari bangku kuliah aku bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di jakarta,
meniti karir sebagai eksekutif muda yg merupakan impian banyak orang sekarang ini. Semuanya berjalan normal sampai suatu hari, kedua orang tuaku yg sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah seorang anak dari kerbat mereka.
Pernah terlintas di kepalaku untuk tdk menuruti kemauan kedua orang tuaku, tetapi apa lagi yg bisa kuperbuat untuk mereka selain menjalani pernikahan tanpa adanya hubungan rasa cinta sebelumnya. Namaku ****, karena merupakan anak satu-satunya , kedua orangtuaku sangat ingin cepat-cepat memiliki cucu dariku Wanita itu namanya Putri, dia seumuran denganku dia juga bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai general manager. Hari pernikahan kami berjalan lancar, yg kami berdua lakukan hanya tersenyum dan melambaikan tangan saja sepanjang hari, tdk seperti pasangan lainnya yg sangat antusias dengan perkawinannya kami berdua atau mungkin saya lebih tepatnya malah seolah-olah tdk perduli dengan apa yg terjadi dengan apa yg terjadi hari itu.
Pada malam pertama kami dapat di katakan sangat aneh, karena tak ada hiasan pengantin dan suasana yang seharusnya romantis berubah menjadi sekaku es. Sepanjang malam tidak ada satupun dari kami yg memulai pembicaraan terlebih dahulu. Hingga matahari mulai terbit, kuputuskan untuk keluar dari kamar ku untuk membuat secangkir kopi di dapur. Setengah jam kemudian dan kopi di cangkirku hampir habis, “gue ke kantor dulu, pulangnya mungkin agak kemaleman” ujar Putri sambil mengenakan sepatu di ruang tengah.
Ucapannya tidak ku hiraukan, seakan sedang berada dalam lamunan dengan banyak hal yg menghantui pikiranku hingga suara pintu depan kemudian menyadarkanku bahwa wanita yg menyapaku tadi adalah istriku. Waktu pun terasa sangat lambat berjalan, dan setelah semua pekerjaanku di kantor selesai aku pun memutuskan untuk pulang dan beristirahat. Setibanya di rumah suasana sepertinya masih seperti dulu saat aku masih lajang, tidak ada yg berubah, tiba tiba “Kamu sudah pulang?” tanya Putri sambil tersenyum. “sorry yah tadi gue nggak sempet masak, kita delivery aja yah” sambungnya. Tanpa berkata aku pun pergi meninggalkannya, seperti masih belum menerima keadaan ini. Setelah mandi ku nyalakan televisi, tdk lama setelah itu terdengar bunyi bel dari pintu depan, ternyata kedua orang tua kami datang berkunjung. “eh, kok nggak bilang kalau mau dateng?” tanya Putri kepada kedua orangtua kami sambil menggandeng tanganku, Tangan Putri terasa dingin, mungkin karena dia baru selesai mandi dan sepertinya Putri
belum memakai daleman.
Kedua buah dadanya menjepit lenganku,dan entah sengaja atau tdk Putri mulai mengosokan kedua buah dadanya naik turun, sebenarnya kejadian itu sangat aku nikmati namun karena memang pada dasarnya kami tdk memiliki rasa cinta, jadi aku memutuskan untuk bersikap normal. Kunjungan kedua orang tua kami berakhir pukul 23.30 malam, kejadian tadi membuatku bingung harus bersikap seperti apa. Seumur hidup baru pernah aku diperlakukan seperti tadi, bisa saja kejadian tadi kunikmati, tetapi Putri bukanlah wanita yg kucintai. Yg anehnya lagi, hingga kedua orang tua kami pulang Putri tetap menggandeng tanganku, seakan tdk ingin dilepaskannya. Tdk ingin terus dalam keadaan yg membuatku seperti orang bodoh itu, kulepaskan tanganku dari dekapannya dan pergi ke ruang kerjaku Langkah kakiku menuju ruang kerja terasa semakin berat, Putri sebenarnya hanya ingin memulai sesuatu yg baik, tetapi mungkin aku terlalu serius menanggapinya.
