Reva adalah nama panggilanku sebagai seorang gadis yang memasuki usia 23 tahun sudah sepantasnya kedua orang tuaku menyakan hubunganku dengan Galih. Ya aku memang berhubungan dengannya sejak masih sebagai pelajar di SMU yang sama. Kini kami sudah sama-sama lulus dari kampus yang sama pula, Galih dengan mudahnya dapat pekerjaan karena papanya memang memiliki sebuah perusahan sendiri.
Sedangkan aku masih harus melamar dari perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Sebenarnya mama menyuruhku untuk membantunya saja di minimarket punya keluarga kami, tapi aku bertekad untuk mencari pekerjaan. Aku lihat kerja di kantoran lebih menarik, sampai beberapa kali aku mencoba melayangkan surat lamaran dan melalui beberapa wawancara tapi belum juga ada yang memanggilku.
Untuk menghilangkan rasa jenuhku seharian di rumah akupun membantu mamaku, apalagi sekarang aku lihat Galih jarang mengajakku jalan bahkan untuk menghubungiku saja aku rasa dia sudah jarang melakukannya. Dan aku pikir dia pasti sedang sibuk dengan pekerjaaanya, aku tahu pekerjaan kantor memang selau sibuk. Tak ada keraguan dalam hatiku untuk Galih.
Karena kami sudah bahkan sering melakukan adegan layaknya dalam cerita sex, jadi tidak mungkin dia akan menghianati cintaku, dan aku yakin akan hal itu. Hingga sebulan kemudian Galih mengajakku jalan bareng aku senang sekali, ternyata dugaanku benar dia masih sayang padaku dan aku tahu diapun masih mencintaiku. Dari rumah aku dandan cukup rapi dan berangkat menuju tempat janjian kami.
Sampai di sana aku lihat Galih sudah duduk di satu kursi cafe itu “Mau pesan apa?” Katanya dan aku hanya tersenyum walau dalam hati aku merasa ada yang aneh dengan sikapnya, biasanya dia sudah tahu minuman kesukaanku dan biasanya sudah ada di meja sebelum aku datang. Dan benar saja hari itu Galih menemuiku bukan untuk jalan bareng tapi meutuskan untuk meninggalkan aku.
Aku tidak mempercayainya tapi dia beralasan kalau dia akan sibuk belakangan ini. Akupun mencoba memberinya pengertian “Aku mengerti Galih.. dan aku akan paham aku nggak akan nuntut lebih dari kamu..” Tapi rupanya rengekanku tidak di respon oleh Galih, dia tetap memutuskan kami. Meskipun aku sedikit meminta pertanggung jawabannya karena kami pernah melakukan adegan layaknya dalam cerita sex.
Namun Galih tetap ngotot untuk meutuskan hubungan kami. Dengan alasan dia sibuk dan tidak mampu membagi waktunya untukku, akhirnya akupun menerima keputusannya meskipun aku merasakan kecewa yang teramat sangat. Apalagi jika aku ingat kalau kami dulu sering melakukan hubungan layaknya sepasang suami istri seperti dalam cerita sex, aku benar-benar kecewa di buatnya.
Hingga dua bulan telah berlalu sejak hari itu, kini aku sudah memiliki sebuah pekerjaan. Sebagai sekretaris di sebuah perusahaan swasta, singkatnya akupun mengenal papa Galih secara tidak langsung ketika aku sedang rapat di sebuah hotel. Dan kebetulah perusahaan papa Galih yang menjadi partner bisnis perusahaan kami, dan aku biasa memanggilnya pak Reza.
Tapi dia memintaku untuk memanggilnya om Reza jika berada di luar kantor. Kami seringpun bertemu entah itu untuk membicarakan pekerjaan hingga hanya untuk makan bareng. filmbokepjepang.sex Sebenarnya aku tidak pernah jalan bareng dengan pria yang lebih tua terpaut jauh dariku, tapi karena tahu kalau dia adalah papa dari Galih yang ternyata memutuskan hubungan denganku hanya karena cewek lain.
