Setelah menyimak daftar nomor HP wanitawanitayang butuh teman kencan melalui SMS date aku segera menyebar SMS perkenalan. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Tante Dina). Awalnya, dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin.
Ayo, masuk.., pinta wanita berambut sebahu itu sembari memberi ruang duduk di sampingnya.
Wajahnya tampak gembira sekali ketika menatap wajahku.
Ke Hotel XX, ya Bang, ujar Tante Dina kepada sang pengemudi taksi.
Cerita Sex Semuanya Berawal dari SMS sampai ke Ngentot Di dalam taksi, duduk berhimpitan bersama Tante Dina, aku seperti dibawa terbang ke awangawang. Betapa tidak, tubuhnya super montok. BRAnya kirakira berukuran 36. Dan pinggulnya, wah membuatku benarbenar gemas. Sementara tatapan matanya, seolah ada rasa dahaga yang tertahan bertahuntahun. Hmm.. rasanya itu membuatku tak sabar untuk melumatnya. Karena itu, begitu tiba di hotel aku bergegas chekin dan membongkar rahasia perasaanku di kamar nomor 102.
Di kamar hotel 102, di antara lampu remangremang, Tante Dina hanya termangu memandangiku. Matanya meneliti lekulekuk tubuhku yang masih basah habis mandi.
Sini sayang, aku pijiti. Pasti, kau capek sekali, kan, ujar Tante Dina kemudian.
Tanpa banyak kata, aku hanya menurut saja. Maklum tubuhku capek sekali setelah menempuh perjalanan Kota XJakarta. Kalau dipijiti, oh.. rasa pegal di tubuhku akan hilang. Karena itu, aku segera tidur tengkurang di ranjang dengan setengah telanjang di dekat Tante Dina.
Bagian mana dulu yang dipijit sayangku, suara Tante Dina yang mendesah membuat darahku mendesirdesir.
Terserah kaulah, jawabku singkat.
Tak lama kemudian, jemari lentiknya sudah menelusuri lekuklekuk tubuhku. Kadangkadang tangan Tante Dina nakal menggoda bagian sensitifku. Urutannya lembut, seperti menyulam setiap poripori kulitku. Beberapa saat kemudian, aku ganti menawarkan diri untuk memijit tubuh Tante Dina yang super montok. Seperti yang dia lakukan padaku tadi, aku mulai menguruturut bagian lehernya, kemudian turun ke punggung, pinggang dan paha. Setelah itu tubuhnya ku balik sehingga tidak tengkurap lagi. Kali ini aku mengurut bagian payudaranya dengan lembut. Selanjutnya aku mulai beraksi erotik. Awalnya saya membelai rambut Tante Dina dan mencium bibirnya. Dia membalasnya dengan hangat, penuh kasih sayang.
Kurebahkan dia dengan perlahan, kutatap matanya eraterat, kusingkirkan bajunya yang menutupi buah dadanya, yang sungguh merangsang diriku. Perlahan tapi pasti kulumat puting susunya dan dengan tangan kiriku kumainkan puting yang satunya lagi. Tante Dina melenguh keenakan, sungguh suara yang merdu dan hal ini membuatku greng lagi. Selang beberapa menit kemudian kuangkat kepalaku sambil tetap kumainkan tangan kiriku, kemudian kulihat pussy Tante Dina yang basah. Kulumat clitorisnya dan semua ruang vaginanya hingga Tante Dina menggelinjang berat. Ketika penisku menegang gagah perkasa, kurenggangkan kedua pahanya dan kumasukkan jariku ke lubang pussynya, kuputarputar dan kusodoksodokkan, Tante Dina pun semakin mengerang keras, sampai kusadari kalau waktu kusodokkan di bagian kanan atas, eluhannya semakin keras dan cairannya makin banyak, penasaran kupusatkan jariku di situ dan kugosokgosok bagian tersebut ternyata Tante Dina pun berteriak makin keras. filmbokepjepang.com
Cairannya keluar banyak sekali, aku pun mulai tidak sabar, kuangkat kontolku dan kusodokkan ke lubang pussynya dengan cepat, kali ini aku sodokkan terus menerus tapi rupanya kontolku masih membutuhkan waktu untuk reload sehingga spermaku tidak lekas keluar.
Tante Dina masih mengerang dengan kerasnya, dan kusodokkan penisku ke bagian kanan atas, dan yah dia pun makin melenguh keras, dan kurasakan cairannya menyemburnyembur dengan derasnya, aku makin greng dan kulihat wajahnya yang khas, wajah yang penuh kepuasan dan erangan penuh kenikmatan yang merdu, yang membuat kontol lakilaki manapun tidak tahan, dan akupun keluar lagi dengan deras di pussy Tante Dina.