Saat pekerjaan kantorku hampir selesai Putri datang menghampiriku “masih marah ya?, maaf deh lain kali gue bakal ngasih tau lo dulu kalo gue mau berimprovisasi” suara Putri terdengar pelan penuh penyesalan, “Nggak, gue nggak marah.. gue cuma bingung aja tadi, mau nanggepinnya gimana” balasku, perlahan mulai ku sadari bahwa tdk ada jalan keluar lain selain membicarakan semua masalah dengan baik-baik “ya udah, kalo gitu gue tidur duluan yah..”sambung Putri dengan senyum manis di wajahnya Untuk ukuran kecantikan, Putri termasuk wanita yg cantik dan menawan, sebagai wanita karir yg selalu mementingkan
penampilan, Putri sebenarnya sangat sexy. Walaupun orangnya perfectionis Putri tetap bisa membagi diri agar tetap bisa jadi orang yg asik, contohnya di kantor dia selalu berusaha terlihat berwibawa dan selalu rapih sedangkan di rumah dia sering hanya memakai celana jeans pendek dan baju tanpa lengan. Selain itu Putri sebenarnya orang yg mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita tetapi karena pada dasarnya belum memiliki rasa sayang jadi masih sangat sungkan bagiku untuk melakukan sesuatu padanya. Malam itu sofa di ruang tv menjadi tepat tidurku, sengaja kubiarkan Putri tidur sendiri di kamar karena masih ada sesuatu yg mengganjal dalam diriku. Keesokan harinya Putri bangun lebih dulu, segera ia menuju ruang tv dan melihatku yg sedang tidur “loh, nggak tidur di dalem? Entar masuk angin loh” suara Putri terdengar di pagi hari saat ku coba untuk mengumpulkan nyawa, “nggak apa-apa,…….kalo gue tidur ama lo, entar kesannya gimana gitu” kataku sambil mengusap mata
“gue buatin kopi mau nggak?” tanya Putri “nggak, nggak usah gue bisa buat sendiri kok” jawabku
“udah, nih…” ujar Putri sambil menyodorkan secangkir kopi kepadaku, setelah itu dia duduk tepat disampingku, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan.
Pagi itu Putri menggunakan hotpants dan baju kaos oblong yg kebesaran, membuatnya semakin terlihat sexy “nggak ngantor?” tanyaku basa-basi, jantungku berdetak kencang saat selesai bertanya Putri menaruh tangannya di pahaku, dan menatapku dengan matanya yg indah, “jam sembilan lewat dikit baru gue berangkat, lo?” tanya Putri balik “sama, gue juga…… kita berangkat bareng mau nggak?” Balasku “Siap komandan,,.” Jawab Putri sambil tertawa, Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yg sedang senang. Sepulang kantor kujemput Putri di kantornya kemudian kami makan malam di sebuah restoran dekat rumah kami, setelah itu kami pulang Sesampainya di rumah, kuputuskan untuk mandi dan langsung menonton tv. Jam menunjukan pukul 21.00 tetapi mataku sudah terasa berat, sambil menahan rasa kantuk kulangkah-kan kakiku menuju kamar, segera pintu kamar kubuka sedikit dan hendak masuk kedalamnya tetapi langkahku tertahan oleh
sebuah pemandangan yg baru pertama kali ku lihat seumur hidup, lemari baju Putri terbuka, Putri sedang sibuk mencari-cari bajunya dalam keadaan topless dan hanya memakai celana jeans pendek . Refleks langsung kututup pintu itu sembari meminta maaf. Walaupun beberapa detik tadi sangat kunikmati, melihat kedua buah dada Putri yg lumayan besar dihadapan mataku, sangat ranum dan bentuknya pun bulat sempurna juga kencang, tapi kembali lagi rasa bersalah memenuhi kepalaku
hingga membuatku lupa bahwa itu adalah hal yg wajar bagi suami istri “Put, sorry gue mau ngambil bantal, gue nggak ngintip kok” ujarku dari luar kamar, memang terdengar sangat bodoh jika ada seorang suami yg meminta maaf saat melihat istrinya telanjang, tetapi itulah yg terjadi padku sekarang ini “nggak apa-apa masuk aja….” sahut Putri dari dalam kamar Dengan menggunakan tangan kiri, kututup mataku sedangkan tangan kananku meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal. “udah, tanganya dilepas aja, matanya dibuka” suara Putri terdengar sambil mencolek pinggangku “Sorry, gue bukan mau ngintip tadi, gue bener-bener nggak sengaja”ujarku sedikit malu-malu. “nyantai aja lagi, gue yg di intip kok lo yg panik……gue juga baru pertama kali diintipin cowok” balas Putri sambil tertawa, “eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng gue…” sambung Putri sambil menepuk tempat tidur. udah, cepetan tvnya di matiin dulu” lanjut wanita itu sambil sedikit mendorongku, Setelah tv ku matikan, terus langkahku kuarahkan kembali ke kamar. Di kamar Putri sudah berada di atas tempat tidur, kakinya yg jenjang dan putih membuat suasana hatiku tak-karuan. Sikap Putri yg sangat baik padaku membuatku mulai menikmati perjodohan ini dan sedikit membuka hatiku bagi wanita ini.