Akupun menjadi ingin balas dendam padanya, yahh dengan mendekati papanya aku harap dia mengetahui hal ini suatu saat nanti. Dan akupun menjadi dekat dan lebih dekat lagi dengan om Reza, bahkan kami sudah pernah melakukan adegan layakanya dalam cerita sex. Seperti hari ini kami hendak pergi ke luar kota bareng dan perusahaanku juga sudah mengizinkan.
Karena memang om Reza yang merencanakan hal ini, dan dia dengan mudah mampu mengelabui orang kantor “Sayaang.. tiga hari kita di Bali..jadi om harap kamu senang dengan liburan kali ini..” Akupun bergelayut manja pada pundaknya, selama ini bersama om Reza aku berpikir kalau dia adalah Galih. Tapi lama kelamaan akupun merasa ada sayang padanya karena akupun sering merindukannya.
Satu hari berada di Bali aku begitu senang karena seperti biasanya om Reza selalu memanjakan aku. Mulai dari shopping hingga traveling, apalagi hotel yang dia pilih sesuai dengan seleraku bahkan aku merasa lebih mewah dari bayanganku. Malam ini kami datang dari restoran hotel yang ada di lobby dan kamipun menuju kamar hotel, filmbokepjepang.sex om Reza tidak berhenti menciumiku sejak kami masuk dalam lift.
Hingga akhirnya ketika sampai di dalam kamar diapun langsung menyosor bibirku. Dengan agak kasar juga dia dorong tubuhku hingga akupun mentok pada dinding kamar, om Reza dengan penuh nafsu menciumi seluruh tubuhku bahkan dia melepaskan pakaian yang menempel pada tubuhku. Hingga akupun telanjang bulat namun dengan posisi masih berdiri.
Tubuh om REza turun dan diapun tidak tinggal diam dengan buasnya dia membenamkan wajahnya pada memekku “EEeeeuuummmccchhhh… aaagggghh.. eeeuuummccchh… aaaggggggghhh..” Nikmat kurasakan memekku kala itu, kini mulutnya bukan hanya menciumi klitorisku namun dia terus bermain disana mengecup serta melumat habis memekku akupun menggelinjang di buatnya. Bagai cacing kepanasan aku terus mendesah juga.
Karena tidak tahan akupun menarik tubuh om Reza dan diapun mengerti, dengan berada di atas tubuhku diapun memasukkan senjatanya dan aku langsung mendesah ketika dia mulai bergerak di atas tubuhku “OOoouuugggghhh… aaaaagggggghhh… oooouuuggghh… aaaaaggggghhh.. ooouuggghh.. aaaaggghh..” Nikmatnya kontol om Reza mungkin karena ukurannya lebih gede dari kontol Galih anaknya.
Nafas om Reza semakin memburu dan akupun ikut bergerak di bawahnya “OOuuggh.. eeeuuummppphh… aaaagggghhh… aaaagggghhh.. aaaggghh..” Sungguh hebat permainan sex om Reza dia benar-benar laki-laki sejati mnurutku, karena mampu melampiaskan nafsuku. Dengan erat aku dekap pinggangnya dan kamipun kembali berciuman namun tetap saling melumat bibir kami masing-masing.
Lama kami melakukan hal itu setelah beberapa kali merubah posisi kami. Akhirnya om REzapun mengerang panjang “OOouugghhhh… ooouugghhhhhhh.. saaayaaang.. om.. suuudaaah… aaaagggggghh..” Dia dekap dengan erat tubuhku, dan akupun membalasnya dengan tubuh yang masih sama-sama lemas kamipun tertidur lelap di atas tempat tidur tersebut. Seperti pemain dalam adegan cerita sex.
Hingga keesokan harinya aku mendengar bel pintu berbunyi, aku masih malas buat bangun. Dan seperti biasa om Reza bangun namun sebelumnya dia mengecup keningku “Cantik.. ayo bangun sarapan dulu..” Aku tidak bergeming, tapi aku terkejut ketika mendengar suara yang aku kenal “Papa dengan siapa di hotel ini..” Saat aku buka mataku, aku lihat Galih dengan tatapan kaget berteriak melihatku berada di tempat tidur papanya.