Ketika aku terbangun dari tidur, sekitar tengah malam, Tante Dina telah menyediakan kopi panas dan duduk di sebelah ranjang. Tapi hasratku masih menggelora. Tidak bisa tidak aku harus beraksi lagi. Maklum, aku hanya bisa berada di Jakarta hanya sehari. Sayang kalau hanya sekali main di panggung ranjang panas. Karena itu, setelah mencicipi kopi aku segera membuka kancing BHnya kulepaskan. Tanganku bergerak bebas mengusap buah dadanya. Putingnya kupegang dengan lembut. Kami samasama hanyut dibuai kenikmatan walaupun kami masih berdiri bersandar di dinding. Kami terangsang tak karuan. Nafas kami semakin memburu. Aku merasa tubuh Tante Dina menyandar ke dadaku. Dia sepertinya pasrah. Baju daster Tante Dina kubuka. Di dalam cahaya remang dan hujan lebat itu, kutatap wajahnya. Matanya terpejam. Daging kenyal yang selama ini terbungkus rapi menghiasi dadanya kuremas perlahanlahan. Bibirku mengecup puting buah dadanya secara perlahan.
Kuhisap puting yang mengeras itu hingga memerah. Tante Dina semakin gelisah dan nafasnya sudah tidak teratur lagi. Tangannya liar menariknarik rambutku, sedangkan aku tenggelam di celah buah dadanya yang membusung. Mulutnya mendesahdesah.
Ssshh.., sshh!.
Puting payudaranya yang merekah itu kujilat berulangkali sambil kugigit perlahanlahan. Kulepaskan ikatan kain di pinggangnya. Lidahku kini bermain di pusar Tante Dina, sambil tanganku mulai mengusap usap pahanya. Ketika kulepaskan ikatan kainnya, tangan Tante Dina semakin kuat menarik rambutku. Suaranya melenguhlenguh. Nafasnya terengahengah ketika celana dalamnya kutarik ke bawah. Tanganku mulai menyentuh lagi daerah kemaluannya. Rambut halus di sekitar kemaluannya kuusapusap perlahan. Ketika lidahku baru menyentuh kemaluannya, Dia menarikku berdiri. Pandangan matanya terlihat sayu bagai menyatakan sesuatu. Pandangannya ditujukan ke tempat tidurnya.
Aku segera mengerti maksudnya. Dia minta ingin segera digenjot di atas ranjang. Dengan sebuah tarikan, tubuh Tante Dina kubaringkan terlentang, tapi kakinya masih menyentuh lantai. Mukanya berpaling ke sebelah kiri. Matanya terpejam. Tangannya mendekap kain sprei. Buah dadanya membusung seperti minta disentuh. Puting susunya terlihat berair karena liur hisapanku tadi. Perutnya mulus dan pusarnya cukup indah. Kulihat tidak ada lipatan dan lemak seperti perut wanita yang telah melahirkan. Kemudian, tanganku terus membuka kancing bajuku satupersatu. Ritsliting jeansku kuturunkan. Aku telanjang bulat di hadapan Tante Dina. Penisku berdiri tegang melihat kecantikan sosok tubuh Tante Dina.
Buah dada yang membusung dihiasi puting kecil dan daerah di bulatan putingnya kemerahmerahan. Indah sekali kupandang di celah pahanya. Tante Dina telentang kaku. Tidak bergerak. Cuma nafasnya saja turun naik. Lalu akupun duduk di pinggir kasur sambil mendekap tubuhnya. Sungguh lembut tubuhnya. Kupeluk dengan gemas sambil kulumat mesra bibir ranumnya. Tanganku meraba seluruh tubuhnya. Sambil memegang puting susunya, kuremasremas buah dada yang kenyal itu. Kuusapusap dan kuremasremas. Nafsuku terangsang semakin hebat. Penisku menyentuh pinggangnya. Kudekatkan penisku ke tangannya. Digenggamnya penisku eraterat lalu diusapusapnya.
Memang Tante Dina tahu apa yang harus dilakukan. Dipegangnya penisku yang sudah tegang dan dimasukkannya ke dalam mulutnya. Mataku terpejampejam ketika lidah Tante Dina melumat kepala penisku dengan lembut. Penisku dikulum sampai ke pangkalnya. Sukar untuk dibayangkan betapa nikmatnya diriku. Bibir Tante Dina terasa menariknarik batang penisku.