“sini,” ujar Putri sambil membetulkan posisi bantal yg berada di sampingnya Kurebahkan tubuhku tepat disampingnya
dan langsung kupejamkan mataku, berharap tdk terjadi hal-hal yg aneh malam itu
“lo masih punya pacar yah waktu kita nikah” kucoba untuk membuka mataku pelan-pelan, kutatap wajahnya yg kini
sangat dekat denganku, posisi tubuh Putri sudah menindih sebagian tubuhku
“nggak,, emang napa?” tanyaku balik
“penasaran aja, abisnya lo dingin banget..serem tau” jawab Putri sambil tersenyum kecil
“gue cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget” ujarku
“ohh… gue kira lo jeruk makan jeruk lagi…” sambung wanita itu
“ahh….lo kate gue maho?” jawabku bercanda, tangan Putri perlahan mulai memelukku perutku dan mulai lah dia
menutup matanya
“abisss…..” cekikik Putri memenuhi ruangan itu Karena tdk bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur
sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu.
Keesokan harinya Putri bangun terlebih dahulu, sepanjang malam dia memelukku dan tertidur dengan posisi setengah
tubuhnya menindih tubuhku, dengan posisi seperti ini kedua buah dadanya menempel pada tubuhku dan kurasakan
kehangatan yg beda dari sebelumnya.
“beb,…bangun ih nggak ngantor kamu?” tanya Putri sambil menjepit hidungku.
“beb?,,, bebek kali?” jawabku bercanda
“iiih tuh kan bercanda lagi, teus maunya dipanggil apa?” tanya Putri lagi,
“terserah kamu deh…” ujarku sambil mengucek-ngucek mata.
Mulai pagi itu, di kantor hidupku terasa semakin indah. Putri sangat perhatian padaku dan terus saja mengirimkan SMS
yg menanyakan kegiatanku dan lain-lain. Dan mulai pagi itu kehidupan kami mulai berubah seperti pengantin baru
pada umumnya. Sehabis jam kantor, ku arahkan mobilku langsung pulang. Dirumah, Putri ternyata pulang lebih cepat.
Malam itu Putri mengenakan baju kaos bola barcelona dengan celana hotpants, baju itu dimodifikasinya hingga bahu
sebelah kanannya terlihat keluar dari leher baju bola itu.
“baju bola gue tuh?.”tanyaku
“iya..,, emang istri itu nggak boleh pake baju suaminya?” tanya Putri balik,
“nggak juga sih,,,eh tapi kamu cantik loh kayak gitu” ujarku menggodanya
“udah ah…makan dulu sana….keburu dingin”kata Putri sambil menunjuk ke arah ruang makan
Selain cantik, baik hati dan sangat profesional dalam segala hal, Putri juga jago masak. Sehabis makan, aku segera
pergi ke ruang tv menemui Putri yg sedang asik mencari siaran film-film box office yg biasa diputar di tv saat larut
malam. “duduk sini,…deket gue” suara Putri terdengar saat kakiku mulai menginjak ruang tv. Sambil memegang
sekaleng minuman dingin, perlahan kutempatkan tubuhku tepat disampingnya. Putri langsung menarik tanganku dan
menggengam jemariku erat-erat. Perasaan ku tdk menentu, sudah lama sekali sejak aku duduk di bangku SMA baru
sekarang lagi ada cewek yg begitu dekat denganku seperti ini.
Sebegai laki-laki normal, firasatku mengatakan bahwa ada sesuatu yg ingin dikatakan oleh Putri tetapi dia masih malu
karena sikapku yg masih begitu cuek, kucoba untuk memberi perhatian sedikit untuknya. Kucoba sandarkan tubuhku
ke kursi dan benar saja, Putri langsung menyandarkan kepalanya di bahuku. Ku naikan tanganku sedikit agar Putri
bisa meletakkan kepalanya di dadaku. Tubuh Putri sangat hangat, kubiarkan tangannya menyusuri pinggangku lalu
dipeluknya.
“Put,….kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja…,,, aku siap bantu kok” ujarku untuk
memecah suasana.
“kamu masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?” tanya Putri pelan,
“dulu sih iya,,,, tapi sekarang udah nggak,…abis kamu baik, cantik lagi” gombal ku
“ih gombal,.” Balas Putri, sambil mencubit pinggangku “kalo aku sih pasrah aja ama orang tuaku mau di suruh apa
juga, yg penting pekerjaanku nggak keganggu” sambung Putri
“aku mau minta sesuatu sama kamu” lanjut Putri
“minta apa?” tanyaku
“ehm,,…gimana ngomongnya ya..” jawab Putri
“udah,. Bilang aja nggak usah malu” Ujarku “beneran nih , gak apa-apa?..”tanya Putri
“iya…beneran..,,trus apa?”
“boleh minta cium nggak?” pinta Putri
“ooh..” langsung kudaratkan bibirku ke pipinya.
“iiihh…bukan di situ, tapi di sini” ujar Putri sambil menunjuk bibirnya.
Sebenarnya pada waktu itu, hatiku ingin sekali menciumnya tetapi seumur hidupku, belum ada satupun wanita yg
pernah ku cium, gaya pacaranku saat SMA dulu juga paling Cuma gandengan tangan saja, tdk lebih. Oleh karena itu
beberapa lama kupikirkan hingga
“kamu nggak mau yah.,, nggak apa-apa deh kalo gitu” ujar Putri dengan nada sedikit kecewa
“nggak ,, gue cuma..” perkataanku terhenti
“Cuma apa…?” tanya Putri
“belum pernah ciuman…” ujarku malu-malu, mukaku semakin merah saat selesai mengatakannya.
“astaga,.. jadi kalo nanti kita ciuman, itu jadi first kiss lo dong?” Masih dalam keadaan bingung dan malu, Putri
menganggkat wajahku yg tertunduk malu. Menatapnya dengan penuh rasa cinta.
“gue yg pertama, mau nggak?” tanya Putri Perasaan ku seperti melayg-layg diudara.
Senang sekali rasanya, memang dulu tdk pernah kuharapkan Putri yg menjadi First kiss ku, tetapi karena dia begitu
baik dan menyenanggakan akhirnya kubiarkan semuanya berjalan seperti air mengalir.
“gue ajarain dulu yah, terus nanti kalo udah bisa, lo bales ya?” pinta Putri.
Segera diciumnya kedua bibirku. Bibir Putri sangat tipis dan hangat, beberapa detik kunikmati bibirnya yg menempel
pada bibirku. Tak lama setelah itu, Putri mulai memagut bibirku dan mulai menjulurkan lidahnya kedalam mulutku.
“dibales dong” ujar Putri di sela-sela serangannya ke bibirku Kubalas ciumannya dengan cara yg sama seperti yg dia
ajarkan.
“mmhhh” hanya itu segelintir suara yg dapat kudengar dari mulut Putri Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku.
Putri tertawa lepas sambil memandangiku.
“nah, bibir lo udah nggak perjaka lagi.,, sapa dulu dong gurunya.” Ujar Putri sambil menepuk dadanya
“gila juga lo ya,.. master banget deh kayaknya,.. buka kursus juga yah?” tanyaku
“ya nggak lah,… gue juga baru pertama kali praktek nih, yg biasanya cuman gue baca di buku ama di film bf ternyata
rasanya dahsyat yah” jawab Putri Baru ku tahu kalo Putri juga baru pertama kali ciuman dengan cowok, mungkin
karena sepintas dia orangnya perfectionist jadi cowok-cowok pada sungkan mau jadi pacarnya.
“jadi bibir lo juga udah nggak perawan nih?” candaku.
“apa lagi yg masih perawan?” tanyaku menggodanya
“ya semuanya lah…” jawab Putri sambil menarik bibirku.
“mau dong nyobain…?” candaku
“sok atuh,…silahken…” jawab Putri sambil menarik tanganku mendekati tubuhnya.