Tidak tahan diperlakukan begitu aku lalu mengerang menahan nikmat. Kubuka lebarlebar paha Tante Dina sambil mencari liang vaginanya. Kusibakkan vaginanya yang telah basah itu. Kujulurkan lidahku sambil memegang clitorisnya. Tante Dina mendesah. Kujilatjilat dengan lidahku. Kulumat dengan mulutku. Liang kemaluan Tante Dina semakin memerah. Bau kemaluannya semakin kuat. Aku jadi semakin terangsang. Seketika kulihat air berwarna putih keluar dari lubang vaginanya. Tentu Tante Dina sudah cukup terangsang, pikirku. Aku kembali pada posisi semula. Tubuh kami berhadapan. Tangannya menarik tubuhku untuk rebah bersama. Buah dadanya tertindih oleh dadaku. Tante Dina memperbaiki posisinya ketika tanganku mencoba mengusapusap pangkal pahanya. Kedua Kaki Tante Dina mulai membuka sedikit ketika jariku menyentuh kemaluannya. Lidahku mulai turun ke dadanya. Putingnya kuhisap sedikit kasar. Punggung Tante Dina terangkatangkat ketika lidahku mengitari perutnya.
Akhirnya jilatanku sampai ke celah pahanya. Tante Dina semakin membuka pahanya ketika aku menjilat clitorisnya, kulihat Tante Dina sudah tidak bergerak lagi. Kakinya kadangkadang menjepit kepalaku sedangkan lidahku sibuk merasakan kenikmatan yang telah dirasakan. Erangan Tante Dina semakin kuat dan nafasnya pun yang terus mendesah. Rambutku di tariktariknya dengan mata terpejam menahan kenikmatan.
Gimana rasanya? tanyaku lembut dengan nada manja. filmbokepjepang.com
Dia tidak menjawab. Dia hanya membuka matanya sedikit sambil menarik napas panjang. Aku mengerti. Itu bertanda dia setuju. Tanpa disuruh, aku mengarahkan penisku ke arah lubang vaginanya yang kini telah terbuka lebar. Lendir dan liurku telah banjir di gerbang vaginanya. Kugesekgesekan kepala penisku di cairan yang membanjir itu. Perlahan lahan kutekan ke dalam. Tekanan penisku memang agak sedikit susah. Terasa sempit. Kulihat Tante Dina menggelinjang seperti kesakitan.
Pelanpelan, Yang!, ujarnya berharap, suaranya terdengar sesak.
Aku sekarang mengerti. Memang aku belum berpengalaman. Kutekan lagi. Kumasukkan penisku perlahanlahan. Kutekan punggungku ke depan. sangat hatihati. Terasa memang sempit. Lalu Tante Dina memegang lenganku eraterat. Mulutnya meringis seperti orang sedang menggigit tulang. Hanya sebagian penisku yang masuk. Kubiarkan sebentar penisku berhenti, terdiam. Tante Dina juga terdiam. Tenang. Sementara itu, kupeluk tubuhnya dengan gemas sambil memainkan buah dadanya, menjilat, mengusap dan menggigitgigit lembut.
Mulutnya kukecup sambil lidahnya kumainkan. Kami memang sudah sangat bernafsu dan terangsang.
Mau diteruskan..? tanyaku kemudian.
Tante Dina membuka matanya. Di bibirnya terlihat senyum manis yang menggairahkan. Kutekan penisku ke dalam. Kemudian kutarik ke belakang perlahanlahan. Kuhentakkan perlahanlahan. Memang sempit kemaluan Tante Dina, mencengkram seluruh batang penisku. Penisku terasa seperti tersedot di dalam vaginaya. Kami mulai terangsang! Penisku mulai memasuki kemaluan Tante Dina lebih lancar. Terasa hangatnya sungguh menggairahkan. Mata Tante Dina terbuka menatapku dengan pandangan yang sayu ketika penisku mulai kukeluarmasukkan. Bibirnya dicibirkan rapatrapat seperti tidak sabar menunggu tindakanku selanjutnya. Sedikit demi sedikit penisku masuk sampai ke pangkalnya.
Tante Dina mendesah dan mengerang seiring dengan keluarmasuknya penisku di kemaluannya. Kadangkadang punggung Tante Dina terangkatangkat menyambut penisku yang sudah melekat di kemaluannya. Berpuluhpuluh kali kumajumundurkan penisku seiring dengan nafas kami yang tidak teratur lagi. Suatu ketika aku merasakan badan Tante Dina mengejang dengan mata yang tertutup rapat. Tangannya memeluk eraterat pinggangku. Punggungnya terangkat tinggi dan satu keluhan berat keluar dari mulutnya secara pelan.
Denyutan di kemaluannya terasa kuat seakan melumatkan penisku yang tertanam di dalamnya. Goyanganku semakin kuat. Lehernya kurengkuh erat sambil badanku rapat menindih badannya. Ketika itu seolaholah aku merasakan ada denyutan yang menandakan air maniku akan keluar. Denyutan yang semakin keras membuat penisku semakin menegang keras. Tante Dina mengimbanginya dengan menggoyangkan pinggulnya. Goyanganku semakin kencang. Kemaluan Tante Dina semakin keras menjepit penisku. Kurangkul tubuhnya kuatkuat. Dia diam saja. Bersandar pada tubuhku, Tante Dina lunglai seperti tidak bertenaga. Kugoyang terus hingga tubuh Tante Dina seperti terguncangguncang. Dia membiarkan saja perlakuanku itu. Nafasnya semakin kencang.
Dalam keadaan sangat menggairahkan, akhirnya aku sampai ke puncak. Air maniku muncrat ke dalam kemaluan Tante Dina. Bergetar badanku saat maniku muncrat. Tante Dina mengait pahaku dengan kakinya. Matanya terbuka lebar memandangku. Mukanya serius. Bibir dan giginya dicibirkan. Nafasnya terengahengah. Dia mengerang agak kuat. Waktu aku memuntahkan lahar maniku, tusukanku dengan kuat menghunjam masuk ke dalam. Kulihat Tante Dina menggelepargelepar. Dadanya terangkat dan kepalanya mendongak ke belakang. Aku lupa segalagalanya.
Untuk beberapa saat kami merasakan kenikmatan itu. Beberapa sodokan tadi memang membuat kami sampai ke puncak bersama sama. Memang hebat. Sungguh puas. Memang inilah pertama kalinya aku melakukan senggama dengan orang lain selain istriku. Walaupun dia seorang janda yang sudah berumur, bagiku dia adalah wanita yang sangat cantik. Waktu kami melakukan senggama tadi, kami berkhayal entah kemana. Tante Dina memang hebat dalam permainannya. Sebagai seorang yang tidak pernah merasakan kenikmatan persetubuhan dengan orang lain selain istriku, bagiku Tante Dina betulbetul memberiku surga dunia. Aku terbaring lemas di sisi Tante Dina. Mataku terpejam rapat seolah tidak ada tenaga untuk membukanya. Dalam hati aku puas karena dapat mengimbangi permainan ranjang Tante Dina. Kulihat Tante Dina tertidur di sebelahku. Dia mengaku puas sekali. filmbokepjepang.com
Kamu memang hebat, penismu luar biasa..!, katanya dengan nada meronta.
Anehnya, ketika aku merasa capek, Tante Dina malah mengocokkan batang penisku. Suaranya mengibaiba membangkitkan gairahku.
Kau suka?, tanyaku.
Dia tersenyum. Dia mengangguk tanda suka. Saat itu juga tanganku memegang buah dadanya. Tangannya mengocok terus penisku. Penisku tegang lagi. Kami jadi terangsang lagi.
Kau mau lagi?, tanyaku dengan suara manja.
Dia tersenyum manis. Apa yang kuimpikan kini benarbenar menjadi kenyataan. Perlahanlahan kubuka selimutnya. Kulihat kaki Tante Dina sudah mengejang. Sedikit demi sedikit terus kutarik selimutnya ke bawah. Segunduk daging mulai terlihat. Uff.., detak jantungku kembali berdegup kencang. Kunikmati kembali tubuh Tante Dina tanpa perlawanan. Gundukan bukit kecil yang bersih, dengan bulubulu tipis yang mulai tumbuh di sekelilingnya, tampak berkilat di depanku. Kurentangkan kedua kakinya hingga terlihat sebuah celah kecil di balik gundukan bukit Tante Dina.
Kedua belahan bibir mungil kemaluannya kubuka. Melalui celah itu kulihat semua rahasia di dalamnya. Aku menelan air liurku sendiri sambil melihat kenikmatan yang telah menanti. Kudekatkan kepalaku untuk meneliti pemandangan yang lebih jelas. Memang indah membangkitkan birahi. Tak mampu aku menahan ledakan birahi yang menghambat nafasku. Segera kudekatkan mulutku sambil mengecup bibir kemaluan Tante Dina dengan bibir dan lidahku. Rakus sekali lidahku menjilati setiap bagian kemaluan Tante Dina. Terasa seperti tak ingin aku menyianyiakan kesempatan yang dihidangkannya. Setiap kali lidahku menekan keras ke bagian daging kecil yang menonjol di mulut vaginanya, Tante Dina mendesis dan mendesah keenakan. Lidah dan bibirku menjilat dan mengecup perlahan. Beberapa kali kulihat dia mengejangkan kakinya. Aku tak peduli bau khas dari liang kemaluan Tante Dina memenuhi relung hidungku. Malah membuat lidahku bergerak semakin menggila. Kutekan lidahku ke lubang kemaluan Tante Dina yang kini sedikit terbuka. Rasanya ingin kumasukkan lebih dalam lagi, tapi tidak bisa.
Mungkin karena lidahku kurang keras. Tetapi, kelunakkan lidahku itu membuat Tante Dina beberapa kali mengerang karena nikmat. Dalam keadaan sudah terangsang, kutarik tubuh Tante Dina ke posisi menungging. Ia menuruti permintaanku dan bertanya dengan nada manja.
Aku kau apakan, sayang?, bisiknya.
Aku diam saja. Kuatur posisinya. Tangannya meremas sprei hingga kusut. Air mani Tante Dina sudah membasahi kemaluannya. Kubuka pintu kemaluannya. Kulihat dan perhatikan dengan seksama. Memang aku tidak pernah melihat kemaluan wanita serapat itu.
Bau anyir dan bau air maniku bercampur dengan bau asli vagina Tante Dina yang merangsang. Bau vagina seorang wanita! Jelas semua! Bulu kemaluan Tante Dina yang lembab dan melekat berserakan di sekitar vaginanya. Kusibakkan sedikit untuk memberi ruang.
Kumasukkan jari telunjukku ke dalam lubang vaginanya. Kumainmainkan di dalamnya. Kulihat Tante Dina menggoyang punggungnya. Kucium dan kugigit daging kenyal punggungnya yang putih bersih itu. Kemudan kurangkul pinggangnya. Kumasukkan penisku ke liang vaginanya. Pinggang Tante Dina seperti terhentak. Perlahanlahan kutusukkan penisku yang besar panjang ke lubang vaginanya dengan posisi doggystyle. Tusukanku semakin kencang. Nafsu syahwatku kembali sangat terangsang. Kali ini berkalikali aku mendorong dan menarik penisku. Hentakanku memang kasar dan ganas. Kuraih pinggang Tante Dina. Kemudian beralih ke buah dadanya. Kuremasremas semauku, bebas. Rambutnya acakacakan. Lama juga Tante Dina menahan lampiasan nafsuku kali ini. Hampir setengah jam.
Tusukanku memang hebat. Kadang cepat, kadang pelan. Kudorongdorong tubuh Tante Dina. Dia melenguh. Dengusan dari hidungnya memanjang. Berkalikali. Seperti orang terengahengah kecapaian.
Ehh.. ek, Ekh, Ekh.
Akirnya aku merasakan air maniku hampir muntah lagi. Waktu itu kurangkul kedua bahu Tante Dina sambil menusukkan penisku ke dalam. Tenggelam semuanya hingga ke pangkalnya. Waktu itulah kumuntahkan spermaku. Kutarik lagi, dan kuhunjamkan lagi ke dalam. Tiga empat kali kugoyang seperti itu. Tante Dina terlihat pasrah mengikuti hentakanku. Kemudian kupeluk tubuhnya walaupun penisku masih tertancap di dalam kemaluannya. Kueluselus buah dadanya. Kudekati mukanya. Kami berciuman. Begitu lama hingga terasa penisku kembali normal. Tante Dina sepertinya kelelahan. Keringat bercucuran di dahi kami. Kami telentang miring sambil berpelukan. Tante Dina terlihat lemas lalu tertidur. Melihat Tante Dina begitu, dan hujan masih belum reda, birahiku bangkit kembali. Kurangkul tubuh Tante Dina dan aku bermain sekali lagi. Tak terasa, kami berdua seperti bermandikan air mani. Setelah itu, kami terkapar berdua.
Ketika aku bangun hari sudah siang. Sekitar jam 12.00 aku buruburu chekout dan pulang ke KotaX. Ternyata Tante Dina masih mau kencan lagi denganku. Tapi entah kapan waktunya, dia belum memastikan dan akupun belum memikirkannya. filmbokepjepang.com
Kau memang lelaki KotaX tulen. Tenangtenang menghanyutkan. Lemah lembut, tapi luar biasa dahsyat, bisik Tante Dina ketika mengantarku ke Stasiun Gambir.
Setelah kencan mesra di Jakarta tiga bulan lalu, Tante Dinajanda 33 tahun asal Jakarta, sering kirm SMS mesra padaku. Katanya, dia merindukan sentuhanku. Sesungguhnya aku sangat ingin mengulangi kencan mesraku dulu. Tapi waktu tak memungkinkan. Karena itu, aku harus putar otak agar ganti dia yang datang ke KotaX, tempat tinggalku. Bagaimanakah aku harus memaksanya datang ke KotaX? Aku harus cari akal.
Sekedar untuk diingat, aku mengenal Tante Dina setelah menyimak daftar nomor HP wanitawanita yang butuh teman kencan melalui SMS di internet. Awalnya aku hanya menyebar SMS perkenalan kepada sejumlah wanita. Hasilnya, SMSku dapat jawaban dari seorang wanita 33 tahun asal Jakarta (sebut saja namanya Tante Dina). Ketika bercakapcakap denganku via telepon, semula dia merasa terkejut dan mengaku tak pernah mencari teman kencan pria lewat SMS. Namun setelah berdialog beberapa saat, akhirnya dia mengakui bahwa dirinya adalah seorang wanita yang kesepian. Bahkan, dia malah memintaku datang ke Jakarta dan segala biaya akan dijamin. Tanpa pikir panjang, aku menyatakan siap. Dengan memanfaatkan sebuah kamar hotel berbintang, kami bisa saling memuaskan hingga beberapa ronde.
Sejak kencan pertama itulah, dia sering SMS dan memintaku datang ke Jakarta lagi. Sejujurnya, aku senangsenang saja melihat rintihannya, rengekannya, dan segala kemanjaannya. Namun, ketika aku ingin memenuhi permintaannya, aku tak bisa cuti dari kantor tempat kerjaku.
Banyak pekerjaan yang belum kau selesaikan, kenapa harus cuti? Apa kau tak mau promosi jabatan? tukas manajer personaliaku.
Peringatan manajer personaliaku itu membuatku benarbenar tak berani nekat bolos ke Jakarta. Karuan saja, hatiku gundah. Sementara Tante Dina semakin gencar mengirmkan SMSSMS rindunya.
Ayu dong, say. Dahagaku rasanya sudah tak tertahan. Tegakah kau?
Setelah beberapa hari merenungrenung, akhirnya aku punya ide. Aku rayu saja dia melalui email erotic. Ya, aku harus memaksanya datang kemari dengan rayuanrayuan email eroticku.
Kiriman email pertamaku seperti ini isinya: Tante Dinaku, sayang.. Kau tahu, jika aku bisa bertemu denganmu di kotaku, aku akan mengajakmu pergi tempat yang jauh dan menggairahkan jiwa. Akan kuajak kau ke tempat secret untuk berdua saja, biar aku bisa mereguk kemontokan tubuhmu. Bila memang hubungan semacam itu yang kau cari, maka akan kubawa kau ke kamar yang gelap dan rahasia. Kemudian akan kumanjakan kau dengan jutaan rasa nikmat.
Setiap kali mengirim email, aku selalu mengimajinasikan pengalaman eroticku padanya. Seperti ini contohnya: Tante Dinaku, jika kau datang padaku, aku akan melahirkan syurgasyurga baru untukmu. Kau tahu kan, awalnya pasti aku akan kuminta kau berbaring, melepas gaun, juga BHmu. Selanjutnya akan kupijitpijit lehermu, bahumu, pinggangmu, hingga pahamu dengan sentuhan selembut sutra. Kemudian akan kujamah gundukan daging kembar yang menghiasi dengan indahnya dadamu. Tapi diamlah, akan kubelaibelai payudaramu dengan jemariku, juga dengan lidahku secara bergantian.
Biarkan saja jika penisku menegang. Aku ingin membuat payudaramu menjadi kenyal sampai kau mendesisdesis. Dan, biarkan saja aku terpana melihat tubuhmu putih dan mulus. Biarkan saja kujilati leher jenjangmu. Menggerinjallah bila kau memang ingin menggerinjal. Oh.. puting susumu mulai mengeras dan begitu menggelitik telapak tanganku. Segera kueluselus puting susu yang indah itu dengan telapak tanganku. (Oh.. kau tersentak menghadap ke atas sambil memejamkan matanya.)
Tapi tetaplah diam. Ibu jariku dan telunjukku akan memilinmilin puting susu sebelah kirimu. Kemudian aku ganti menyedotnyedot puting susuMu. (Oh.. puting susumu semakin lama makin bertambah keras). Setelah itu mulutku kini pindah merambah bukit membusung sebelah kanan. Apa yang kuperbuat pada belahan indah sebelah kiri tadi, kuperbuat pula pada yang sebelah kanan ini. Payudara sebelah kananmu tak luput menerima jelajahan mulutku dengan lidahnya yang bergerakgerak dengan kukulum ujung payudaramu, lalu kujilati dan kugelitiki puting susumu yang tinggi.
Lidahku tetap tak hentihentinya menjilati puting susumu yang sudah demikian kerasnya. Sementara itu tanganku mulai bergerak ke arah bawah. Kurenggangka pahamu pelan2. Kulepas pula kain satusatunya yang masih menutupi tubuhmu yang memang sintal itu. Dan akhirnya tubuh mulus guru sekolahku itu pun terhampar bugil di depanku, siap untuk kunikmati. filmbokepjepang.com
Tak ayal, jari tengahku mulai menjamah bibir vaginamu. Tenanglah, mendesahlah kalau ingin mendesah, akan kutelusuri sekujur permukaan bibir vagina itu secara melingkar berulangulang dengan lembutnya. (Oh.. payudaramu semakin membusung menjulang tinggi)
Ooohhm, penisku jadi berdenyurdenyut! Tapi jari tengahku mulai menjamah gundukan daging kecil berwarna kemerahan yang terletak di bibir vaginamu yang mulai dibasahi cairancairan bening. Mulamula kuusapusap daging kecil yang bernama klitoris ini dengan perlahanlahan. Lamakelamaan kunaikkan temponya, sehingga usapanusapan tersebut sekarang sudah menjadi gelitikan, bahkan tak lama kemudian bertambah lagi intensitasnya menjadi sentilan.
Hm, klitorimus makin bertambah merah akibat sentuhan jariku yang bagaikan sudah profesional, membuat tubuhmu semakin menggerinjalgerinjal tak tentu arahnya. Tapi tetaplah tenang, aku akan menambah kecepatan gelitikanku pada klitorismu biar vaginamu dibanjiir cairancairan kenikmatan yang terus mengalir dari dalam lubang keramat yang masih sempit itu.
Puas menjelajahi klitorismu, jari tengahku mulai merangsek masuk perlahanlahan ke dalam vagina. Setahap demi setahap kumasukkan jariku ke dalam vaginanya. Mulamula sebatas ruas jari yang pertama. Kemudian perlahanlahan jariku kutusukkan lebih dalam lagi. Sementara lidahku mulai menjilati bibir vaginamu berputarputar. Menjeritlah bila ingin menjerit, tapi lidahku akan terus mengkorekkorek semua permukaan kulit vaginamu dan tanganku akan terus mengosokgosok klitorismu.
Tak lama kemudian, lidahku ganti menyedotnyedot ujung klitorismu. Sedang tanganku ganti mengokrek liang vaginamu. (Oh.. kau mengerjapngerjap ketika klitorismu kusedot kuatkuat dan jemariku menggosok liang vaginamu lebih cepat dan makin dalam lagi.) Tenang saja, aku tidak akan menusukkan penisku ke dalam vaginamu. Aku hanya ingin membuatmu orgasme tanpa harus kusetubuhi dengan penisku.
Gosokan jariku ke dalam vaginamu makin kupercepat, terusmenerus, sambungmenyambung. Bahkan tambah lama bertambah tinggi temponya. Akibatnya, kau sanggup berbuat apaapa lagi kecuali hanya menjeritjerit tidak karuan. Apalgi ketika lidahku menyedot isi klitorismu kuatkuat dan senmakin kuat, kau seakanakan terbang melayang sampai langit ketujuh. Matamu terpejam sementara tubuhmu bergetar dan menggelinjang keras. Tak lama kemudian kaumenejang dan ada cairan meleleh yang meleleh keluar dari vaginamu.
Dan itu membuatku terangsang. Ketika aku makin terangsang, akhirnya kugosokgosok batang penisku itu dengan tanganku sendiri. Lama sekali, kemudian penisku kuarahkan ke payudaramu dan kujepit dengan kedua susu payudamu. Setelah kugosokgisikan penisku di bali jepitan kedua payu daramu. Makin lama, kugosok makin cepat dan semakin cepat. Hasilnya, cairancairan kental berwarna putih muncrat dari ujung penisku. Sebagian mengenai wajamu. Ada pula yang mengenai payudara dan bagian tubuhmu yang lain.
Singkat cerita, Tante Dina jadi sering minta dikirimi email erotic. Tapi jika kebetulan aku tak bisa buka internet dia memaksaku untuk mengirimi SMS erotic.
Ayo dong Say, Aku sedang in nih. Rasanya haus sekali vaginaku, pinta suatu ketika, Rayulah aku, cumbulah aku dengan SMS mesramu. Aku sudah siapkan penis electrik di sampingku. Ayoo, dong antar aku ke gunung panas biar terobati dahagaku.
Aku tak kuasa menolak jika Tante Dina merontaronta dan selalu mendesahdesah mengharapkan sentuhan asmaraku. Tidak bisa tidak, aku harus mengerahkan jarijariku untuk pencet huruf demi huruf untuk memuaskan hasrat sex Tante Dina.
Kau mau kan, rintih Tante Dina di tengah malam melalui HPku.
Oke, deh say, jawabku. Dan tangankupun menari di atas HPku:
Begini kalimat pertama yang kukirim via SMS: Anggap saja aku sudah ada disampingmu. Kini berbaringlah. Biar kurobek saja ya gaunmu, kuserobot CDmu, dan kutindih tubuhmu
(Tante Dina membalas SMS mesra. Katanya, dia sudah siap menerima dengan segala actionku)
Kemudian aku mengirim SMS lagi padanya: Oh.. puting susumu yang coklat itu, rasanya aku kutelan dengan lidahku, dan bibir vaginamu itu pun ingin kusedot dan jilat dengan lidahku yang dahaga ini (dia membalas dengan kalimat mendesahdesah haus dan manja: aku sudah menunggumu say.. jawabnya)
Aku segera membalasnya: Buka pahamu, say: jariku akan menarinari di liang vaginamu. Dan biarkan lidah menggeliatgeliat di puting susumu: Apa yag kau rasa. Hmm putingmu sudah mengeras Say? Oh.. aku suka itu, aku kugigit pucuknya akan kugosokgodok dagingnya yang mengenyakkenyal. Mendesislah. Oh vaginamu sudah basah say? Mana buka pahamu lebarlebar, akukan sedot cairannya dan kutelan sebagai obat dahaga.
(Tante Dina membalas SMS, intinya dia sudah tak tahan)
Sekarang gantian kau yang mainkan aku, lihat cockku sudah tegang berdiri, kepalanya mengkilat berdenyutdenyut..
Ya say, hmm.. aku sudah tak sabar, jilatlah penisku dari ujung sampai pangkal. Gosokgosok batangnya dengan lembut, tanganku akan tetap membelaibelai liang vaginamu biar makin licin.
Dia membalas SMS mesra dan sanggup menjilati penisku:
Oh.. ohh.. sst.. enak say, terus, gini saja kangkangi mukaku dengan 2 pahamu, biar lidahku mengkorek vaginamu, dan mulutmu teruslah menyedot penisku. Oke duduki saja mulutku dengan mulut vaginamu, biar clitorismu kusedotsedot, tapi kau jangan diam ayo mainkan aku dong saayy.. Hhh..
(Tante Dina membalas SMS, dia sangup melumat batang penisku danmenguruturutnya dengan lidah)
Hmm.. kini aku sudah tak sabar, berbaringlah say, buka pahamu lebarlebar, dan mana liang vaginamu, penisku sudah ingin menusuknusuknya, menggenjotnya, sampai kau merontaronta.
O, penisku susah masuk say, tolong bantuin pakai tangamu, tanganku akan terus memuntirmuntir susumu, kau sudah siap menerima penisku kan?
Ayo bantuin masukkan penisku dong, say.. Hhmm Yah bagus, enak gila oh.. ohh.. goyang terus say, penisku akan kusodoksodok masuk ke vaginamu, maju mundur, oh.. kau mengerang say, merintihrintih?
Aku terus bergoyang menyodok vaginamu, makin lama makin cepat, sementara tanganku terus memilinmilin putingmu kadang lidahku menyerobot putinmu dan kugigitgigit.
Hm kau menggelinjang say? Oh.. cairanmu makin banyak, penisku basah kuyup, ah.. susumu makin membusung keras say dan desahanmu itu hmm..
Ah, kamu ganti tengkurap saja say, tapi angkat bokongmu, biar aku bisa menyodok vaginamu dari belakang,
Oke say, angkat bokongmu tinggitinggi, biar penisku bebas menyoodk vaginamu, mana lubangnya, eit sleep ohm, enak, sekarang aku bergerak maju mundur, kau mendesahdesah.
Sodokanku makin lama makin cepat dan buas, sementara tanganku memilinmilin puting susumu, (Apa yang kau rasa?)
AH, kini ganti kau yang di atas say, aku ingin lihat permainanmu, tenang saja, putung susumu akan ku buat terus menggelinjang. Ya, duduki saja penisku dengan bibir vaginamu, terus gosokgosoklah dengan goyangan erotic plus ngebor gaya inul. Penisku pasti akan mengejangkanmu.
Tenang saja say, kalau mainmu dahsyat, aku pasti akan lebih dahsyat membuatmu tak berdaya, kini aku menunggu bentuk goyanganmu. Ohh.. indah sekali goyangmu SAY, hmm, tapi kau berbaring lagi saja, penisku akan menusuk vaginamu dari atas, ohh.. vaginamu sudah banjir?
Hanya dengan SMSSMS semacam itulah, Tante Dina mengaku bisa orgasme, tapi dengan bantuan penis elektric yang dia beli dari sexshop. Bahkan, kadang bukan hanya sekali saja orgasmenya, tapi sampai dua hingga tiga kali. Sedang SMSSMSku dijadikan pengantar perangsang cairan vaginanya. Bila vaginanya sudah basah oleh rayuan SMS erotic, Tante Dina mengaku memainkan penis elketricnya dengan mata ditutup rapat kemudian membayangkan seolaholah aku benarbenar hadir di sampingnya. Hmm sebuah perilaku yang menggemaskan bagiku.