“sorry,.. gue becanda kok…,,” ujarku
“beneran juga nggak apa-apa” sambung Putri
“nanggung gak sih rasanya kalo cuman gitu-gitu aja” lanjut Putri memancing ku
“terus maunya gimana?” tanyaku
“nggak ngerti-ngerti juga?” jawab Putri
“ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit bingung gue” sambungku
“gue mau dientotin ama lo..beiby” balas Putri sambil menarik bajuku Kurasakan seperti ada yg mencongkel keluar
jantungku dengan pisau yg sangat tajam, tak ku sangka sebenarnya selama ini walaupun perbuatanku kepada Putri
sangat kasar, ternyata dia masih memendam hasrat yg begitu dalam padaku.
“yah…,,gue tabu…nggak tau harus gimana duluan” ujarku
“kan ada film Bokep..,, liat dari situ aja bisa kan?” balas Putri
“gue coba deh,..”jawabku Putri segera berjalan menuju kamr tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yg kukira
isinya adalah segala macam peralatan make up seperti yg biasa wanita-wanita career koleksi, tapi ternyata isinya
adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, latin, blonde, redhead, amateur, dan lain-lain. “lengakap banget,..hobby nonton ginian yah?” tanyaku sambil melihat-lihat koleksi kasetnya
“eh, ini punya temen kantor aku lagi,..nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini….enggak deh” jawab Putri
“gue kira lo hyper ” kataku bercanda
“eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat” sambungnya sambil tertawa dan terus mencari sebuah kaset yg
menurutnya sangat bagus
“nah ini dia akhirnya ketemu.” Ujar Putri sambil merapihkan kaset-kaset lain yg berantakan di atas sofa di ruang tv.
“nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidurr” sambung Putri
“emangnya kita mau nygkul? Capek?” tanyaku bercanda.
Sebenarnya suasana hatiku saat ini sangat tak karuan ada senang bercampur bingung, kata-kata yg keluar dari mulut
Putri menandakan bahwa dia sudah sangat mempercayaiku dan sangat menyayangiku, sementara aku masih bingung
dengan perasaanku sendiri Adegan film pertama di kaset itu dipenuhi dengan ciuman, Putri menyuruhku duduk diatas
tempat tidur dan dia duduk di pangkuanku.
“tau gak, itu tuh namanya foreplay” ujar Putri Mulailah Putri memagut bibirku, selama beberapa menit kami
mempertahankan posisi seperti itu. film pun berganti adegan, sekarang pemeran cowok di film itu mulai
menggerayangi tubuh pemeran wanitanya. Baju pemeran wanita di singkap keatas dan payudara wanita itu mulai
diemut oleh pemeran pria itu. “pengen deh di gituin” Putri tiba-tiba melepaskan ciuman kami dan mengatakannya,
Posisi Putri sekarang duduk berhadapan denganku, Putri duduk di pangkuanku
“ya udah,..bajunya di buka” ujarku
Putri membuka bajunya perlahan, sedikit demi sedikit gumpalan daging di dadanya itu mulai tersingkap, ukuranya
benar sangat besar, sama seperti saat pertama kali kulihat dengan tdk sengaja. Seperti orang bodoh, kedua buah
dadanya hanya kuperhatikan tanpa berbuat apa-apa
“kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya” ujar Putri ngambek
“sorry, speechless aja gue….gede amir…seumur-umur baru pernah liat yg ginian,…eh besar pula lagi dapatnya”
balasku untuk meredakan ngambeknya
“ya udah.,,, di emut dong” ujar Putri lagi kali ini diiringi dengan senyum
“nggak ahh….entar lecet, terus kalo lo mandi pasti nyeri” kataku
“jadi gimana dong?” tanya Putri
“aku jilatin aja mau nggak?” tanyaku balik Putri langsung menarik kepalaku ke arah buah dadanya, kujulurkan dan
mulai menyentuh permukaan kulit buah dadanya. Kujilat melingkar membentuk huruf O disekitar putingnya dan ujung
putingnya ku sentuh perlahan menggunakan ujung lidahku.
“Mmhh…enak beb,,,terus..,,terus.. yg kanan juga,..aahh” desah Putri yg membuatku bersemangat melakukannya.
15 menit kuserang kedua payudaranya, hanya suara desahan yg keluar dari bibir manis Putri,..saat tubuh Putri
mengelijang hebat, kurasakan ada cairan membasahi celanaku., “Put,..celana lo basah.,,” ujarku, ku biarkan dadanya
basah dan kutatap wajahnya yg sangat manis.
“iya,..gue ‘jadi’ tadi..”ujar Putri sambil menciumi pipiku Adegan di film kini berubah lagi, k0ntol si pemeran pria yg sudah
sedari tadi “tegang” mulai diurut turun naik oleh pemeran wanitanya. Dan setelah sudah cukup tegang, mulailah k0ntol
itu dimasukkan kedalam mulut wanita itu.
“mau gue gituin nggak?” tanya Putri
“udah gak usah, lain kali aja” jawabku cepat.
“nggak apa-apa, nggak usah malu…..enak lagi” balas Putri Putri segera menarik celanaku, dan langsung
menggenggam k0ntolku yg belum menegang sama sekali dibalik celana dalamku.
“gila,…gue udah hampir dua kali orgasme,…lo bediri aja belon…make obat apa?” tanya Putri
“obat apaan?,…gue aja baru sekali diginiin” jawabku Putri kemudian menarik turun celanaku.
“besar juga.,,beda dikit lah ama yg di film” ujar Putri, sambil tersenyum Putri mengenggam k0ntolku Putri mulai
menganggkat k0ntolku dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal paha selma 10 menit, rasanya seperti berenang di
awan, apa lagi saat Putri menempelkan bibirnya ke ujung kepala k0ntolku dan menghisapnya pelan..,, “udah…udah…”ujarku sambil mencoba menarik k0ntolku keluar dari mulut Putri, Tak lama setelah itu kerasakan
sesuatu keluar dari k0ntolku, tdk dapat lagi kutahan. Kupejamkan mataku dan saat ku buka, Putri masih berada dalam
posisi jongkok dan wajahnya berlumuran cairan berwarna putih yg tak lain dan tak bukan adalah spermaku.
“aku kan dah bilang,….” ujarku
“hahaha…asik…asik” bukanya marah, Putri justru tertawa kegirangan, Ku kenakan lagi celanaku dan segera
mengambil handuk di lemari untuk membersihkan spermaku di wajah Putri
“ketelen gak?” tanyaku
“dikit..” jawab Putri sambil tersenyum.
Tibalah film itu di puncak aksinya, si pemeran pria di film itu menarik turun celana dalam pemeran wanitanya dan mulai
melumat daerah kewanitaan perempuan itu.
“rebahan deh…..” ujarku Saat Putri berbaring di tempat tidur, kutempatkan tubuhku tepat diatasnya dan mulai
menciumnya lagi. Kali ini tdk terlalu lama, segera kupindahkan sasaranku ke bagian lehernya, seperti instruksi di film
itu.
“Mmhh..”suara Putri pelan Tak lama setelah itu, kedua buah dadanya kumainkan, kupijat pelan dan mulai kujilat
perlahan. Turun ke bagian perut dan anehnya lagi, tali hotpants Putri sudah tdk terikat dan sepertinya Putri tdk
mengenakan celana dalam
“cewek kok nggak pake celana dalam,” ujarku sambil mencubit pipinya
“kalo nggak ada lo sih gue pake,… tapi kalo ada lo, masa iya gue pake,..entar tiba-tiba lo minta? Gimana?” balas Putri.
Putri mulai menaikan pinggulnya dan menurunkan celananya. Sekarang Putri sudah tdk mengenakan sehelai benang
pun di tubuhnya. Semua yg selama ini tertutup kain baju ataupun celana sekarang jelas terlihat dihadapanku, pinggul
Putri lumayan besar, pantatnya montok dan yg membuatku sangat bahagia dalah memeknya yg tdk memiliki bulu
sedikitpun.
“sering cukur neng?” tanyaku
“nggak juga sih,..gak tau kenapa,, bulunya lama numbuh” jawab Putri.
Putri menarik kepalaku mendekati memeknya yg sudah basah sedari tadi. Aroma kewanitaan yg baru pernah seumur
hidup ku cium ternyata sangat wangi, mungkin karena seringnya dirawat. Perlahan mulai kujilati daging yg berada di
belahan vagiannya itu, ku mainkan suasana dengan sesekali mempercepat jilatanku di liang kemaluannya. Semakin
cepat kujilat, semakin Putri menjepit kepalaku di tengah kedua pahanya.
“kalo gue tau enaknya gak ketulungan gini,…gue minta aja yah dari awal” gumam Putri
Kali ini, kusingkap lobang kemaluannya dan ku hisap menggunakan bibir membentuk huruf O, sesuai dengan instruksi
yg ada di film itu. Putri semakin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutku agar kepalaku menjauh dari
memeknya, tetapi seperti yg ku baca di buku jika terjadi hal seperti itu kita malah sering menghentikan permainan.
Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan yg sangat besar. Ku teruskan permainanku hingga kurasakan suatu cairan
keluar membasahi lidahku.
“Keluar lagi?” tanyaku
“iya,…enak deh” jawab Putri
“ya udah,…gitu aja dulu yah,…kepala gue sakit banget, abis lo jambak tadi” ujarku
“masa udahan sih?… sorry tadi gue kelepasan jadinya narik-narik rambut kamu gitu deh…” balas Putri.
“entar baru nyambung lagi..yah” pintaku
“iya, tapi jangan lama-lama” jawab Putri, Putri hanya terbaring di tempat tidur, kututupi tubuhnya dengan selimut.
Film porno itu kami ‘pause’ sebentar. Aku segera menuju westaffel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan
pukul 03.00 pagi hari. Saat itu ku sadari bahwa sekarang dalam diriku tdk hanya ada cinta, tetapi juga ada nafsu untuk
istriku Putri. Setelah meminum segelas air, aku segera kembali ke kamar. Putri menyambutku dengan senyum penuh
rasa sayang, ku rebahkan tubuhku disampingnya. “Put.,,gue mau,..minta maaf,..kalo gue udah kasar sama lo sejak kita nikah, padahal lo juga nggak tahu apa-apa kan?
Sekarang gue ngerasa bersalah banget” ujarku
“biarin aja berlalu yg kayak gitu mah,…gak usah dipikir lagi, Putri juga udah lupa……kamu juga makin hari makin
asik….seneng aku” jawab Putri.
Saat itu terasa sangat panas, ku buka baju kaos ku dan tinggal memakai celana basket yg sejak tadi ku pakai.
“ribet banget nih selimut…”ujar Putri sambil menyingkirkan selimut yg menutupi tubuhnya Putri segera memulai lagi
adegan di film yg tadi kami ‘pause’. Putri menarik tanganku dan menempelkan telapak tanganku ke selangkagannya.
Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan k0ntolnya kedalam memek
pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam takkaruan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.
Kali ini Putri hanya terpana melihat adegan di film itu. Mungkin Putri masih takut untuk mencobanya.
“mau coba gituan?” tanya Putri
“kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga…..lo aja yg master belum siap apa lagi gue” ujarku
“kita coba tapi pelan-pelan yah…soalnya gue masih perawan” ujar Putri
“gak apa-apa nanti aja,…”jawabku
“tapi gue pengen banget..” sambung Putri
“ya uda.,,,tapi bakal sakit loh nanti..”balasku Putri mulai menaikan pinggulnya dan pantatnya kusanggah dengan
bantal.
Ku buka sedikit lebar lubang kemaluannya, memang benar. Selaput dara masih utuh dPutrilamnya, merah merona dan
terlihat segar.
“beneran masukin sekarang?” tanyaku.
“iya tapi pelan-pelan yah” jawab Putri
“iya” balasku
Kumasukkan k0ntolku perlahan kedalam memek Putri. Hangat, perih dan sempit, terasa seperti disedot vaccum
cleaner. Saat semua bagian sudah mulai terbenam, kulihat Putri meneteskan air mata. Sedih sekali melihatnya seperti
itu, kulihat darah membekas di batang k0ntolku. Sejenak kupikir untuk melepaskan k0ntolku dari dalam memek Putri.
Tetapi apa yg terjadi, Putri malah menggoyangkan pinggulnya
“sakit?’ tanyaku pelan
“udah nggak kok,…perih aja tadi, banget…” jawabnya
“mau diterusin?” tanyaku lagi
“iya..” jawab Putri manja Perlahan mulai ku maju mundurkan pinggulku, makin lama makin cepat. Putri hanya
menggumam sambil meremas buah dadanya. “ennnaaakk,,,” ujar Putri
“mmhh …guuee….keelluuaarr..” jerit Putri Orgasme Putri disusul olehku, senang sekali melihatnya malah tertawa
diakhir permainan kami.
Cairan yg keluar dari memek Putri bercampur sedikit dengan darah. “Put..sorry tadi gue keluarin di dalem..”ujarku
“nggak apa-apa kali,..kalo nanti gue bunting,,bapaknya ni anak kan elo” jawab Putri. Hanya bisa tertawa, kami berdua
tertawa sejadi-jadinya melihat perbuatan kami tadi. Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur.